BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. Page 1

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAPPEDA KABUPATEN LAHAT

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KERJA (RENJA) BAPPEDA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

RENCANA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD SAMPAI DENGAN TRIWULAN II TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil di

BAB I PENDAHULUAN I - 1

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

Bab II Perencanaan Kinerja

LEMBARAN DAERAH KOTA SUKABUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BPMD

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

RENCANA STRATEGIS TAHUN

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB II RENCANA STRATEGIS

Pemerintah Kota Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

efektivitas dan efisiensi. Dengan modal tersebut diharapkan pemerintahan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Governance), baik dari tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pada tahap BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna

BUPATI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Bab I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung Tahun Latar Belakang. B a b I P e n d a h u l u a n 1

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

RENCANA KERJA (RENJA) PEMBANGUNAN DINAS PU. PENGAIRAN KABUPATEN MUSI RAWAS

BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

Kegiatan perencanaan dan penganggaran Pemerintah Daerah yang diatur

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

RENCANA KERJA TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

RANCANGAN AKHIR RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN KUDUS TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN 2016

PROGRAM, DAN KEGIATAN

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

RENCANA KERJA DINAS PEKERJAAN UMUM

PENDAHULUAN BAB I A. MAKSUD DAN TUJUAN LAPORAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM, DAN KEGIATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

Daftar Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan perencanaan Pembangunan Daerah Kota Parepare Tahun PENANGGUNG JAWAB

RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Transkripsi:

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas. Kondisi tersebut diatas sangat erat kaitannya dengan keberadaan institusi perencana dalam hal ini Bappeda yang membantu Kepala Daerah dalam Perencanaan Pembangunan Daerah. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, Bappeda masih menghadapi beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur perencanaan, pengendalian dan evaluasi daerah yang terbit pada pertengahan tahun rencana atau setelah proses perencanaan selesai dan final; 2. Belum terbangunnya sistim data ; 3. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan ; 4. Belum optimalnya penelaahan usulan masyarakat oleh SKPD 5. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan dengan SKPD sehingga terjadi ketidakselarasan output dan outcome yang dihasilkan; 6. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan 3.2. Telaahan Visi, Misi, dan Program Daerah Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih Sejahtera, Mandiri, Berbudaya dan Terintegrasikannya Sistem E-Government menuju Smart Regency pada Tahun 2021 berkorelasi dengan tugas dan fungsi Bappeda yaitu : 1. Mewujudkan perencanaan yang berkualitas Perencanaan yang berkualitas akan menjadi landasan yang baik dalam upaya mewujudkan visi daerah. Hasil perencanaan daerah akan akomodatif terhadap dinamika dan aspirasi masyarakat, sehinga secara efektif dan efisien dapat mewujudkan visi, misi dan tujuan daerah. Perencanaan daerah dilandaskan pada kerangka berpikir global dan bertindak untuk kepentingan lokal (think globally Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 1

act locally). Hal ini dimaksudkan bahwa perencanaan daerah dapat memberikan arah yang tepat bagi proses daerah sehingga mampu meningkatkan kapasitas daerah dan masyarakat menghadapi arus globalisasi yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan daya saing daerah. 2. Mewujudkan perencanaan yang partisipatif Perencanaan partisipatif adalah proses perencanaan yang mampu mengakomodir secara obyektif berbagai kebutuhan dan aspirasi masyarakat agar dapat menghasilkan perencanaan yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu dalam setiap pengambilan keputusan memerlukan keterlibatan seluruh lapisan masyarakat termasuk di dalamnya adalah perempuan. Misi meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatkan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat didukung melalui tujuan yang telah ditetapkan Bappeda, yaitu : 1. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan evaluasi daerah Perencanaan daerah merupakan sub sistem dari sistem perencanaan nasional. Sistem perencanaan mengedepankan pada pendekatan perencanaan partisipatif yang berlandaskan pada prinsip keterbukaan dan partisipasi aktif seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) dengan menerapkan prinsip kesetaraan dan keadilan. Pemantapan sistem perencanaan daerah ditempuh dengan mengedepankan partisipatif aktif stakeholders agar mampu menghasilkan perencanaan yang bersifat komprehensif, dan holistik atau menyeluruh, sehingga mampu memberikan arah kebijaksanaan dan menciptakan iklim kondusif bagi keterlibatan aktif stakeholders dalam keseluruhan proses daerah yang akan mendukung upaya peningkatan tata kelola pemerintahan menjadi lebih baik. Pengendalian pelaksanaan rencana dimaksudkan untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran yang Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 2

tertuang dalam RKPD sebagai penjabaran tahunan dari RPJMD sehingga dapat tepat sasaran sebagaimana yang telah ditetapkan. Evaluasi pelaksanaan Rencana adalah bagian dari kegiatan perencanaan yang secara sistematis mengumpulkan dan menganalisis data dan untuk menilai pencapaian sasaran, tujuan, dan kinerja. Evaluasi ini dilaksanakan berdasarkan indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam dokumen rencana dalam rangka perencanaan. Institusi perencana harus dapat meningkatkan kemampuan menyediakan data atau dengan cepat, tepat dan akurat. Data dan dapat diakses oleh seluruh komponen masyarakat. Upaya ini akan mendukung terwujudnya pelayanan prima bagi masyarakat. 2. Mewujudkan pelayanan yang handal Sebagai penggerak perencanaan, SDM perencana menjadi sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan proses perencanaan. Kualitas perencanaan sangat tergantung pada kemampuan dan keahlian para perencana secara teknis maupun kemampuan lain yang bersifat intersektoral multidisipliner dan berpikir komprehensif. Peningkatan kualitas SDM merupakan peningkatan kualitas individu dalam mengemban beban tugas masing-masing dalam organisasi. Peningkatan profesionalisme merupakan upaya peningkatan kinerja terkait dengan kesetiaan, logika dan etika. Meningkatkan kapasitas instansi perencanaan dengan mengupayakan untuk senantiasa meningkatkan kemampuan baik personil maupun kelembagaan merupakan upaya untuk mewujudkan pelayanan yang handal kepada semua pihak. Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 3

Tabel 3.1 Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Daerah Visi : Terwujudnya masyarakat Sleman yang lebih sejahtera, mandiri, berbudaya dan terintegrasikannya sistem e-governance menuju Smart Regency pada Tahun 2021 No Misi dan Program Pelayanan Faktor KDH dan Wakil KDH SKPD terpilih Penghambat Pendorong 1. Misi1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e- gov yang terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat Pendampingan penyusunan perencanaan, pengendalian dan evaluasi ke SKPD pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan Program perencanaan daerah sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH Program Pengembangan Komunikasi Informasi dan Media Massa dan Pengembangan pengelolaan keuangan dan kekayaan daerah Program kerjasama Program pelayanan administrasi perkantoran sarana dan prasarana aparatur kapasitas sumber daya aparatur Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah Program pengembangan data//statisti k daerah Layanan data dan Belum ada instrumen yang baku dan jelas dalam menganalisis korelasi antara program yang satu dengan program lainnya dalam mendukung pencapaian sasaran maupun misi daerah Belum seluruh jenis data pada profil data dapat terisi 1. Sudah terbentuknya Pokja/penga mpu perencanaan dan Pengendalian per SKPD 2. Sudah terbangun e- planning melalui sistem perencanaan pembanguna n daerah (Simrenda) Sudah terbangun sistem profil data secara online Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 4

No Misi dan Program KDH dan Wakil KDH terpilih Program pengembangan data dan kualitas pelayanan publik Program pengkajian dan penelitian bidang Iptek 2 Misi 2 : Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas dan menjangkau bagi semua lapisan masyarakat Program perencanaan sosial budaya 3. Misi 3 : Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas dan kemampuan ekonomi rakyat, penanggulangan kemiskinan Program perencanaan ekonomi Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi rawa dan jaringan pengairan lainnya Pelayanan SKPD Layanan perijinan KKN, PKL dan Penelitian Layanan Pengembangan Iptek Layanan data dan bidang sosial budaya Layanan data dan bidang ekonomi Penghambat Kepuasan masyarakat terhadap kenyamanan ruang pengurusan perijinan masih kurang Kurangnya inovasi Belum seluruh jenis data pada profil data sosial budaya dapat terisi Belum seluruh jenis data pada profil data bidang ekonomi dapat terisi Faktor Pendorong Sudah terbangun sistem aplikasi pelayanan perijinan 1. Adanya pedoman roadmap SIDa (Sistem Inovasi Daerah) 2. Adanya website Bappeda sebagai sarana dan publikasi yang interaktif Sudah terbangun sistem profil data pembanguna n secara online Sudah terbangun sistem profil data pembanguna n secara online Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 5

Misi dan Program No KDH dan Wakil KDH terpilih 4. Misi 4 : Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan sumber daya alam, penataan ruang, lingkungan hidup dan kenyamanan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam Program perencanaan tata ruang Pelayanan SKPD Layanan penataan ruang Penghambat Adanya perbedaan batas wilayah yang diatur dalam Permendagri dan Perda RTRW Faktor Pendorong Sudah adanya system berbasis Citra dan kajian rencana rinci 3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra DIY Dalam rangka mengintegrasikan, dan mensinergikan perencanaan antara pusat dan daerah maka diperlukan penyandingan antara sasaran pada Renstra KL, yaitu Bappenas dan Renstra Provinsi, yaitu Bappeda DIY sebagaimana tabel di bawah ini : Tabel 3.2 Sasaran Dalam Renstra Bappenas, Bappeda DIY dan Bappeda Sleman SASARAN BAPPENAS Tercapainya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar daerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah, maupun antara SASARAN BAPPEDA DIY Keterpaduan program/kegiatan meningkat SASARAN BAPPEDA SLEMAN Meningkatnya kualitas perencanaan daerah PERMASALAHAN Adanya potensi perbedaan arah kebijakan program mengingat periodisasi yang berbeda-beda antara Pusat, Provinsi dan Kabupaten Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 6

SASARAN BAPPENAS perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan SASARAN BAPPEDA DIY Konsistensi antara program kegiatan yang telah dilaksanakan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya SASARAN BAPPEDA SLEMAN Meningkatnya kualitas pengendalian daerah Meningkatnya kualitas evaluasi daerah PERMASALAHAN Perbedaan nomenklatur program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh pusat dengan yang dilaksanakan oleh Provinsi dan Kabupaten - Tersedianya data statistik yang akutantable (up to date, valid dan kemudahan akses untuk publik) untuk mendukung perencanaan Meningkatnya peran Kementrian PPN/Bappenas terkait koordinasi kebijakan nasional lainnya. Terlaksananya peningkatan kapasitas kelembagaan Kementerian PPN/Bappenas Meningkatnya kualitas data dan daerah - - - Meningkatnya kualitas layanan Keterlambatan penyajian data statistik karena menunggu hasil SUSENAS yang tersedia mendekati akhir tahun anggaran Masih lemahnya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP dan SP Secara umum, telah ada keselarasan antar sasaran dari instansi Pusat, Provinsi maupun Kabupaten. Lebih lanjut sasaran-sasaran tersebut akan dijabarkan melalui indikator kinerja sasaran beserta target per tahunnya. Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 7

Dalam upaya pencapaian sasaran, dijalankan program dan kegiatan. Sinergi program dan kegiatan Pemerintah Pusat sebagaimana disusun oleh Bappenas, Pemerintah Provinsi oleh Bappeda DIY dengan program dan kegiatan Pemerintah Kabupaten Sleman yang disusun oleh Bappeda masih memiliki permasalahan sebagaimana tersebut diatas. 3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sleman ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2012 tentang RTW Kabupaten Sleman Tahun 2011-2031. Perda tersebut ditetapkan untuk mengarahkan di Kabupaten Sleman dengan memanfaatkan ruang wilayah secara berdaya guna, dan berkelajutan. Tabel 3.3 Telaahan RTRW Terkait Pelayanan Bappeda TELAHAAN IMPLIKASI TERHADAP PELAYANAN BAPPEDA PENDORONG FAKTOR PENGHAMBAT Implikasi RTRW Permohonan rekomendasi tata ruang dari masyarakat belum sepenuhnya berpedoman pada dokumen RTRW Bappeda selaku sekretariat BKPRD mempunyai kewenangan dalam mengkoordinasikan kegiatan penyelenggaraan penataan ruang Belum ditetapkannya peraturan daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 8

Tabel 3.4 Permasalahan Pelayanan Bappeda berdasarkan Analisis KLHS Hasil KLHS terkait Tugas dan Fungsi SKPD Pelaksanaan program perencanaan tata ruang mempertimbangkan penyesuaian alokasi ruang dengan daya dukung dan daya tampung Pelayanan SKPD Layanan penataan ruang Penghambat Adanya perbedaan batas wilayah yang diatur dalam Permendagri dan Perda RTRW Faktor Pendorong Sudah adanya system berbasis Citra dan kajian rencana rinci 3.5. Penentuan Isu-Isu Strategis Perencanaan secara terpadu, terarah dan berkesinambungan, diperlukan analisis terhadap berbagai isu strategis. Bappeda sebagai SKPD yang mempunyai tugas pokok mengkoordinasikan perencanaan daerah, memiliki peran yang sangat penting didalam merumuskan kebijakan perencanaan, oleh karenanya analisis isu strategis merupakan langkah awal didalam proses perencanaan daerah. Analisis isu strategis dilakukan melalui proses brainstrorming dan mapping jenis layanan yang telah dilakukan oleh Bappeda, faktor pendorong dan penghambat pelaksanaan layanan, tantangan dan peluang pengembangan layanan. Berdasarkan proses analisis tersebut, maka isu strategis Bappeda adalah sebagai berikut : 1. Adanya peluang inkonsistensi karena perubahan peraturan perundangan dan pedoman yang mengatur perencanaan, pengendalian dan evaluasi daerah yang terbit pada pertengahan tahun rencana atau setelah proses perencanaan selesai dan telah ditetapkan menjadi produk hukum daerah; 2. Belum optimalnya keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan ; 3. Belum optimalnya analisa usulan program dan kegiatan SKPD sehingga terjadi ketidakselarasan output, outcome yang dihasilkan dan kontribusinya pada pencapaian sasaran daerah; 4. Kompetensi SDM belum sesuai kebutuhan layanan; Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 9

5. Belum optimalnya hasil riset sebagai dasar pengambilan kebijakan 6. Masih lemahnya monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan SOP dan Standar Pelayanan Renstra Bappeda Tahun 2016-2021 Page III - 10