BAB I PENDAHULUAN. yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa juga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. keluaran ( Output ) dengan kompetensi tertentu. Proses belajar dan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang dinilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup menjadi alasan, sebab matematika selalu diajarkan di setiap jenjang

BAB I PENDAHULUAN. bantu memecahkan masalah dalam berbagai bidang ilmu. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nendi Rohaendi,2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

BAB I PENDAHULUAN. itu, matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai sekolah dasar sampai

BAB I PENDAHULUAN. logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Lebih

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dinamis yang senantiasa. dari kemajuan ilmu dan teknologi yang menuntut lembaga-lembaga untuk

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan guru dalam mengembangkan kemampuan siswa SD khususnya. bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sangat diperlukan.

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Pembaharuan di bidang pendidikan yang mengacu pada visi dan misi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kemampuan untuk memperoleh informasi, memilih informasi dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB I PENDAHULUAN. sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan-kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan manusia menghadapi masa depan agar bisa hidup lebih

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CTL PADA BAHAN AJAR GEOMETRI DAN PENGUKURAN DI SEKOLAH DASAR. Oleh TITA ROSTIAWATI 1 MAULANA 2 ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. berat. Salah satu tantangannya adalah menghadapi persaingan ekonomi global.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dengan menempuh perbaikan di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Disusun oleh: Septi Anisa FMIPA UNY

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. A. Lembar Keja Siswa (LKS) LKS merupakan materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa

BAB I PENDAHULUAN. Hani Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. belajar dengan berbagai metode, sehingga peserta didik dapat melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan IPA diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk

I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah suatu proses penyampaian maksud pembicara kepada orang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006, Standar Isi, Hlm. 19 2

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi ini, kemajuan dari suatu negara ditentukan dari tingginya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu teori belajar yang cukup dikenal dan banyak implementasinya dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. jaman. Oleh karena itu pendidikan sangat cepat perkembanganannya semua ini

50. Mata Pelajaran Matematika Kelompok Akuntansi dan Pertanian untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) A.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Rumusan masalahan. Tujuan Penelitian. Kajian Teori. memahaminya. Demikian pula dengan siswa kelas IX SMP Negeri 1 Anyar masih

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan yang tidak pernah lepas dari segala bentuk aktivitas manusia dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di. Sekolah Dasar yang dianggap sebagian siswa terasa sulit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika merupakan salah satu unsur utama dalam. mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hakikatnya matematika

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN CARA BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI METODE CONTEXTUAL

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi menuntut pengembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Meningkatkan Pemahaman Konsep Perubahan Wujud Benda Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Siwalempu Melalui Pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses untuk membantu manusia

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA IMPLEMENTASI KTSP DALAM PEMBELAJARAN

TITIK ARIYANI HALIMAH A

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Motivasi belajar matematika berkurang. Minat belajar merupakan

Abdul Rofik SMA Negeri 1 Kota Cirebon ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWADENGAN MENERAPKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATA PELAJARAN IPA

YUNICA ANGGRAENI A

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan. Proses pembelajaran di dalam kelas harus dapat menyiapkan siswa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan sesuatu yang tidak asing bagi semua kalangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan matematika memiliki peran sebagai bahasa simbolik yang

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan hidup, baik yang bersifat manual, mental maupun sosial. Pendidikan

TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa diantaranya sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan atau Research and

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUALBERBASIS LIFESKILLS PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA DI KELAS X SMK KERTANEGARA KEDIRI

BAB II KAJIAN TEORITIS

PENGEMBANGAN MODUL LUAS DAN KELILING BANGUN DATAR YANG VALID DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DI SEKOLAH DASAR

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sendiri. Sedangkan Sinaga dan Hadiati (2001:34) mendefenisikan kemampuan

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGI EMPAT UNTUK SISWA KELAS VII SMP BERDASARKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang memiliki berbagai masalah yang harus dipecahkan dan menuntut mereka untuk berfikir kreatif dalam menemukan solusi atas masalah yang sedang dihadapi. Dalam proses pembelajaran, guru maupun siswa juga dihadapkan dengan berbagai masalah. Banyak siswa yang beranggapan bahwa setiap soal yang diberikan oleh guru merupakan suatu masalah. Padahal anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Menurut Suherman (2001:86) suatu masalah memuat situasi dimana seseorang terdorong untuk menyelesaikannya akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakannya. Sehingga diperlukan kemampuan berfikir tingkat tinggi untuk menemukan solusinya. Masalah yang dihadapi siswa dapat berupa masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari, bidang studi yang sedang ditempuh, maupun masalah yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang ditempuh semakin beragam pula masalah yang akan ditemui siswa. Proses pembelajaran menjadi salah satu solusi untuk melatih siswa dalam mengasah kemampuan pemecahan masalah sesuai dengan visi misi sekolah. Contohnya pada jenjang pendidikan SMK, siswa dilatih dan dipersiapkan secara khusus untuk siap bersaing dan memenuhi tantangan dalam dunia kerja termasuk memecahkan masalah-masalah yang ada di dalamnya. Jenjang pendidikan SMK terbagi menjadi beberapa bidang kehalian, salah satunya adalah bidang keahlian Bisnis dan Manajemen. 1

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tri Agyanti (2015) yang berjudul Persebaran Pilihan Jurusan dan Latar Belakang Pendaftaran Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Kota Yogyakarta menunjukkan bahwa bidang keahlian Bisnis dan Manajemen menjadi salah satu jurusan favorit dan memiliki banyak peminat. Dengan banyaknya peminat pada bidang keahlian Bisnis dan Manajemen maka dapat dipastikan banyak siswa lulusan yang siap bersaing dan terjun ke dalam dunia kerja bidang Bisnis dan Manajemen. Kemampuan pemecahan masalah yang baik dapat membantu siswa lulusan untuk survive dalam persaingan dunia kerja saat ini. National Council of Teacher of Mathematics (2000) menjelaskan bahwa orang yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik akan memperoleh manfaat yang besar dalam kehidupan sehari-hari dan di tempat kerja. Oleh karena itu, penting bagi siswa untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki. Siswa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah melalui berbagai cara. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah adalah melalui pembelajaran matematika. Depdiknas (2006) menyebutkan salah satu tujuan umum dari pembelajaran matematika adalah siswa memiliki kemampuan memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsir solusi yang diperoleh. NCTM (2000) menetapkan kemampuan pemecahan masalah sebagai salah satu standar kemampuan matematis yang harus dimiliki siswa. Sedangkan Hudojo (2005:133) mengungkapkan salah satu alasan pemecahan masalah menjadi hal yang esensial 2

dalam pembelajaran matematika sekolah karena dapat meningkatkan intelektual siswa. Dari beberapa pendapat tersebut, sudah sewajarnya peningkatan kemampuan pemecahan masalah melalui pembelajaran matematika mendapat perhatian khusus, terlebih pada jenjang pendidikan SMK yang sangat membutuhkan kemampuan tersebut. Mata pelajaran matematika menyumbang peranan penting dalam pendidikan SMK. Melalui pembelajaran matematika diharapkan siswa mampu berfikir secara kritis, kreatif, mandiri, dan terampil. Kline (Erman, 2003:19) berpendapat bahwa adanya matematika adalah untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam. Teori tersebut semakin mendukung betapa pentingnya mata pelajaran matematika yang diberikan untuk pendidikan SMK mengingat salah satu tujuan dari pendidikan SMK adalah meningkatkan ketrampilan untuk hidup mandiri dan melanjutkan pendidikan sesuai bidang keahliannya. Salah satu materi matematika yang diajarkan pada jenjang pendidikan SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen adalah materi peluang. Materi peluang berkaitan erat dengan masalah di kehidupan sehari-hari. Ilmu peluang digunakan hampir di setiap bidang, seperti di bidang ekonomi, teknologi, sosial, dan kesehatan. Siswa SMK diharapkan mampu menguasai materi peluang agar lulusan SMK dapat menyelesaikan permasalahan dalam dunia kerja maupun permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan ilmu peluang. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa SMK yang menganggap materi peluang sulit untuk dipelajari. Hasil pembelajaran 3

pada materi peluang SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen juga belum menunjukkan hasil yang masimal. Hal ini dapat terlihat pada hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2014/2015 SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di wilayah Kabupaten Sleman Yogyakarta yang menunjukkan presentase penguasaan materi peluang menempati urutan paling rendah diantara materi lain yang diujikan. Tabel 1. Presentase Penguasaan Materi Ujian Nasional SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kelompok Akuntansi dan Penjualan Tahun 2014/2015 Kabupaten Sleman, DIY Presentase Penguasaan Kemampuan yang Diuji Materi (%) Kota/Kab. Propinsi Operasi hitung pada bilangan real dan dapat menerapkannya dalam bidang kejuruan 71,38 65,63 Menggunakan konsep persamaan dan pertidaksamaan, program linier dalam pemecahan 69,91 68,99 masalah Menerapkan konsep operasi matriks dalam pemecahan masalah 68,17 68,31 Mengaplikasikan prinsip-prinsip logika matematika dalam menarik kesimpulan 82,11 83,75 Menyelesaikan masalah yang berkenaan dengan fungsi dan menerapkannya dalam bidang kejuruan 67,74 67,69 Menerapkan konsep barisan dan deret dalam pemecahan masalah 63,82 64,60 Menggunakan konsep keliling dan luas bangun datar dalam menyelesaikan masalah 60,97 62,99 Menerapkan konsep permutasi dan kombinasi serta banyak kemungkinan dan peluang suatu 58,99 61,46 kejadian dalam menyelesaikan masalah Menerapkan konsep pengolahan, penyajian, dan penafsiran data statistik dalam pemecahan masalah 66,57 69,49 Menerapkan konsep matematika keuangan serta trampil menggunakannya untuk menyelesaikan 59,24 61,93 permasalah dalam bidang kejuruan Sumber : Kemendikbud 4

Rendahnya penguasaan materi menunjukkan hasil belajar siswa yang masih kurang maksimal. Hasil belajar ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah kemampuan pemecahan masalah yang masih rendah. Untuk itu diperlukan pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah sehingga hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika memberikan hasil yang maksimal. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah konsep pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Konsep seperti ini dapat ditemui dalam pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Pembelajaran CTL atau pembelajaran kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan keterkaitan antara materi dengan kehidupan siswa secara nyata (Komalasari: 2013,7). Di dalam pembelajaran CTL terdapat 7 kompenen, yakni; 1. konstruktivisme (constructivisme) 2. menemukan (inquiry) 3. bertanya (questioning) 4. masyarakat belajar (learning community) 5. pemodelan (modelling) 6. refleksi (refelection) 7. penilaian yang sebenarnya (authentic assesment). Pembelajaran CTL bertujuan untuk membantu siswa melihat makna di dalam materi yang dipelajari melalui hubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks kehidupan keseharian mereka yang mencakup konteks keadaan pribadi, 5

sosial, maupun budaya (Suprihatiningrum, 2014:180). Pembelajaran CTL memberikan sentuhan pengalaman nyata bagi siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna. Siswa akan memperoleh pengalaman nyata dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan materi peluang, sehingga sehingga diharapkan siswa dapat lebih menguasai materi peluang. Pembelajaran CTL membutuhkan suatu perangkat pembelajaran yang sesuai. Kesesuaian perangkat pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa di dalam pembelajaran CTL. Oleh karena itu, guru memerlukan perangkat pembelajaran yang tepat untuk menunjang proses pembelajaran agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa sepenuhnya. Perangkat pembelajaran berguna untuk menyusun perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 yang menyakatan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran untuk mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Lebih lanjut, dalam pasal 20 dituliskan bahwa perencanaan pembelajaran merupakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) (PP: No.32, 2013). Salah satu kompenen penting dalam RPP adalah sumber belajar. Sumber belajar merupakan bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Lembar Kegiatan Siswa (LKS) merupakan salah satu sumber belajar dalam bentuk media cetak. LKS berisi serangkaian kegiatan siswa yang mendukung proses pembelajaran. Selain itu, LKS juga memuat materi yang sesuai dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang berkaitan dengan materi itu sendiri. Penggunaan LKS dalam proses pembelajaran 6

diharapkan mampu menciptakan siswa dengan mental kreatif, trampil, dan mandiri. Penyusunan LKS yang sesuai dengan pendekatan pembelajaran CTL diharapkan mampu manarik minat siswa dengan menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, LKS menjadi wadah untuk bereksperimen sehingga menghasilkan pengalamanpengalaman belajar yang dapat digunakan siswa dalam aktifitas kehidupan seharihari, menumbuhkan kreatifitas, dan mampu mengasah ketrampilan dalam memecahkan berbagai masalah. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SMK YPKK 2 Sleman diperoleh informasi bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut sudah cukup baik. Pembelajaran menggunakan LKS dan buku teks milik sekolah. Bahkan guru telah menggunakan media pembelajaran berupa media power point dalam proses pembelajaran. Namun, LKS dan buku yang digunakan belum sepenuhnya mendukung pembelajaran dengan pendekatan CTL. Saat ini belum banyak LKS matematika sesuai pendekatan CTL yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah khususnya pada materi peluang. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti beranggapan bahwa kemampuan pemecahan masalah pada siswa SMK Bisnis dan Manajemen penting untuk ditingkatkan dengan menggunakankan pendekatan pembelajaran yang inovatif dalam proses belajar matematika khususnya pada materi peluang. Salah satu pembelajaran inovatif yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Sehingga perlu adanya perangkat yang mendukung proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti 7

mengembangkan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada materi peluang SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Penelitian pengembangan LKS menggunakan model pengembangan ADDIE yang terdiri dari Analysis (Analisis), Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation (Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Alasan pengunaan model ADDIE dikarenakan model tersebut sangat tepat digunakan dalam berbagai bentuk pengembangan produk seperti, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, media, dan bahan ajar. Langkah-langkah dalam pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan model ADDIE cukup sistematis. Dalam model ini juga melibatkan penilaian serta saran para ahli sebelum diujicobakan kepada siswa. Penilaian dan saran dapat dijadikan acuan untuk merevisi produk sehingga dapat menghasilkan produk yang relevan dengan karakteristik siswa serta teruji secara empiris. Selain menghasilkan produk bahan ajar berupa LKS, penelitian ini juga akan mengukur kualitas LKS yang telah dihasilkan. Pengukuran ini bertujuan untuk meninjau sebarapa valid, praktis, dan efektif penggunaan LKS yang dihasilkan dalam pembelajaran di SMK pada materi peluang untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 8

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi malasah sebagai berikut: 1. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa masih tergolong rendah. 2. Materi peluang adalah materi yang sulit dikuasai oleh siswa SMK. 3. Perangkat pembelajaran yang mendukung pembelajaran Contextual Teaching and Learning pada siswa SMK berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah belum banyak dikembangkan. C. Batasan Masalah Agar penelitian lebih efektif, efisien dan terarah maka peneliti perlu memberikan batasan masalah berdasarkan identifikasi masalah seperti pada halhal berikut ini: 1. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi peluang siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 2. Kualitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika pada materi peluang siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen menggunakan pendekatan CTL meliputi kriteria kevalidan, kepraktisan, dan kefeektifan. 9

D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana prosedur pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi peluang siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah? 2. Bagaimana kualitas Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi peluang siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan? E. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menghasilkan perangkat pembelajaran matematika berupa Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi peluang siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. 2. Mendiskripsikan kualitas Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi peluang siswa SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 10

1. Bagi peneliti Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti mengenai pengembangan LKS matematika sehingga dapat dijadikan acuan untuk mengembangkan LKS matematika untuk jenjang pendidikan yang lain. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL). 2. Bagi Guru Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam proses pembelajaran matematika khususnya pada materi peluang secara efektif. Selain itu, LKS ini diharapkan mampu menjadi wacana untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam mengembangkan LKS. 3. Bagi Siswa Melalui penelitian ini diharapkan LKS ini mampu menjadi sumber belajar bagi siswa sehingga dapat menunjang pembelajaran secara efektif. LKS diharapkan dapat menambah wawasan siswa serta dapat menghubungkan pengetahuan yang telah dimilki dengan pengetahuan baru yang diperoleh dari LKS. Siswa juga diharapkan mampu belajar mandiri melalui LKS ini. Selain itu, melalui pembelajaran menggunakan LKS ini siswa diharapkan dapat meningkatkan kemampuan dalam memecahkan masalah. 11