Ada 4 mode operasi cipher blok: 1. Electronic Code Book (ECB) 2. Cipher Block Chaining (CBC) 3. Cipher Feedback (CFB) 4. Output Feedback (OFB)

dokumen-dokumen yang mirip
Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 2)

Kriptografi Modern Part -1

Tipe dan Mode Algoritma Simetri (Bagian 2)

Add your company slogan TEKNIK BLOCK CIPHER. Kriptografi - Week 9 LOGO. Aisyatul Karima, 2012

Kriptografi Modern Part -1

Modern Cryptography. stream & block cipher

Dr. R. Rizal Isnanto, S.T., M.M., M.T. Jurusan Teknik Elektro/Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

STUDI ALGORITMA CIPHER BLOK KUNCI SIMETRI BLOWFISH CIPHER

STUDI & IMPLEMENTASI ALGORITMA TRIPLE DES

STUDI MENGENAI JARINGAN FEISTEL TAK SEIMBANG DAN CONTOH IMPLEMENTASINYA PADA SKIPJACK CIPHER

Data Encryption Standard (DES)

Algoritma Kriptografi Modern (Bagian 2)

DATA ENCRYPTION STANDARD (DES) STANDAR ENKRIPSI DATA. Algoritma Kriptografi Modern

STUDI DAN IMPLEMENTASI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD DENGAN EMPAT MODE OPERASI BLOCK CIPHER

Penerapan Mode Blok Cipher CFB pada Yahoo Messenger

Algoritma Rubik Cipher

STUDI PERBANDINGAN ALGORITMA SIMETRI BLOWFISH DAN ADVANCED ENCRYPTION STANDARD

ANALISA PROSES ENKRIPSI DAN DESKRIPSI DENGAN METODE DES

Algoritma Cipher Block EZPZ

Enkripsi Block Cipher 16 bit dengan bantuan Beatty Sequence dari Bilangan Prima dan Implementasinya pada Mode ECB

Blox: Algoritma Block Cipher

Algoritma Block Cipher Mini-Box

Blok Cipher JUMT I. PENDAHULUAN

Studi Perbandingan Cipher Block Algoritma Blowfish dan Algoritma Twofish

OZ: Algoritma Cipher Blok Kombinasi Lai-Massey dengan Fungsi Hash MD5

STUDI MENGENAI KRIPTANALISIS UNTUK BLOCK CIPHER DES DENGAN TEKNIK DIFFERENTIAL DAN LINEAR CRYPTANALYSIS

Cipher Blok JAFT. Ahmad ( ) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika.

STUDI PERBANDINGAN CIPHER BLOK ALGORITMA BLOWFISH DAN ALGORITMA CAMELLIA

II Bab II Dasar Teori

Outline. Sejarah DES Enkripsi DES Implementasi Hardware dan Software DES Keamanan DES

ANALISIS FEISTEL CIPHER SEBAGAI DASAR BERBAGAI ALGORITMA BLOCK CIPHER


PERBANDINGAN MODE CHIPER ELECTRONIC CODE BOOK DAN CHIPER BLOCK CHAINING DALAM PENGAMANAN DATA

Algoritma Spiral shifting

2. Tipe dan Mode Algoritma Simetri

General Discussion. Bab 4

MODIFIKASI VIGÈNERE CIPHER DENGAN MENGGUNAKAN MEKANISME CBC PADA PEMBANGKITAN KUNCI

TEKNIK ENKRIPSI DAN DESKRIPSI MENGGUNAKAN ALGORITHMA ELECTRONIC CODE BOOK (ECB)

Keamanan Sistem Komputer DES, AES, RSA

Pengaruh Variasi Panjang Kunci, Ukuran Blok, dan Mode Operasi Terhadap Waktu Eksekusi pada Algoritma Rijndael

Studi Perbandingan Algoritma Kunci-Simetris Serpent dan Twofish

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sejarah Kriptografi

WINDOWS VISTA BITLOCKER DRIVE ENCRYPTION

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Advanced Encryption Standard (AES) Rifqi Azhar Nugraha IF 6 A.

Algoritma Cipher Block RG-1

Kriptografi Kunci Simetris Dengan Menggunakan Algoritma Crypton

Studi Mengenai Algoritma Skipjack dan Penerapannya

BAB II LANDASAN TEORI

PENGAMANAN DATA TEKS DENGAN KOMBINASI CIPHER BLOCK CHANING DAN LSB-1

RandWher: Algoritma Block Chiper dengan Prinsip Random di dalam Jaringan Feistel

Modul Praktikum Keamanan Sistem

STUDI DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA BLOWFISH UNTUK APLIKSI ENKRIPSI DAN DEKRIPSI FILE

ANALISA DAN IMPLEMENTASI PROSES KRIPTOGRAFI ENCRYPTION-DECRYPTION DENGAN ALGORITMA TEA (TINY ENCRYPTION ALGORITHM) ABSTRAK

PERBANDINGAN ALGORITMA KRIPTOGRAFI DES DENGAN ICE

MAKALAH TUGAS AKHIR STUDI DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA BLOWFISH UNTUK ENKRIPSI

Studi Mengenai Unbalanced Feistel Network

Algoritma Blok Cipher OE-CK

RANCANGAN,IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ZENARC SUPER CIPHER SEBAGAI IMPLEMENTASI ALGORITMA KUNCI SIMETRI

Studi dan Perbandingan Algoritma Blowfish dan Twofish

IMPLEMENTASI ENKRIPSI DATA BERBASIS ALGORITMA DES

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Implementasi dan Analisis Perbandingan Algoritma MAC Berbasis Fungsi Hash Satu Arah Dengan Algoritma MAC Berbasis Cipher Block

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan-permasalahan dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI DAN MODIFIKASI ALGORITMA BLOCK CHIPER MODE ECB DALAM PENGAMANAN SISTEM BASIS DATA. Arief Latu Suseno NIM:

TINJAUAN PUSTAKA. Kriptografi

Studi Perbandingan ORYX Cipher dengan Stream Cipher Standard

Algoritma Enkripsi Baku Tingkat Lanjut

APLIKASI KRIPTOGRAFI ENKRIPSI DEKRIPSI FILE TEKS MENGGUNAKAN METODE MCRYPT BLOWFISH

Modifikasi Blok Cipher

Implementasi Sistem Keamanan File Menggunakan Algoritma Blowfish pada Jaringan LAN

STUDI TEKNIS DEKRIPSI DAN ENKRIPSI FILE DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA GOST PADA CFB (Cipher Feedback) SKRIPSI NOVLENTINA PASI

STUDI KRIPTOGRAFI MENGENAI TRIPLE DES DAN AES

Disusun oleh: Ir. Rinaldi Munir, M.T.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi dan Analisis Dua Jenis Algoritma Block Cipher: DES dan RC5

CIPHER BLOCK MENGGUNAKAN LOKI

PERANCANGAN APLIKASI PENGAMANAN DATA DENGAN KRIPTOGRAFI ADVANCED ENCRYPTION STANDARD (AES)

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

RC4 Stream Cipher. Endang, Vantonny, dan Reza. Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung Jalan Ganesha 10 Bandung 40132

ALGORITMA DATA ENCRYPTION STANDARD (DES)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI ALGORITMA SOLITAIRE CIPHER

Algoritma Kriptografi Noekeon

ARDES : Sebuah Algortima Block Cipher Modifikasi Data Encryption Standard

Modifikasi Cipher Block Chaining (CBC) MAC dengan Penggunaan Vigenere Cipher, Pengubahan Mode Blok, dan Pembangkitan Kunci Berbeda untuk tiap Blok

Analisis Perbandingan Algoritma LOKI 91 dan International Data Encryption Algorithm(IDEA)

Kriptografi. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring perkembangan teknologi, berbagai macam dokumen kini tidak lagi dalam

Penggabungan Algoritma Kriptografi Simetris dan Kriptografi Asimetris untuk Pengamanan Pesan

Rancang Bangun Aplikasi Keamanan Data Menggunakan Metode AES Pada Smartphone

Implementasi Algoritma Rot Dan Subtitusional Block Cipher Dalam Mengamankan Data

APLIKASI PENGAMANAN DOKUMEN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KRIPTOGRAFI ALGORITMA AES-RINJDAEL

Analisis AES Rijndael terhadap DES

Chiper Blok dengan Algoritma Operasi XOR antar Pecahan Blok

STUDI MENGENAI SERANGAN DIFFERENT CRYPTANALYSIS PADA ALGORITMA SUBSTITUTION PERMUATION NETWORK

Analisa dan Perbandingan Algoritma Twofish dan Rijndael

Add your company slogan STREAM CIPHER. Kriptografi - Week 7 LOGO. Aisyatul Karima, 2012

Transkripsi:

1

Ada 4 mode operasi cipher blok: 1. Electronic Code Book (ECB) 2. Cipher Block Chaining (CBC) 3. Cipher Feedback (CFB) 4. Output Feedback (OFB) 2

Setiap blok plainteks P i dienkripsi secara individual dan independen menjadi blok cipherteks C i. Enkripsi: C i = E K (P i ) Dekripsi: P i = D K (C i ) yang dalam hal ini, P i dan C i masingmasing blok plainteks dan cipherteks kei. 3

Contoh: Plainteks: 10100010001110101001 Bagi plainteks menjadi blok-blok 4-bit: 1010 0010 0011 1010 1001 ( dalam notasi HEX :A23A9) Kunci (juga 4-bit): 1011 Misalkan fungsi enkripsi E yang sederhana adalah: XOR-kan blok plainteks P i dengan K, kemudian geser secara wrapping bit-bit dari P i K satu posisi ke kiri. 4

Enkripsi: 1010 0010 0011 1010 1001 1011 1011 1011 1011 1011 Hasil XOR: 0001 1001 1000 0001 0010 Geser 1 bit ke kiri: 0010 0011 0001 0010 0100 Dalam notasi HEX: 2 3 1 2 4 Jadi, hasil enkripsi plainteks adalah 10100010001110101001 (A23A9 dalam notasi HEX) 00100011000100100100 (23124 dalam notasi HEX) 5

Pada mode ECB, blok plainteks yang sama blok cipherteks yang sama. membuat buku kode plainteks dan cipherteks yang berkoresponden (asal kata code book di dalam ECB ) Plainteks Cipherteks 0000 0100 0001 1001 0010 1010 1111 1010 6

Namun, semakin besar ukuran blok, semakin besar pula ukuran buku kodenya. Misalkan jika blok berukuran n bit, maka buku kode terdiri dari 2 n 1 buah kode (entry) Setiap kunci mempunyai buku kode yang berbeda. 7

Karena tiap blok plainteks dienkripsi secara independen: Tdk menyebabkan kesalahan di blok lainnya Tdk perlu berurutan 8

Plaintext sama cipher sama mudah diserang Cara mengatasi enkripsi tiap blok individual bergantung pada semua blokblok sebelumnya. Akibatnya, blok plainteks yang sama dienkripsi menjadi blok cipherteks berbeda. Prinsip ini mendasari mode Cipher Block Chaining. 9

Tujuan: membuat ketergantungan antar blok. Setiap blok cipherteks bergantung tidak hanya pada blok plainteksnya tetapi juga pada seluruh blok plainteks sebelumnya. Hasil enkripsi blok sebelumnya diumpan-balikkan ke dalam enkripsi blok yang current. 10

P i 1 P i C i 1 C i C i 2 E K E K D K D K C i 1 C i C i 2 P i 1 P i Enkripsi Dekripsi C i = E K (P i C i 1 ) P i = D K (C i ) C i 1 Gambar 8.5 Skema enkripsi dan dekripsi dengan mode CBC 11

Enkripsi blok pertama memerlukan blok semu (C 0 ) yang disebut IV (initialization vector). IV dapat diberikan oleh pengguna atau dibangkitkan secara acak oleh program. Pada dekripsi, blok plainteks diperoleh dengan cara meng-xor-kan IV dengan hasil dekripsi terhadap blok cipherteks pertama. 12

Contoh: Plainteks: 10100010001110101001 Bagi plainteks menjadi blok-blok 4-bit: 1010 0010 0011 1010 1001 ( dalam notasi HEX :A23A9) Kunci (juga 4-bit): 1011 Misalkan fungsi enkripsi E yang sederhana adalah: XOR-kan blok plainteks P i dengan K, kemudian geser secara wrapping bit-bit dari P i K satu posisi ke kiri. IV C 0 = 0000

C 1 diperoleh sebagai berikut: P 1 C 0 = 1010 0000 = 1010 Enkripsikan hasil ini dengan fungsi E sbb: 1010 K = 1010 1011 = 0001 Geser (wrapping) hasil ini satu bit ke kiri: 0010 Jadi, C 1 = 0010 (atau 2 dalam HEX) C 2 diperoleh sebagai berikut: P 2 C 1 = 0010 0010 = 0000 0000 K = 0000 1011 = 1011 Geser (wrapping) hasil ini satu bit ke kiri: 0111 Jadi, C 2 = 0111 (atau 7 dalam HEX) C 3 diperoleh sebagai berikut: P 3 C 2 = 0011 0111 = 0100 0100 K = 0100 1011 = 1111 Geser (wrapping) hasil ini satu bit ke kiri: 1111 Jadi, C 2 = 1111 (atau F dalam HEX) 14

dst Perbandingan : Plaintext : A23A9 ECB : 23124 CBC : 27FDF

Keuntungan Mode CBC Karena blok-blok plainteks yang sama tidak menghasilkan blok-blok cipherteks yang sama, maka kriptanalisis menjadi lebih sulit. Inilah alasan utama penggunaan mode CBC digunakan. 16

Kelemahan Mode CBC Kesalahan satu bit pada sebuah blok plainteks akan merambat pada blok cipherteks yang berkoresponden dan semua blok cipherteks berikutnya. 17

Mengatasi kelemahan pada mode CBC jika diterapkan pada komunikasi data (ukuran blok yang belum lengkap) Data dienkripsikan dalam unit yang lebih kecil daripada ukuran blok. Unit yang dienkripsikan dapat berupa bit per bit (jadi seperti cipher aliran), 2 bit, 3-bit, dan seterusnya. Bila unit yang dienkripsikan satu karakter setiap kalinya, maka mode CFB-nya disebut CFB 8-bit.

CFB n-bit mengenkripsi plainteks sebanyak n bit setiap kalinya, n m (m = ukuran blok). Dengan kata lain, CFB mengenkripsikan cipher blok seperti pada cipher aliran. Mode CFB membutuhkan sebuah antrian (queue) yang berukuran sama dengan ukuran blok masukan. Tinjau mode CFB 8-bit yang bekerja pada blok berukuran 64-bit (setara dengan 8 byte) pada gambar berikut

Antrian (shift register) 8-byte Antrian (shift register) 8-byte K E K D Left-most byte Left-most byte k i k i p i c i c i p i (a) Enkripsi (b) Dekripsi

Secara formal, mode CFB n-bit dapat dinyatakan sebagai: Proses Enkripsi: C i = P i MSB m (E K (X i )) X i+1 = LSB m n (X i ) C i Proses Dekripsi: P i = C i MSB m (D K (X i )) X i+1 = LSB m n (X i ) C i yang dalam hal ini, X i = isi antrian dengan X 1 adalah IV E = fungsi enkripsi dengan algoritma cipher blok. K = kunci m = panjang blok enkripsi n = panjang unit enkripsi = operator penyambungan (concatenation) MSB = Most Significant Byte LSB = Least Significant Byte

Jika m = n, maka mode CFB n-bit adalah sbb: P i 1 P i P i+1 E k E k C i 1 C i C i+1 Enkripsi CFB C i 1 C i C i+1 D k D k P i 1 P i P i+1 Dekripsi CFB

Dari Gambar di atas dapat dilihat bahwa: C i = P i E k (C i 1 ) P i = C i D k (C i 1 ) yang dalam hal ini, C 0 = IV. Kesalahan 1-bit pada blok plainteks akan merambat pada blok-blok cipherteks yang berkoresponden dan blok-blok ciphereks selanjutnya pada proses enkripsi. Hal yang kebalikan terjadi pada proses dekripsi.

Mode OFB mirip dengan mode CFB, kecualin-bit dari hasil enkripsi terhadap antrian disalin menjadi elemen posisi paling kanan di antrian. Dekripsi dilakukan sebagai kebalikan dari proses enkripsi. Gambar berikut adalah mode OFB 8-bit yang bekerja pada blok berukuran 64-bit (setara dengan 8 byte).

Antrian (shift register) 8-byte Antrian (shift register) 8-byte K E K D Left-most byte Left-most byte k i k i p i c i c i p i (a) Enkripsi (b) Dekripsi

Jika m = n, maka mode OFB n-bit adalah seperti pada Gambar berikut P i 1 P i P i+1 E k E k C i 1 C i C i+1 Enkripsi OFB Gambar 8.9 Enkripsi mode OFB n-bit untuk blok n-bit

Kesalahan 1-bit pada blok plainteks hanya mempengaruhi blok cipherteks yang berkoresponden saja; begitu pula pada proses dekripsi, kesalahan 1-bit pada blok cipherteks hanya mempengaruhi blok plainteks yang bersangkutan saja.

1. Prinsip Confusion dan Diffusion dari Shannon. 2. Cipher berulang (iterated cipher) 3. Jaringan Feistel (Feistel Network) 4. Kunci lemah (weak key) 5. Kotak-S (S-box)

1. Confusion - Tujuan: menyembunyikan hubungan apapun yang ada antara plainteks, cipherteks, dan kunci. -Prinsip confusion membuat kriptanalis frustasi untuk mencari pola-pola statistik yang muncul pada cipherteks. - Confusion yang bagus membuat hubungan statistik antara plainteks, cipherteks, dan kunci menjadi sangat rumit.

2. Diffusion - Prinsip ini menyebarkan pengaruh satu bit plainteks atau kunci ke sebanyak mungkin cipherteks. - Sebagai contoh, pengubahan kecil pada plainteks sebanyak satu atau dua bit menghasilkan perubahan pada cipherteks yang tidak dapat diprediksi. - Mode CBC dan CFB menggunakan prinsip ini

Fungsi transformasi sederhana yang mengubah plainteks menjadi cipherteks diulang sejumlah n kali. Pada setiap putaran digunakan sub-kunci (subkey) atau kunci putaran (round key) yang dikombinasikan dengan plainteks. i = 1, 2,, n E/D

Cipher berulang dinyatakan sebagai C i = f(c i 1, K i ) i =1,2,,r (r adalah jumlah putaran). K i = sub-kunci (subkey) pada putaran ke-i f = fungsi transformasi (di dalamnya terdapat operasi substitusi, permutasi, dan/atau ekspansi, kompresi). Plainteks dinyatakan dengan C 0 dan cipherteks dinyatakan dengan C r.

L i 1 K i R i 1 f L i R i Gambar 8.10 Jaringan Feistel L i = R i 1 R i = L i 1 f(r i 1, K i )

Jaringan Feistel banyak dipakai pada algoritma kriptografi DES, LOKI, GOST, FEAL, Lucifer, Blowfish, dan lain-lain karena model ini bersifat reversible untuk proses enkripsi dan dekripsi. Sifat reversible ini membuat kita tidak perlu membuat algoritma baru untuk mendekripsi cipherteks menjadi plainteks. Contoh: L i 1 f(r i 1, K i ) f(r i 1, K i ) = L i 1 Sifat reversible tidak bergantung pada fungsi f sehingga fungsi f dapat dibuat serumit mungkin.

Kunci lemah adalah kunci yang menyebabkan tidak adanya perbedaan antara enkripsi dan dekripsi. Dekripsi terhadap cipherteks tetap menghasilkan plainteks semula, namun enkripsi dua kali berturut-turut terhadap plainteks akan menghasilkan kembali plainteksnya.

Persamaan berikut menunjukan fenomena kunci lemah: E KL (P) = C D KL (C) = E KL (C ) = P Cipher blok yang bagus tidak mempunyai kunci lemah.

Kotak-S adalah matriks yang berisi substitusi sederhana yang memetakan satu atau lebih bit dengan satu atau lebih bit yang lain. Pada kebanyakan algoritma cipher blok, kotak-s memetakan m bit masukan menjadi n bit keluaran, sehingga kotak-s tersebut dinamakan kotak m n S-box. Kotak-S merupakan satu-satunya langkah non linear di dalam algoritma, karena operasinya adalah look-up table. Masukan dari operasi look-up table dijadikan sebagai indeks kotak-s, dan keluarannya adalah entry di dalam kotak-s.

Contoh: Kotak-S di dalam algoritma DES adalah 6 4 S-box yang berarti memetakan 6 bit masukan menjadi 4 bit keluaran. Salah satu kotak-s yang ada di dalam algoritma DES adalah sebagai berikut: 12 1 10 15 9 2 6 8 0 13 3 4 14 7 5 11 10 15 4 2 7 12 9 5 6 1 13 14 0 11 3 8 9 14 15 5 2 8 12 3 7 0 4 10 1 13 11 6 4 3 2 12 9 5 15 10 11 14 1 7 6 0 8 13 Baris diberi nomor dari 0 sampai 3 Kolom diberi nomor dari 0 sampai 15 Masukan untuk proses substitusi adalah 6 bit, b 1 b 2 b 3 b 4 b 5 b 6 Nomor baris dari tabel ditunjukkan oleh string bit b 1 b 6 (menyatakan 0 sampai 3 desimal) Nomor kolom ditunjukkan oleh string bit b 2 b 3 b 4 b 5 (menyatakan 0 sampai 15)

Misalkan masukan adalah 110100 Nomor baris tabel = 10 (baris 2) Nomor kolom tabel = 1010 (kolom 10) Jadi, substitusi untuk 110100 adalah entry pada baris 2 dan kolom 10, yaitu 0100 (atau 4 desimal).