Komasti, Varietas Komposit Kopi Arabika Tahan Penyakit Karat Daun. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

dokumen-dokumen yang mirip
MENGENAL VARIETAS/KLON ANJURAN KOPI. DAN Cara perbanyakannya

Prospek Klon-Klon Lokal Kopi Robusta Asal Bengkulu. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 205/Kpts/SR.120/4/2005 TENTANG PELEPASAN VARIETAS KOPI SIGARAR UTANG SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

MENGENAL BAHAN TANAM UNGGUL KOPI. Dengan cara pencanderaan sifat morfologi

Penemuan Klon Kakao Tahan Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Indonesia. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118

KOPI SIGARAR UTANG DARI SUMATERA UTARA

Budi Daya dan Pemeliharaan Tanaman Kopi di Kebun Campur

TINJAUAN PUSTAKA Pemuliaan Tanaman Padi

Perbanyakan In-Vitro Klon-Klon Unggul Lokal Kopi Bengkulu. Reny Fauziah Oetami 1)

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

Identifikasi Spesies Nematoda Parasit Kopi Arabika pada Beberapa Areal Calon Lahan di Jawa Barat. Soekadar Wiryadiputra 1)

BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO

PERKEMBANGAN TEKNIK PENYAMBUNGAN PADA PEMBENIHAN TANAMAN KOPI ( TULISAN POPULER )

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

Dairi merupakan salah satu daerah

Ketersediaan klon kakao tahan VSD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS KOMODITI KOPI JAWA TIMUR GUNA MENUNJANG PASAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL

PERAKITAN TEKNOLOGI UNTUK PENINGKATAN PRODUKSI DAN MUTU HASIL PERKEBUNAN KOPI RAKYAT

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

PENGARUH DIAMETER PANGKAL TANGKAI DAUN PADA ENTRES TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS KAKO ABSTRAK

Sebaran Populasi Nematoda Radopholus similis dan Pratylenchus coffeae Pada Lahan Perkebunan Kopi

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 529/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

I B M KELOMPOK TANI KOPI RAKYAT

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS AGROINDUSTRI PEMBIBITAN TANAMAN BUAH

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Kedelai ( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu tanaman penghasil

Strategi Mitigasi Perkebunan Kopi Menghadapi Perubahan Iklim. F Yuliasmara 1)

KOPI. Panduan teknis budidaya kopi. Pemilihan jenis dan varietas

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 163/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA HOT BEAUTY SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Lingkungan Tumbuh

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 212/Kpts/SR.120/5/2005 TENTANG

METODE PEMULIAAN TANAMAN MENYERBUK SENDIRI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 345/Kpts/SR.120/9/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI RAWIT HIBRIDA DEWATA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu dari enam komoditas

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor

TEKNIK KONVERSI KOPI ROBUSTA KE ARABIKA PADA LAHAN YANG SESUAI. Oleh Administrator Selasa, 02 April :00

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 80/Kpts/SR.120/3/2005 TENTANG PELEPASAN CABE BESAR HIBRIDA DEWARENGKU SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merrill) merupakan tanaman pangan yang sangat dibutuhkan

PENDAHULUAN. Kopi (Coffea sp.) sebagai salah satu komoditi non migas. Kopi memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Budidaya dan Pasca Panen KOPI

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 13/Kpts/SR. 120/1/2007 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA HOT GEISHA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Budidaya Kopi Robusta di Kecamatan Semendo, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 500/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA SARI TANI 555 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

PROSEDUR PEMULIAAN KACANG PANJANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

HAMA PENYAKIT UTAMA TANAMAN KOPI

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sumber utama protein nabati. Kontribusi kedelai sangat

Daerah yang ketinggiannya antara m dpl dan suhu C.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 490/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN LANGSAT TANJUNG B-1 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas penting dalam

ASPEK BIOLOGI TANAMAN KOPI Oleh : Abd. Muis, SP.

Varietas Unggul Baru Mangga Hibrid Agri Gardina 45

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 376/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 512/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR MERAH DELIMA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill) merupakan salah satu tanaman sumber protein

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 12/Kpts/SR. 120/1/2007 TENTANG PELEPASAN CABAI KERITING HIBRIDA INDO HOT SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

PEUBAH PERTUMBUHAN KUALITATIF. Bentuk Ujung Daun Pertama, Bentuk Batang, dan Warna Batang

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 175/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN CABAI BESAR HIBRIDA PURWO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

I. PENDAHULUAN. yang dapat tumbuh di Indonesia sepanjang tahun. Pemanfaatan ubikayu sebagai

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 450/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN TOMAT HIBRIDA GRESS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PENGARUH KLON TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KEBERHASILAN PENYAMBUNGAN KOPI ROBUSTA

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 128/Permentan/OT.140/11/2014/ TENTANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai telah dibudidayakan sejak abad ke-17 dan telah ditanam di berbagai daerah di

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

Hama penyakit utama tanaman kopi

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

Transkripsi:

Komasti, Varietas Komposit Kopi Arabika Tahan Penyakit Karat Daun Retno Hulupi1) 1) Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Serangan penyakit karat daun masih menjadi kendala utama dalam pengembangan kopi Arabika di Indonesia. Guna mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia telah merilis varietas baru kopi Arabika tahan penyakit karat daun yang diberi nama Komasti (Komposit Arabika Andung Sari Tiga). Varietas tersebut campuran enam genotipe terpilih yang memiliki reaksi ketahanan serupa sehingga seolah menyerupai sistem ketahanan horisontal dan diharapkan tidak mudah terpatahkan oleh munculnya ras baru. Kopi Arabika Komasti P enyakit karat daun yang disebabkan oleh jamur Hemileia vastatrix B et Br. hingga kini masih menjadi masalah utama dalam pengembangan kopi Arabika di Indonesia. Pemuliaan ketahanan kopi Arabika untuk mendapatkan varietas tahan karat daun yang bersifat awet (durable resistant) dengan sistem ketahanan horisontal (diatur oleh banyak gen) memerlukan waktu puluhan tahun. Proses perakitan varietas tahan memerlukan waktu lama sebab persilangan balik harus dilakukan berulangulang serta pengujian pada setiap generasi 1 << segregasi. Sementara itu perubahan iklim yang ekstrem dapat memacu terbentuknya ras fisiologi baru lebih cepat, berdampak terpatahkannya sistem ketahanan varietasvarietas anjuran. Oleh sebab itu diperlukan teknik pemuliaan yang dapat memotong lamanya siklus seleksi ketahanan penyakit karat daun. Salah satu upaya percepatan proses pemuliaan ketahanan kopi Arabika terhadap penyakit karat daun ditempuh melalui cara pemuliaan aras populasi. Dalam hal ini varietas tahan penyakit karat daun disusun oleh beberapa genotipe terpilih, yang memiliki sumber gen

ketahanan berbeda, memiliki sifat keunggulan mutu seduhan, produktivitas tinggi, dan memiliki keseragaman sifat morfologi, keseragaman ukuran biji, bentuk biji, sedemikian rupa sehingga secara morfologi antargenotipe penyusunnya sulit dibedakan. Perakitan varietas kopi Arabika dalam satuan populasi ini dimaksudkan untuk mendapatkan varietas tahan penyakit karat daun dengan sistem ketahanan yang menyerupai ketahanan horisontal, tersusun oleh beberapa sumber gen ketahanan sehingga akan bersifat awet (durable) dan tidak mudah terpatahkan oleh ras fisiologi baru. Melalui pendekatan pemuliaan tersebut telah ditemukan varietas Komasti (Komposit Andung Sari Tiga) yang bersifat tahan penyakit karat daun sebagai varietas anjuran kopi Arabika. Proses Seleksi Varietas Komasti dirakit secara bertahap. Diawali dengan pemilihan genotipegenotipe tahan dan memiliki produktivitas tinggi sebagai sumber gen (genepool) dasar yang kemudian ditingkatkan menjadi genepool potensial. Kegiatan seleksi ini dilakukan di Kebun Percobaan (KP) Sumber Asin, Malang dan KP Kopi Gayo, Aceh Tengah dalam kurun waktu tahun 19921996. Hasil pengujian terpilih 136 genotipe kopi Arabika tipe katai sebagai genepool potensial yang terdiri dari beberapa nomor seleksi keturunan Catimor dari Columbia, Costarica, dan Queensland, serta bastar F2 hasil persilangan Catimor dengan S 1934 serta persilangan tiga lintas (three way cross) antara varietas Caturra red, Lini S 795, dan Catimor. Sumber gen ketahanan penyakit karat daun terdiri dari Gen SH 5 (varietas Caturra), gen SH 3 (S 795 dan S 1934), dan SH 6, SH 7, SH 8, dan SH 9 (Catimor, Hybrido de Timor). Seleksi dan pengujian untuk memilih beberapa genotipe calon penyusun populasi komposit tahan penyakit karat daun dilakukan di KP Andungsari yang merupakan daerah endemik penyakit karat daun. Uji saring ketahanan penyakit karat daun juga dilakukan dengan cara inokulasi buatan di laboratorium, dengan metode cakram daun, menggunakan isolat yang paling virulen, diambil dari varietas Kartika dicampur dengan varietas Typica. Penilaian ketahanan dilakukan menggunakan metode Eskes & Toma Braghini (1981), sedangkan interpretasi ketahanan menggunakan metode Dakwa (1987) yang disempurnakan Mawardi (1996). Berdasarkan hasil analisis gerombol terpilih 13 genotipe dengan nomor seleksi Com 1, Com 8, Com 10, Com 13, Com 29, Com 34, Com 35, Com 68, Com 71, Com 79, Com 82, Com 99, dan Com 130 yang digunakan sebagai calon penyusun varietas komposit. Untuk mengetahui kemantapan sifat ketahanannya dalam satuan populasi lebih besar, ke13 genotipe tersebut diuji dalam bentuk populasi klonal dalam satuan petak lebih luas dengan dua blok sebagai ulangan. Pengamatan dilakukan selama dua musim pembuahan berturutturut. Hasil pengujian terpilih enam genotipe yang dinilai tahan penyakit karat daun, produksi tinggi serta memiliki karakter morfologi serupa, yaitu nomor seleksi Com 8, Com 29, Com 34, Com 79, Com 99, dan Com 130. Selanjutnya keenam keturunan genotipe tersebut diuji stabilitas dayahasilnya di lokasi yang sama, serta adaptabilitasnya pada kondisi lingkungan berbeda di KP Andungsari (1.200 m dpl.) dan Kebun Kali Bendo (700 m dpl.). Sebagai pembanding adalah klon Andung Sari 2K yang tahan penyakit karat daun namun sistem ketahanannya diatur oleh gen minor (gen tunggal atau monogenik) yang lebih mudah patah jika muncul ras baru. Hasil Pengujian Dayahasil dan Organoleptik Hasil pengujian stabilitas dayahasil terhadap enam genotipe penyusun komposit selama empat tahun berturutturut di lahan tinggi (1200 m dpl.) dengan tipe iklim C (menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson) menunjukkan bahwa potensi produksi ratarata keenam genotipe penyusun komposit adalah sebesar 1,8 ton kg kopi biji/ha/tahun, untuk populasi 2.000 pohon/ha, sedangkan potensi produksi dapat mencapai 2,1 ton kopi biji/ha, atau sedikit lebih rendah dibanding klon anjuran Andung Sari 2K, sebesar 2,4 ton kopi biji/ha. Sementara itu, hasil pengujian adaptabilitas di dua lokasi pengujian dengan tinggi tempat berbeda menunjukkan bahwa Com 8 dan Com 99 tidak adaptif jika ditanam di lahan ketinggian 700 m dpl., bahkan bersama Com 34 ketiga genotipe tersebut menjadi lebih rentan penyakit karat daun, sehingga varietas ini hanya disarankan ditanam di lahan tinggi, >> 2

dengan enam nomor seleksi penyusunnya yaitu Com 8, Com 29, Com 34, Com 79, Com 99, dan Com 130. Berdasarkan hasil uji organoleptik, keenam genotipe yang diuji menunjukkan citarasa baik dengan keistimewaan nilai preferensi terbaik pada Com 34. Bahkan berdasarkan keseragaman ukuran biji maupun mutu fisik biji lainnya, keenam genotipe penyusun varietas tersebut memiliki berat biji dan normalitas biji serupa dan tidak beda nyata dengan varietas pembanding. Pengujian segregasi terhadap sifat utama keunggulan varietas dilakukan terhadap sifat ketahanan penyakit karat daun serta dayahasil, antara populasi genotipe tetua dengan keturunannya. Dengan aras kepercayaan 5% menunjukkan bahwa keenam genotipe penyusun komposit tidak mengalami segregasi secara nyata, kecuali segregasi positif menjadi lebih baik, yaitu untuk Com 99. Mengingat citarasanya yang baik, prospek ke depan dapat digunakan sebagai salah satu produk kopi spesialti di beberapa daerah penghasil kopi Arabika di Indonesia. Untuk memenuhi penyediaan bahan tanaman, telah dibuat kebun benih di KP Andungsari, dengan kemampuan menyediakan benih sebanyak 2,8 ton atau setara 8,4 juta benih/tahun. Bahan tanam penjenis dipertahankan dalam bentuk koleksi plasma nutfah di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Rekomendasi Penanaman Anjuran penanaman varietas Komasti adalah daerah yang terletak pada ketinggian lebih dari 1.000 m dpl. dengan tipe iklim B, C, atau D (menurut klasifikasi iklim Schmidt & Ferguson), dengan menerapkan budidaya kopi Arabika baku (menggunakan penaung tetap serta pemupukan berimbang). Varietas Komasti dapat diperbanyak secara generatif (dengan benih), yang langsung berasal dari kebun benih penjenis (breeder seed), terdiri dari campuran enam genotipe penyusun populasi. Pengembangan dengan benih dilakukan pada areal yang bebas nematoda. Apabila dikembangkan secara klonal maka terdapat beberapa pilihan cara perbanyakan, antara lain: (1) teknik somatic embryogenesis (SE), (2) setek A B 3 << Rehabilitasi kebun dengan cara sambung pucuk pada tanaman tidak produktif dengan batang atas varietas Komasti (A) dan pembuahan I hasil sambung rehabilitasi (tahun II) pada batang bawah varietas Kartika 1 yang rusak karena terserang penyakit karat daun (B)

Bentuk helai dan warna pupus daun varietas Komasti berakar, dan (3) sambung batang bawah kopi Robusta tahan nematoda (BP 308). Perbanyakan varietas Komasti tanpa menggunakan batang bawah tahan nematoda hanya disarankan untuk areal penanaman bebas nematoda parasit. Varietas Komasti dapat digunakan untuk rehabilitasi kebun pada pertanaman kopi Arabika yang sudah tidak produktif namun perakarannya masih cukup baik, yaitu dengan sambung pucuk, dengan entres campuran enam genotipe penyusun populasi. Deskripsi Varietas Komasti Tipe pertumbuhan: Tipe pertumbuhan katai (dwarf), tajuk kompak dengan percabangan agak melebar, mendatar, dan kokoh, diameter tajuk terpanjang mencapai 210 cm. Sifat percabangan: Panjang cabang primer ratarata mencapai 114 cm, ruas cabang agak lebar dengan ruas antardompolan agak longgar, berukuran ratarata 4,3 cm. Percabangan sekunder tidak terlalu aktif. Warna daun: Daun tua berwarna hijau tua, daun muda berwarna hijau kecokelatan, sedangkan tunas daun (flush) berwarna cokelat kehijauan. Helaian daun: Berbentuk oval membulat dengan ujung daun meruncing, helaian daun agak mendatar, tidak rata, tebal, dan kaku seperti belulang. Bunga: Bunga normal, seperti bunga kopi Arabika pada umumnya, berukuran sedang. Buah: Buah muda berwarna hijau agak kusam, sedangkan buah masak berwarna merah tua dan masak serempak, bentuk buah oval membulat dengan diskus kecil, dompolan buah tidak terlalu rapat, ukuran buah seragam, dan berat 100 buah masak merah ratarata 230 g. Biji: Biji berbentuk membulat (panjang 0,9 cm, lebar 0,8 cm), biji berukuran besar (L) 9,71%, berukuran sedang (M) 78,37% dan berukuran kecil (S) 11,39%, berat 100 butir biji 18,4 g, rendemen 15,617,9%, dan persentase biji normal 78,489,1%. Potensi produksi: Ratarata 1.816 kg kopi biji/ha dengan potensi tertinggi 2,1 ton kopi biji/ha, untuk penanaman dengan populasi 2.000 pohon/ha dan sistem pangkas batang tunggal. Ketahanan terhadap hama dan penyakit utama: Tahan penyakit karat daun (H. vastatrix), rentan terhadap serangan nematoda Radopholus similis maupun Pratylenchus coffeae. Umur ekonomis harapan: 25 tahun (dengan pangkasan sistem batang tunggal). Daerah adaptasi: Kondisi lingkungan dengan ketinggian tempat penanaman di atas 1.000 m dpl, tipe iklim B, C, atau D (menurut klasifikasi Schmidt & Ferguson). >> 4

Citarasa: Baik (good) dengan kisaran nilai kesukaan: 6 (suka)7,6 (suka sekali). Lainlain: Untuk penanaman di daerah yang endemik serangan nematoda parasit perlu menggunakan batang bawah tahan. Tanaman kopi varietas komposit Komasti di KP Andungsari (1.200 m dpl.) Penutup Berdasarkan hasil pengujian ketahanan penyakit karat daun, dayahasil, mutu fisik biji, dan mutu seduhan kopi, populasi varietas kopi Arabika yang terdiri enam genotipe (Com 8, Com 29, Com 34, Com 79, Com 99, dan Com 130) dapat disusun menjadi varietas komposit kopi Arabika tahan penyakit karat daun dengan potensi produksi 2,1 ton kopi biji /tahun. Varietas komposit kopi Arabika tipe katai telah dirilis sebagai varietas anjuran tahan penyakit karat daun dengan nama Komasti. Bagian Pemasaran Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia Jl. PB. Sudirman 90 Jember 68118 Telp. 0331757130, 757132 Fax. 0331757131 Contact Person : Ir. Nurkholis (HP. 085236931705) 5 <<