UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN KEHAMILAN PERTAMA (K-1)

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL UMUR DAN PEKERJAAN IBU BERSALIN SECTIO CAESAREA YANG MEMPUNYAI RIWAYAT SECTIO CAESAREA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap saat yang dapat membahayakan jiwa ibu dan bayi (Marmi, 2011:11).

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu dan anak penting untuk dilakukan (Kemenkes RI, 2016) Berdasarkan laporan Countdown bahwa setiap dua menit, disuatu

PENILAIAN STATUS GIZI IBU HAMIL DENGAN PENGUKURAN LILA DI PUSKESMAS KALAMPANGAN, KOTA PALANGKA RAYA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KINERJA BIDAN DESA TENTANG PELAYANAN ANTENATAL DI KABUPATEN PIDIE TAHUN 2014

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI POLINDES KHARISMA DEPOK CONDONG CATUR

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IBU HAMIL DALAM MENGIKUTI ASUHAN ANTENATAL (ANC) DI KABUPATEN GOWA, SULAWESI SELATAN TAHUN 2016

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO TAHUN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak kalah penting dalam memberikan bantuan dan dukungan pada ibu. bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan (Sumarah, dkk. 2008:1).

Hubungan antara Umur dan Paritas Ibu dengan Kejadian Retensio Plasenta Eufrasia Zau, Endang BS Akbid Griya Husada Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL BERDASARKAN UMUR, PARITAS DAN PENDIDIKAN DI BPS ENNY JUNIATI SURABAYA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANC DENGAN KETERATURAN ANC

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN DI BPS ERNAWATI BOYOLALI

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU HAMIL DENGAN KETERATURAN ANC DI PUSKESMAS TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang

BAB 1 PENDAHULAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berdasarkan hasil Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

UMUR DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pelayanan antenatal adalah upaya untuk menjaga kesehatan ibu pada masa

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Bersatu II, yaitu Indonesia yang sejahtera, demokratis dan berkeadilan.

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN K4 DI PUSKESMAS BAQA KOTA SAMARINDA TAHUN 2016

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 5, No. 3, Oktober 2009

HUBUNGAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN BAYI LAHIR. Nofi Yuliyati & Novita Nurhidayati Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN STANDART PELAYANAN KEHAMILAN TERHADAP KUNJUNGAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS GEMOLONG SRAGEN TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi ibu maupun bayinya dengan cara membina hubungan saling percaya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia

BAB I PENDAHULUAN. berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyara kat yang setinggitingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Dwi Anggun Nugraeni, Kebidanan DIII UMP, 2015

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN BIDAN DENGAN PENERAPAN STANDART PEMERIKSAAN KEHAMILAN

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara mandiri atau bersama-sama dalam satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Proses kehamilan, persalinan, nifas merupakan suatu proses fisiologis

BAB 1 PENDAHULUAN. menjamin bahwa proses alamiah dari kehamilan berjalan normal. Tujuan dari

HUBUNGAN ANTARA PENDAMPINGAN PERSALINAN OLEH KELUARGA DENGAN LAMANYA PERSALINAN KALA II DI BPS HJ. YUSFA F. ZUHDI GEMPOL PADING PUCUK

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keadaan lingkungan tempat bidan bekerja (Soepardan & Hadi, 2008).

KEHAMILAN LETAK SUNGSANG DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH DINI PADA IBU BERSALIN

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

USIA DENGAN KEJADIAN ABORTUS PADA IBU HAMIL

BAB 5 PEMBAHASAN. Asuhan Kebidanan pada Ibu dengan Letak Lintang Usia Kehamilan 38 minggu di

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERDARAHAN POSTPARTUM PRIMER DI RSUD ROKAN HULU TAHUN 2010

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TANDA BAHAYA PADA KEHAMILAN DI PUSKESMAS SIDOHARJO KABUPATEN SRAGEN

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PEDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang alami artinya perubahan-perubahan

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN :

UMUR DAN PENDIDIKAN IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN BBLR

BAB I PENDAHULUAN. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AMPEL I BOYOLALI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG AMBULASI DINI DI RSUD CIDERES KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2012

Lampiran Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Kesehatan Keluarga TA 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikandungnya. Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang perlu

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015) Husnul Mutoharoh*

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU IBU DALAM BERSALIN KE BIDAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Elisa Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan. Tujuan ANC menurut Manuaba (2009) adalah :

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) antenatal care selama

FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KOMPLIKASI PADA SAAT PERSALINAN DI KOTA MALANG

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS (LILA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) DENGAN BERAT BAYI LAHIR

BAB I PENDAHULUAN. spesialis kebidanan, dokter umum, dan bidan) pada ibu selama masa kehamilannya

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB I PENDAHULUAN. membawa oksigen ke berbagai organ tubuh. trimester III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

INFOKES, VOL.5 NO.2 September2015 ISSN : KAJIAN PELAKSANAAN PELAYANAN ANTENATAL CARE OLEH BIDAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MASARAN SRAGEN

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Prawirohardjo, 2008, p. 89).

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan 8 (delapan) tujuan pembangunan, yang salah satunya

HUBUNGAN ANTARA IBU HAMIL PRE EKLAMSI DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RSUD SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan kala nifas serta pemberian ASI dengan selamat, dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Penilaian status kesehatan dan

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KETERATURAN ANTENATAL CARE (ANC) DI RB SOEGIARTI SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB 1 PENDAHULUAN. bayi yang di kandung (Saifuddin, 2009:284). (Hani, 2011:12). Berdasarkan pengalaman praktek di polindes Kradenan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berpengaruh tidah baik terhadap kehamilan tersebut (Prawiroharjo, 2010).

Transkripsi:

UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL TERHADAP KUNJUNGAN KEHAMILAN PERTAMA (K-1) Intan Yuaning Sayekti*, Sri Pirmaningroem* *Akademi Kebidanan Griya Husada Surabaya, Jl. Dukuh Pakis Baru II no. 110 Surabaya Email: admin@akbid-griyahusada.ac.id ABSTRAK Pendahuluan: Kunjungan ibu hamil yang pertama (K-1) adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standart. Di BPS Enny, persentase K-1 tahun 2011 (83,19 %), tahun 2012 (81,36 %) dan tahun 2013 (87,91 %) masih dibawah target Jawa Timur sebesar 99 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umur dan paritas ibu hamil terhadap K-1 di BPS Enny Juniati Surabaya. Metode: Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, menggunakan Nonprobability Sampling (Sampling Jenuh). Populasinya seluruh ibu hamil yang melakukan K-1 sejumlah 355 orang, besar sampel 355 orang. Data diperoleh dari data sekunder, lalu dilakukan tabulasi frekuensi dan tabulasi silang. Hasil: didapatkan ibu hamil yang berumur 20-35 tahun mayoritas melakukan K-1 murni (67,90 %) dibandingkan dengan ibu hamil yang berumur 35 tahun mayoritas melakukan K-1 akses (61,54 %). Hasil analisis paritas ibu hamil yang melakukan K1 murni mayoritas primipara (70,79 %) dibandingkan K-1 akses mayoritas grande multipara (66,67 %). Diskusi: Karena masih rendahnya K- 1 murni, maka peran bidan sangat penting untuk meningkatkan K-1 murni dengan diadakannya kelas ibu hamil dan penyuluhan, untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu, agar memahami tentang kunjungan kehamilan. Kata Kunci : Umur, Paritas, K-1 PENDAHULUAN Tingginya AKI di Indonesia antara lain disebabkan oleh pelayanan pemerik-saan kehamilan dan pertolongan persalinan oleh tenaga professional belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat, sehingga menyebabkan banyak ibu tidak menerima pemeriksaan kehamilan sesuai standar program kesehatan ibu dan anak. Pada umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara/daerah ialah kematian maternal (maternal mortality) (Prawirohardjo, S., 2005). Penyebab kematian ibu tahun 2010-2012, adalah karena adanya peningkatan pada faktor Pre Eklampsia/Eklampsia (PE/E), sedangkan faktor perdarahan dan infeksi mengalami penurunan tiap tahun. Faktor penyakit jantung mengalami kenaikan pada tahun 2011, tetapi pada tahun 2012 mengalami penurunan. Dari proporsi tahun 2012, faktor PE/E masih menjadi faktor dominan (34,88 %) penyebab kematian ibu di Jawa Timur (DinKes, 2012). Berdasarkan penyebab kematian ibu hamil tersebut salah satunya dapat dicegah melalui pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Pelayanan Antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan yang ditetapkan dalam Standart Pelayanan Kebidanan (SPK). Pelayanan Antenatal yang sesuai standart meliputi menimbang berat badan, mengukur lingkar lengan atas (LILA), Tekanan darah, Tinggi fundus uteri, menghitung denyut jantung janin (DJJ), menentukan presentasi janin, memberi imunisasi Tetanus Toksoid (TT), memberi tablet tambah darah (tablet besi), memeriksa laboratorium (rutin dan khusus seperti pemeriksaan golongan darah, pemeriksaan kadar hemoglobin /Hb), pemeriksaan protein dalam urine, pemeriksaan kadar gula darah, pemeriksaan tes sifilis, pemeriksaan HIV) dan Tatalak-sana/penanganan Kasus atau 10 T kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K-1 dan K-4 (Dinkes, 2011). Kunjungan ibu hamil yang pertama (K-1) adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standart (KepMenKes RI, 2010). K-1 dibagi 14

menjadi 2 yaitu K-1 murni dan K-1 akses, K-1 murni adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu, sedangkan K-1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan, dengan ketentuan pemberian waktu pelayanan yang dianjurkan: minimal 1 kali dalam triwulan pertama (kehamilan hingga 12 minggu), 1 kali dalam triwulan kedua (> 12-28 minggu), dan 2 kali dalam triwulan ketiga (setelah minggu ke 28-36 dan setelah minggu ke 36). Standart waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan komplikasi (PWS KIA, 2010). Di Indonesia, target pencapaian K1 tahun 2010 sebesar 95 % dan Indonesia masih mencapai target 92,7 % (Riskesdas, 2010) artinya Indonesia masih belum memenuhi target K-1. Di Jawa Timur, target pencapaian indikator pelayanan K-1 tahun 2012 sebesar 99 %. Capaian cakupan K-1 Provinsi Jawa Timur pada tahun 2012 adalah 92,14 %. Di kota Surabaya target pencapaian indikator K-1 tahun 2012 masih 87,40 % (DinKes, 2012). Berdasarkan data di BPS Enny Juniati menunjukkan bahwa K-1 mengalami penurunan dan peningkatan dari tahun 2011 sampai 2013. Tahun 2011-2012 terjadi penurunan 1,83 %, sedangkan tahun 2012-2013 terjadi peningkatan 6,55 %. Namun hal tersebut masih belum memenuhi target Jawa Timur yaitu sebesar 99 %. Beberapa faktor yang mempenga-ruhi K-1 antara lain: karakteristik ibu (umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, kebudayaan), factor pendukung (sosial ekonomi, dukungan keluarga, ketersediaan waktu, sarana kesehatan), faktor pendorong (sikap petugas) (Notoatmodjo, S, 2003). Umur sangat mempengaruhi proses reproduksi. Pada umur 20 tahun rahim dan bagian tubuh lainnya sudah siap untuk menerima kehamilan selain itu pada umur tersebut biasanya wanita sudah merasa siap untuk menjadi seorang ibu. Lain halnya dengan ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan panggulnya belum berkembang dengan baik, sehingga perlu diwaspadai adanya kemungkinan mengalami persalinan yang sulit. Sedangkan ibu yang berumur diatas 35 tahun kesehatan dan keadaan rahimnya sudah tidak seperti umur 20-35 tahun, sehingga perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya persalinan lama dan perdarahan. Pada usia 20-35 tahun ibu memiliki kesiapan untuk hamil dimana dalam proses kehamilan diperlu-kan kematangan psikologis seorang ibu, kesabaran pemahaman kebutuhan ibu hamil, pentingnya kunjungan antenatal care dan ketrampilan yang dimiliki demi untuk keselamatan dalam proses persalinan. Dan pada ibu hamil yang tergolong umur kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun kurang menyadari pentingnya kunjungan antenatal care ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang kehamilan dan kurangnya perhatian ibu tentang kehamilannya. Paritas adalah keadaan seseorang wanita sehubungan dengan kelahiran anak yang dapat hidup (Dorland, 2002). Seorang primipara lebih termotivasi untuk melakukan kunjungan antenatal care dan sangat mengharapkan kehamilannya baik-baik saja sehingga ia memeriksakan kehamilannya secara teratur agar selama kehamilannya tidak ada masalah yang terjadi sehingga berakhir dengan baik dan mendapatkan anak yang sehat dan tidak terjadi masalah pada bayi yang dilahirkan. Pada seorang multigravida dan grande multi tidak melakukan kunjungan antenatal khususnya pada trimester pertama karena mereka lebih merasa memiliki pengalaman yang lebih banyak dalam proses kehamilan sampai melahirkan sehingga mereka tidak begitu peduli dengan program pemerintah dalam hal pemeriksaan kehamilan (ANC). Kunjungan yang direncanakan atau kunjungan pertama ibu hamil kepada bidan merupakan kunjungan yang paling signifikan pada ibu yang melakukan kunjungan selama kehamilan. Kunjungan pertama merupakan/menjadi momen awal terjalinnya rasa percaya bidan dengan ibu, jika ditangani secara sensitif dan profesional sehingga keduanya dapat bermitra dalam asuhan (Wylie, Linda. 2010). Kunjungan antenatal yang pertama bermanfaat untuk membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan, mengidentifikasi kemungkinan faktor risiko yang dapat menyulitkan kehamilan, dan menyepakati jadwal asuhan antenatal yang tepat (Baston, Helen, 2011). Dengan adanya 15

pemeriksaan yang dilakukan pada kehamilan trimester I diharapkan dapat memelihara dan mening-katkan kesehatan ibu dan janin. Berbagai dampak dapat terjadi bila tidak melakukan pemeriksaan kehamilan khususnya kun-jungan ibu hamil yang pertama (K-1) adalah akan semakin meningkatnya angka kematian ibu karena ibu hamil kurang mendapatkan informasi mengenai cara merawat kehamilannya yang benar, tidak terdeteksinya tanda bahaya kehamilan secara dini, dan tidak terdeteksinya kom-plikasi atau penyulit selama kehamilan. Bila tidak ditangani atau bila tidak dilakukan screening sejak awal akan mengakibatkan komplikasi pada saat hamil atau persalinan yang akan mengarah pada kematian ibu maupun janin. Dengan kunjungan yang teratur ke pusat-pusat pemberi layanan Upaya yang dilakukan agar K-1 dapat memenuhi target yaitu dengan diadakannya kelas ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh, keluhan selama hamil dan perawatan kehamilan (KepMenKes RI, 2011), serta pelayanan antenatal yang harus dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan berkualitas (KepMenKes RI, 2010). Melihat fenomena masih rendahnya pelak-sanaan K1 di BPS Enny Juniati Surabaya, maka masalah yang perlu diteliti adalah Gambaran umur dan paritas ibu hamil terhadap K-1 (Studi di BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014). BAHAN DAN METODE Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan survey observasional, Deskriptif peristiwa ini dilakukan secara sistematis dan lebih menekankan pada data faktual dari pada penyimpulan. Fenomena disajikan secara apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini tidak memerlukan adanya suatu hipotesis (Nursalam, 2008). Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan umur dan paritas ibu hamil terhadap K-1, dengan populasi seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama (K- 1) di BPS Enny Juniati Surabaya periode bulan Januari-Maret 2014 sejumlah 355 orang, dan pengambilan sampel dengan tehnik Nonprobability Sampling (Sampel jenuh) sebesar 355 orang. Variabel dalam penelitian ini adalah kunjungan ibu hamil yang pertama (K- 1), umur dan paritas. Instrumen yang digunakan adalah dengan penelusuran data sekunder yaitu data register Kohort kunjungan ibu hamil. HASIL Ibu Hamil yang melakukan Kunjungan Pertama (K-1) Tabel-1: Frekuensi Kunjungan Pertama Ibu Hamil (K1) di BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014 K1 Frekuensi Presentase K-1 murni 204 57,46 K-1 akses 151 42,54 Jumlah 355 100 Sumber Data: Data Sekunder dari buku Kohort BPS Enny Juniati Periode Januari-Maret 2014 Tabel-1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas kunjungan pertama ibu hamil dengan usia kehamilan < 12 minggu (K-1 murni) sebanyak 204 orang (57,46 %). Umur Ibu Hamil Tabel-2: Frekuensi Umur Ibu Hamil yang melakukan Kunjungan Pertama (K- 1) di BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014 Umur Frekuensi Persentase (%) (tahun) < 20 101 28,45 20-35 215 60,56 > 35 39 10,99 Jumlah 355 100 Sumber Data: Data Sekunder dan Kohort BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014. Tabel-2 dapat disimpulkan bahwa mayoritas umur ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama (K-1) berumur 20-35 tahun sebanyak 215 orang (60,56 %). Paritas Ibu Hamil Table-3: Paritas Ibu Hamil yang mela-kukan Kunjungan Pertama (K-1) di BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014 Paritas Frekuensi Persentase(%) Primipara 178 50,14 Multipara 171 48,17 Grande Multipara 6 1,69 Jumlah 355 100 Sumber Data: Data Sekunder dan Kohort BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014 16

Tabel-3 dapat disimpul-kan bahwa mayoritas paritas ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama (K-1) adalah primipara sebanyak 178 orang (50,14 %). Tabel-4: Tabulasi Silang antara Umur dengan Kunjungan Pertama Ibu Hamil (K- 1) di BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014. Umur K1 Jumlah (Tahun) K1 Murni) K1 Akses Σ % Σ % Σ % < 20 43 42,57 58 57,42 101 100 20 35 146 67,91 69 32,09 215 100 > 35 15 38,46 24 61,54 39 100 Jumlah 204 57,46 151 42,54 355 100 Sumber data: Hasil pengolahan Buku Kohort ibu hamil BPS Enny Juniati Surabaya periode Januari - Maret 2014. Table-4 dapat disim-pulkan bahwa ibu hamil yang berumur 20-35 tahun mayoritas melakukan kunjungan pertama dengan usia kehamilan < 12 minggu (K-1 murni) sebanyak 146 orang (67,91 %), dibandingkan dengan umur > 35 tahun yang melakukan kunjungan pertama dengan usia kehamilan > 12 minggu (K-1 akses) sebanyak 24 orang (61,54 %). Tabel-5: Tabulasi Silang antara Paritas dengan Kunjungan Pertama Ibu Hamil (K-1) di BPS Enny Juniati Surabaya Periode Januari-Maret 2014. Paritas K-1 K-1 murni K-1 akses Jumlah Σ % Σ % Σ % Primipara 1 126/70,79 52/29,21 178 100 Multipara 76/44,44 95/55,56 171 100 Grande multipara 2/33,33 4/66,67 6 100 Jumlah 204/57,46 151/42,54 355 100 Sumber data: Data Sekunder Diolah Peneliti Tabel-5 dapat disim-pulkan bahwa mayoritas paritas ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama dengan usia kehamilan < 12 minggu (K-1 murni) adalah primipara sebanyak 126 orang (70,79 %) dibandingkan dengan paritas ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama dengan usia kehamilan > 12 minggu (K-1 akses) adalah grande multipara sebanyak 4 orang (66,67 %). PEMBAHASAN Kunjungan ibu hamil yang pertama (K-1) adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standart (KepMen Kes RI, 2010). K-1 di bagi menjadi K-1 murni dan K-1 akses. K-1 murni adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi pada usia kehamilan kurang dari 12 minggu. K-1 akses adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan umur dan paritas ibu hamil terhadap K-1 Hasil penelitian di BPS Enny Juniati Surabaya periode Januari-Maret 2014 dapat disimpulkan, bahwa ibu hamil yang berumur 20-35 tahun mayoritas melakukan kunjungan pertama dengan usia kehamilan < 12 minggu (K1 murni). Umur dapat mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan, karena semakin cukup umur maka tingkat kematangan dan pengetahuan seseorang akan lebih matang dalam berfikir. Seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tingkat kedewa-saannya. Hal ini sebagai akibat dari penga-laman dan kamatangan jiwanya (Nursalam, 2008), sehingga dengan umur yang cukup akan membuat seorang ibu akan berfikir dewasa tentang kebutuhan kesehatan dirinya, salah satunya adalah memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan sejak dini. Dapat disimpulkan pula, bahwa mayoritas paritas ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama dengan usia kehamilan < 12 minggu (K-1 murni) adalah primipara, maka paritas ibu hamil dapat mempengaruhi kunjungan pemeriksaan kehamilan. Pada seorang primipara lebih termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya dan sangat mengharapkan kehamilannya baik-baik saja sehingga mau memeriksakan kehamilannya secara teratur agar selama hamil tidak terjadi masalah, sehingga kehamilan dapat berakhir dengan baik dan dapat memperoleh bayi yang sehat tanpa masalah. Bila selama kehamilannya ibu tidak mengalami komplikasi, maka ibu akan merasa tidak perlu untuk memeriksakan kehamilannya. Ibu hamil tidak menyadari bahwa dalam melakukan ANC dapat mengetahui apa yang 17

terjadi dengan keadaan tubuhnya dan kelainan pada janin yang dikandungnya. K-1 murni yang rendah akan berdampak pada rendahnya deteksi dini kehamilan berisiko, yang kemudian mempengaruhi tingginya AKB dan AKI. Oleh karena itu, K-1 murni sangat penting bagi ibu hamil karena dapat mendeteksi tanda bahaya kehamilan secara dini dan komplikasi atau penyulit selama masa kehamilan. Bila tidak ditangani atau bila tidak dilakukan screening sejak awal, maka akan mengaki-batkan komplikasi pada saat hamil atau persalinan yang akan mengarah pada kematian ibu maupun janin. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan K-1 murni, adalah dengan diadakannya kelas ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh wanita hamil, keluhan selama hamil dan perawatan kehamilan (KepMenkes RI, 2011). Selain itu juga dilakukan pelayanan antenatal secara komprehensif, terpadu dan berkualitas (KepMenkes RI, 2010) serta memberikan penyuluhan atau informasi kepada wanita. Oleh karena itu petugas kesehatan harus memotivasi wanita yang sudah mengetahui bahwa dirinya sedang hamil, maka segera memeriksakan diri ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelayanan pemeriksaan kehamilan sesuai standart. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ibu hamil yang melakukan kunjungan kehamilan pertama pada usia kehamilan < 12 minggu (K-1 murni) mayoritas berumur 20-30 tahun, dengan paritas primipara. Saran Diharapkan Ibu Hamil dapat memahami betapa pentingnya kunjungan antenatal care untuk mendeteksi sedini mungkin adanya penyulit dalam kehamilan, sehing-ga mau melakukan pemeriksaan kehamilan terutama pada trimester I. Dan bila ibu sudah mengetahui positif hamil, segera memeriksakan dirinya secara teratur ke petugas kesehatan. KEPUSTAKAAN Adimihardja K. Paraji, 2005. Tinjauan Antropologi Kesehatan Repro-duksi. Dalam Sarwono P, editor. Bunga Rampai Obstetri dan Gine-kologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiro-hardjo. Alimul, Aziz., 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba medika. Anonym, 2011. Profil kesehatan Jawa Timur Tahun 2010. Surabaya: Din-Kes Jatim. Anonym, 2012. Profil Kesehatan Jawa Timur Tahun 2011. Surabaya: DinKes Jatim Anonym, 2013. Profil kesehatan Jawa Timur Tahun 2012. Surabaya: DinKes Jatim. Anonym, 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI 2010. Anonym, 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA). Jakarta: KepMenKes RI 2010. Baston, Helen., 2011. Midwifery Essen-tials: Antenatal. Jakarta: EGC. Bobak, Lowdermilk, dan Jensen., 2004. Buku Ajar Keperawatan Mater-nitas. Jakarta: EGC. Budijanto, D., dan Prajoga, 2005. Metode Penelitian. Surabaya: P3SKK Dorland W.A. Newman., 2002. Kamus kedokteran Dorland.Jakarta: EGC. http://harian-pelita.pelitaonline.com/cetak/ 2013/09/30/data-angka-kematianibuhamil-menurutwho#.U2BQI4Fu1U. http://id.wikipedia.org/wiki/umur. Hurlock, E.B., 1998. Psikologi Perkembangan. Jakarta: EGC Manuaba, IBG., 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, S., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam., 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Nursalam., 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salem-ba Medika. Prawirohardjo, S., 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rochjati, Poedji., 2003. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil. Surabaya: Air-langga University Press. 18

Saiffudin, A.B, et al., 2009. Ilmu Kebi-danan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Saiffudin, A.B, et al., 2010. Buku Acuan Nasional. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Sulistyawati, A., 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika. Wylie, Linda., 2010. Essensial Anatomi dan fisiologi dalam Asuhan Mater-nitas. Jakarta: EGC 19