KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG

KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena Rahmat-

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2003 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1999 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA

Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BARITO UTARA

BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2008

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KOTA DUMAI

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

GubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI BANTUL

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT DIDEKONSENTRASIKAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH

TaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 1998 T E N T A N G

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA UTARA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi

WALIKOTA TASIKMALAYA

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 78 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI

BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah

LEMBARAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 04 TAHUN 2005 SERI D PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 10 TAHUN 2005

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG

PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN ATAU PENCEMARAN LINGKUNGAN HIDUP YANG BERKAITAN DENGAN KEBAKARAN HUTAN DAN ATAU LAHAN

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH

BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 86 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2008

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 19-O TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS PENGELOLAAN PASAR WALIKOTA SURAKARTA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN GARUT

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN BUPATI KUNINGAN NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

BERITA DAERAH KOTA DEPOK

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

Transkripsi:

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat, maka perlu diatur lebih lanjut Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat; b. bahwa tugas pokok, fungsi dan rincian tugas unit sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara tanggal 4 Juli 1950); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 No. 49, Tambahan Lembaran Negara 3419); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 No. 115, Tambahan Lembaran Negara 501); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nation Convention Biological Diversity (Lembaran Negara Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3556); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Persatuan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3557); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3669);

2 7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72); 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000-2004. 10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Lembaran Negara Tahun 1999 No. 138, Tambahan Lembaran Negara No. 3872); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengendalian Dampak Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853); 15. Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengendalian Dampak Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3910); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan / atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853); 17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4106); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2000 tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3982);

3 19. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095); 22. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengaturan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 23. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 24. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2000, tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 21 Seri D). M EM U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Jawa Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Jawa Barat; 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat; 4. Badan adalah Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat; 5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat. 6. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran tugas pokok Badan;

4 7. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain; 8. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup; 9. Pengendalian Lingkungan Hidup adalah setiap usaha pencegahan dan penanggulanganproses penurunan mutu lingkungan hidup; 10. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan selanjutnya disebut AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan; 11. Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup; 12. Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya; 13. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan; 14. Konservasi sumber daya adalah pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; 15. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain; 16. Fasilitasi adalah upaya memberdayakan daerah otonom melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi; 17. Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup; 18. Kriteria adalah ukuran untuk menetapkan suatu kondisi atau tingkat kerusakan sumber daya alam; 19. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;

5 20. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau perangkat pusat di Daerah; 21. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN Bagian Pertama Badan Pasal 2 (1) Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (2) Unsur organisasi Badan adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Ayat (1) huruf g Peraturan Daerah. (3) Badan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan kewenangan di bidang pengendalian lingkungan hidup sesuai kebutuhan Daerah dan kewenangan lain yang dilimpahkan. (4) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (3) pasal ini, Badan mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan kordinasi dan pengendalian lingkungan hidup meliputi AMDAL - Sarana dan Prasarana, pengendalian pencemaran lingkungan dan pengendalian kerusakan lingkungan berdasarkan kebijakan umum Gubernur; b. penyelenggaraan fasilitasi pengendalian lingkungan hidup kepada Kabupaten/Kota dan mitra kerja bidang lingkungan hidup; c. penyelenggaraan kesekretariatan Badan. Bagian Kedua Kepala Badan Pasal 3 (1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan tugas pokok Badan dalam melaksanakan pengkajian pengendalian lingkungan hidup. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Kepala Badan mempunyai fungsi : a. pengkordinasian dan pengendalian pengelolaan lingkungan hidup ;

6 b. penyelenggaraan fasilitasi kepada Kabupaten/Kota, Lembaga Swadaya Masyarakat dan mitra kerja pengelolaan lingkungan hidup; c. perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang pengendalian lingkungan hidup. (3) Rincian tugas Kepala Badan : a. mengkordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi kegiatan penyusunan AMDAL, pengelolaan sarana dan prasarana, perencanaan serta kerusakan lingkungan; b. menyelenggarakan fasilitasi AMDAL, sarana dan prasarana, pengendalian pencemaran lingkungan dan pengendalian kerusakan lingkungan; c. menyelenggarakan kegiatan teknis fungsional pengendalian kerusakan lingkungan; d. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 4 (1) Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan dan umum. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Sekretariat mempunyai fungsi : a. pengelolaan urusan Kepegawaian; b. pengelolaan urusan Keuangan; c. pengurusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan, kompilasi program, perencanaan, kehumasan, kepustakaan dan sistem informasi lingkungan. (3) Rincian tugas Sekretariat : a. menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian; b. menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan; c. menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan; d. menyelenggarakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan; e. menyelenggarakan penyusunan bahan dokumentasi, perundangundangan, pengelolaan perpustakaan dan hubungan masyarakat; f. menyelenggarakan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin; g. menyelenggarakan pengelolaan administrasi pendapatan, belanja rutin dan anggaran pembangunan; h. menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan kearsipan; i. menyelenggarakan pembinaan Arsiparis; j. menyelenggarakan kepustakaan; k. menyelenggarakan sistem informasi lingkungan;

7 l. menyelenggarakan kordinasi dengan unit kerja terkait. (4) Sekretariat, membawahkan : a. Subbagian Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Umum. Pasal 5 (1) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta pendokumentasian peraturan perundang-undangan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Subbagian Kepegawaian mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan dan rencana kebutuhan, pengadaan, mutasi, pengembangan disiplin dan penyelenggaraan kesejahteraan pegawai; b. pelaksanaan teknis pengelolaan administrasi kepegawaian; c. penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundangundangan dan rancangan ketatalaksanaan Badan. (3) Rincian tugas Subbagian Kepegawaian : a. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan Badan; b. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai, formasi dan penunjukan dalam jabatan dilingkungan Badan; c. melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan; d. melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, DP 3, DUK, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; e. melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai; f. melaksanakan penyiapan pagawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional; g. melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian Dinas dan izin / Tugas Belajar; h. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai; i. melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai. tenaga teknis dan fungsional; j. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan dilingkungan Badan; k. melaksanakan penyiapan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan; l. melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Subbagian Kepegawaian; m. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

8 Pasal 6 (1) Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Subbagian Keuangan mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja rutin daerah; b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan. (3) Rincian tugas Subbagian Keuangan : a. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin serta Pembangunan; b. melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan; c. melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayaran; d. melaksanakan pembendaharaan keuangan Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan; e. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi dan pembukuan keuangan Anggaran Pendapatan / Penerimaan Badan; f. melaksanakan penyiapan bahan pertanggung jawaban Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan; g. melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Subbagian Keuangan; h. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 7 (1) Subbagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, kearsipan, kehumasan, program dan perencanaan serta informasi lingkungan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Subbagian Umum mempunyai fungsi : a. pelaksanaan urusan surat menyurat, penggandaan, kearsipan, dan administrasi perjalanan Dinas; b. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas; c. pengelolaan perpustakaan Dinas dan hubungan masyarakat; d. pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data dalam penyusunan program Badan; e. fasilitasi informasi lingkungan. (3) Rincian tugas Subbagian Umum : a. melaksanakan penerimaan,. pendistribusian dan pengiriman surat-surat, naskah Dinas dan pengelolaan kearsipan; b. melaksanakan pengadaan naskah Dinas; c. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan pengendalian administrasi perjalanan Dinas pegawai; d. melaksanakan penyiapan dan pengendalian administrasi perjalanan Dinas pegawai;

9 e. melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Dinas; f. mengumpulkan, mengolah dan evaluasi data dalam penyusunan program Badan; g. melaksanakan pengumpulan dan memproses usulan program dan proyek tahunan Badan; h. melaksanakan pengelolaan sistem informasi lingkungan; i. melaksanakan pengelolaan perpustakaan, hubungan masyarakat dan pendokumentasian kegiatan Badan; j. melaksanakan urusan rumah tangga Badan dan ketertiban serta keamanan Kantor; k. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan di lingkungan kantor, kendaraan Dinas, perlengkapan kantor dan asset lainnya; l. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana perlengkapan di lingkungan Badan; m. melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, inventarisasi dan penghapusan perlengkapan Badan; n. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan administrasi perlengkapan dan perbekalan; o. melaksanakan penyiapan konsep laporan tahunan dan laporan pertanggungjawaban Badan; p. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Keempat Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana Pasal 8 (1) Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis AMDAL, Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan, Fasilitasi Sengketa Lingkungan dan Kemitraan Lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi : a. perumusan bahan kebijakan teknis pembinaan dampak lingkungan strategis, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) serta Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ; b. perumusan bahan dan fasilitasi kebijakan teknis dalam pengembangan teknologi lingkungan serta sarana dan prasarana teknologi lingkungan; c. pelaksanaan kordinasi, pembinaan penataan hukum dan fasilitas sengketa lingkungan ; d. pelaksanaan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi kemitraan lingkungan. (3) Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana membawahkan : a. Subbidang Pengkajian AMDAL ; b. Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan ; c. Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan ; d. Subbidang Kemitraan Lingkungan. Pasal 9 (1) Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian dan pembinaan teknis AMDAL.

10 (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan pengembangan kajian dampak lingkungan strategis ; b. penyusunan bahan tanggapan/pengkajian AMDAL bagi rencana kegiatan pembangunan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup sesuai dengan kewenangan; c. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi, pembinaan teknis terhadap kegiatan pembangunan yang telah memiliki dokumen AMDAL; d. pengevaluasian data kajian, pembinaan, penerapan AMDAL, saran kebijakan pengendalian lingkungan hidup. (3) Rincian tugas Subbidang Pengkajian AMDAL : a. menyusun program kerja Subbidang; b. menyusun hasil kerja/kegiatan rutin maupun khusus; c. menyusun bahan kegiatan AMDAL; d. menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam memantau pelaksanaan RKL / RPL secara acak, sebagai bahan pembinaan teknis dan pengkajian lebih lanjut ; e. menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam membuat pedoman dan sinkronisasi pengawasan RKL / RPL berikut pola sangsi dalam upaya pemberdayaan Hukum ; f. menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam memberikan kajian dan pembinaan teknis fungsional terhadap institusi AMDAL di Daerah; g. menyusun bahan pengembangan dan penerapan kegiatan lingkungan strategis pada tingkat kebijakan dan perencanaan. Pasal 10 (1) Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis sarana dan prasarana serta pengembangan teknologi lingkungan, pengkordinasian pengembangan, fasilitasi dan evaluasi sarana pengelolaan dan teknologi lingkungan; (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan, fasilitasi dan kordinasi serta evaluasi penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi dan evaluasi sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang pengendalian lingkungan hidup; c. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup; d. penyusunan bahan dan data pengkajian, implementasi Teknologi Tepat Guna (TTG). (3) Rincian tugas Subbidang Sarana dan Prasarana :

11 a. menyusun bahan kegiatan kerjasama teknologi lingkungan, pengembangan penelitian dalam penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; b. menyusun bahan kegiatan kordinasi dan evaluasi di bidang penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; c. menyusun bahan kegiatan inventarisasi, dokumentasi pengembangan dan penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; d. menyusun bahan kegiatan fasilitasi program pelatihan dan lokakarya di bidang sarana dan prasarana teknologi lingkungan; e. menyusun bahan kegiatan kerjasama penelitian dan pengembangan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi dibidang pengendalian lingkungan hidup; f. menyusun bahan kegiatan fasilitasi dan pengawasan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan; g. menyusun bahan kegiatan evaluasi penerapan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan hidup. Pasal 11 (1) Subbidang Fasilitasi Sengketa Hukum Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi penataan hukum dan fasilitasi sengketa lingkungan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini, Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan dan pelaksanaan koordinasi, pembinaan, fasilitasi penataan hukum serta sengketa lingkungan; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dengan instansi/aparat hukum terkait dalam rangka pembinaan penataan hukum dan fasilitasi sengketa lingkungan; c. pengumpulan dan pengolahan data serta evaluasi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sebagai bahan untuk fasilitasi penataan hukum dan bahan keterangan penyelesaian sengketa lingkungan. (3) Rincian tugas Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan : a. menyusun program kerja ; b. mengevaluasi hasil kerja ; c. menginventarisasi produk hukum lingkungan ( Perda perda yang ada di Kabupaten / Kota ) ; d. menyusun bahan kegiatan dan sosialisasi produk hukum/peraturanperundangan-undangan Lingkungan Hidup ke Kabupaten/Kota; e. menyusun bahan sistem informasi kasus-kasus lingkungan dan produk Hukum; f. menyusun bahan fasilitasi konflik lingkungan melalui sistem ADR (Alternative Disputer Resolution); g. menyusun bahan peningkatan pemberdayaan hukum lingkungan menuju penegakan hukum lingkungan; h. mengkaji produk-produk hukum lingkungan yang sudah ada; i. menyusun dan menyiapkan bahan-bahan/informasi bagi kepentingan penataan dan pencapaian produk hukum lingkungan;

12 j. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 12 (1) Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun bahan perumusan kebijakan teknis dan pengembangan kemitraan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kegiatan fasilitasi, pengembangan kemitraan dengan dunia usaha, dunia pendidikan, media masa, organisasi lingkungan dan pelaku pembangunan pada umumnya, dalam rangka peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup; b. penyusunan bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan masyarakat dan bidang lingkungan hidup; c. penyusunan bahan pembinaan lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan peduli lingkungan; d. penyusunan bahan/materi pemasyarakatan peduli lingkungan; e. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi dalam rangka inventarisasi serta evaluasi pelaksanaan program-program kemitraan dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk peningkatan kesadaran, kepedulian dan keterlibatan masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup. (3) Rincian tugas Subbidang Kemitraan Lingkungan : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data di bidang kemitraan lingkungan; c. menyusun bahan kegiatan fasilitasi pengembangan kemitraan dengan dunia usaha, pendidikan, media massa dan LSM dalam rangka peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup; d. menyusun bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan masyarakat bidang lingkungan hidup; e. menyusun bahan kordinasi pelaksanaan program kemitraan dengan pihak yang berkepentingan di bidang lingkungan hidup; f. menyusun bahan dan materi pembinaan LSM dan/atau organisasi peduli lingkungan; g. menyusun materi/bahan informasi dalam upaya pemasyarakatan peduli lingkungan. Bagian Kelima Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Pasal 13 (1) Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran limbah dan B3 serta pembinaan laboratorium lingkungan.

13 (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pengendalian pencemaran air; b. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pengendalian pencemaran udara; c. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi pembinaan dan fasilitasi pengendalian pencemaran limbah padat, pencemaran tanah dan limbah B3; d. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laboratorium lingkungan. (3) Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, membawahkan : a. Subbidang Pengendalian Pencemaran air; b. Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara; c. Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3; d. Subbidang Pengendalian Laboratorium. Pasal 14 (1) Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas air. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data pencemaran air; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran air; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah pencemaran air. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Air : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data pengendalian pencemaran air; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran air; d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran air; e. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait.

14 Pasal 15 (1) Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas udara. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data pencemaran udara; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran udara; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah pencemaran udara. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data pengendalian pencemaran udara; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran udara; d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran udara; e. melaksanakan operasionalisasi unit laboratorium udara bergerak (mobil unit); f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 16 (1) Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pengendalian limbah padat dan limbah B3. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data Limbah Padat dan B3 di wilayahnya; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran limbah dan B3; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah pencemaran limbah dan B3. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pemantauan dan pengelolaan data pengendalian pencemaran limbah dan B3; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran limbah dan B3;

15 d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran limbah dan B3; e. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 17 (1) Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laboratorium lingkungan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data laboratorium lingkungan di wilayahnya; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis laboratorium lingkungan; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah laboratorium lingkungan. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Laboratorium : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data laboratorium lingkungan; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis laboratorium lingkungan; d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi operasionalisasi laboratorium lingkungan; e. melaksanakan pemanfaatan dan pemeliharaan laboratorium Badan yang sudah tersedia; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Keenam Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pasal 18 (1) Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas pokok merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian kerusakan serta perlindungan lahan, hutan, tata air, keanekaragaman hayati dan laut termasuk pesisir. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air; b. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; c. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan pesisir dan laut.

16 (3) Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan, membawahkan : a. Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air; b. Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati; c. Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut. Pasal 19 (1) Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan hutan, lahan dan tata air. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air mempunyai fungsi : a. pengumpulan, pengolahan dan pengevaluasian data kondisi lahan, hutan dan tata air; b. penyusunan bahan kegitan kordinasi pembinaan konservasi lahan, hutan dan tata air; c. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air; d. penyusunan bahan penetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan tata air. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air : a. menyusun program kerja pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air; b. melaksanakan pengelolaan data/analisis di bidang pengendalian kerusakan hutan, lahan dan tata air; c. menyusun bahan/materi ketetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan tata air; d. menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi konservasi hutan, lahan dan tata air; e. menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan hutan, lahan dan tata air; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 20 (1) Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati mempunyai fungsi : a. pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi keanekaragaman hayati; b. penyusunan bahan kordinasi, fasilitasi dan pembinaan program pengendalian kerusahan keanekaragaman hayati;

17 c. melaksanakan kegiatan kordinasi, pembinaan keanekaragaman hayati. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati: a. menyusun program kerja pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; b. melaksanakan pengelolaan/analisis data di bidang pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi keanekaragaman hayati; d. menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; e. menyusun bahan/materi kebijakan pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 21 (1) Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan laut. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut mempunyai fungsi : a. pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi laut dan pesisir; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi pembinaan laut dan pesisir; c. penyusunan bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir; d. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan laut dan pesisir. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut : a. menyusun program kerja pengendalian kerusakan laut dan pesisir; b. melaksanakan pengelolaan data di bidang pengendalian kerusakan laut dan pesisir; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laut dan pesisir; d. menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program pengendalian kerusakan laut dan pesisir; e. menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Ketujuh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 22 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Peraturan Daerah, rincian tugasnya ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.

18 Bagian Ketujuh Hal Mewakili Pasal 23 (1) Apabila Kepala Badan berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Sekretaris; (2) Apabila Sekretaris berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Kepala Bidang dengan memperhatikan senioritas kepangkatannya. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Gubernur ini, akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan. Pasal 25 Keputusan Gubernur ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.