Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Timbulan dan Pengurangan Sampah di Kecamatan Klojen Kota Malang

OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA MANGGAR KOTA BALIKPAPAN

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

Potensi Daur Ulang dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN BUBUTAN SURABAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

1. Pendahuluan ABSTRAK:

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Penerapan Komposter Anaerobik Dalam Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Basah Di Perumahan Pondok Cempaka Indah Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

KUESIONER PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG DAN KOTA YOGYAKARTA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Studi Tingkat Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sampah Berbasis 3r di Pasar Induk Gedebage

1

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

MODEL BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI PERUM CISALAK KELURAHAN SUKAMANAH KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

Tahap pengumpulan data adalah teknik untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk mendukung penelitian dalam tugas akhir.

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Pelatihan Pengelolaan Sampah Terhadap Penurunan Volume Sampah di Lingkungan Balleanging Kabupaten Bulukumba

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dibutuhkan. Untuk mendukung penyusunan laporan tugas akhir, jenis data yang

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

PERENCANAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PERUMAHAN TAVANJUKA MAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

POTENSI REDUCE, REUSE, RECYCLE

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

KARAKTERISTIK FISIK SAMPAH KOTA PADANG BERDASARKAN SUMBER SAMPAH DAN MUSIM

BAB III STUDI LITERATUR

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI TIMBULAN, KOMPOSISI, DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH KAWASAN PT SEMEN PADANG

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PENGAMBILAN DAN PENGUKURAN CONTOH TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH BERDASARKAN SNI (STUDI KASUS: KAMPUS UNMUS)

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

TRUST NO TRASH SAMPAH BUKAN WARISAN Tim Peneliti IMPALA UB Fajri Anugroho, STP, M.Agr, Ph.D * ) * ) Pengajar Teknik Lingkungan, Universitas Brawijaya

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

BAB I PENDAHULUAN. sampah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, memberi

PENGEMBANGAN FASILITAS PENGOLAHAN SAMPAH DI KECAMATAN KELAPA DUA KABUPATEN TANGERANG

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

PERENCANAAN TEKNIS PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN JABUNGAN, KECAMATAN BANYUMANIK, KOTA SEMARANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

STUDI KARAKTERISTIK SAMPAH RUMAH TANGGA DI KOTA MADYA MAKASSAR DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA

EVALUASI PROGRAM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengelolaan Emisi Gas pada Penutupan TPA Gunung Tugel di Kabupaten Banyumas. Puji Setiyowati dan Yulinah Trihadiningrum

SATUAN TIMBULAN DAN KOMPOSISI SAMPAH DOMESTIK KABUPATEN TANAH DATAR

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU (Studi Kasus RW 6, 7 dan 8 Kelurahan Bandarharjo, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN EMISI GAS PADA PENUTUPAN TPA GUNUNG TUGEL DI KABUPATEN BANYUMAS

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENANGANAN SAMPAH BERDASARKAN KARAKTERISTIK SAMPAH DI KOTA SURAKARTA

BANK SAMPAH: UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENANGANAN LINGKUNGAN. Munawir STIMA IMMI Jakarta

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU STUDI KASUS KELURAHAN BANYUMANIK KECAMATAN BANYUMANIK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

Kajian Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Secara Terpadu Di Kampung Menoreh Kota Semarang. Tugas Akhir

PERENCANAAN MATERIAL RECOVERY FACILITY KECAMATAN ARJASA, KABUPATEN JEMBER MATERIAL RECOVERY FACILITY DESIGN FOR ARJASA DISTRICT, JEMBER REGENCY

PENDAHULUAN. Winardi Dwi Nugraha *), Endro Sutrisno *), Ratna Ayu Sylvia Resty. Abstract

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

Transkripsi:

Reka Lingkungan [Teknik Lingkungan] Itenas No.1 Vol.3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2015] Kajian Timbulan Sistem Pengelolaan Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung DIAH MAULANY, SITI AINUN, YULIANTI PRATAMA Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung Email: diahmaulany@gmail.com ABSTRAK Pengelolaan sampah merupakan kegiatan yang berhubungan dengan mengendalikan timbulnya sampah secara teknis dan non teknis. Salah satu Rukun Warga (RW) di Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung yaitu RW 17 yang sudah menerapkan pengelolaan sampah berbasis 3R yang dilakukan oleh masyarakat seperti (1)Tong Kompos Organik, (2)Biodigester, (3)Biopori dan (4)Bank. Pengukuran timbulan sampah dilakukan berdasarkan SK-SNI 19-3694-1994. Timbulan sampah yang terkelola dengan menggunakan pengolahan berturut-turut antara lain: (1) 68,76 ltr/hr atau 63,38 kg/hr (2) 80,52 ltr/hr atau 77,25 kg/hr, (3) 20,28 ltr/hr atau 22,39 kg/hr (4) 19,86 kg/hr. Sehingga total timbulan sampah yang terkelola oleh sistem pengelolaan sampah 3R sebesar 182,89 kg/hr. Jika dilakukan optimalisasi, total timbulan sampah yang terkelola di sistem pengelolaan sampah 3R sebesar 249,69 kg/hr. Kata Kunci: Timbulan sampah domestik, Tong Kompos Organik, Biodigester, Biopori, Bank. ABSTRACT Waste management is an activity that relates to controlling the incidence of litter is technically and non technical. One of the tenets of the citizens (RW) in Kelurahan Cilengkrang of Kabupaten Bandung RW 17 already applying the 3R-based waste management carried out by the community such as (1) Organic Compost Barrel, (2) Biodigester, (3) Biopori and (4) the Bank trash. The measurement of timbulan waste is done based on SK-SNI 19-3694-1994. Timbulan waste is managed with the use of consecutive processing among other things: (1) 68,76 ltr/hr or kg/hr 63,38 (2) 80,52 ltr/hr or 77,25 kg/hr, (3) 20,28 ltr/hr or 22,39 kg/hr (4) 19,86 kg/hr. total timbulan managed waste by waste management system 3R amounted to 182,89 kg/hr. If done improving waste management system 3R timbulan then the total waste of 249,69 kg/hr. Keywords: Domestic waste, Organic compost tong, Biodigester, Biopori, Bank Garbage. [Jurnal Reka Lingkungan] 1

1. PENDAHULUAN Laju pertumbuhan penduduk yang pesat di daerah perkotaan khususnya di Kabupaten Bandung dan sekitarnya, mengakibatkan daerah pemukiman semakin luas dan padat. Dampak peningkatan aktivitas manusia, dapat menimbulkan bertambahnya jumlah timbulan sampah (Damanhuri, 2006). Kelurahan Cilengkrang terletak di Kabupaten Bandung dengan luas area 116,63 ha, dengan jumlah penduduk 17917 jiwa yang terdiri dari 19 RW, timbulan sampah yang dihasilkan akan berdampak kepada semakin kompleksnya pengelolaan sampah yang diperlukan, oleh karena itu diperlukan pengelolaan berbasis 3R (Monografi Desa Jatiendah, 2013). Salah satu RW di Kelurahan Cilengkrang yaitu RW17 memiliki organisasi yang menggerakan masyarakatnya dan peduli terhadap pengelolaan sampah yang berbasis 3R. Masyarakat di RW 17 melakukan pengolahan sampah dengan menggunakan (1) Tong Kompos Organik (2) Biodigester (3) Biopori, (4) Bank sampah. Penelitian ini dilakukan untuk identifikasi dan mengukur timbulan sampah yang terkelola sistem pengelolaan sampah berbasis 3R di Kelurahan Cilengkrang. 2. METODOLOGI PENELITIAN [Jurnal Reka Lingkungan] 2

Sistem Pengelolaan Berbasis 3R (SPS 3R) Pengukuran timbulan sampah dilakukan terhadap jumlah sampel. Jumlah sampel untuk setiap pengolahan sampah diperoleh 6 rumah. Perhitungan jumlah sampel sebagai berikut didasarkan atas SNI M 36-1991-03, dapat dilihat pada Tabel 1. Penduduk RW17 adalah 467 jiwa, dengan kepadatan 245,79 jiwa/ha. Untuk pengukuran ini koefisien kepadatan (C d ) sama dengan (1,5) karena kepadatan padat, persamaan yang digunakan sebagai berikut: Ps = Cd x Penduduk. Tabel 1. Berdasarkan SNI M 36-1991-03 Jumlah KK Jumlah Kepadatan Jumlah Koefisien berdasarkan Jumlah Jumlah Jumlah Penduduk Penduduk orang/kk Kepadatan kepadatan KK/rumah KK/rumah Sampel normal (Jiwa) (Jiwa/Ha) (Jiwa/KK) (Cd) (Jiwa) (KK/rumah) (KK/rumah) (Rumah) 467 245,79 3,07 1,5 32 2 10,55 6 Sumber: Pengolahan Data, 2013 Berdasarkan persamaan, Ps diperoleh 32 jiwa dari koefisien kepadatan sedang (Cd). 32 jiwa dibagi 3,07 jiwa/kk sama dengan 10,55 KK, jumlah KK berdasarkan kepadatan normal 10,55 KK dibagi 2 KK/rumah. Jumlah sampel rumah berdasarkan SNI M 36-1991-03 adalah 6 rumah. Pengukuran timbulan sampah pada setiap sistem pengelolaan sampah 3R dilakukan secara berbeda-beda: Tong Kompos Organik (TKO) Hal ini didasarkan atas operasional penggunaan TKO di lapangan, dimana 1 TKO digunakan oleh 6 rumah. Satuan timbulan sampah yang masuk ke TKO diperoleh dari rata-rata timbulan sampah per rumah, maka dari satuan timbulan sampah dapat mengetahui timbulan sampah yang dihasilkan dari jumlah rumah yang menggunakan TKO. Perhitungan sebagai berikut: STS TKO= Rata-rata dari timbulan sampah pada sampling yang dilakukan di jumlah sampel (6rumah) selama 8 hari STS TKO :Satuan timbulan sampah TKO (ltr/rmh/hr) atau (kg/rmh/hr). Perhitungan timbulan sampah yang menggunakan TKO : Timbulan TKO= Jumlah rumah yang menggunakan TKO x satuan timbulan sampah TKO TS TKO : Timbulan sampah TKO (ltr/hr) atau (kg/hr). Total timbulan sampah di TKO: Total TS TKO= Timbulan sampah yang terkelola di TKO + Timbulan sampah belum terkelola di TKO Biodigester Hal ini didasarkan atas operasional penggunaan biodigester di lapangan, dimana pemasukan sampah berdasarkan perorangan. Satuan timbulan sampah yang masuk ke biodigester diperoleh dari rata-rata timbulan sampah per orang, maka dari satuan timbulan sampah dapat mengetahui timbulan sampah yang dihasilkan dari jumlah [Jurnal Reka Lingkungan] 3

rumah yang menggunakan biodigester. STS Biodigester = Rata-rata dari timbulan sampah pada sampling, berdasarkan jumlah orang yang terdapat disetiap jumlah sampel (6rumah) selama 3hari sekali dalam 8 kali. Dimana STS biodigester adalah satuan timbulan sampah biodigester (ltr/org/hr); (kg/org/hr). Perhitungan timbulan sampah yang menggunakan biodigester : Timbulan Biodigester= Jumlah orang yang menggunakan biodigester x satuan timbulan sampah biodigester TS biodigester : Timbulan sampah biodigester (ltr/hr) atau (kg/hr). Total timbulan sampah di biodigester: Total TS biodigester= Timbulan sampah yang terkelola di biodigester + Timbulan sampah belum terkelola di biodigester. Biopori Hal ini didasarkan atas operasional penggunaan biopori di lapangan, dimana 1 biopori digunakan oleh 2 rumah Satuan timbulan sampah yang masuk ke biopori diperoleh dari rata-rata timbulan sampah per rumah, maka dari satuan timbulan sampah dapat mengetahui timbulan sampah yang dihasilkan dari jumlah rumah yang menggunakan biopori. Perhitungan sebagai berikut: STS Biopori = Rata-rata dari timbulan sampah pada sampling yang dilakukan di jumlah sampel (6rumah) selama 8 hari STS biopori : Satuan timbulan sampah biopori (ltr/rmh/hr); (kg/rmh/hr). Perhitungan timbulan sampah yang menggunakan biopori : Timbulan Biopori= Jumlah orang yang menggunakan biopori x satuan timbulan sampah biopori TS biopori : Timbulan sampah biodigester (ltr/hr) atau (kg/hr). Total timbulan sampah di biopori: Total TS biopori = Timbulan sampah yang terkelola di biopori+ Timbulan sampah belum terkelola di biopori Bank Hal ini didasarkan atas operasional penggunaan bank sampah di lapangan, dimana bank sampah digunakan oleh 192 nasabah. Satuan timbulan sampah yang masuk ke bank sampah diperoleh dari rata-rata timbulan sampah yang dihasilkan dari jenis-jenis sampah recycle dan sampah reuse dari rata-rata nasabah, maka dari satuan timbulan sampah dapat mengetahui timbulan sampah yang dihasilkan dari jumlah nasabah yang menggunakan bank sampah. Perhitungan sebagai berikut: STS recycle/reuse = Rata-rata dari timbulan sampah pada sampling, berdasarkan jumlah nasabah bank sampah STS sampah recycle/ reuse : Satuan timbulan sampah biodigester (kg/org/hr). Perhitungan timbulan sampah yang menggunakan biopori : TS sampah recycle/ reuse = STS sampah recycle/ reuse x jumlah nasabah Bank sampah TS sampah recycle/ reuse: Timbulan sampah biodigester (kg/hr). [Jurnal Reka Lingkungan] 4

3. ISI 1. Tong Kompos Organik (TKO), merupakan tempat pemprosesan dalam pembuatan kompos cair dan kompos kering dengan memasukan jenis sampah organik yang mudah membusuk. Terdapat 10 buah TKO di RW17. Gambar 1. Tong Kompos Organik TKO untuk menghasilkan pupuk cair maupun kering ±1bulan, dalam waktu tersebut sampah akan ditampung didalam TKO tanpa udara yang masuk sehingga akan terjadi pembusukan.penggunaan TKO dilakukan oleh 70% rumah di RW17, yang terdiri dari 60 rumah dari 86 rumah di RW17. Hasil sampling timbulan sampah TKO dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Tong Kompos Organik No Rumah Rata-rata (ltr/hr) q TKO (ltr/rmh/hr) Q TKO (ltr/hr) Rata-rata (kg/hr) 1 0,97 1,04 2 0,72 1,32 3 1,02 0,93 1,15 68,76 4 1,58 1,30 5 1,43 0,79 6 1,16 0,95 Sumber: Pengolahan Data, 2013. q TKO (kg/rmh/ hr) Q TKO (kg/hr) 1,06 63,38 Tong Kompos Organik berkapasitas 70 ltr/hr, TKO baru digunakan 60 dari 86 rumah RW17 maka 26 rumah yang belum menggunakan TKO. Berdasarkan pengukuran timbulan sampah yang masuk TKO sebesar 1,15 ltr/rmh/hr. Jika 26 rumah ini menggunakan TKO keseluruhan, maka timbulan sampah yang dihasilkan 29,9 ltr/hr. Timbulan sampah untuk jenis sampah organik dikomposkan yang bisa dikurangi di TKO meningkat dari 68,76 ltr/hr menjadi 98,66 ltr/hr. 2. Biodigester, sistem pengelolaan sampah berbasis 3R dari sampah organik yang mudah membusuk. Sistem pengelolaan sampah ini dilakukan 3hari sekali dengan pengangkutan dilakukan 2hari sekali oleh petugas kebersihan RW17. Waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan pupuk kurang kebih satu bulan tergantung dari banyaknya sampah yang mudah membusuk, maka semakin cepat pembusukan terjadi. Dapat dilihat pada Gambar 2. [Jurnal Reka Lingkungan] 5

Gambar 2. Biodigester Biodigester dilakukan oleh 80% jumlah penduduk RW17, terdiri dari 396 dari 467 jiwa di RW17. Hasil sampling timbulan sampah biodigester dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Biodigester No Rumah Rata-rata (liter/hr) Orang ltr/org/hr q biodigester (ltr/org/hr) Q Biodigester (ltr/hr) Rata-rata (kg/hr) kg/org/hr q biodigester (kg/org/hr) Q Biodigester (kg/h) 1 1,53 9 0,17 1,31 0,15 2 0,99 5 0,20 0,99 0,20 3 1,29 6 0,21 1,10 0,18 0,20 80,52 4 1,38 5 0,28 0,93 0,19 0,195 0,20 5 1,17 5 0,23 1,23 0,25 6 0,38 5 0,08 1,06 0,21 Sumber: Pengolahan Data, 2013. 77,25 Biodigester berkapasitas 3000 ltr/hr, biodigester baru digunakan 396 orang dari 467 orang di RW17 maka 71 orang yang belum menggunakan biodigester. Berdasarkan pengukuran timbulan sampah yang masuk biodigester sebesar 0,203 ltr/org/hr. Jika 71 orang ini menggunakan biodigester, maka timbulan sampah yang dihasilkan 14,41 ltr/hr. Timbulan sampah untuk jenis sampah organik yang bisa dikurangi di biodigester meningkat dari 80,52 ltr/hr menjadi 94,93 ltr/hr. 3. Biopori, Sistem pengelolaan sampah berbasis 3R dengan cara melubangi tanah. Masyarakat biasanya menggunakan biopori untuk sampah organik hasil sapuan jalan dipilah lalu dibuang kedalam lubang, pipa yang dimasukan ke lubang dengan berdiameter 80-100cm dari kedalaman tanah 10 cm. Gambar 3. Biopori [Jurnal Reka Lingkungan] 6

Biopori dilakukan oleh 48 rumah dari 86 rumah di RW17. Hasil sampling timbulan sampah biopori dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Biopori No Rumah Ratarata (liter/hr) 1 0,47 q Biopori (ltr/rmh/hr) Q Biopori (ltr/hr) Ratarata (kg/hr) 0,53 2 0,37 0,51 3 0,37 0,49 0,42 20,28 4 0,44 0,29 5 0,46 0,45 6 0,43 0,54 Sumber: Pengolahan Data, 2013. q Biopori (kg/rmh/hr) Q Biopori (kg/hr) 0,47 22,39 Biopori berkapasitas 3 ltr/hr, biopori baru digunakan di 48 rumah dari 86 rumah RW17 maka 38 rumah yang belum menggunakan biopori. Berdasarkan pengukuran timbulan sampah yang masuk biopori sebesar 0,42 ltr/rmh/hr. Jika 38 rumah ini menggunakan biopori, maka timbulan sampah yang dihasilkan 20,16 ltr/hr. Timbulan sampah untuk jenis sampah organik yang bisa dikurangi di biopori meningkat dari 20,28 ltr/hr menjadi 36,24 ltr/hr. 4. Bank sampah, merupakan tempat penampungan sampah anorganik, sampah reuse, sampah recycle dan sampah B3. Masyarakat RW17 yang ikut partisipasi di Bank sampah sebanyak 192 jiwa. Nasabah bank sampah semakin menurun dari 68 nasabah pada Bulan Januari dan untuk 5 nasabah di Bulan Desember, yang dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6. Hal tersebut, diakibatkan kurangnya sosialisasi masyarakat terhadap pentingnya bank sampah. Jenis sampah barang lapak (recycle) seperti: karton, buku, kertas, kaca, kayu, papan, alumunium, besi, stenlis, dus, koran.. Salah satu jenis sampah recycle dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Recycle Timbulan sampah yang dihasilkan oleh bank sampah barang lapak (recycle) adalah 9,74 kg/hr. Dapat dilihat pada Tabel 4 [Jurnal Reka Lingkungan] 7

Tabel 5. Recycle di Bank 1 Data Sekunder Bank 2 Data Pengolahan Data Bulan Botol, Botol Gelas dan Plastik Gelas plastik Dus+ Koran Karton, Karton buku buku, dan kertas Alumunium Alumuni um besi besi dan stanlis Macammacam Rata- Rata Bank Rata- Rata Bank Januari 28,32 56,75 17,5 1,1 68 Febuari 14,40 14,2 8,92 2,4 0,32 49 Maret 9,20 17,3 30 1 0,46 24 April 16 27,5 8,5 5,8 0,47 13 Mei 16 28,20 2,68 0,5 6 Juni 32 12,25 2,4 0,5 3 0,61 Juli 30,40 27,85 25 0,9 3 Agustus 16 50 3 0,74 4 September 46,40 28 14,75 8,25 0,79 5 Oktober 13,48 18,25 7,8 0,43 6 November 16 12 12,75 2,35 0,35 6 Desember 40 24 25 4 0,75 5 Sumber 1 : Laporan Bank, 2012. Sumber 2 : Pengolahan Data, 2013. Jenis sampah reuse seperti: plastik kemasan, botol, gelas plastik dan macam-macam. Timbulan sampah yang dihasilkan adalah 10,12 kg/hr. Dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 6. Reuse di Bank Nasabah Rata-Rata Nasabah Q Bank (kg/hr) (kg/hr) (JIWA) kg/hr 16 9,74 1 Data Sekunder Bank Bulan Botol dan Gelas plastik Plastik Kemasan Macammacam Rata- Rata Bank Rata- Rata Bank 2 Data Pengolahan Data Nasabah Rata- Rata Nasabah Q Bank (kg/hr) (kg/hr) (JIWA) kg/hr Januari 7,08 47,9 12 0,72 68 Febuari 3,6 23 9,6 0,39 49 Maret 2,3 13 4 0,21 24 April 4 27,5 23,2 0,59 13 Mei 4 32 0,58 6 Juni 8 10 9,6 0,30 3 0,63 Juli 7,6 52 0,96 3 16 10,12 Agustus 4 12 12 0,30 4 September 11,6 48,5 0,97 5 Oktober 3,37 62,8 31,2 1,05 6 November 4 78 9,4 0,98 6 Desember 10 25 16 0,55 5 Sumber 1 : Laporan Bank, 2012. Sumber 2 : Pengolahan Data, 2013. [Jurnal Reka Lingkungan] 8

Salah Satu jenis sampah reuse yang sudah dibuat kerajinan tangan dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Reuse Dari paparan diatas pengukuran timbulan sampah pada jenis sampah yang dapat dikomposkan merupakan gabungan dari pengukuran timbulan sampah oleh sistem pengelolaan sampah 3R yang menggunakan TKO, Biodigester, dan Biopori. Timbulan sampah untuk jenis sampah yang dikomposkan di RW17 sebesar 169,57 ltr/hr dan 163,03 kg/hr. Timbulan dan komposisi sampah yang menggunakan sistem pengelolaan sampah berbasis 3R, dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Sistem Pengelolaan 3R RW17 Kompos Bank Tko, Biodigeste, Biopori Recycle Reuse Total (ltr/hr) 169,57 169,57 (kg/hr) 163,03 9,74 10,12 182,89 Sumber: Pengolahan Data,2013. anorganik dibedakan menjadi sampah recycle dan sampah reuse sehingga dalam sistem pengelolaan sampah 3R untuk jenis sampah anorganik dapat dilakukan oleh bank sampah. Timbulan sampah untuk sampah recycle 9,74 kg/hr, dan untuk jenis sampah reuse adalah 10,12 kg/hr. 4. KESIMPULAN Timbulan sampah yang terkelola di Tong Kompos Organik sebesar 68,76 ltr/hr atau 63,38 kg/hr, biodigester sebesar 80,52 ltr/hr atau 77,25 kg/hrbiopori sebesar 20,28 ltr/hr atau 22,39 kg/hr, sampah recycle yang terkelola di bank sampah mampu mengelola sebesar 9,74 kg/hr dan sampah reuse yang terkelola di bank sampah mampu mengelola sebesar 10,12 kg/hr. Total timbulan sampah yang terkelola di Sistem Pengelolaan 3R (SPS 3R) sebesar 182,89 kg/hr. [Jurnal Reka Lingkungan] 9

5. DAFTAR PUSTAKA Damanhuri, Enri, Diktat Kuliah Umum Pengelolaan Perkotaan Di Indonesia, Institut Teknologi Bandung, 2006 Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Undang-Undang Republik Indonesia NO.18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan, Jakarta, 2008. Monografi Desa Jati Endah, Instituasi Penelitian Kecamatan/ Desa Cilengkrang Jati endah Kabupaten Bandung, 2013. SK. SNI 19-3964-1994 Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan sampah dan Komposisi Perkotaan, Jakarta, 1994. SK. SNI.S 04-1991-03 Spesifikasi Timbulan untuk Kota Kecil dan Sedang di Indonesia,Jakarta,1991. SK. SNI T-13-1990-F Tata Cara Pengelolaan Teknik Perkotaan, Jakarta,1990 Pengelolaan 3R Berbasis Masyarakat. Jakarta: Dinas PU. [Jurnal Reka Lingkungan] 10