BAB I PENDAHULUAN. hidup. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan. Undang-Undang tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. kearah suatu tujuan yang dicita-citakan dan diharapkan perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

Meningkatkan Hasil Belajar Dalam Mata Pelajaran IPS Berbantukan Media Gambar Pada Siswa Kelas V di SDN Inpres Bobolon

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Pada hakikatnya pendidikan adalah sarana untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang menyatakan bahwa : Proses pembelajaran pada umumnya memiliki komponen-komponen

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa Tiap-tiap. perubahan yaitu memajukan dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi, dibutuhkan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting dalam membina manusia yang memiliki pengetahuan

I. PENDAHULUAN. Secara umum pada Bab I ini akan di bahas mengenai latar belakang masalah,

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong kemajuannya dengan kekreatifan guru dan murid. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. ketekunan dan keteladanan baik dari pendidik maupun peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, baik guru maupun siswa pasti

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan wawasan dan pandangan hidup yang berkembang. Pendidikan sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak. negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam konteks kebangsaan, pendidikan berperan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang baik dalam keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan kurikulum pada awal kemerdekaan di tahun 1946 sampai sekarang, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebersamaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan yang serba maju, modern dan canggih seperti saat ini, pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup. Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Melalui penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat mencetak manusia-manusia berkualitas yang akan mendukung tercapainya sasaran pembangunan nasional. Dalam pasal 20 Undang-Undang tahun 2003, pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dengan tujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar menjadi manusia yang berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab (UU No 20 tahun 2003). Pada saat ini semakin disadari bahwa pendidikan memainkan peranan yang sangat penting di dalam kehidupan dan kemajuan umat manusia. Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap individu, yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, daya, jiwa, sosial, dan moralitasnya, atau dengan perkataan lain pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam mempengaruhi kemampuan, kepribadian, dan kehidupan individu dalam pertemuan dan pergaulannya dengan sesama, serta hubungannya dengan Tuhan. Pendidikan adalah usaha sadar untuk 1

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan-kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Mutu pendidikan sangat erat hubungannya dengan mutu siswa, karena siswa merupakan titik pusat proses belajar mengajar. Oleh Karena itu, dalam meningkatkan mutu pendidikan harus diikuti dengan peningkatan mutu siswa. Peningkatan mutu siswa dapat dilihat pada tingginya tingkat prestasi belajar siswa, sedangkan tingginya tingkat prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh besarnya minat belajar siswa dan kemandirian belajar siswa itu sendiri. kurikulum komponen penting dalam pendidikan. Kurikulum disusun untuk mendorong anak berkembang ke arah tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan ini dicoba diwujudkan dalam kurikulum tiap tingkat dan jenis pendidikan, diuraikan dalam bidang studi dan akhirnya dalam tiap pelajaran yang diberikan oleh guru di dalam kelas. Dalam mencapai tujuan pendidikan ini, diberlakukannya kurikulum baru yaitu Spektrum. Spektrum merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan atau sekolah. Kurikulum tersebut memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan kurikulum sekolah sesuai dengan situasi, kondisi, dan potensi keunggulan lokal yang bisa dimunculkan oleh sekolah. Upaya pemerintah dalam bentuk Spektrum ini merupakan pengembangan kurikulum dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Dengan menggunakan Spektrum diharapkan 2

peserta didik bisa mencapai kompetensi-kompetensi tertentu yang sudah ditentukan sebagai kriteria keberhasilan. Kemandirian belajar dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dicapai siswa tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Untuk dapat berprestasi tinggi diperlukan kemandirian belajar lebih giat lagi. Apabila seorang siswa telah menyadari tujuan yang ingin di capai yaitu meningkatkan kemandirian belajar yang sebaik-baiknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar, perlu diperhatikan karena dengan mengetahui faktor tersebut, maka pihak sekolah maupun pihak keluarga akan meningkatkan faktor tersebut. Dengan demikian, kemandirian belajar siswa akan meningkat dan mencapai tujuan pendididkan yang lebih baik. Secara garis besar faktor yang mempengaruhi kemandirian belajar siswa dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor intern) dan faktor dari luar diri siswa (faktor ekstern). Menurut W.S Winkel (1983:43) Faktor-faktor yang berasal dari diri individu meliputi faktor psikis seperti intelegensi, motivasi, sikap, minat dan kebiasaan belajar.faktor yang berasal dari luar individu yaitu pengaruh-pengaruh proses belajar di sekolah dan guru. Menurut Sumana (1988:15) Kemandirian belajar adalah bagaimana seseorang mengetahui kesadaran berasal dari dalam dirinya terhadap obyek-obyek yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Faktorfaktor yang mempengaruhi kemandirian belajar adalah faktor internal, eksternal, dan psikososial. 3

Faktor internal yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar antara lain: sikap, tanggung jawab, kesadaran hak dan kewajiban, kedewasaan, kesadaran mengembangkan kondisi jasmani rohani dan disiplin belajar, sedangkan faktor eksternal yang dapat mendorong kemandirian meliputi: potensi jasmani dan rohani, serta kondisi dan suasana kebersamaan.faktor psikososial yang dapat membetuk kemandirian belajar pada pendekatan prestasi ialah penerapan strategi belajar terfokus, pengorganisasian waktu belajar yang efektif, minat dan kemampuan belajar serta motivasi yang didorong oleh kebutuhan dan kompetisi. Kemandirian belajar siswa dapat ditemukan dimana saja, baik pada pendidikan formal maupun non formal, salah satunya yakni pada mata pelajaran PKn kelas V di Sekolah Dasar Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta. Berdasarkan pendapat guru pada mata Pelajaran PKn menjelaskan bahwa pelaksanaan model Problem Solving dengan metode diskusi diharapkan dapat membantu kemandirian siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta sehingga kemandirian belajar siswa yang belum dicapai siswa dapat tercapai. Masih rendahnya kemandirian belajar siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta terhadap mata pelajaran PKn disebabkan masih dominannya skill menghafal daripada skill memproses sendiri pemahaman suatu materi. Kemandirian belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn selama ini masih tergolong sangat rendah. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran tidak fokus dan ramai 4

sendiri serta masih terbatasnya buku panduan bagi siswa. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap siswa, ada sebagian siswa yang menganggap mata pelajaran PKn tidak begitu penting dikarenakan tidak masuk pada mata pelajaran yang akan diujikan pada Ujian Nasional (UN). Faktor kemandirian belajar itu juga dipengaruhi oleh adanya metode mengajar yang digunakan guru dalam menyampaikan materi. Metode yang konvensional seperti menjelaskan materi secara abstrak, hafalan materi, mencatat dan ceramah dengan komunikasi satu arah, yang aktif masih di dominisi oleh guru. Siswa hanya memfokuskan penglihatan dan pendengaran. Kondisi pembelajaran seperti inilah yang mengakibatkan siswa kurang efektif. Guru dituntut untuk pandai menciptakan suasana metode mengajar yang menyenangkan bagi siswa sehingga siswa kembali berminat mengikuti kegiatan belajar. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SD Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta sudah terdapat sarana pendukung belajar seperti Liquide Chrome Dioda (LCD) dan Over Head Projector (OHP) yang dapat mendukung guru dalam mengajar, akan 5tetapi karena jumlah sarana tersebut terbatas sehingga sarana tersebut jarang digunakan dalam mengajar. Proses belajar dan mengajar ditandai dengan adanya beberapa unsur antara lain tujuan, bahan, alat, dan metode serta evaluasi. Unsur metode dan alat merupakan unsur yang tidak bisa dilepaskan dari unsur lainnya dan berfungsi sebagai cara atau teknik untuk menghantarkan bahan pelajaran agar sampai kepada tujuan. Dalam pencapaian tujuan tersebut, metode 5

pembelajaran sangat penting sebab dengan adanya metode pembelajaran bahan dapat dengan mudah dipahami oleh siswa. Penggunanan metode pembelajaran yang mengajarkan siswa dalam pemecahan masalah, terutama pemecahan masalah dalam kehidupan seharihari masih kurang. Pengembangan metode pembelajaran tersebut sangat perlu dilakukan untuk menjawab kebutuhan keterampilan pemecahan permasalahan yang harus dimiliki oleh siswa. Model Problem Solving atau pemecahan masalah kegunaannya adalah untuk merangsang berfikir dalam situasi yang komplek. Dalam hal ini akan menjawab permasalahan yang menganggap sekolah kurang bisa bermakana dalam kehidupan nyata di masyarakat. Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran. Penerapan model Problem Solving dengan metode diskusi diharapkan dapat lebih mempermudah pemahaman materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran di SD Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta ini masih termasuk tradisional karena kebanyakan guru hanya menggunakan metode ceramah dan mencatat dalam penyampaian materi, sehingga siswa merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal itu diketahui dari hasil pengamatan yang telah dilakukan. Hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa mata pelajaran PKn kurang diminati 6

oleh siswa. Dalam proses pembelajaran terlihat masih rendah perhatian siswa, siswa kurang berpartisipasi, sedangkan guru hanya menggunakan metode ceramah dalam penyampaian materi. Diharapkan dengan model Problem Solving menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran PKn akan menarik siswa untuk mengikuti kegiatan belajar sehingga akan meningkatkan kemandirian belajar siswa. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Masih rendahnya kemandirian belajar siswa dalam mata pelajaran PKn. 2. Metode mengajar guru kurang menarik siswa. 3. Buku panduan belajar PKn untuk siswa masih terbatas. 4. Terdapat sarana pendukung dalam mengajar seperti Liquide Chrome Dioda (LCD) dan Over Head Projector (OHP) akan tetapi dalam jumlah terbatas sehingga jarang digunakan dalam mengajar. 5. Masih kurangnya penerapan model Problem Solving menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran sehingga kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PKn masih rendah. 7

C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang ada sebagaimana diuraikan di atas, selanjutnya permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada kemandirian belajar pada mata PKn pada siswa kelas V dengan model Problem Solving menggunakan metode diskusi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta yang kemandirian belajarnya masih rendah sehingga kemandirian belajar siswa dapat tercapai. D. Rumusan Masalah Dari identifikasi dan permasalahan tersebut dapat dirumuskan permasalahan yaitu bagaimanakah penerapan model Problem Solving menggunakan metode diskusi dalam mata pelajaran PKn dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas V SD Negeri Rejowinangun III Kotagede Yogyakarta? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian yaitu mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa pada mata pelajaran PKn yang terjadi pada siswa setelah dilaksanakan pembelajaran dengan model Problem Solving menggunakan metode diskusi. 8

F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Secara teori a. Bertambahnya khazanah keilmuan yang berkaitan dengan model pembelajaran Problem Solving menggunakan metode diskusi. b. Memberikan informasi tentang cara meningkatkan kemandirian belajar pada siswa melalui model Problem Solving menggunakan metode diskusi. 2. Secara praktis a. Bagi guru - Mampu menganalisa terjadinya permasalahan-permasalahan kemandirian belajar dan mampu mengatasi permasalahan tersebut. - Mampu menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif dan meningkatkan kemandirian belajar siswa. b. Bagi peneliti Dapat menambah pengalaman peneliti untuk terjun ke bidang pendidikan. c. Bagi sekolah Informasi yang diperoleh dari penelitian dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan dan sumber data untuk perbaikan dan peningkatan perannya di dunia pendidikan. 9