INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

KARAKTERISASI SIFAT FISIS DAN MEKANIS SAMBUNGAN LAS SMAW BAJA A-287 SEBELUM DAN SESUDAH PWHT

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP HASIL PENGELASAN TIG PADA BAJA KARBON RENDAH

BAB II KERANGKA TEORI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Pengaruh Variasi Arus dan Jenis Elektrode pada Pengelasan Smaw Terhadap Sifat Mekanik Baja Karbon

16 Media SainS, Volume 4 Nomor 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

PENGARUH HASIL PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN, KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA ST 42

KEKUATAN TARIK DAN BENDING SAMBUNGAN LAS PADA MATERIAL BAJA SM 490 DENGAN METODE PENGELASAN SMAW DAN SAW

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dibeberapa tempat, sebagai berikut:

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III PENELITIAN DAN ANALISA

PENGARUH BENTUK KAMPUH DAN JENIS ELEKTRODA PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL BAJA ST 37 SKRIPSI

PENGARUH HEAT TREATMENT

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

PENGARUH PERLAKUAN ANIL TERHADAP SIFAT MEKANIS DAN STRUKTUR MIKRO PADA SAMBUNGAN LAS PIPA BAJA Z 2201

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

ANALISA PENGARUH VARIASI TREATMENT PADA PROSES PENGELASAN SMAW TERHADAP PERBAIKAN KUALITAS BAJA

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN SAMBUNGAN PADA PROSES PENGELASAN ALUMINIUM DENGAN METODE MIG

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CYBER-TECHN. VOL 11 NO 02 (2017) ISSN

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

STUDI PENGARUH NORMALISING TERHADAP KARAKTERISTIK DAN SIFAT MEKANIK SAMBUNGAN LAS SMAW PADA PLAT JIS SM 41B MENGGUNAKAN ELEKTRODA E 7016 DAN E 6013

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kajian Kekuatan Baja Paduan Rendah Yang Dilas Listrik Elektroda Terbungkus Dengan Kampuh V Dan Elektroda Rd 320 E.6013 Panas yang t erjadi t idak cuku

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENGARUH BESARNYA ARUS LISTRIK TERHADAP DISTRIBUSI KEKERASAN, STRUKTUR MIKRO, DAN KEKUATAN IMPAK PADA BAJA KARBON RENDAH JENIS SB 46

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

PENGARUH PROSES PREHEATING PADA PENGELASAN SMAW TERHADAP KEKUATAN TARIK MATERIAL BAJA ST 37

PENGARUH VARIASI SUHU POST WELD HEAT TREATMENT ANNEALING

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

ANALISIS PENGARUH HASIL PENGELASAN BIMETAL BAJA S45C DAN STAINLESS STEELS 304 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN STRUKTUR MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB IV DATA DAN ANALISA

VARIASI KUAT ARUS LAS SMAW TERHADAP NILAI KEKERASAN DAN UJI TARIK PADA BAJA ST 40

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

KAJIAN EKSPERIMEN PENGUJIAN KEKERASAN BAJA KARBON MEDIUM YANG DISAMBUNG DENGAN SMAW DAN QUENCHING DENGAN AIR LAUT. Erizal

PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN

ANALISA PENGARUH PERLAKUAN PANAS TERHADAP KEKUATAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON TINGGI

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

PENGARUH VARIASI SUHU PREHEAT TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SA 516 GRADE 70 YANG DISAMBUNG DENGAN METODE PENGELASAN SMAW

PENGARUH ARUS PENGELASAN LAS TIG TERHADAP KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIS STAINLESS STEEL TYPE 304 ABSTRAK

ANALISA PENGARUH VARIASI KUAT ARUS DAN JARAK PENGELASAN TERHADAP NILAI KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA KARBON RENDAH DENGAN ELEKTRODA 6013 METODE ANAVA

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI PENGARUH TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA LAS SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) DENGAN METODE EKSPERIMEN

JURNAL KAJIAN TEKNIK MESIN

PENGARUH FEED RATE TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN BENDING PADA PENGELASAN FRICTION STIR WELDING ALUMINIUM 5052

PENGARUH VARIASI MEDIA PENDINGIN HASIL SAMBUNGAN LAS BAJA PADUAN TERHADAP NILAI KETANGGUHAN. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 (211-218) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW Ma ruf Program Studi Teknik Mesin Universitas Lambung Mangkurat. Jl. A. Yani km 35,5 Banjarbaru teknik.masina@gmail.com Abstract The purpose of this study was to determine the effect of the current violence SMAW welds on weld metal, HAZ and base metal regions ST 60 steel using E6013 electrodes. This study uses eksprimental, hardness testing was conducted using the Rockwell B (HRB). Hardness testing with penetrator ball Ø 1/16 "with a 981 N load suppression (100 Kgf). Conclusion is that large currents affect the hardness of steel ST 60 welds using SMAW welding. Hardness of weld metal at the highest current 90 A, the area the highest hardness in the HAZ 90 A current and highest hardness of the parent metal in the current 70 A. Keywords: Welding, Flow, Violence, SMAW 1. Pendahuluan Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan logam atau lebih yang didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat menahan kekuatan yang besar, mudah dalam pelaksanaannya, serta cukup ekonomis. Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan yang dilas. 2. Kajian Pustaka Perkembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak dapat dipisahkan dari teknologi pengelasan karena mempunyai peranan penting dalam rekayasa dan reparasi logam. Pembangunan konstruksi menggunakan pengelasan logam pada masa sekarang banyak melibatkan unsur pengelasan khususnya bidang rancang bangun karena sambungan las merupakan salah satu penyambungan yang secara teknis memerlukan keterampilan yang tinggi bagi pengelasnya agar diperoleh sambungan dengan kualitas baik. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi sangat luas meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, sarana transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya. Menurut Siswanto Rudi (2012) bentuk kampuh berpengaruh terhadap panjang dan kedalaman

212 INFO TEKNIK,Volume 14 No. 2 Desember 2013 penetrasi hasil pengelasan, tetapi tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap lebar hasil pengelasan. Las busur listrik merupakan salah satu proses pengelasan yang banyak digunakan dalam berbagai industri baik industri skala kecil, menengah maupun skala besar. Ada beberapa faktor yang menentukan keberhasilan dalam pengelasan, antara lain; pengetahuan, skill, peralatan, material, prosedur kerja, keselamatan dan kesehatan kerja, kecepatan pengelasan. Menurut Arianto Leman S. (2004) kecepatan pengelasan mempengaruhi ketangguhan impak daerah lasan. Ketangguhan impak tertinggi sebesar 1,825 joule/mm 2 diperoleh pada pengelasan dengan kecepatan 6,35 mm/s. Elektroda SMAW terdiri bagian inti yang terbuat dari baja yang berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) dan bahan pembungkus yang disebut fluks. Fungsi dari fluks adalah sebagai sumber terak untuk melindungi logam cair dari udara sekitar, menjaga busur listrik agar tetap stabil, sebagai deoksidator, menghasilkan gas pelindung, mengurangi percikan api dan uap pada pengelasan, dan sebagai sumber dari unsur paduan. Kode elektroda sudah distandarkan atau ditetapkan dengan standar AWS (American Welding Society) dan ASTM (American For Testing Material). Gambar 1 memperlihatkan prinsip dasar pengelasan SMAW. Gambar 1. Prinsip dasar pengelasan SMAW Dalam pengelasan dimana perubahan logam yang disambung diharapkan mengalami deformasi yang sangat kecil sehingga kualitas las dapat lebih terjamin. Menurut Messler, R.W. (1999), hal yang perlu diperhatikan pada hasil pengelasan adalah tegangan sisa, karena pada

Ma ruf Pengaruh Arus 213 pengelasan terjadi tegangan thermal karena perbedaan suhu antara logam induk dan daerah las, selain itu tegangan sisa juga terjadi akibat transformasi fasa, karena logam induk yang digunakan adalah baja karbon. Secara umum daerah las terdiri dari logam las, daerah pengaruh panas (Heat Affected Zone) dan logam induk (base metal) yang tidak terpengaruh panas. Logam las merupakan bagian dari logam induk yang pada waktu pengelasan mengalami pencairan dan kemudian membeku. Dari bagian luar logam las, dimana terjadi proses siklus termal pemanasan dan pendinginan cepat, merupakan daerah yang terkena panas HAZ. Daerah ini merupakan daerah kritis, dimana pengaruh dari pemanasan dan pendinginan cepat mengakibatkan terjadinya perubahan fase dari logam induk yang menyebabkan terjadinya perubahan struktur logam. Dearah pengelasan yang meliputi logam las, daerah HAZ dan logam induk diperlihatkan pada gambar 2 berikut: Gambar 2. Daerah lasan Metode indentasi merupakan pengujian yang dilakukan dengan penekanan benda uji dengan indentor dengan gaya tekan dan waktu indentasi yang ditentukan. Kekerasan suatu material ditentukan oleh kedalaman ataupun luas area indentasi yang dihasilkan (tergantung jenis indentor dan jenis pengujian). Metode ini terdiri metode Brinell, metode Vickers dan metode Rockwell. Metode Rockwell merupakan uji kekerasan dengan pembacaan langsung (directreading). Metode ini banyak digunakan dalam industri karena praktis dalam aplikasinya. Variasi dalam beban dan indetor yang digunakan membuat metode ini memiliki banyak macamnya. Metode yang paling umum dipakai adalah Rockwell B (dengan indentor bola baja berdiameter 1/6 inci dan beban 100 kg) dan Rockwell C (dengan indentor intan dengan beban 150 kg). Skala kekerasan Rockwell suatu material harus dispesifikasikan dengan jelas. Contohnya 82 HRB, yang menyatakan material diukur dengan skala B: indentor 1/6 inci dan beban 100 kg. Alat uji kekerasan diperlihatkan pada gambar 3 berikut:

214 INFO TEKNIK,Volume 14 No. 2 Desember 2013 Gambar 3. Alat Uji Rockwell Pada penelitian ini dilakukan variasi arus listrik dalam pengelasan. Diameter elektroda yang digunakan adalah tetap dan tebal pelat baja karbon 5 mm pada logam las, daerah HAZ dan logam induk. Dari hasil analisa akan didapat suatu kesimpulan yang menggambarkan pengaruh arus terhadap kekerasan logam las, daerah HAZ dan logam induk. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yang dilaksanakan di workshop dan laboratorium. Bahan plat ST 60 dibuat spesimen sesuai dengan standar yang telah ditentukan, kemudian dilas menggunakan elektroda E6013 dengan variasi gerakan elektroda yang sama. Arus yang digunakan dalam pengelasan 70 A, 80 A dan 90 A. Setelah dilakukan pengelasan, spesimen didinginkan dengan udara bebas. Setelah spesimen dingin kemudian dipotong dengan gergaji dengan arah memotong arah pengelasan. Selanjutnya spesimen yang telah dilakukan finishing dilakukan pengujian kekerasan dengan penetrator ball Ø 1/16 " dengan beban penekanan 981 N (100 Kgf) pada daerah logam las, daerah HAZ dan logam induk. Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah kuat arus, diameter elektroda, dan bahan yang digunakan dalam pengelasan. Variabel terikat adalah nilai kekerasan hasil pengelasan.

Nilai Kekerasan (HRB) Ma ruf Pengaruh Arus 215 4. Hasil Dan Pembahasan Hubungan Kuat Arus dan Kekerasan Pada Logam Las 90.0 89.5 89.0 88.5 88.0 87.5 87.0 86.5 86.0 85.5 85.0 84.5 70 80 90 Arus (Ampere) Grafik 1. Hubungan kuat arus dan nilai kekerasan pada logam las Dari grafik 1 memperlihatkan hubungan antara arus pengelasan dan nilai kekerasan logam las. Pada pengelasan dengan arus 70 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 86.6 HRB, 80 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 87.0 HRB dan 90 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 89.7 HRB. Kekerasan tertinggi diperoleh pada arus 90 Ampere dengan nilai kekerasan sebesar 89,0 HRB. Semakin besar arus pengelasan, semakin besar nilai kekerasan pada daerah logam las.

Niali Kekerasan (HRB) 216 INFO TEKNIK,Volume 14 No. 2 Desember 2013 Hubungan Kuat Arus dan Kekerasan Pada Daerah HAZ 91.00 90.90 90.80 90.70 90.60 90.50 90.40 90.30 70 80 90 Arus (Ampere) Grafik 2. Hubungan kuat arus dan nilai kekerasan daerah HAZ Dari grafik 2 memperlihatkan hubungan antara arus pengelasan dan nilai kekerasan daerah HAZ. Pada pengelasan dengan arus 70 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 90.54 HRB, 80 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 90.66 HRB dan 90 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 90.93 HRB. Nilai kekerasan yang tertinggi pada 90 A. Kekerasan tertinggi pada derah HAZ pada arus 90 Ampere dengan nilai kekerasan sebesar 90, 93 HRB. Semakin besar arus pengelasan semakin besar nilai kekerasan pada daerah HAZ.

Nilai Kekerasan (HRB) Ma ruf Pengaruh Arus 217 Hubungan Kuat Arus dan Kekerasan Pada Logam Induk 93.00 92.80 92.60 92.40 92.20 92.00 91.80 91.60 70 80 90 Arus (Ampere) Grafik 3. Hubungan kuat arus dan nilai kekerasan pada logam induk Dari grafik 3 memperlihatkan hubungan antara arus pengelasan dan nilai kekerasan logam induk. Pada pengelasan dengan arus 70 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 92.81 HRB, 80 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 92.12 HRB dan 90 A nilai kekerasan rata-rata sebesar 92.56 HRB. Nilai kekerasan yang tertinggi pada 90 A. Kekerasan tertinggi pada logam induk pada arus 70 Ampere dengan nilai kekerasan sebesar 92,81 HRB. Kekerasan terendah pada arus 80 Ampere dengan nilai kekerasan sebesar 92,12 HRB. 5. Kesimpulan Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa besar arus berpengaruh terhadap kekerasan hasil pengelasan baja ST 60 menggunakan pengelasan SMAW. Kekerasan logam las tertinggi pada arus 90 A dengan nilai kekerasan sebesar 89,0 HRB, pada daerah HAZ kekerasan tertinggi pada arus 90 A dengan nilai kekerasan sebesar 90, 93 HRB dan kekerasan tertinggi logam induk pada arus 70 A dengan nilai kekerasan sebesar 92,81 HRB.

218 INFO TEKNIK,Volume 14 No. 2 Desember 2013 6.. Daftar Pustaka American Welding Society, 1981, Welding Handbook, 1st Volume, Fundamental of Welding. Miami Florida. Arianto Leman S, 2004, Pengaruh Kecepatan Pengelasan pada Submerged Arc Welding Baja SM 490 Terhadap Ketangguhan Beban Impak, Jurnal Teknik Mesin. Vol. 6, No. 2, 0ktober 2004: 71-74, Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra. Cary, H.B, 1994, Modern Welding Technology, Third Edition, Regents/Printice Hall, New Jersey, USA. Easterling,K.E., 1992, Introduction to the Physical Metallurgy of Welding, Butterworth- Heinemann, London, UK. Kou S. 1999. Welding Metallurgy. John Wiley & Son. New York. L.H. Van Vlak,1992 Ilmu Dan Teknologi Bahan, Erlanga, Jakarta. Messler, R.W., 1999, Principles of Welding (Processes, Physics, Chemistry, and Metallurgy), John Wiley and Sons, United States. Saripuddin M, Dedi Umar Lauw, 2013, Pengaruh Hasil Pengelasan Terhadap Kekuatan, Kekerasan Dan Struktur Mikro Baja ST 42, ILTEK,Volume 8, Nomor 15, April 2013, 1063-1067. Siswanto Rudi, 2012. Pengaruh Gerakan Elektroda Terhadap Kedalaman Penetrasi dan Panjang Hasil Pengelasan Menggunakan Las Busur Listrik (SMAW). Media SainS, ISSN 2085-3548, Volume 4 Nomor 2, Oktober 2012, 146 153. Suharto, 1991, Teknologi Pengelasan Logam, Jakarta: Rineka Cipta. Widharto Sri, 2001, Petunjuk Kerja Las, Jakarta: Pradnya Paramita. Wiryosumarto H., dan Okumura, T., 2000, Teknologi Pengelasan Logam, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.