Lilis Suryaningsih,Wendry Setiyadi Putranto, dan Eka Wulandari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Beberapa Level Daging Itik Manila dan Tepung Sagu terhadap Komposisi Kimia dan Sifat Organoleptik Bakso

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG AREN ( Arenga pinnata) TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN AKSEPTABILITAS KORNET IRIS ITIK PETELUR AFKIR

PENGARUH PERENDAMAN DALAM BERBAGAI KONSENTRASI EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April 2014, bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI SARI BUAH MARKISA KUNING

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA. Kerbau adalah hewan tergolong memamah biak subkeluarga bovinae dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Sifat Fisik Meatloaf. Hasil penelitian mengenai pengaruh berbagai konsentrasi tepung tulang

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. alot (Chang et al., 2005). Daging itik mempunyai kandungan lemak dan protein lebih

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perendam daging ayam broiler terhadap awal kebusukan disajikan pada Tabel 6.

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2008

KIAT-KIAT MEMILIH DAGING SEHAT Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat (disadur dari berbagai macam sumber)

Pengaruh Lama Penyimpanan dalam Lemari Es terhadap PH, Daya Ikat Air, dan Susut Masak Karkas Broiler yang Dikemas Plastik Polyethylen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemudian dikembangkan di penjuru dunia. Puyuh mulai dikenal dan diternakkan

I. PENDAHULUAN. protein yang lebih baik bagi tubuh dibandingkan sumber protein nabati karena mengandung

JURNAL ILMU TERNAK, DESEMBER 2016, VOL.16, NO.2

TINJAUAN PUSTAKA. dari pada daging domba dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Produk daging yang dihasilkan dari kelinci ada dua macam yaitu fryer dan roaster. Kelinci

PENGARUH PEMBERIAN ANGKAK SEBAGAI PEWARNA ALAMI TERHADAP PRODUKSI KORNET DAGING AYAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Daging merupakan makanan yang kaya akan protein, mineral, vitamin, lemak

PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui sifat dendeng kelinci yang dibungkus daun

Lilis Suryaningsih Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran ABSTRACT. Keywords : thawing, tenderness,water holding capacity,cooking loss

Karakteristik mutu daging

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ariansah (2008), itik masih sangat populer dan banyak di manfaatkan

PENDAHULUAN. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai daging ayam karena. Sebagai sumber pangan, daging ayam mempunyai beberapa kelebihan lainnya

Bambang Sugeng Jaya dan Peni S. Hardjosworo Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.2. :91-98 ISSN : Agustus 2011

KAJIAN SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK PENGGUNAAN BEBERAPA JENIS FILLER TERHADAP SOSIS DAGING BABI

HASIL DAN PEMBAHASAN

M. Yogie Nugraha 1), Edison 2), and Syahrul 2) Abstract

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

MATERI DAN METODE. Materi. Tabel 2. Komposisi Zat Makanan Ransum Penelitian Zat Makanan Jumlah (%)

SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK BEEF NUGGET MENGGUNAKAN TEPUNG YANG BERBEDA (Physic and organoleptic characteristic of beef nugget using different flour)

PENGARUH LAMA PEMERAMAN TELUR ASIN TERHADAP TINGKAT KESUKAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan tingkat kebutuhan gizi

PENGANTAR. Latar Belakang. Daging merupakan produk utama dari ternak unggas. Daging sebagai

DENDENG PENGASAPAN Dendeng adalah irisan daging yang dikeringkan dan ditambah bumbu. Pembuatan dendeng untuk memperoleh cita rasa khas adalah mengguna

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

Effects of Leaching on Nutrient Composition of Talang Benih Duck Meat Ball. Olfa Mega

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daging sapi didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk

Sifat Kimia dan Palatabilitas Nugget Ayam Menggunakan Jenis dan Konsentrasi Bahan Pengisi yang Berbeda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aves, ordo Anseriformes, family Anatidae, sub family Anatinae, rumpun Anatini,

Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu Rismawati

Yunilas*), Edhy Mirwandhono*), dan Olivia Sinaga **) *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU **) Alumni Prog. Studi Peternakan, FP USU

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat menuntut produksi lebih dan menjangkau banyak konsumen di. sehat, utuh dan halal saat dikonsumsi (Cicilia, 2008).

Pengaruh Jenis Otot dan Lama Penyimpanan terhadap Kualitas Daging Sapi

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

PENGGUNAAN TEPUNG TALAS BOGOR (Colocasia esculenta L. Schott) TERHADAP SIFAT FISIK DAN AKSEPTABILITAS NAGGET AYAM PETELUR AFKIR

PENDAHULUAN. Populasi ayam ras petelur di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke

METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian Penelitian Pendahuluan

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

METODE. Waktu dan Tempat

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2011, Hal Vol. 6, No. 2 ISSN :

PENGARUH LAMA SCALDING DALAM LILIN PANAS TERHADAP KUALITAS KARKAS, KADAR LEMAK DAN SUSUT MASAK DAGING ITIK

KUALITAS FISIK DAGING LOIN SAPI BALI YANG DIPOTONG DI RUMAH POTONG HEWAN (RPH) MODEREN DAN TRADISIONAL

PENGARUH METODE PENGOLAHAN TERHADAP KADAR LEMAK, KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK ABON DAGING ENTHOG

PENGARUH PERENDAMAN DAGING PRA KYURING DALAM JUS DAUN SIRIH TERHADAP KETENGIKAN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK DENDENG SAPI SELAMA PENYIMPANAN

PENGGUNAAN ENZIM PAPAIN SEBAGAI BAHAN TENDERIZER DAGING. Oleh : Tedi Akhdiat RINGKASAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian adalah daging paha Ayam

BAB I PENDAHULUAN. susunan asam-asam amino yang lengkap (Fitri, 2007). Produksi telur yang tinggi

PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM

ANALISIS PREFERENSI KONSUMEN PERANTARA TERHADAP DAGING ITIK (Kasus Pedagang Olahan Daging Itik Di Kecamatan Coblong Kota Bandung)

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP DAGING DADA AYAM PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN TEPUNG CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2)

II. TINJAUAN PUSTAKA Nugget Ayam Menurut SNI (2002) nugget merupakan salah satu produk olahan daging

Kualitas Daging Sapi Wagyu dan Daging Sapi Bali yang Disimpan pada Suhu 4 o C

Kata Kunci : Nugget, Uji Organoleptik.

PENGARUH ENZIM PAPAIN TERHADAP MUTU DAGING KAMBING SELAMA PENYIMPANAN

EVALUASI KUALITAS DENDENG YANG BEREDAR DI PASARAN KABUPATEN PEMEKASAN DENGAN METODA UJI SENSORIS

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM CUKA NIRA AREN TERHADAP DAGING SAPI ASAM

Endah Subekti Pengaruh Jenis Kelamin.., PENGARUH JENIS KELAMIN DAN BOBOT POTONG TERHADAP KINERJA PRODUKSI DAGING DOMBA LOKAL

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

TINJAUAN PUSTAKA. Itik (Anas platyrhynchos)

PENGARUH PENGGUNAAN ENZIM BROMELIN DARI EKSTRAK NANAS DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KUALITAS FISIK DAN CITA RASA DAGING ITIK LOKAL (Anas plathyrynchos)

PREFERENSI DAN NILAI GIZI DAGING AYAM HASIL PERSILANGAN (PEJANTAN BURAS DENGAN BETINA RAS) DENGAN PEMBERIAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Lama Perendaman Daging Ayam Kampung Dalam Larutan Ekstrak Nanas Terhadap ph

KARAKTERISTIK KARKAS DAN KUALITAS DAGING SAPI PO YANG MENDAPAT PAKAN MENGANDUNG PROBIOTIK

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2014 di Laboratorium

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

HASlL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengukuran secara obyektif untuk ph (derajat keasaman) dagingusie Reubohn dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

PENDAHULUAN. amino esensial yang lengkap dan dalam perbandingan jumlah yang baik. Daging broiler

UJI ORGANOLEPTIK TERHADAP DAGING PAHA AYAM PEDAGING YANG DIBERI RANSUM MENGANDUNG BERBAGAI TARAF CACING TANAH (Lumbricus rubellus)

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KUALITAS PAKAN TERHADAP KEEMPUKAN DAGING PADA KAMBING KACANG JANTAN. (The Effect of Diet Quality on Meat Tenderness in Kacang Goats)

III.MATERI DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2014

KUALITAS FISIK (DAYA IKAT AIR, SUSUT MASAK, DAN KEEMPUKAN) DAGING PAHA AYAM SENTUL AKIBAT LAMA PEREBUSAN

(The Effect of Using Various Concentration of Extract Red Galangal (Alpinia Purpurata k. schum) Againts the Sustainable of Broilers)

Transkripsi:

Pengaruh Perendaman Daging Itik Pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kunyit (Curcuma domestika) Terhadap Warna, Rasa, Bau, dan ph (Effect of Soaking Meat Ducks at various concentrations extract Turmeric (Curcuma domestika) The color, taste, smell, and ph) Lilis Suryaningsih,Wendry Setiyadi Putranto, dan Eka Wulandari Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran E-mail : lsnelwan@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tingkat konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma domestika) pada daging itik terhadap warna, rasa, bau,dan ph. Pada penelitian ini, diamati konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma domestika) 0%, 2.5%, 5.0 dan 7.5% pada daging Itik terhadap warna, rasa, bau, dan ph. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dimana tiap perlakuan konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma domestika) diulang sebanyak lima kali untuk tiap peubah yang diukur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma domestika) pada daging itik berpengaruh nyata (P< 0.05) terhadap warna, rasa, dan bau tetapi tidak berpengaruh terhadap ph. Konsentrasi ekstrak kunyit 5% memberikan hasil optimum terhadap warna, bau, dan rasa daging itik Kata Kunci : Kunyit (Curcuma domestika), daging itik, warna, rasa, bau, ph. Abstract The aims of this study is about the effect concentration extract turmeric (Curcuma domestika) in duck meat of color, taste,smell,and ph In this experiment used concentration extract turmeric (Curcuma domestika) 0%, 2.5%,5.0% and 7.5% in duck meat of color, taste,smell, and ph. Completely Randomized Design were used to calculate the data from four treatment of samples and repeated for variabel. The result shown that extract turmeric (Curcuma domestika) in duck meat gave positively influenced in the color, taste, and smell while ph not influenced. Concentration extract turmeric 5% to give optimum result for color, smell, and taste in duck meat. Keywords : turmeric (Curcuma domestika), duck meat, color, taste, smell, ph. Pendahuluan Itik merupakan salah satu potensi peternakan yang dapat diambil telurnya maupun dagingnya. Namun sebagian konsumsi daging itik masih mengalami kendala yaitu rasa dan bau daging yang lebih amis daripada daging ayam dan sapi sehingga tingkat konsumsi daging itik di Indonesia masih sangat rendah. Daging itik dapat dijadikan sebagai salah satu sumber protein hewani yang bermutu tinggi karena memiliki kandungan zat-zat makanan berupa protein dan lemak yang kandungannya hampir sama dengan daging ayam. Daging itik memiliki kandungan protein lebih tinggi (21,4%) dibandingkan dengan daging sapi (18,7%), domba (14,8%) dan babi (14,8%) (Srigandono, 1997).Selain itu daging itik dapat diperoleh dari betina afkir yang sudah tidak produktif lagi dan sebagian berasal dari itik petelur jantan. Serabut otot itik betina tua mempunyai diameter yang lebih besar dibandingkan dengan serabut otot entog, baik 24 pada bagian otot dada maupun paha. Besar kecilnya diameter serabut otot mempengaruhi tekstur dan keempukan daging (Dwiastari,2009). Kualitas daging merupakan sifat-sifat daging yang diketahui oleh konsumen dan penjual, karena sifat-sifat daging tersebut turut berpengaruh terhadap penerimaan konsumen (Moutney, 1983). Faktor yang menentukan kualitas daging meliputi warna, keempukan,tekstur, aroma, bau, dan cita rasa serta sari minyak daging. Kualitas daging dipengaruhi oleh bangsa ternak, jenis ternak, umur, makanan, cara pemeliharaan, selain itu juga cara penanganan hewan sebelum dipotong, pada waktu dipotong serta penanganan daging pada saat sebelum dikonsumsi (Natasaamita, dkk.,1987). Pengawetan serta menghilangkan bau amis pada makanan baik ikan maupun daging secara alami telah lama dilakukan. Bahan-bahan yang biasa dipakai antara lain kunyit, jahe, lengkuas, bawang putih dan bahan-bahan alami lainnya

Lilis Suryaningsih, dkk., Perendaman Daging Itik sedangkan kalau menggunakan bahan kimia tergantung pada konsentrasi bahan, komposisi bahan, dan tipe mikroorganisma yang dihambat (Buckle, 1987). Daging itik memiliki rasa dan bau amis. Bau amis yang ditimbulkan diduga disebabkan oleh pakan yang dikonsumsi atau proses oksidasi lemak, baik terjadi sebelum maupun setelah pengolahan. Salah satu cara untuk mengurangi bau amis pada daging itik adalah dengan penambahan kunyit. Kunyit dapat menghilangkan bau amis memiliki senyawa aktif alami yang dapat dipakai sebagai pengawet dimana penggunaanya paling banyak dilakukan karena caranya sederhana,murah, mudah ditemukan. Komponen utama kunyit adalah pati (40-50%), pigmen kurkuminoid (10.69%), dan minyak atsiri (4-6%) (Raharjo, M dan O.Rostiana, 2005). Warna, rasa, bau sangat berperan dalam mempengaruhi pemilihan dan kesukaan konsumen akan makanan, sehingga tidak mengherankan jika banyak bahan pangan yang mempunyai warna, rasa, bau yang kurang disukai pada akhirnya tidak dipilih oleh konsumen, serta ph pada daging akan mempengaruhi tingkat keawetan daripada daging tersebut (Arbele, dkk.2001) Metode Bahan penelitian Bahan penelitian yang digunakan adalah itik betina sebanyak 10 ekor dengan umur 17-18 bulan diperoleh dari peternak yang berada di Wilayah Bogor aserta kunyit yang berumur 10 bulan Metode Penelitian 1. Persiapan Sampel Daging Itik disembelih dengan cara Kosher, yaitu memotong Arteri karotis, Vena jugularis, Esophagus. Pengeluaran darah harus dilakukan sebanyak mungkin. Itik dicelup ke dalam air panas 65-85 o C, setelah itu baru dilakukan pencabutan bulu itik. Pencabutan bulu kemudian dilanjutkan dengan pemotongan daging pada bagian paha karkas itik tersebut. Bagian paha dari itik digunakan sebagai sampel penelitian. Jadi dari 10 ekor itik diperoleh 20 paha. 2. Pembuatan ekstrak kunyit. Kunyit dicuci dengan bersih dan ditiriskan kemudian dikupas kulitnya selanjutnya diparut serta disaring. 3. Perendaman daging paha itik dengan ekstrak kunyit. Perendaman daging paha itik dengan ekstrak kunyit dilakukan dalam baskom sesuai dengan perlakuan yaitu tanpa perlakuan (0%), ekstrak kunyit konsentrasi (2.5%), ekstrak kunyit konsentrasi (5.0%),dan ekstrak kunyit konsentrasi (7.5%). Diamkan selama 30 menit (Swacita, 2002). Analisa : Penilaian organoleptik dengan uji hedonik dilakukan terhadap warna, rasa, dan bau. Skala hedonik yang digunakan berkisar antara 1 sampai 6 ( 1 = tidak suka, 2 = netral, 3 = agak suka, 4 = suka, 5 = sangat suka, dan 6 = amat sangat suka) Pengujian dilakukan terhadap 30 orang panelis tidak terlatih. Sebelum pengujian rasa dilakukan pengovenan pada daging dengan suhu 100 0 C selama 30 menit ( Soekarto dan Hubies, 1992). Pengujian ph daging dilakukan dengan memakai alat ph meter merk Corning. Caranya ialah sample daging digiling, kemudian diambil 10 gram, dibuat duplo dan ditambahkan akuades sebanyak 100 ml lalu dimixer selama satu menit dan selanjutnya diukur ph dengan menggunakan ph meter. Sebelum dilakukan pengukuran bilas elektroda dengan akuades, kemudian keringkan dengan kertas tissue jika digunakan akuades (Ockerman, 1983). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan (0%, 2.5%, 5.0% dan 7.5%), tiap perlakuan diulang lima kali ulangan. Data yang diperoleh dari warna, rasa, dan bau terlebih dahulu ditransformasikan x sedangkan ph tidak ditransformasikan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik melalui sidik ragam, dan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan digunakan Uji Jarak Berganda Duncan (Steel dan Torie, 1981). Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan warna daging itik dari berbagai konsentrasi ekstrak kunyit (0%, 2.5%, 5.0% dan 7.5%), disajikan pada Tabel 1. 25

Tabel 1. Rata-rata Warna Daging Itik dari Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kunyit Perlakuan Rata-rata Warna Signifikansi (0.05) P1 ( 0%) 3.8 a P2 (2.5 %) 4.2 a P3 (5.0%) 4.7 b P4 (7.5%) 3.2 c Keterangan : Huruf yang berbeda ke arah vertikal pada kolom signifikansi menunjukkan berbeda nyata. P1 = Konsentrasi ekstrak kunyit 0% P2 = Konsentrasi ekstrak kunyit 2.5% P3 = Konsentrasi ekstrak kunyit 5.0% P4= Konsentrasi ekstrak kunyit 7.5% Tabel 2. Rata-rata Rasa Daging Itik dari Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kunyit Perlakuan Rata-rata Rasa Signifikansi (0.05) P1 ( 0%) 3.7 a P2 (2.5 %) 3.4 b P3 (5.0%) 5.8 c P4 (7.5%) 5.1 d Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa rata-rata warna daging itik paling tinggi (4.7) pada penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit 5.0% panelis sangat menyukainya dan rata-rata paling rendah(3.2) penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit 7.5% panelis agak suka terhadap warna daging itik tersebut. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit dilakukannya analisis statistik melalui sidik ragam. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit berbengaruh nyata (P < 0.05) terhadap warna daging itik. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji Jarak Berganda Duncan. Menurut Arbele, dkk (2001) dan Lukman (1999), menyatakan warna daging sangat dipengaruhi dengan kandungan myoglobinnya, umur ternak, aktifitas ternakserta warna merupakan salah satu faktor yang menunjukkan penerimaan konsumen terhadap produk daging atau daging olahan. Penambahan ekstrak kunyit 5% panelis sangat menyukai hal ini disebabkan warna merah oranye dari zat kurkumin yang meresap ke dalam daging, sehingga warna daging akan semakin meningkat seiring dengan tingginya konsentrasi. Selain itu, ph ekstrak rimpang jahe dan kunyit turut mempengaruhi terhadap perubahan warna daging. Sumartono (1991) menyatakan bahwa zat kurkumin yang terdapat pada rimpang kunyit dapat memberikan perubahan warna pada daging. Penambahan ekstrak kunyit sebesar 7.5% menurunkan nilai kesukaan terhadap warna daging. Hal ini disebabkan warna daging berubah menjadi kuning kecoklat-coklatan, padahal warna yang disukai panelis adalah warna kuning, sehingga panelis memberikan nilai kesukaan menjadi turun. Menurut Kramlich (1971) warna dan rasa dari suatu produk sangat bergantung dari konsentrasi bahan yang ditambahkan. Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa ratarata rasa daging itik paling tinggi (5.8) pada penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit 5.0% panelis amat sangat menyukainya dan rata-rata paling rendah(3.4) penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit 7.5% panelis sangat suka terhadap rasa daging itik tersebut. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit dilakukannya analisis statistik melalui sidik ragam. 26

Tabel 3. Rata-rata Bau Daging Itik dari Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kunyit Perlakuan Rata-rata Bau Signifikansi (0.05) P1 ( 0%) 3.2 a P2 (2.5 %) 3.9 b P3 (5.0%) 4.6 c P4 (7.5%) 4.1 d Tabel 4. Rata-rata ph Daging Itik dari Berbagai Konsentrasi Ekstrak Kunyit Perlakuan Rata-rata ph Signifikansi (0.05) P1 ( 0%) 6.4 a P2 (2.5 %) 6.4 a P3 (5.0%) 6.5 a P4 (7.5%) 6.5 a Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit berbengaruh nyata (P < 0.05) terhadap rasa daging itik. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji Jarak Berganda Duncan. Rasa daging itik semakin meningkat dengan semakin tingginya konsentrasi ekstrak kunyit dan hal ini kemungkinan disebabkan adanya kandungan minyak atsiri serta aktivitas enzim protease, sehingga mampu menguraikan tenunan ikat daging. Daging itik dengan penambahan ekstrak kunyit 5% merupakan perlakuan terbaik untuk warna dan rasa. Penambahan ekstrak kunyit sampai 7.5% ternyata memiliki rasa yang masih disukai oleh konsumen, hal ini terlihat karena panelis masih memberi score rata rata 5.1 yang berarti masih menyukai produk pangan yang berwarna menyolok dan sangat terasa kunyitnya sesuai dengan pendapat Winarno (2002) konsumen akan memilih makanan yang mempunyai rasa yang enak dan penampilan yang menyolok. Berdasarkan Tabel 3 diketahui bahwa ratarata bau daging itik paling tinggi (4.6) pada penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit 5.0% panelis sangat menyukainya dan rata-rata paling rendah(3.2) penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit 7.5% panelis agak suka terhadap bau daging itik tersebut. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit dilakukannya analisis statistik melalui sidik ragam. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit berbengaruh nyata (P < 0.05) terhadap bau daging itik. Untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan dilakukan uji Jarak Berganda Duncan. Penyimpangan bau pada daging itik semakin berkurang dengan meningkatnya konsentrasi kunyit, hal ini kemungkinan disebabkan adanya kandungan antioksidan, sehingga tingkat oksidasi lemak dapat dikendalikan dan daging mempunyai daya tahan yang lebih lama serta antioksidan dapat digunakan untuk meningkatkan resistensi produk daging terhadap oksidasi (Soeparno, 2005). Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa ratarata ph daging itik antara 6.4 sampai 6.5. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit dilakukannya analisis statistik melalui sidik ragam. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi ekstrak kunyit tidak berbengaruh nyata (P < 0.05) terhadap ph daging itik,hal ini karena sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan daging itik yang dalam pemeliharaan ternaknya sama serta ph postmortem daging tinggi. Kondisi ini kemungkinan disebabkan rendahnya cadangan glikogen dalam otot sebelum pemotongan, sehingga mengakibatkan rendahnya jumlah asam laktat yang terbentuk dan penurunan ph menjadi kecil (Arbele, dkk. 2001). Kondisi ini sesuai dengan pendapat Lawrie (1991) mengemukakan spesies dan tipe otot mempengaruhi perubahan ph, faktor yang mempengaruhi laju dan besarnya penurunan ph postmortem ini dapat dikategorikan menjadi dua kelompok yaitu faktor intrinsik meliputi spesies, tipe otot, glikogen otot dan variabilitas diantara ternak sedangkan faktor ekstrinsik meliputi temperatur lingkungan, perlakuan bahan aditif, dan stress sebelum pemotongan. 27

Kesimpulan : Dari uraian dan pembahasan tersebut diatas, maka dapat dikemukakan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi ekstrak kunyit (Curcuma domestika) pada daging itik berpengaruh nyata (P< 0.05) terhadap warna, rasa, dan bau tetapi tidak berpengaruh terhadap ph. Konsentrasi ekstrak kunyit 5% memberikan hasil optimum terhadap warna, bau, dan rasa daging itik. Daftar Pustaka Aberle ED, Forrest JC.Gerrand DE, Mills EW. 2001. Principles of Meat Science. Fourth Ed. Amerika. Kendal/Hunt Publishing Company. Buckle KA, Edwards RA, Fleet GH, Wooton M. 1985. Ilmu Pangan. Purnomo H dan Adiono, penerjemah. Jakarta : UI Press. Terjemahan dari Food Science. Dwiastari. 2009. Perendaman Daging Paha Itik Lokal dalam sari Buah Nenas. (online) http://dwiastari.wordpress.com. pdf. Diakses tanggal 2 Februari 2012. Kramlich W.E. 1971. The Science of Meat and Meat Product. The AVI Publishing Co, Inc., Westport, Connecticut. Lawrie RA. 1991. Meat Science. Pergamon Press Oxford, Newyork, Seoul, Tokyo. Lukman, D. W. 1999. Karakteristik Kualitas Daging. Laboraturium Kesehatan Masyarakat Veteriner. Fakultas Kedokteran Hewan. IPB. Bogor. Mountney, J.G. 1983. Poultry Product Technology. The AVI Publishing Co,USA. Natasasmita, S., Rudi Priyanto dan D.M. Tauchid. 1987. Pengantar Evaluasi Daging. Fakultas Peternakan IPB. Bogor. Ockerman HW. 1983. Chemistry of Meat Tissue. Ed ke-10. Departemen of Animal Science. The Ohio State Univ and The Ohio Agricultural Research and Development Center. Rahardjo,M dan O. Rostiana. 2005. Budidaya Tanaman Kunyit. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatika. Litbang Pertanian. Balittro - Bogor Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sumartono. 1991. Pemanfaatan Zat Warna Kurcumin Kunyit (Curcuma domestica Val.) Sebagai Indikator Titrasi Asam Basa. MIPA UNDIP. (online) http://warintek.ristek.go.id/pangan_kesehatan/ tanaman_obat/pt/buku05. pdf. Diakses tanggal 2 Februari 2012. Srigandono, B. 1986. Ilmu Unggas Air. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Soekarto ST, Hubeis M. 1993. Metodologi Penilaian Organoleptik. Program Studi Ilmu Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Swacita. I. B. N. 2002. Pengempukan Daging Sapi dengan Protease Jahe. J. Veteriner., 3 (2) : 25-28. Steel RGD,Torrie JH. 1984. Principles and Procedures of Statistics. Ed ke-2. International Student Edition. Mc-Graw-Hill International Book Company, Singapore- Sydney-Tokyo. Winarno FG. 2002. Flavor Bagi Industri Pangan. M-Brio Press. Bogor. 28