KATA PENGANTAR. Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena Rahmat-
|
|
- Yanti Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 LEMBAR JUDUL
2 LEMBAR PENGESAHAN
3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena Rahmat- Nya telah menyertai dan membimbing penulis dalam menyelesaikan Praktek Kerja Lapangan yang dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2009 sampai 6 Agustus 2009 di Subbidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan Badan Pengelolaan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat. Selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan, penulis memperoleh banyak hal yang dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam dunia kerja. Dalam Praktek Kerja Lapangan ini, penulis membuat aplikasi PENGOLAHAN DATA DI SUBBIDANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN PEMULIHAN KERUSAKAN LINGKUNGAN BADAN PENGELOLAAN HIDUP DAERAH (BPLHD) PROPINSI JAWA BARAT. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih yang tulus atas segala bimbingan, dukungan, dan saran hingga terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini kepada: 1. Dra. Hj. Rosamini selaku pembimbing, atas semua bimbingan, bantuan, dan semangat hingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek dengan baik. 2. Papah, Mamah, Mba Hana, A Hadi. Terima kasih atas semua jerih-payah, kasih, perhatian, dukungan, bantuan, semangat, dan doa kalian. i
4 3. Badan Pengelolaan Hidup Daerah (Bplhd) Propinsi Jawa Barat yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan kerja praktek. 4. Ibu Dewi, Ibu Pupung,Ibu Rika, Ibu Yus Yus, Pa Tulus, A Tommy, A Ijal, A Pian, semua karyawan dan karyawati serta segenap pimpinan Badan Pengelolaan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan laporan kerja praktek dengan memberikan informasi-informasi dan bantuan yang dibutuhkan oleh penulis. 5. IF3, teman senasib dan seperjuangan, yang telah banyak membantu penulis dalam segala hal, sejak persiapan Praktek Kerja Lapangan sampai terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini. 6. Teman-teman yang juga melaksanakan kerja praktek Subbidang Konservasi Sumber Daya Alam dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Propinsi Jawa Barat. Kiran, Riny, Anggra yang telah memberi bantuan kepada penulis selama Kerja Praktek. 7. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis sejak persiapan Praktek Kerja Lapangan sampai terselesaikannya laporan Praktek Kerja Lapangan ini. Dalam penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran lebih lanjut demi penyempurnaan laporan Praktek Kerja Lapangan ini. ii
5 Penulis berharap semoga laporan Praktek Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Bandung, Januari 2010 Penulis Nanda Bangkit Rakhmadi iii
6 DAFTAR ISI LEMBAR JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI... IV DAFTAR TABEL... VI DAFTAR GAMBAR... VIII DAFTAR LAMPIRAN... IX BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH PERUMUSAN MASALAH MAKSUD DAN TUJUAN Maksud Tujuan BATASAN MASALAH METODE PENELITIAN / KERJA PRAKTEKAN SISTEMATIKA PENULISAN... 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA PROFIL TEMPAT KERJA PRAKTEK... 5 iv
7 2.1.1 Sejarah Instansi Logo Instansi Badan Hukum Instansi Struktur Organisasi dan Job Description LANDASAN TEORI Pengertian Data Pengolahan Data dan Informasi BAB 3 PEMBAHASAN KEGIATAN SELAMAKERJA PRAKTEK BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN SARAN DAFTAR PUSTAKA v
8 DAFTAR TABEL TABEL. 2.1 KOMPOSISI JABATAN STRUKTURAL DAN JABATAN FUNGSIONAL... 8 TABEL. 2.2 KOMPOSISI PEGAWAI BPLHD PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN, KONDISI BULAN DESEMBER TABEL. 3.1 RENCANA PENANAMAN LAHAN KRITIS MELALUI PROGRAM GRLK SELAMA 5 TAHUN (2004 S/D 2008) KABUPATEN SUBANG TABEL. 3.2 RENCANA PENANAMAN LAHAN KRITIS MELALUI PROGRAM GERHAN SELAMA 5 TAHUN (2004 S/D 2008) KABUPATEN SUBANG TABEL. 3.3 INVENTARISASI SITU DI KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN TABEL. 3.4 SITU DI KOTA BEKASI TABEL. 3.5 SITU DI KABUPATEN KARAWANG TABEL. 3.6 SITU DI KOTA/KABUPATEN INDRAMAYU TABEL. 3.7 PERKEMBANGAN JENIS GANGGUAN DAN KERUSAKAN HUTAN PERUM PERHUTANI UNIT III JABAR DAN BANTEN DAN NILAI KERUGIAN TAHUN 2003 S/D TABEL. 3.8 PERKEMBANGAN JENIS GANGGUAN DAN KERUSAKAN HUTAN KAWASAN KONSERVASI YANG DIKELOLA OLEH BKSDA JABAR I DAN BKSDA JABAR II TAHUN 2003 / TABEL. 3.9 PERKEMBANGAN JENIS GANGGUAN DAN KERUSAKAN HUTAN KAWASAN TN. GN. GEDE PANGRANGO DAN TN. GN. HALIMUN TAHUN 2003 S/D TABEL. LAMPIRAN.4.1 DATA BASE DAS CITARUM... 2 vi
9 TABEL. LAMPIRAN.2 RINCIAN LOKASI PENANAMAN TANAMAN TAHUNAN GERAKAN REHABILITASI LAHAN KRITIS (GRLK) PROVINSI JAWA BARAT vii
10 DAFTAR GAMBAR GAMBAR. 2.1 STRUKTUR ORGANISASI BPLHD PROVINSI JAWA BARAT... 9 GAMBAR. 2.2 PENGOLAHAN DATA MENJADI INFORMASI GAMBAR. 3.1 GRAFIK PERKEMBANGAN JENIS GANGGUAN DAN KERUSAKAN HUTAN PERUM PERHUTANI UNIT III JABAR DAN BANTEN DAN NILAI KERUGIAN TAHUN 2003 S/D GAMBAR. 3.2 PERKEMBANGAN JENIS GANGGUAN DAN KERUSAKAN HUTAN KAWASAN KONSERVASI YANG DIKELOLA OLEH BKSDA JABAR I DAN BKSDA JABAR II TAHUN 2003 / GAMBAR. 3.3 PERKEMBANGAN JENIS GANGGUAN DAN KERUSAKAN HUTAN KAWASAN TN. GN. GEDE PANGRANGO DAN TN. GN.HALIMUN TAHUN 2003 / viii
11 DAFTAR LAMPIRAN LAMPIRAN A DATA TABEL... A - 1 LAMPIRAN B SURAT BALASAN PENELITIAN... B - 1 LAMPIRAN C DAFTAR KEHADIRAN KEJA PRAKTEK... C - 1 LAMPIRAN D NILAI KERJA PRAKTEK... D - 1 ix
12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan kemampuan dan profesionalisme menuntut adanya pelatihan dan usaha yang sungguh-sungguh. Mahasiswa merupakan generasi penerus yang pada gilirannya akan memikul tanggung jawab guna menyukseskan pembangunan nasional dan memajukan bangsa dan negara. Dalam era globalisasi dunia dan perdagangan yang bebas diperlukan adanya industri yang maju dengan tenaga kerja yang profesional di bidangnya masing-masing. Untuk itu selain mendapatkan berbagai teori di bangku pendidikan formal, maka diperlukan adanya pengalaman kerja di lapangan. Salah satu cara untuk menambah pengalaman kerja tersebut adalah dengan mengadakan kerja praktek di instansi-instansi yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajari di bangku kuliah. Kerja praktek merupakan salah satu mata kuliah di Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia, sebagai sarana untuk latihan mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah. Selain itu dengan kerja praktek Mahasiswa diharapkan bisa memperoleh ilmu yang tidak didapat di bangku kuliah sekaligus memperoleh pengalaman yang nantinya bisa menjadi bekal untuk terjun ke dunia kerja setelah lulus dan 1
13 2 mempunyai kualitas dalam bersaing di pasar bebas. Dalam mencapai usaha tersebut, Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jawa Barat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk kerja praktek di bidang atau subbidang di dalamnya. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian singkat yang telah dipaparkan pada Latar Belakang Masalah dan berdasarkan Kerja Praktek yang secara langsung telah dilakukan di Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD JABAR maka masalah yang dihadapi: Bagaimana cara mengolah data di Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD JABAR? 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud Adapun maksud dari Kerja Praktek ini adalah untuk membantu Pengolahan Data di Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD JABAR serta memenuhi mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia Tujuan Tujuan yang dicapai dari kerja Praktek ini : 1. Meningkatnya kemampuan dan profesionalisme mahasiswa. 2. Profesionalisme di bidangnya masing-masing dalam era globailsasi dunia dan perdagangan bebas.
14 3 3. Terlaksananya mata kuliah Kerja Praktek di Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia. 1.4 Batasan Masalah 1. Software yang digunakan Microsoft Office 2003, khususnya Microsoft Word, Microsoft Power Point serta Microsoft Excel. 2. Komputer yang digunakan, bergiliran dengan pegawai di subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD JABAR. 3. Data yang digunakan, terdapat dari berbagai sumber. 1.5 Metode Penelitian / Kerja Praktek Metode yang digunakan dalam mengolah data adalah Metode Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara data dikumpulkan dari buku-buku yang terkait.
15 4 1.6 Sistematika Penulisan 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, maksud dan tujuan, batasan masalah, metode penelitian serta sistematika penulisan. 2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang profil tempat kerja praktek serta landasan teori. 3. BAB III PEMBAHASAN Membahas tentang yang dikerjakan praktekan dan hasil dari kerja praktek. 4. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dari masalah yang dibahas serta saran-saran yang membangun.
16 5
17 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profil Tempat Kerja Praktek Nama : Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat Bentuk Badan Hukum : Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat Alamat : Jl. Naripan No. 25 Bandung Jawa Barat Telepon (62-22) Fax. (62-22) Website : bplhd@bplhdjabar.go.id Sejarah Instansi Pada tahun 1972, sebagai hasil konferensi Stockholm Pemerintah Indonesia telah membentuk Panitia Nasional Lingkungan Hidup, bersamaan dengan saat-saat merumuskan program Pembangunan Lingkungan Hidup dalam Bab 4 PELITA II, seperti ditegaskan dalam TAP MPR No. IV/1973, sebagai 5
18 6 langkah lanjutnya dalam Kabinet Pembangunan III, telah dibentuk Kementrian Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan Hidup. Melihat realita program pembangunan lingkungan hidup yang secara sungguh-sungguh menjadi perhatian pemerintah, maka tuntutan pembangunan hukum yang mengatur lingkungan hidup menjadi semakin nyata dan semakin mendesak. Maka wajarlah bila para ahli bersama-sama aparatur pemerintahan yang berwenang di bidang pengawasan lingkungan hidup, mengembangkan hukum lingkungan yang kehadirannya sangat diperlukan dalam pembangunan Indonesia seutuhnya. Pada tahun 1982 terbitlah UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, maka keluarlah Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Departemen Dalam Negeri untuk membentuk Biro Kependudukan Lingkungan Hidup (BKLH) dibawah naungan Setwilda Tingkat I Jawa Barat. Tahun 1993 BKLH diubah menjadi Biro Lingkungan Hidup (BLH) masih dibawah naungan Setwilda. Kemudian tahun 1997 BLH diubah menjadi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDALDA) yang merupakan Badan Pemerintah tersendiri diluar naungan Setwilda. Tahun 1999 sesuai dengan Perda No. 16 tentang Dinas Lembaga Teknis Daerah BAPEDALDA diubah menjadi Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat. Pada awal tahun 2009 BPLHD diubah menjadi
19 7 Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat sampai saat ini Logo Instansi Badan Hukum Instansi Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 63 Tahun 2001 Tentang Tugas Pokok Fungsi Dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat Gubernur Jawa Barat, Bab II Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi Dan Rincian Tugas Unit Badan Bagian Pertama Badan Pasal 2 (1) Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah Struktur Organisasi dan Job Description Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Lembaga Teknis dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat, Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat adalah dapat dilihat pada Gambar 2.1 berikut. Sementara itu, komposisi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 22 Tahun 2008 serta Keputusan Gubernur Nomor /Kep.490.T/Peg/2005 tentang
20 8 Jabatan Fungsional, maka komposisi jabatan struktural dan jabatan fungsional dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel. 2.1 Komposisi Jabatan Struktural dan Jabatan Fungsional No. Jabatan Struktural/Fungsional Perda No. 22 Tahun 2008 Kepgub No /Kep.490.T/Peg/ Eselon II 1-2 Eselon III 5-3 Eselon IV 11 - Jumlah 17 Tabel. 2.2 Komposisi Pegawai BPLHD Provinsi Jawa Barat berdasarkan Tingkat Pendidikan, Kondisi Bulan Desember 2008 NO. Pendidikan Golongan I II III IV Jumlah 1. SD SLTP SLTA Sarjana Muda / Akademi STRATA 1 (S1) STRATA 2 (S2) STRATA 3 (S3) 1 1 Jumlah
21 9 Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat : Gambar. 2.1 Struktur Organisasi BPLHD Provinsi Jawa Barat
22 10 Berikut Job Description berdasarkan surat keputusan Gubernur Jawa Barat : KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat, maka perlu diatur lebih lanjut Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Unit Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat; b. bahwa tugas pokok, fungsi dan rincian tugas unit sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu ditetapkan dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan Propinsi Jawa Barat (Berita Negara
23 11 tanggal 4 Juli 1950); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Tahun 1990 No. 49, Tambahan Lembaran Negara 3419); 3. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Tahun 1992 No. 115, Tambahan Lembaran Negara 501); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nation Convention Biological Diversity (Lembaran Negara Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3556); 5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations Framework Convention on Climate Change (Konvensi Kerangka Kerja Persatuan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim (Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3557); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3669); 7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
24 12 Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 72); 9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (Lembaran Negara Tahun 1999 No. 138, Tambahan Lembaran Negara No. 3872); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3373); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 34, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3409); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengendalian Dampak Limbah Bahan Berbahaya dan
25 13 Beracun (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3815); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853); 15. Peraturan Pemerintah RI Nomor 85 Tahun 1999 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengendalian Dampak Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Lembaran Negara RI Tahun 1999 Nomor 190, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3910); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan / atau Perusakan Laut (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3853); 17. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4106); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2000 tentang Lembaga Penyedia Jasa Pelayanan Penyelesaian Sengketa Lingkungan Hidup di Luar Pengadilan
26 14 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3982); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); 20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4090); 21. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2001 tentang Penyelenggaraan Dekonsentrasi (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4095); 22. Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2001 tentang Tata Cara Pengaturan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 23. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 24. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 16
27 15 Tahun 2000, tentang Lembaga Teknis Daerah Propinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2000 Nomor 21 Seri D). M EM U T U S K A N : Menetapkan : KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Keputusan ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Propinsi Jawa Barat; 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Propinsi Jawa Barat; 3. Gubernur adalah Gubernur Jawa Barat; 4. Badan adalah Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat;
28 16 5. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Propinsi Jawa Barat. 6. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran tugas pokok Badan; 7. Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain; 8. Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup; 9. Pengendalian Lingkungan Hidup adalah setiap usaha pencegahan dan penanggulangan proses penurunan mutu lingkungan hidup; 10. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan selanjutnya disebut AMDAL adalah hasil studi mengenai dampak suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan; 11. Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya pencemaran dan / atau perusakan lingkungan hidup;
29 Pencemaran lingkungan hidup adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan / atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya; 13. Perusakan lingkungan hidup adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan hidup tidak berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan; 14. Konservasi sumber daya adalah pengelolaan sumber daya alam tak terbaharui untuk menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan sumber daya alam yang terbaharui untuk menjamin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keanekaragamannya; 15. Limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu usaha dan /atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup dan /atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain; 16. Fasilitasi adalah upaya memberdayakan daerah otonom melalui pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi;
30 Baku Mutu Lingkungan Hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup; 18. Kriteria adalah ukuran untuk menetapkan suatu kondisi atau tingkat kerusakan sumber daya alam; 19. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh Pemerintah kepada Daerah Otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia; 20. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil Pemerintah dan atau perangkat pusat di Daerah; 21. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa dan dari Daerah ke Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumber daya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggungjawabkannya kepada yang menugaskan. BAB II KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN Bagian Pertama Badan
31 19 Pasal 2 (1) Badan adalah Lembaga Teknis Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Daerah sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2000, yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (2) Unsur organisasi Badan adalah sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Ayat (1) huruf g Peraturan Daerah. (3) Badan mempunyai tugas pokok merumuskan kebijakan teknis dan melaksanakan kewenangan di bidang pengendalian lingkungan hidup sesuai kebutuhan Daerah dan kewenangan lain yang dilimpahkan. (4) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (3) pasal ini, Badan mempunyai fungsi : a. penyelenggaraan kordinasi dan pengendalian lingkungan hidup meliputi AMDAL - Sarana dan Prasarana, pengendalian pencemaran lingkungan dan pengendalian kerusakan lingkungan berdasarkan kebijakan umum Gubernur; b. penyelenggaraan fasilitasi pengendalian lingkungan hidup kepada Kabupaten/Kota dan mitra kerja bidang lingkungan hidup; c. penyelenggaraan kesekretariatan Badan.
32 20 Bagian Kedua Kepala Badan Pasal 3 (1) Kepala Badan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkordinasikan dan mengendalikan tugas pokok Badan dalam melaksanakan pengkajian pengendalian lingkungan hidup. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Kepala Badan mempunyai fungsi : a. pengkordinasian dan pengendalian pengelolaan lingkungan hidup ; b. penyelenggaraan fasilitasi kepada Kabupaten/Kota, Lembaga Swadaya Masyarakat dan mitra kerja pengelolaan lingkungan hidup; c. perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang pengendalian lingkungan hidup. (3) Rincian tugas Kepala Badan : a. mengkordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi kegiatan penyusunan AMDAL, pengelolaan sarana dan prasarana, perencanaan serta kerusakan lingkungan; b. menyelenggarakan fasilitasi AMDAL, sarana dan prasarana, pengendalian pencemaran lingkungan dan pengendalian kerusakan lingkungan;
33 21 c. menyelenggarakan kegiatan teknis fungsional pengendalian kerusakan lingkungan; d. menyelenggarakan perumusan bahan kebijakan Gubernur di bidang pengelolaan lingkungan hidup. Bagian Ketiga Sekretariat Pasal 4 (1) Sekretariat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pengelolaan urusan kepegawaian, keuangan dan umum. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Sekretariat mempunyai fungsi : a. pengelolaan urusan Kepegawaian; b. pengelolaan urusan Keuangan; c. pengurusan rumah tangga, perlengkapan, surat menyurat, kearsipan, kompilasi program, perencanaan, kehumasan, kepustakaan dan sistem informasi lingkungan. (3) Rincian tugas Sekretariat : a. menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian; b. menyelenggarakan pengelolaan administrasi keuangan; c. menyelenggarakan pengelolaan urusan rumah tangga dan perlengkapan; d. menyelenggarakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan;
34 22 e. menyelenggarakan penyusunan bahan dokumentasi, perundangundangan, pengelolaan perpustakaan dan hubungan masyarakat; f. menyelenggarakan penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin; g. menyelenggarakan pengelolaan administrasi pendapatan, belanja rutin dan anggaran pembangunan; h. menyelenggarakan pengelolaan naskah Dinas dan kearsipan; i. menyelenggarakan pembinaan Arsiparis; j. menyelenggarakan kepustakaan; k. menyelenggarakan sistem informasi lingkungan; l. menyelenggarakan kordinasi dengan unit kerja terkait. (4) Sekretariat, membawahkan : a. Subbagian Kepegawaian; b. Subbagian Keuangan; c. Subbagian Umum. Pasal 5 (1) Subbagian Kepegawaian mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta pendokumentasian peraturan perundang-undangan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Subbagian Kepegawaian mempunyai fungsi :
35 23 a. penyusunan bahan dan rencana kebutuhan, pengadaan, mutasi, pengembangan disiplin dan penyelenggaraan kesejahteraan pegawai; b. pelaksanaan teknis pengelolaan administrasi kepegawaian; c. penyiapan bahan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan dan rancangan ketatalaksanaan Badan.. (3) Rincian tugas Subbagian Kepegawaian : a. melaksanakan pengumpulan, pengelolaan, penyimpanan dan pemeliharaan data dan kartu kepegawaian dilingkungan Badan; b. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pegawai, formasi dan penunjukan dalam jabatan dilingkungan Badan; c. melaksanakan penyiapan dan pengusulan pegawai yang akan pensiun, peninjauan masa kerja serta pemberian penghargaan; d. melaksanakan penyiapan bahan kenaikan pangkat, DP 3, DUK, sumpah/janji pegawai, gaji berkala dan peningkatan kesejahteraan pegawai; e. melaksanakan penyiapan bahan mutasi dan pemberhentian pegawai; f. melaksanakan penyiapan pagawai untuk mengikuti pendidikan/pelatihan kepemimpinan teknis dan fungsional; g. melaksanakan penyiapan rencana pegawai yang akan mengikuti ujian Dinas dan izin / Tugas Belajar; h. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kepegawaian dan disiplin pegawai;
36 24 i. melaksanakan penyiapan bahan standar kompetensi pegawai. Tenaga teknis dan fungsional; j. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan kelembagaan dan ketatalaksanaan dilingkungan Badan; k. melaksanakan penyiapan bahan rancangan dan pendokumentasian peraturan perundang-undangan; l. melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Subbagian Kepegawaian; m. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 6 (1) Subbagian Keuangan mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Subbagian Keuangan mempunyai fungsi : a. penyiapan bahan dan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja rutin daerah; b. pelaksanaan pengelolaan administrasi keuangan. (3) Rincian tugas Subbagian Keuangan : a. melaksanakan pengumpulan bahan dan penyiapan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Rutin serta Pembangunan; b. melaksanakan pengadministrasian dan pembukuan keuangan Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan;
37 25 c. melaksanakan penyusunan pembuatan daftar gaji dan tunjangan daerah serta pembayaran; d. melaksanakan pembendaharaan keuangan Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan; e. melaksanakan penyiapan bahan pembinaan administrasi dan pembukuan keuangan Anggaran Pendapatan / Penerimaan Badan; f. melaksanakan penyiapan bahan pertanggung jawaban Anggaran Pendapatan, Anggaran Belanja Rutin dan Pembangunan; g. melaksanakan penyusunan bahan evaluasi dan laporan kegiatan Subbagian Keuangan; h. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 7 (1) Subbagian Umum mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan rumah tangga, perlengkapan, perpustakaan, kearsipan, kehumasan, program dan perencanaan serta informasi lingkungan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, Subbagian Umum mempunyai fungsi : a. pelaksanaan urusan surat menyurat, penggandaan, kearsipan, dan administrasi perjalanan Dinas; b. pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan Dinas; c. pengelolaan perpustakaan Dinas dan hubungan masyarakat; d. pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data dalam penyusunan program Badan;
38 26 e. fasilitasi informasi lingkungan. (3) Rincian tugas Subbagian Umum : a. melaksanakan penerimaan,. pendistribusian dan pengiriman suratsurat, naskah Dinas dan pengelolaan kearsipan; b. melaksanakan pengadaan naskah Dinas; c. melaksanakan pengelolaan kearsipan dan pengendalian administrasi perjalanan Dinas pegawai; d. melaksanakan penyiapan dan pengendalian administrasi perjalanan Dinas pegawai; e. melaksanakan urusan keprotokolan dan penyiapan rapat-rapat Dinas; f. mengumpulkan, mengolah dan evaluasi data dalam penyusunan program Badan; g. melaksanakan pengumpulan dan memproses usulan program dan proyek tahunan Badan; h. melaksanakan pengelolaan sistem informasi lingkungan; i. melaksanakan pengelolaan perpustakaan, hubungan masyarakat dan pendokumentasian kegiatan Badan; j. melaksanakan urusan rumah tangga Badan dan ketertiban serta keamanan Kantor; k. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan di lingkungan kantor, kendaraan Dinas, perlengkapan kantor dan asset lainnya; l. melaksanakan penyiapan rencana kebutuhan pengadaan sarana dan prasarana perlengkapan di lingkungan Badan;
39 27 m. melaksanakan pengurusan pengadaan, penyimpanan, pendistribusian, inventarisasi dan penghapusan perlengkapan Badan; n. melaksanakan penyiapan bahan pengelolaan administrasi perlengkapan dan perbekalan; o. melaksanakan penyiapan konsep laporan tahunan dan laporan pertanggungjawaban Badan; p. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Keempat Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana Pasal 8 (1) Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai tugas merumuskan kebijakan teknis AMDAL, Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan, Fasilitasi Sengketa Lingkungan dan Kemitraan Lingkungan. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi : a. perumusan bahan kebijakan teknis pembinaan dampak lingkungan strategis, Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) serta Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) ; b. perumusan bahan dan fasilitasi kebijakan teknis dalam pengembangan teknologi lingkungan serta sarana dan prasarana teknologi lingkungan;
40 28 c. pelaksanaan kordinasi, pembinaan penataan hukum dan fasilitas sengketa lingkungan ; d. pelaksanaan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi kemitraan lingkungan. (3) Bidang AMDAL, Sarana dan Prasarana membawahkan : a. Subbidang Pengkajian AMDAL ; b. Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan ; c. Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan ; d. Subbidang Kemitraan Lingkungan. Pasal 9 (1) Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai tugas pokok melaksanakan pengkajian dan pembinaan teknis AMDAL. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengkajian AMDAL mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan pengembangan kajian dampak lingkungan strategis ; b. penyusunan bahan tanggapan/pengkajian AMDAL bagi rencana kegiatan pembangunan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup sesuai dengan kewenangan; c. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi, pembinaan teknis terhadap kegiatan pembangunan yang telah memiliki dokumen AMDAL; d. pengevaluasian data kajian, pembinaan, penerapan AMDAL, saran kebijakan pengendalian lingkungan hidup.
41 29 (3) Rincian tugas Subbidang Pengkajian AMDAL : a. menyusun program kerja Subbidang; b. menyusun hasil kerja/kegiatan rutin maupun khusus; c. menyusun bahan kegiatan AMDAL; d. menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten/Kota dalam memantau pelaksanaan RKL / RPL secara acak, sebagai bahan pembinaan teknis dan pengkajian lebih lanjut ; e. menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam membuat pedoman dan sinkronisasi pengawasan RKL / RPL berikut pola sangsi dalam upaya pemberdayaan Hukum ; f. menyusun bahan kordinasi dengan Kabupaten / Kota dalam memberikan kajian dan pembinaan teknis fungsional terhadap institusi AMDAL di Daerah; g. menyusun bahan pengembangan dan penerapan kegiatan lingkungan strategis pada tingkat kebijakan dan perencanaan. Pasal 10 (1) Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis sarana dan prasarana serta pengembangan teknologi lingkungan, pengkordinasian pengembangan, fasilitasi dan evaluasi sarana pengelolaan dan teknologi lingkungan; (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Sarana dan Prasarana Teknologi Lingkungan mempunyai fungsi :
42 30 a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan, fasilitasi dan kordinasi serta evaluasi penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, fasilitasi dan evaluasi sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang pengendalian lingkungan hidup; c. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup; d. penyusunan bahan dan data pengkajian, implementasi Teknologi Tepat Guna (TTG). (3) Rincian tugas Subbidang Sarana dan Prasarana : a. menyusun bahan kegiatan kerjasama teknologi lingkungan, pengembangan penelitian dalam penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; b. menyusun bahan kegiatan kordinasi dan evaluasi di bidang penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; c. menyusun bahan kegiatan inventarisasi, dokumentasi pengembangan dan penerapan sarana dan prasarana teknologi lingkungan; d. menyusun bahan kegiatan fasilitasi program pelatihan dan lokakarya di bidang sarana dan prasarana teknologi lingkungan;
43 31 e. menyusun bahan kegiatan kerjasama penelitian dan pengembangan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi dibidang pengendalian lingkungan hidup; f. menyusun bahan kegiatan fasilitasi dan pengawasan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan; g. menyusun bahan kegiatan evaluasi penerapan sistem standarisasi, akreditasi dan sertifikasi di bidang lingkungan hidup. Pasal 11 (1) Subbidang Fasilitasi Sengketa Hukum Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis fasilitasi penataan hukum dan fasilitasi sengketa lingkungan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini, Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan dan pelaksanaan koordinasi, pembinaan, fasilitasi penataan hukum serta sengketa lingkungan; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dengan instansi/aparat hukum terkait dalam rangka pembinaan penataan hukum dan fasilitasi sengketa lingkungan; c. pengumpulan dan pengolahan data serta evaluasi pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup sebagai bahan untuk fasilitasi penataan hukum dan bahan keterangan penyelesaian sengketa lingkungan. (3) Rincian tugas Subbidang Fasilitasi Sengketa Lingkungan :
44 32 a. menyusun program kerja ; b. mengevaluasi hasil kerja ; c. menginventarisasi produk hukum lingkungan ( Perda perda yang ada di Kabupaten / Kota ) ; d. menyusun bahan kegiatan dan sosialisasi produk hukum/peraturan perundangan-undangan Lingkungan Hidup ke Kabupaten/Kota; e. menyusun bahan sistem informasi kasus-kasus lingkungan dan produk Hukum; f. menyusun bahan fasilitasi konflik lingkungan melalui sistem ADR (Alternative Disputer Resolution); g. menyusun bahan peningkatan pemberdayaan hukum lingkungan menuju penegakan hukum lingkungan; h. mengkaji produk-produk hukum lingkungan yang sudah ada; i. menyusun dan menyiapkan bahan-bahan/informasi bagi kepentingan penataan dan pencapaian produk hukum lingkungan; j. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 12 (1) Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai tugas pokok menyusun bahan perumusan kebijakan teknis dan pengembangan kemitraan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Kemitraan Lingkungan mempunyai fungsi : a. penyusunan bahan kegiatan fasilitasi, pengembangan kemitraan dengan dunia usaha, dunia pendidikan, media masa, organisasi
45 33 lingkungan dan pelaku pembangunan pada umumnya, dalam rangka peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup; b. penyusunan bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan masyarakat dan bidang lingkungan hidup; c. penyusunan bahan pembinaan lembaga kemasyarakatan, organisasi kemasyarakatan peduli lingkungan; d. penyusunan bahan/materi pemasyarakatan peduli lingkungan; e. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi dalam rangka inventarisasi serta evaluasi pelaksanaan program-program kemitraan dengan seluruh pihak yang berkepentingan untuk peningkatan kesadaran, kepedulian dan keterlibatan masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup. (3) Rincian tugas Subbidang Kemitraan Lingkungan : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data di bidang kemitraan lingkungan; c. menyusun bahan kegiatan fasilitasi pengembangan kemitraan dengan dunia usaha, pendidikan, media massa dan LSM dalam rangka peningkatan kesadaran dan kepedulian serta keterlibatan masyarakat dalam pengendalian lingkungan hidup; d. menyusun bahan fasilitasi peningkatan kapasitas dan kualitas kelembagaan masyarakat bidang lingkungan hidup;
46 34 e. menyusun bahan kordinasi pelaksanaan program kemitraan dengan pihak yang berkepentingan di bidang lingkungan hidup; f. menyusun bahan dan materi pembinaan LSM dan/atau organisasi peduli lingkungan; g. menyusun materi/bahan informasi dalam upaya pemasyarakatan peduli lingkungan. Bagian Kelima Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Pasal 13 (1) Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai tugas pokok merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian pencemaran air, pengendalian pencemaran udara, pengendalian pencemaran limbah dan B3 serta pembinaan laboratorium lingkungan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pengendalian pencemaran air; b. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pengendalian pencemaran udara;
47 35 c. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi pembinaan dan fasilitasi pengendalian pencemaran limbah padat, pencemaran tanah dan limbah B3; d. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laboratorium lingkungan. (3) Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan, membawahkan : a. Subbidang Pengendalian Pencemaran air; b. Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara; c. Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3; d. Subbidang Pengendalian Laboratorium. Pasal 14 (1) Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas air. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Air mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data pencemaran air; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran air; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah pencemaran air.
48 36 (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Air : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data pengendalian pencemaran air; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran air; d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran air; e. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 15 (1) Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pemulihan kualitas udara. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data pencemaran udara; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran udara; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah pencemaran udara. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Udara : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data pengendalian pencemaran udara;
49 37 c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran udara; d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran udara; e. melaksanakan operasionalisasi unit laboratorium udara bergerak (mobil unit); f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 16 (1) Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi pelaksanaan pengawasan dan evaluasi terhadap program dan kegiatan pencegahan, penanggulangan dan pengendalian limbah padat dan limbah B3. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data Limbah Padat dan B3 di wilayahnya; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran limbah dan B3; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah pencemaran limbah dan B3. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Pencemaran Limbah dan B3 : a. menyusun program kerja;
50 38 b. melaksanakan pemantauan dan pengelolaan data pengendalian pencemaran limbah dan B3; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis pengendalian pencemaran limbah dan B3; d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi masalah pencemaran limbah dan B3; e. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 17 (1) Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laboratorium lingkungan. (2) Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Laboratorium mempunyai fungsi : a. pengumpulan dan pengolahan data laboratorium lingkungan di wilayahnya; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis laboratorium lingkungan; c. penyusunan bahan rekomendasi teknis bagi masalah-masalah laboratorium lingkungan. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Laboratorium : a. menyusun program kerja; b. melaksanakan pengelolaan data laboratorium lingkungan;
51 39 c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi teknis laboratorium lingkungan; d. menyusun bahan rekomendasi teknis bagi operasionalisasi laboratorium lingkungan; e. melaksanakan pemanfaatan dan pemeliharaan laboratorium Badan yang sudah tersedia; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Keenam Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan Pasal 18 (1) Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai tugas pokok merumuskan bahan kebijakan teknis di bidang pengendalian kerusakan serta perlindungan lahan, hutan, tata air, keanekaragaman hayati dan laut termasuk pesisir. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan mempunyai fungsi : a. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air; b. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati;
52 40 c. perumusan bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan pesisir dan laut. (3) Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan, membawahkan : a. Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air; b. Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati; c. Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut. Pasal 19 (1) Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan hutan, lahan dan tata air. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air mempunyai fungsi : a. pengumpulan, pengolahan dan pengevaluasian data kondisi lahan, hutan dan tata air; b. penyusunan bahan kegitan kordinasi pembinaan konservasi lahan, hutan dan tata air; c. penyusunan bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air; d. penyusunan bahan penetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan tata air.
53 41 (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Lahan, Hutan dan Tata Air : a. menyusun program kerja pengendalian kerusakan lahan, hutan dan tata air; b. melaksanakan pengelolaan data/analisis di bidang pengendalian kerusakan hutan, lahan dan tata air; c. menyusun bahan/materi ketetapan kriteria kerusakan lahan, hutan dan tata air; d. menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi konservasi hutan, lahan dan tata air; e. menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan hutan, lahan dan tata air; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 20 (1) Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati mempunyai fungsi : a. pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi keanekaragaman hayati;
54 42 b. penyusunan bahan kordinasi, fasilitasi dan pembinaan program pengendalian kerusahan keanekaragaman hayati; c. melaksanakan kegiatan kordinasi, pembinaan keanekaragaman hayati. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati: a. menyusun program kerja pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; b. melaksanakan pengelolaan/analisis data di bidang pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi pembinaan dan fasilitasi keanekaragaman hayati; d. menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program pengendalian kerusakan keanekaragaman hayati; e. menyusun bahan/materi kebijakan pemanfaatan dan pelestarian keanekaragaman hayati; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Pasal 21 (1) Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut mempunyai tugas pokok menyusun bahan kebijakan teknis, kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan laut. (2) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) pasal ini, Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut mempunyai fungsi :
55 43 a. pengumpulan, pengolahan/analisis dan pengevaluasian data kondisi laut dan pesisir; b. penyusunan bahan kegiatan kordinasi pembinaan laut dan pesisir; c. penyusunan bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir; d. penyusunan bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi program pengendalian kerusakan laut dan pesisir. (3) Rincian tugas Subbidang Pengendalian Kerusakan Laut : a. menyusun program kerja pengendalian kerusakan laut dan pesisir; b. melaksanakan pengelolaan data di bidang pengendalian kerusakan laut dan pesisir; c. menyusun bahan kegiatan kordinasi, pembinaan dan fasilitasi laut dan pesisir; d. menyusun bahan kegiatan kordinasi dan fasilitasi program pengendalian kerusakan laut dan pesisir; e. menyusun bahan kebijakan pengendalian kerusakan laut dan pesisir; f. melaksanakan kordinasi dengan unit kerja terkait. Bagian Ketujuh Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 22 Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 Peraturan Daerah, rincian tugasnya ditetapkan berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku.
56 44 Bagian Ketujuh Hal Mewakili Pasal 23 (1) Apabila Kepala Badan berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Sekretaris; (2) Apabila Sekretaris berhalangan dalam melaksanakan tugasnya, maka dapat diwakili oleh Kepala Bidang dengan memperhatikan senioritas kepangkatannya. BAB III KETENTUAN PENUTUP Pasal 24 Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan Gubernur ini, akan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Badan. Pasal 25 Keputusan Gubernur ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
57 Landasan Teori Pengertian Data Pengertian data dari berbagai pendapat dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Data merupakan penguraian/deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang dihadapi (data is the description of things and events that we face). b. Data bisnis merupakan penguraian/deskripsi organisasi tentang sesua- tu berupa sumberdaya dan kejadian berupa traksaksi yang dihadapi (business data is an organization's description of things (resources) and events (transactions) that it faces). c. Data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadiankejadian dan kesatuan nyata, dimana kejadian (event) merupakan sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Sebagai contoh, dalam dunia bisnis kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah transakasi yaitu perubahan dari suatu nilai, misalnya pada penjualan terjadi transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang, sementara kesatuan nyata (fact and entity) merupakan obyek nyata yang terlibat dalam kejadian (bisa berupa tempat, benda dan orang) Dari pengertian diatas maka data diperoleh dari suatu kejadian yang benar benar terjadi (nyata) atau dengan kata lain merupakan sebuah fakta (fact) yang benar-benar terjadi dalam sebuah entitas, kemudian diseleksi dan dikumpulkan menjadi database yang siap untuk diolah menjadi informasi, sementara data tanpa
58 46 adanya kejadian itulah yang disebut issue (isyu), informasi tanpa adanya data yang mendukung itulah yang disebut gossip sedangkan informasi yang ditujukan secara umum (bukan pada user secara khusus) itu yang disebut news (berita). Sumber dari informasi adalah data, dimana data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal yang disebut data-item (datum), data merupakan bentuk yang belum dapat memberikan manfaat bagi user, sehingga perlu dilakukan modifikasi (modelling) lalu diproses untuk menghasilkan informasi. Contoh kasus: Dalam kegiatan pemasaran suatu perusahaan, dari hasil transaksi penjualan pada sejumlah salesman, diperoleh sejumlah faktur penjualan pada suatu periode tertentu, faktur penjualan ini belum dapat memberikan informasi yang baik bagi manajemen dan ini yang disebut data karena diperoleh dari kejadian transakasi penjualan dalam entitas antara penjual dengan pembeli pada suatu pasar. Untuk dapat bermanfaat bagi manajer dalam mengelola perusahaan, maka faktur-faktur penjualan tersebut terlebih dahulu diolah agar dapat menjadi suatu informasi, berupa laporan laporan manajemen, diantaranya: a. Laporan penjualan bagi setiap salesman, sehingga bermanfaat untuk me nentukan besarnya komisi dan bonus. b. Laporan penjualan pada setiap daerah, sehingga bermanfaat untuk men- tukan pelaksanaan promosi dan periklanan. c. Laporan penjualan pada setiap jenis barang, sehingga bermanfaat un- tuk mengendalikan persediaan barang dan untuk mengevaluasi kondisi barang.
59 Pengolahan Data dan Informasi Pengolahan data merupakan masa atau waktu yang digunakan untuk mendeskripsikan perubahan bentuk data untuk menghasilkan menjadi suatu informasi yang bermanfaat (data processing is the term used to describe changes performed on data to produce purposeful information). Operasi yang dilakukan dalam pengolahan data : 1. Data input a. Recording transaction data ke sebuah pengolahan data medium (contoh, punching number ke dalam kalkulator) b. Coding transaction data ke dalam bentuk lain (contoh, converting atribut kelamin female ke huruf F) c. Storing data or information untuk pengambilan keputusan potential (information for future) d. Selecting data untuk menentukan jenis data yang representatif dan berkualitas (information quality) 2. Data transformation a. Calculating, operasi aritmatik terhadap data field b. Summarizing, proses akumulasi beberapa data (contoh, menjumlah jumlah jam kerja setiap hari dalam seminggu menjadi nilai total jam kerja perminggu) c. Classifying data group-group tertentu :
60 48 1. Categorizing data kedalam group berdasar karakteristrik ter- tentu (contoh, pengelompokkan data mahasiswa berdasar semester aktif). 2. Sorting data kedalam bentuk yang berurutan (contoh, pengurutan nomor induk karyawan secara ascending). 3. Merging untuk dua atau lebih set data berdasar kriteria tertentu (contoh, menggabungkan data penjualan bulan Januari, Februari dan Maret kedalam group triwulanan). 4. Matching data berdasar keinginan pengguna terhadap group data (contoh, memilih semua karyawan yang total pendapatannya lebih dari 15 juta pertahun). 3. Information output a. Displaying result, menampilkan informasi yang dibutuhkan pemakai melalui monitor atau cetakan. b. Reproducing, penyimpanan data yang digunakan untuk pemakai lain yang membutuhkan. c. Telecommunicating, penyimpanan data secara elektronik melalui saluran komunikasi.
61 49 Gambar. 2.2 Pengolahan Data Menjadi Informasi Dari pengertian pengolahan data diatas maka terdapat beberapa definisi tentang informasi, antara lain : 1. Data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya 2. Sesuatu yang nyata atau setengah nyata yang dapat mengurangi derajat ketidakpastian tentang suatu keadaan atau kejadian, sebagai contoh, informasi yang menyatakan bahwa nilai rupiah akan naik dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai jadi tidaknya sebuah investasi untuk dilakukan. 3. Data organized to help choose some current or future action or nonaction to fullfill company goals (the choice is called business decision making).
62 BAB 3 PEMBAHASAN 3.1 Kegiatan SelamaKerja Praktek Kerja praktek dilaksanakan selama 1 bulan, dimulai dari tanggal 6 Juli 2009 sampai dengan 6 Agustus Pada minggu pertama, diberikan penjelasan mengenai BPLHD JABAR dan juga melakukan adaptasi di lingkungan Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD JABAR. Mengolah data di Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD JABAR, dalam pengolahan data software yang digunakan Microsoft Office 2003 khususnya Microsoft Office dan Microsoft Excel. Berikut adalah data hasil dari kegiatan kerja praktek di Subbidang Konservasi SDA dan Pemulihan Kerusakan Lingkungan BPLHD JABAR: 50
63 51 Tabel. 3.1 Rencana Penanaman Lahan Kritis Melalui Program GRLK Selama 5 Tahun (2004 s/d 2008) kabupaten Subang No KECAMATAN Luas Lahan Kritis (Ha) Rencana Penanaman Tahun (Ha) Jumlah (Ha) Sisa Lahan Kritis (Ha) 1 Sagalaherang Cipeundeuy Purwadadi Pagaden Cikaum Pabuaran Kalijati Cijambe Jumlah
64 52 Tabel. 3.2 Rencana Penanaman Lahan Kritis Melalui Program GERHAN Selama 5 Tahun (2004 s/d 2008) Kabupaten Subang No KECAMATAN Luas Lahan Kritis (Ha) Rencana Penanaman Tahun (Ha) Jumlah (Ha) Sisa Lahan Kritis 1 Cisalak Tanjungsiang Jalan Cagak Cijambe Cibogo Subang Cipunagara Jumlah
65 53 Tabel. 3.3 Inventarisasi Situ di kabupaten Purwakarta Tahun 2007 No. Nama Danau Luas(Ha) 1 Cikamar 9 2 Cisaat 7 3 Cibodas 5 4 Cigangsa 6,5 5 Buleud 4 6 Wanayasa 6,7 7 Cibeber 3,8 8 Cikumpay 5 9 Girang 4 10 Tulang Kuda 0,5 11 Bungurdiuk 1 12 Rawamekar 1 13 Rawasari 2 14 Margasari 0,8 15 Conggeang 0,5 16 Jatiluhur 8,3 17 Cirata 661 Sumber : PJT II Jatiluhur, Purwakarta
66 54 Tabel. 3.4 Situ di Kota Bekasi Kota : Bekasi Propinsi : Jawa Barat Tahun Data : 2008 No. Nama Situ Luas(m2) 1 Situ Lumbu Situ Gede Situ Pulo Situ Rawa Bebek Sumber : PKSDA-Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Kota Bekasi, 2008
67 55 Tabel. 3.5 Situ di Kabupaten Karawang Kabupaten : Kabupaten Karawang Propinsi : Jawa Barat Tahun Data : 2002 No. Situ Luas (Ha) 1 Kampung Sawah 7 2 Ciampel 70 3 Kaum 30 4 Cipule 35 5 Kedung Waru 8 6 Pulo 16 7 Balukbuk 6 8 Kompa 4 9 Leuwi Goong Rawa Bebek Tenggelam Kocobok 8 13 Jungkur 14 Gempol Total 262 Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002
68 56 Tabel. 3.6 Situ di Kota/Kabupaten Indramayu Kota/Kabupaten : Indramayu Provinsi : Jawa Barat Tahun Data : 2008 No. Nama Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha)* 1 Bendung Rentang 66,621 2 Bendung Salamdarma 25,504 3 Waduk Cipancuh 6,319 4 Bendung Sumurwatu 2,855 5 Bendung HBM Cipanas 3,263 6 Waduk Situbolang Bendung Cibulerang Bendung Cipondoh Bendung Lebiah Bendung Sumber Mas Bendung Niwo Bendung Sangkep Bendung Lelanang Bendung Pedati 1, Bendung Cipapan Bendung Legah 408 Sumber : RPJMD Kab. Indramayu tahun 2008
69 57 Tabel. 3.7 Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Perum Perhutani Unit III Jabar dan Banten dan Nilai Kerugian Tahun 2003 s/d 2005 No Jenis Gangguan Satuan Nilai Kerugian (x Rp ) Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun Pencurian Pohon Batang Rp. Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 2 Perambahan Hutan Ha 666,00 667, ,98 Rp. Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3 Perusakan Hutan Ha 211,00 80,00 51,35 Pohon Rp. Rp ,00 Rp64.810,00 Rp46.578,00 4 Penggembalaan Liar Ha 101,00 116,00 124,20 Rp. Rp15.150,00 Rp13.643,00 Rp18.447,00 5 Kebakaran Hutan Ha 2.530, ,00 911,53 Rp. Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 6 Bencana Hutan Ha 1.282,00 123,00 23,57
70 58 Pohon Rp. Rp41.477,00 Rp ,00 Rp ,00 Jumlah Kerugian Batang Ha 4.790, , ,63 Rp. Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00
71 Jumlah 59 Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Perum Perhutani Unit III Jabar dan Banten dan Nilai Kerugian Tahun 2003 s/d ,000,000 10,000,000 8,000,000 6,000,000 4,000,000 2,000,000 0 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Nilai Kerugian (x Rp ) 1 Pencurian Pohon Batang 1 Pencurian Pohon Rp. 2 Perambahan Hutan Ha 2 Perambahan Hutan Rp. 3 Perusakan Hutan Ha 3 Perusakan Hutan Pohon 3 Perusakan Hutan Rp. 4 Penggembalaan Liar Ha 4 Penggembalaan Liar Rp. 5 Kebakaran Hutan Ha 5 Kebakaran Hutan Rp. 6 Bencana Hutan Ha 6 Bencana Hutan Pohon 6 Bencana Hutan Rp. Jumlah Kerugian Batang Jumlah Kerugian Ha Jumlah Kerugian Rp. Gambar. 3.1 Grafik Perkembangan Jenis gangguan dan Kerusakan Hutan Perum Perhutani Unit III Jabar dan Banten dan Nilai Kerugian Tahun 2003 s/d 2005
72 60 Tabel. 3.8 Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Kawasan Konservasi yang dikelola oleh BKSDA Jabar I dan BKSDA Jabar II Tahun 2003 / 2005 No Jenis Gangguan Satuan Balai KSDA Jabar I Balai KSDA Jabar II Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun Pemukiman Liar KK 614,00 1,60 81,00 250,00 Ha 125,00 2 Perambahan/Garapan Ha 428,25 207,22 2,00 3 Perladangan Liar Ha 4 Pencurian Kayu Ha 2,37 Btg 199,00 76,00 142, ,00 257,00 41,00 M3 106,98 51, , ,00 5 Bencana Alam Ha 6 Perburuan Liar Kasus/Ekor 7 Penggembalaan Liar Ha 107,00 8 Kebakaran Hutan Ha 382,80 10,00 12,60 30,02 13,50 9 PETI Ha
73 Jumla 61 Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Kawasan Konservasi yang dikelola oleh BKSDA Jabar I dan BKSDA Jabar II Tahun 2003 / , , , , , , , , Pemukiman Liar KK 1 Pemukiman Liar Ha 2 Perambahan/Garapan Ha 3 Perladangan Liar Ha 4 Pencurian Kayu Ha 4 Pencurian Kayu Btg 4 Pencurian Kayu M3 5 Bencana Alam Ha 6 Perburuan Liar Kasus/Ekor 7 Penggembalaan Liar Ha 8 Kebakaran Hutan Ha 9 PETI Ha 0.00 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar. 3.2 Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Kawasan Konservasi yang dikelola oleh BKSDA Jabar I dan BKSDA Jabar II Tahun 2003 / 2005
74 62 Tabel. 3.9 Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Kawasan TN. Gn. Gede Pangrango dan TN. Gn. Halimun Tahun 2003 s/d 2005 No Jenis Gangguan Satuan Balai TN. Gn. Gede Pangrango Balai TN. Gn. Halimun Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun Pemukiman Liar KK 389,00 389,00 696,00 Ha 256,47 256,47 2 Perambahan/Garapan Ha 9,93 692,21 3 Perladangan Liar Ha 4 Pencurian Kayu Ha Btg 47,00 235, , ,00 M , , ,00 5 Bencana Alam Ha 6 Perburuan Liar Kasus/Ekor 16,00 11,00 38,00 38,00 7 Penggembalaan Liar Ha 8 Kebakaran Hutan Ha 0,23 9 PETI Ha 7,50
75 Jumlah Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Kawasan TN. Gn. Gede Pangrango dan TN. Gn. Halimun Tahun 2003 s/d Pemukiman Liar KK 1 Pemukiman Liar Ha 2 Perambahan/Garapan Ha 3 Perladangan Liar Ha 4 Pencurian Kayu Ha 4 Pencurian Kayu Btg 4 Pencurian Kayu M3 5 Bencana Alam Ha 6 Perburuan Liar Kasus/Ekor 7 Penggembalaan Liar Ha 8 Kebakaran Hutan Ha 9 PETI Ha 0 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2003 Tahun 2004 Tahun 2005 Gambar. 3.3 Perkembangan Jenis Gangguan dan Kerusakan Hutan Kawasan TN. Gn. Gede Pangrango dan TN. Gn.Halimun Tahun 2003 / 2005
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG
KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 63 TAHUN 2001 TENTANG TUGAS POKOK FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT BADAN PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROPINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciGubernurJawaBarat. Jalan Diponegoro Nomor 22 Telepon : (022) Faks. (022) BANDUNG
GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI JAWA BARAT Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP BUPATI TASIKMALAYA
B U P A T I TASIKMALAY A KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERMUKIMAN, TATA RUANG DAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP
WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 69 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciBUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEBUMEN,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Subang telah dibentuk
Lebih terperinciKeputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1999 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah
Keputusan Kepala Bapedal No. 19 Tahun 1999 Tentang : Organisasi Dan Tata Kerja Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Wilayah KEPALA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2003 TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 18 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PELAYANAN KEBERSIHAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk menjamin terselenggaranya tertib administrasi
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PEMERINTAHAN DAN PEMBANGUNAN WILAYAH II PROVINSI JAWA
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA
BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya
Lebih terperinciGubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,
GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk menjamin terselenggaranya tertib administrasi pemerintahan dan pembangunan di bidang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT
LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NO. 16 2000 SERI.D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 32 TAHUN 2000 T E N T A N G PEDOMAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP DAN PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN TENGAH
GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 39 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 066 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN
Lebih terperinciWALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU
SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 49 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA
BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUKAMARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKAMARA, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA,
PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR : TENTANG PEDOMAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP WALIKOTA SURAKARTA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut ditetapkannya Peraturan Daerah
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN SERANG
BERITA DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 38 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI KABUPATEN SERANG NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SERANG DITERBITKAN OLEH
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN
Lebih terperinciPEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 1997 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH PROPINSI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LEBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008
- 1 - Bupati Cirebon PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 66 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIREBON, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS
BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 29 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANYUMAS, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DUMAI
KOTA DUMAI BERITA DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 43 Tahun 2008 Seri : D Nomor 42 PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA.
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 32 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH
DRAFT PER TGL 14 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 56 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR PERPUSTAKAAN DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciWALIKOTA TANGERANG SELATAN
SALINAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA. Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah
BAB II GAMBARAN UMUM BADAN LINGKUNGAN HIDUP (BLH) KOTA YOGYAKARTA A. Sejarah Sebelum di bentuknya Badan Lingkungan Hidup, Instansi ini pernah mengalami beberapa perubahan antara lain : Dinas kebersihan
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 534 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS DINAS KEHUTANAN KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Subang telah dibentuk
Lebih terperinciBupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2008
Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan
Lebih terperinciSumber : Gambar 2.1 Gedung BPLHD Provinsi Jawa Barat
BAB III DESKRIPSI TEMPAT PLA A. Gambaran Umum Perusahaan Gambaran umum Instansi Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat meliputi penjelasan mengenai Sejarah BPLHD secara umum,
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, INSPEKTORAT DAN LEMBAGA TEKNIS DAERAH PROVINSI
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Subang
Lebih terperinciBUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG
9 BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PENAJAM PASER
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT
1 PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 541 TAHUN 2012 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS SUMBER DAYA AIR DAN PERTAMBANGAN KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BARITO UTARA
PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS DAN URAIAN TUGAS JABATAN PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BARITO UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARITO UTARA, Menimbang
Lebih terperinciBUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K)
BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 554 TAHUN 2012 TENTANG BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN (BP4K) Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, bahwa
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI JAWA
Lebih terperinciBUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o
BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PURWOREJO BUPATI PURWOREJO, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA
BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS PERTANIAN TANAMAN PANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya
Lebih terperinciBERITA DAERAH KOTA DEPOK
BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 56 TAHUN 2012 TENTANG TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tata Ruang, Permukiman dan
Lebih terperinciBUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 52 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN WAY KANAN
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH
DRAFT PER TGL 27 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 57 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR ARSIP DAERAH BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH
PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 23 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO Menimbang
Lebih terperinciTaH, Jum RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG
TaH, Jum 8-2-08 RancangaN PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI WILAYAH KABUPATEN BANDUNG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 72 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN DAN PENGELOLAAN PASAR KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perindustrian,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Badan Penanaman Modal dan Perijinan Kabupaten
Lebih terperinciTUGAS POKOK DAN FUNGSI CAMAT CICALENGKA TUGAS POKOK FUNGSI
DAN CAMAT CICALENGKA Melaksanakan Kewenangan Pemerintah yang Dilimpahkan oleh Bupati untuk Menangani Sebagian Urusan Otonomi Daerah dan Menyelenggarakan Tugas Umum Pemerintahan 1. Mengkoordinasikan Kegiatan
Lebih terperinciKEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 62 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN PELAYANAN KEBERSIHAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 14 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciBUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016
SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BLITAR
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016
BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 64 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 64 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS BINA MARGADAN PENGAIRAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Bina Margadan Pengairan Kabupaten Subang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO
PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 05 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DI PROVINSI GORONTALO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang : a. bahwa Lingkungan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS SEKRETARIAT, BIDANG, SUB BAGIAN DAN SEKSI DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUBANG
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEBUDAYAAN, PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAH RAGA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Lebih terperinci-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG
-1- BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 64 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 1998 T E N T A N G
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 1999 TAHUN : 1999 NOMOR : 23 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANDUNG NOMOR : 09 TAHUN 1998 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KEHUTANAN PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA
PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan
Lebih terperinciGUBERNUR KALIMANTAN UTARA
1 GUBERNUR KALIMANTAN UTARA PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN UTARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT, BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH, SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN LEMBAGA
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Subang
Lebih terperinciBUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG
BUPATI TASIKMALAYA KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 19 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN DESA KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,
BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN SUSUNAN ORGANISASI TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN KABUPATEN KLATEN
Lebih terperinciW A L I K O T A Y O G Y A K A R T A
W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 63TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang :
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 196 TAHUN 1998 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk menjamin terselenggaranya tertib administrasi
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 96 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP DAN KEBERSIHAN KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, KEHUTANAN DAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten
Lebih terperinciParagraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan
BAB XXVII BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 540 Susunan organisasi Badan Lingkungan Hidup Daerah, terdiri dari: a. Kepala Badan; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Kepala
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 33 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG
PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG
DRAFT PER TGL 15 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 55 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KANTOR KESATUAN BANGSA, POLITIK DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT BUPATI
Lebih terperinciWALIKOTA TASIKMALAYA
WALIKOTA TASIKMALAYA KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 16 TAHUN 2003 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS PERHUBUNGAN KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008
No. 10, 2008 LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN
Lebih terperinciDRAFT PER TGL 22 OKT 2008
DRAFT PER TGL 22 OKT 2008 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR : 37 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG
PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 23 TAHUN 1998 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI DENGAN
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PROVINSI JAWA TIMUR
Lebih terperinciBAB III TUGAS POKOK DINAS Pasal 5 Dinas mempunyai tugas membantu Gubernur melaksanakan urusan pemerintahan bidang lingkungan hidup yang menjadi
GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN KAMPUNG KABUPATEN
Lebih terperinciBUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG
-1- BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN BUPATI WAY KANAN NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PEMUDA, OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,
PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG, Menimbang : a. bahwa Dinas Perhubungan Kabupaten Subang telah dibentuk dengan
Lebih terperinciGUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
Lebih terperinciGubernurJawaBarat GUBERNUR JAWA BARAT,
GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, RINCIAN TUGAS UNIT DAN TATA KERJA DINAS PERMUKIMAN DAN PERUMAHAN PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT,
Lebih terperinciBUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN KARO
BUPATI KARO PROPINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN KARO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN SUKOHARJO BUPATI SUKOHARJO,
Lebih terperinci