BAB I PENDAHULUAN. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat. Musik juga menjadi warna tersendiri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk proses pembentukan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, mewakili sesuatu yang lain (Wibowo, 2013: 7)

BAB I PENDAHULUAN. Isu-isu konflik kemanusiaan yang berujung kepada perang atau tindak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Tubbs dan Moss mengatakan,

BAB I PENDAHULUAN. Efek Rumah Kaca adalah nama sebuah band indie pop yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sesamanya. Menurut Everett M. Rogers dalam Mulyana (2005:65), komunikasi. lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan mempunyai kesenian sendiri-sendiri berdasarkan ciri khas dari

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai cara dilakukan manusia dalam menyampaikan pendapatnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia, baik sebagai bahasa nasional maupun sebagai Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menikmati musik itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musik

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk penerima pesan dengan maksud tertentu. Everett M. Rogers berpendapat,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan hal pokok bagi kehidupan setiap manusia, baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pencipta musik tersebut. Musik adalah suara yang disusun sedemikian rupa

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh perkembangan musik yang sangat fenomenal di dunia yaitu musik rock.

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Grunge merupakan sebuah inovasi dari aliran musik rock

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan

I.1 Latar Belakang Masalah Musik metal atau underground merupakan tipe musik yang memiliki tempo

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk kesenian universal yang dapat dinikmati

BAB 3 EKSISTENSI TIGA ALIRAN MUSIK POPULER CINA DALAM MUSIK CINA: SEBUAH ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Gitar merupakan alat musik berdawai yang banyak digemari masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian moral mengacu kepada akhlak yang sesuai dengan peraturan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan

menyaksikan pertunjukan musik tersebut secara langsung atau live.

BAB I PENDAHULUAN. metal yaitu Seringai sebagai bahan untuk penelitian. Kebanyakan lirik pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Musik adalah sarana bagi para musisi, seperti kata-kata yang merupakan sarana

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan. Media massa (media cetak, media elektronik dan media bentuk baru)


BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

Bab I. Pendahuluan. pemahaman secara mendalam dari fenomena yang terjadi pada gitaris rock dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sementara itu, istilah politik pada konteks ini berarti kekuasaan. Oleh

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

PROPOSAL PENELITIAN RISET MEDIA DAN KHALAYAK TINGKAT KETERTARIKAN MASYARAKAT INDONESIA TERHADAP SUATU GENRE MUSIK (BEAT TV)

Bab 1. Pendahuluan. Salah satu dari budaya pop Jepang yang terkenal ke mancanegara adalah industri

BAB I PENDAHULUAN. Oxford University, 1997), Dieter Mack, Apresiasi Musik Musik Populer (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusatama,

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan kebudayaan dari berbagai macam belahan dunia, musik yang ada di masyarakat seperti musik Pop, Rock, Jazz bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Komunukasi adalah suatu topik yang amat sering diperbincangkan,

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak terlepas dari kehidupan masyarakat karena dalam karya

ANALISIS GAYA BAHASA IRONI DAN PESAN MORAL LAGU-LAGU SLANK DALAM ALBUM ANTIKORUPSI TINJAUAN SEMIOTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Erwin Gutawa adalah seorang produser, komponis, konduktor, penata

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi budaya pop Korea yang biasa dikenal dengan Korean Wave,

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baru yang tergabung dalam major label maupun indie label. Major label dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu kebutuhan pokok setiap manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. menuju kepada jalan kebaikan, memerintahkan yang ma ruf dan mencegah

Penggunaan Bahasa Pada Syair Lagu Tetep Mekenyem Karya Leeyonk Sinatra

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kelebihan manusia adalah memiliki alat komunikasi berupa bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Artinya, hampir semua kajian sosial selalu melibatkan komunikasi

I. PENDAHULUAN. dan berkomunikasi dengan manusia lainnya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. Aliran musik Emo merupakan sub aliran dan musil punk rock yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terkait kasus-kasus korupsi yang dilakukan pejabat dan wakil rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. memaknai bahwa kebudayaan itu beragam. Keragamannya berdasarkan norma norma serta

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur seni yang sering kita jumpai dalam masyarakat adalah musik. Musik

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan kepada orang-orang yang melakukan komunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan dunia luar, hal ini berarti bahwa fungsi utama

BAB V IDEOLOGI ARMADA RACUN

BAB V PENUTUP. bersangkutan. Dalam menyampaikan materinya Majalah Rolling Stone Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya, kemudian hanya sekadar mendengarkannya saja atau meminta ke. stasiun radio untuk memutarkan lagu tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Musik tidak hanya menyentuh, tetapi meresap dan merasuk jiwa

BAB I PENDAHULUAN. baru, baik yang bergabung dalam major label maupun indie label. Indie label dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat mendunia. Menurut Korean Culture and Information Service (2011),

BAB I PENDAHULUAN. khas musik yang dingin, gelap, melankolis, tragis, dan beratmosfir suram. Black

BAB I PENDAHULUAN. sedang dihadapi oleh Indonesia saat ini, karena korupsi merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mudah diterima oleh masyarakat tanpa ada batasan ruang dan waktu. Hal ini tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Komunikasi adalah suatu proses dengan mana kita bisa memahami dan

ANALISIS TUTURAN METAFORIS DALAM LIRIK LAGU-LAGU LETTO

BAB I PENDAHULUAN. Pop melayu adalah salah satu genre musik asal Indonesia. Genre musik

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cerminan, gambaran atau refleksi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Membuka Ruang Kritis. Menolak Lupa

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang penelitian, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sesuatu yang dapat dirasakan, dipikirkan, dan dihayati, dalam seni

BAB I PENDAHULUAN. maka anda haruslah mempunyai motivasi yang tinggi. Dengan adanya motivasi

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Informasi menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan manusia, tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. secara major label atau indie label. Di Indonesia sendiri musik indie menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Korupsi telah dikaji dan ditelaah secara kritis oleh banyak ilmuwan

BAB I PENDAHULUAN. aliran musik menggunakan gitar sebagai pengiring maupun pembawa melody. Secara garis

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi massa yang terdiri dari tiga elemant peanting yaitu media, audience,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut majalah Rolling Stone awal Januari (2007), musik Indonesia mulai diramaikan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan khalayak luas yang biasanya menggunakan teknologi media massa. setiap pagi jutaan masyarakat mengakses media massa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan seni yang menghasilkan suara terampil dan

Bab I PENDAHULUAN. Museum Musik di Medan. Arsitektur Ikonik. Universitas Sumatera Utara

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memungkinkan manusia untuk saling berhubungan. (berkomunikasi), saling belajar dari orang lain, dan saling memahami orang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana mengutip pernyataan Tubbs dan Moss yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua orang atau lebih (Mulyana, 2004: 59). Banyak hal yang dapat dikomunikasikan lewat berbagai macam cara oleh manusia di dunia ini, termasuk juga berkomunikasi melalui sebuah karya seni. Sebuah karya seni pasti memerlukan sebuah media dalam penyampaian pesannya, entah itu merupakan sebuah seni lukis, drama, ataupun tarik suara. Salah satu seni yang sering menjadi sarana komunikasi adalah musik. Kalau bicara musik, tentunya tidak akan terlepas dari genre musik itu sendiri dan industri musik. Genre musik bermacam-macam, yaitu pop, rock, jazz, metal, soul, dan masih banyak yang lainnya. Menurut Merriam pada buku The Anthropology of Music (Merriam, 1964: 32-33), musik merupakan suatu lambang dari hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide, maupun perilaku masyarakat. Bicara mengenai suatu profesi di dunia musik, tentunya tidak akan terlepas dari yang namanya peran produser musik. Lewat tangan dingin si produser musik inilah, lahir karya-karya bagus dari para pelaku musik. Bisa dilihat bahwa profesi sebagai produser musik tidak bisa dianggap sebelah mata. 1

Malah, profesi sebagai produser musik merupakan profesi yang bisa dibilang cukup menggiurkan. Seperti yang dilansir di situs www.simplyhired.com, Selasa (22/9), yang dikutip oleh www.inilah.com menyatakan bahwa, pendapatan produser musik secara global bisa dibilang menggiurkan, rata-rata mencapai US$119 ribu atau setara dengan Rp 1,15 miliar. Sedangkan untuk kawasan Asia sendiri, pendapatan yang diterima sebagai produser musik mencapai US$111 ribu atau setara dengan Rp 1,07 miliar. Tidak cuma produser musik saja yang dikategorikan sebagai profesi menjanjikan. Para musisi pun juga begitu. Berdasarkan data yang didapat dari www.unikgaul.com, para musisi atau band papan atas mempunyai pendapatan yang tinggi. Contohnya seperti grup musik NOAH sebagai band beraliran pop, mendapat bayaran sebesar Rp 400 juta dalam sekali show. Dari beberapa data yang telah disebutkan di atas, bisa dilihat bahwa musik merupakan bisnis yang menjanjikan, begitu pun musik di Indonesia, khususnya warna musik pop itu sendiri. Sehingga, musik pop dalam komoditasnya sekarang telah dijadikan sebuah industri yang menjanjikan dan dapat menghasilkan uang dalam jumlah banyak, bahkan rela mengesampingkan nilai seni dari musik itu sendiri. Dalam bukunya, John Storey, membuat asumsi yang mengatakan bahwa musik sebagai sebuah industri, industri musik menentukan nilai guna produkproduk yang dihasilkan. Seperti pernyataan Leon Rosselson yang dikutip dalam buku Cultural Studies dan Kajian Budaya Pop menyatakan bahwa industri musik 2

memberikan "publik apa yang mereka inginkan" (Storey, 2007:121). Dalam hal ini, terlihat bahwa musik populer diciptakan, direkam, dirilis, diedarkan, dan dijual hanya untuk mengikuti selera yang sedang digandrungi oleh pasar atau publik atau konsumen. Seperti yang dikatakan oleh Zanoe Aliep (pada wawancara tanggal 6 Maret 2013) yang merupakan seorang wartawan musik di salah satu majalah remaja di Indonesia, sekaligus gitaris dari grup band beraliran hardcore,tragedi, bahwa para pelaku seni termasuk musisi sekali pun, menciptakan lagu untuk memuaskan hasrat bermusiknya dan pelampiasan ego semata, atau bahkan untuk menyerukan kritik yang berhubungan dengan isu-isu sosial yang terjadi pada lingkungan masyarakat. Zanoe menambahkan, pada kenyataannya, di Indonesia, masih banyak para perusahaan atau produser rekaman yang menuntut para musisi untuk menciptakan sebuah karya yang sesuai dengan selera pasar atau yang disukai oleh orang kebanyakan. Seperti ketika musik Indonesia sedang ramai-ramainya dengan kehadiran band-band melayu, sehingga membuat banyak grup musik beraliran sejenis yang muncul ke permukaan. Atau, banyaknya kemunculan boyband dan girlband karena pasar yang sedang terpengaruh oleh musik-musik dari Korea. Menurut Zanoe, hal-hal semacam itu sebenarnya seakan membuat kreativitas dari para musisi atau pencipta lagu seakan terbatasi, sehingga dari segi lirik ataupun aransemennya tidak menggambarkan ciri khas dari musisi itu sendiri. 3

Karena permasalahan itulah, banyak dari para musisi yang masih berusaha untuk menciptakan lagunya tanpa ada paksaan atau campur tangan produsen rekaman. Hal tersebut dimaksudkan agar para musisi-musisi dapat menviptakan lagu sesuai dengan hasrat bermusik mereka tanpa harus mengalami tuntutan ataucampur tangan perusahaan rekaman yang hanya berorientasi pada bisnis, untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Dari sinilah, muncul yang namanya musisi-musisi independent atau yang biasa dikenal dengan indie, yang bebas berkarya tanpa adanya campur tangan para perusahaan atau produser rekaman. Salah satu komponen terpenting dalam sebuah lagu adalah lirik lagu itu sendiri, karena lewat lirik lagu, para musisi atau pecipta lagu dapat menyampaikan pesan tertentu yang merupakan pengekspresian dirinya terhadap adanya fenomena-fenomena yang terjadi di dunia sekitar, dimana dia berinteraksi di dalamnya. Atau dengan kata lain, lewat lirik yang diciptakan, para musisi seakan ingin buka suara atau "melakukan aksi demo" terhadap isu yang terjadi, tetapi dengan menggunakan kreativitas dan kemampuan mereka sebagai musisi. Sama dengan bahasa, lirik lagu juga dapat berfungsi menjadi sarana atau media komunikasi untuk mencerminkan realitas sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Lirik lagu juga dapat menjadi sebuah sarana untuk sosialisasi dan pelestarian terhadap suatu sikap atau nilai. Oleh karena itu, ketika sebuah lirik lagu diaransir dan diperdengarkan kepada khalayak juga mempunyai tanggung jawab yang besar atas tersebar luasnya sebuah keyakinan, nilai-nilai, bahkan prasangka tertentu. 4

Secara sadar ataupun tidak sadar, ternyata musik dapat mempengaruhi cara berbicara, berperilaku, bahkan hidup kita. Hal ini dikarenakan, dalam sebuah lagu terdapat pesan tertentu yang diberikan oleh si pencipta lagu tersebut kepada para pendengarnya. Dalam perkembangannya, musik juga bukan cuma merupakan sebuah hiburan, tetapi juga memiliki pesan akan kritik sosial. Dalam bukunya Kritik Sosial, Pers, dan Politik Indonesia, dalam Wacana Pembangunan (Akbar, 1997: 12), Akhmad Zaini Akbar mengungkapkan bahwa kritik sosial adalah salah satu bentuk komunikasi dalam masyarakat yang bertujuan atau berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat. Dalam arti, bahwa kritik sosial menjadi sarana komunikasi gagasan-gagasan baru, sembari menilai gagasan lama untuk suatu perubahan sosial. Di Indonesia sendiri, musik dijadikan sebagai sarana untuk mengungkapkan kritik sosial dimulai pada tahun 1980-an, yang mengingatkan kita akan nama besar seperti Iwan Fals. Sebagai seorang seniman dan musisi, Iwan Fals identik dan dikenal sebagai musisi solo yang kritis terhadap rezim kekuasan saat itu. Sedangkan di tahun 1990-an sendiri, muncul grup musik Slank yang juga terkenal akan isi lirik-liriknya yang kritis terhadap realitas sosial, seperti pendahulunya, Iwan Fals. Seiring perkembangan zaman, di Indonesia semakin banyak bermunculan musisi-musisi yang menyerukan hal serupa, yakni tentang kritik sosial. Seperti HOMICIDE yang merupakan grup beraliran rap asal Bandung, Zeke Khaseli, Efek Rumah Kaca, dan masih banyak yang lainnya, yang memang para musisi ini, 5

lebih cenderung tergolong atau bergerak sebagai musisi independent atau indie, yang merupakan musisi-musisi yang ingin bebas dari campur tangan produser rekaman dalam proses penciptaan lagunya. Seperti yang terdapat dalam lirik lagu grup band Efek Rumah Kaca yang berjudul Di Udara yang merupakan single ketiga dari album "Efek Rumah Kaca," yang berkaitan tentang permasalahan terhadap situasi sosial dan isu-isu sosial yang terjadi, khususnya Hak Asasi Manusia (HAM). Efek Rumah Kaca sendiri merupakan sebuah grup musik yang berasal dari Jakarta. Terbentuk sejak tahun 2001 silam, Efek Rumah Kaca kini diisi oleh Cholil Mahmud (vokal, gitar), Adrian Yunan Faisal (vokal, bass), dan Akbar Bagus Sudibyo. Grup musik ini, dikenal oleh para pecinta musik di tanah air karena lagu-lagu ciptaan mereka menyentuh dan memotret keadaan sosial masyarakat. Sampai saat ini, Efek Rumah Kaca sudah menciptakan dua album, diantaranya adalah Efek Rumah Kaca (2007) dan Kamar Gelap (2008). Dalam setiap perform-nya, Efek Rumah Kaca tidak pernah ketinggalan untuk membawakan lagu Di Udara, dan pada kesempatan itu jugalah, Cholil selalu mendedikasikan lagu tersebut untuk Alm. Munir, yang merupakan seorang pejuang Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. Seperti yang sudah diketahui, HAM merupakan sebuah bahasan yang universal. Di Indonesia sendiri, HAM juga merupakan isu yang kerap kali diberitakan oleh media-media nasional, yang masih belum menemukan titik terang dari penyelesaian masalah hak asasi tersebut. Ada beberapa kasus yang sampai saat ini, masih "tergantung" atau belum terselesaikan secara tuntas, bahkan 6

kasus-kasus tersebut sudah melewati banyak cara yang dilakukan untuk menyelesaikannya dengan cara gugatan, peradilan, dan yang lainnya yang masih diragukan oleh banyak orang. Seperti adanya kasus penembakan mahasiswa di Semanggi I (1998) dan Semanggi II (1999), seperti yang dikutip dari www.kontras.org, dan yang paling fenomenal adalah kasus kematian pejuang HAM, Munir yang meninggal di dalam pesawat dalam perjalanannya dari Jakarta menuju Belanda. Karena permasalahan dalam lirik lagu tersebut yang berkaitan dengan fenomena sosial yang terjadi di Indonesia, menimbulkan ketertarikan peneliti untuk mencari tahu apa makna sesungguhnya dari lirik lagu Di Udara ciptaan Efek Rumah Kaca. Selain itu, ketertarikan peneliti memilih lagu tersebut sebagai objek penelitian dikarenakan, sebagai sebuah band indie, Efek Rumah Kaca tidak menciptakan lagu untuk selera pasar, namun untuk menyuarakan sebuah peristiwa atau kejadian yang memiliki makna yang cukup dalam, seperti kasus Munir itu sendiri. Peneliti tertarik untuk meneliti lagu Di Udara karya Efek Rumah Kaca karena ada beberapa faktor. Yaitu dalam proses pembuatan lagu Di Udara (2007) ini, Cholil selaku pengarangnya, melihat dan meriset tentang kasus Munir dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Berdasarkan hasil wawancara Cholil dengan Rolling Stone Indonesia, dikatakan bahwa Cholil menciptakan lagu tentang Munir dikarenakan pada rentang tahun 2004-2007, sosok Munir-lah yang mendapatkan tempat atau porsi lebih dalam media, kasusnya ramai 7

diperbincangkan saat itu. Itulah yang melatar belakangi pembuatan lagu Di Udara sendiri. Selain itu, dari beberapa lagu bertemakan HAM, yang mendapatkan apresiasi lebih merupakan lagu Di Udara ini yang merupakan karya Efek Rumah Kaca. Apresiasi banyak datang dari para penikmat musik dan wartawan musik tanah air. Tercatat, lagu ini sendiri menempati urutan 131 dari 150 lagu terbaik di Indonesia periode 1950-an sampai 2000-an, versi Rolling Stone Indonesia. Apresiasi dari penikmat musik tanah air juga besar, terlihat dari penjualan album berjudul Efek Rumah Kaca (2007) yang di dalamnya terdapat lagu Di Udara cukup besar, yakni sebanyak 8.000 keping, sehingga mengangkat pamor dari grup yang biasa perform di studio band menjadi lebih tenar seperti sekarang ini. Dan karena lagu ini pula, Efek Rumah Kacadisebut-sebut oleh beberapa media massa sebagai band politik. Teknik analisis semiotika milik Charles Sanders Peirce digunakan oleh peneliti untuk mendeskripsikan makna yang terdapat dalam tanda pada lagu Di Udara. Semiotika Peirce membahas bagaimana makna dari sebuah tanda dimaknai langsung oleh manusia. Keterlibatan manusia akan terlihat jelas dalam hal ini, karena akan langsung menjustifikasi tanda-tanda yang muncul, yang dianggap menggambarkan sesuatu hal atau yang memiliki makna lain. Dari beberapa hal di atas, maka peneliti melihat bahwa lagu dari grup musik indie Efek Rumah Kaca menarik untuk diteliti dan dalam penelitian ini, peneliti ingin menitikberatkan pada makna yang terkandung pada lirik lagu Di Udara. 8

1.2. Perumusan Masalah Berdasar pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini, adalah: 1.2.1 Apa makna yang terdapat dalam lagu Di Udara ciptaan grup musik indie Efek Rumah Kaca, dalam album Efek Rumah Kaca? 1.2.2 Bagaimana representasi Hak Asasi Manusia dalam lirik lagu Di Udara ciptaan grup musik indie Efek Rumah Kaca? 1.3. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1.3.1.1 Untuk mengetahui apakah makna yang terkandung dalam lagu "Di Udara" ciptaan Efek Rumah Kaca. 1.3.1.2 Untuk mengetahui bagaimana representasi Hak Asasi Manusia dalam lirik lagu "Di Udara" ciptaan Efek Rumah Kaca. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1. Kegunaan Teoritis, yaitu untuk menambah literatur penelitian kualitatif Ilmu Komunikasi khususnya mengenai analisis dengan menggunakan metode semiotik. 2. Kegunaan Praktis, bermanfaat sebagai referensi untuk mahasiswa-mahasiswi ilmu komunikasi yang tertarik dengan penelitian analisis semiotika, khususnya semiotika Charles Sanders Peirce. 9