KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284 /U/1999 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 316 /U/1998 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

: PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2010

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN TENTANG

PERATURAN UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 1 TAHUN 2010

PERATURAN REKTOR NOMOR 3 TAHUN 2013 tentang

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 2 TAHUN 2015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2017, No Republik Indonesia Nomor 5336); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan P

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN SENAT POLITEKNIK NEGERI MADIUN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PEMILIHAN DIREKTUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

7 Keputusan Mendiknas R.r. Nomor rg3/or2oo2 tentang statuta Universitas Jember;

PERATURAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR NOMOR : 2728/IT5.4.1/OT/2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PERATURAN SENAT UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 17 TAHUN 2013

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN SENAT FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR: 01/SA/FIB/II/2017 TAHUN 2017

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT NOMOR : 070/UN8/KP/2013

TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN PADA TINGKAT FAKULTAS/SEKOLAH DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TATA CARA PENJARINGAN, PEMBERIAN PERTIMBANGAN, DAN PENGANGKATAN PEMBANTU DEKAN DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, -1- DAN PENDIDIKAN TINGGI

TATA CARA PENJARINGAN, PEMBERIAN PERTIMBANGAN, DAN PENGANGKATAN PEMBANTU REKTOR DI UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEDUDUKAN DAN SUSUNAN SENAT UNIVERSITAS BRAWIJAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 18 TAHUN 2008 TENTANG PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI DOSEN

DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERATURAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PENYALURAN TUNJANGAN KEHORMATAN PROFESOR.

PERATURAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor: 6166/H4/P/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA DAN KETUA SENAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG PEMBERIAN PERINGATAN TERTULIS KEPADA PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENJARINGAN, PERTIMBANGAN DAN PENGANGKATAN DEKAN DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

4. Peraturan Pemerintah Republik lndonesia Nomor'17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

SURAT KEPUTUSAN Nomor : 090.SK/US-BU/P.1/II/2014 tentang ; Tata Cara Pemilihan, Pengangkatan, dan Pemberhentian Dekan REKTOR UNIVERSITAS SILIWANGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2017 TENTANG DOSEN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Lembaga Administrasi Neg

MENTERIKEUANGAN REPUBUK INDONESIA SALIN AN

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentan

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (L

SENAT UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586); 3. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Le

2017, No tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 33, Tambahan L

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2009 TENTANG

2015, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 87/PMK.01/2010 TENTANG

PERATURAN PENGURUS YAYASAN BADAN WAKAF UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI KOMISI BANDING MEREK

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/U/2001 TENTANG GELAR DAN LULUSAN PERGURUAN TINGGI

2016, No atasnama Presiden selain dibuat secara individual perlu dibuat secara kolektif; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksu

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nom

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN REI(TOR UNIVERSITASEBELAS MARET NOMoR: 160 A th27 IKP l2o10 TENTANG

BUKU DESKRIPSI JABATAN DAN TUPOKSI UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tam

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/2009 TENTANG

PERATURAN SENAT FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA Nomor : 21 /SK-FTP/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMUM UNIVERSITAS JAMBI

UNIVERSITAS HASANUDDIN KAMPUS UNHAS TAMALANREA JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN KM. 10 MAKASSAR TELEPON : (2 SALURAN), FAX.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2013 TENTANG

Peraturan Rektor. Universitas Bung Hatta

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2012 TENTANG

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS DHARMA ANDALAS NOMOR: 1/P-TATIB-PD/UNIDHA/XI/2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Ang

2017, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158 Tambahan Lemba

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SENAT INSTITUT SENI INDONESIA PADANGPANJANG

2016, No bagi Pegawai Negeri Sipil yang memangku Jabatan Fungsional Ahli Utama dan Ahli Madya; c. bahwa dalam rangka memenuhi formasi Jabatan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG

M E M U T U S K A N :

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

BERITA NEGARA. No.868, 2013 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA. Hukuman Disiplin. Penindakan Administratif. Pedoman. Pencabutan.

Transkripsi:

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 284 /U/1999 TENTANG PENGANGKATAN DOSEN SEBAGAI PIMPINAN PERGURUAN TINGGI DAN PIMPINAN FAKULTAS Menimbang : Mengingat : MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi dipandang perlu menetapkan kembali Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang pengangkatn dosen sebagai pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas; 1. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3390); 2.Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859); 3.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 1998 tentang Kedudukan, Tugas, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departermen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Presiden Republik Indonesia Nomor 115 Tahun 1999); 4.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 122/M Tahun 1999; MEMUTUSKAN: Menetapkan: KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGANGKATAN DOSEN SEBAGAI PIMPINAN PERGURUAN TINGGI DAN PIMPINAN FAKULTAS. Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: 1. Dosen adalah pegawai negeri sipil yang diangkat oleh pejabat yang berwenang dalam jabatan fungsional untuk melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi dan ditugaskan secara penuh pada perguruan tinggi. 2. Pimpinan perguruan tinggi adalah rektor/pembantu rektor pada universitas/institut, ketua/ pembantu ketua pada sekolah tinggi, dan direktur/pembantu direktur pada politeknik/akademi negeri yang diselenggarakan oleh Departemen. 3. Pimpinan fakultas adalah dekan, pembantu dekan, dan ketua jurusan pada perguruan tinggi negeri yang diselenggarakan oleh Departemen. 4. Departemen adalah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 5. Menteri adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pasal 2 Dosen di lingkungan Departemen dapat diberi tugas tambahan dengan cara diangkat sebagai pimpinan perguruan tinggi atau pimpinan fakultas.

Pasal 3 (1) Pengangkatan pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas dilakukan apabila terdapat : a. mutasi; b. penambahan unit baru. (2) Mutasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disebabkan: a. berhenti atas permohonan sendiri; b. pensiun; c masa tugas berakhir; d. diangkat dalam jabatan lain; e. diberhentikan dari pegawai negeri sipil sebelum masa tugas berakhir karena berbagai sebab; f. meninggal dunia. Pasal 4 (1) Untuk dapat diangkat sebagai pimpinan perguruan tinggi atau pimpinan fakultas, seorang dosen harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus. (2) Persyaratan umum meliputi : a. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. pada saat pengangkatan, berusia setinggi-tingginya: 1) 61 (enam puluh satu) tahun bagi tugas tambahan yang memerlukan persyaratan jabatan lektor kepala ke atas; 2) 52 (lima puluh dua) tahun bagi tugas tambahan yang memerlukan persyaratan di bawah jabatan dibawah lektor kepala; 3) 61 (enam puluh satu ) tahun bagi tugas tambahan yang memerlukan persyaratan di bawah jabatan lektor kepala; c. berpendidikan serendah-rendahnya sarjana; d. bersedia dicalonkan menjadi pimpinan perguruan tinggi atau pimpinan fakultas yang dinyatakan secara tertulis. (3) Persyaratan khusus, serendah-rendahnya menduduki jabatan: a. Lektor Kepala, untuk rektor/pembantu rektor universitas/institut dan dekan fakultas; Lektor, untuk pembantu dekan fakultas, ketua/pembantu ketua sekolah tinggi, direktur/pembantu b. direktur politeknik/akademi; Pasal 5 (1) Apabila jumlah dosen yang memenuhi persyaratan jabatan pada suatu perguruan tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) kurang dari 2 (dua) kali jumlah calon yang persyaratkan, rektor universitas/institut, ketua sekolah tinggi, dan direktur politeknik/akademi dapat diangkat dari dosen yang memenuhi persyaratan dari perguruan tinggi lain di lingkungan Departemen. (2) Apabila perguruan tinggi tidak mempunyai dosen yang memenuhi persyaratan jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3), pengangkatan pembantu rektor universitas/institut, pembantu ketua sekolah tinggi, atau pembantu direktur politeknik/akademi dapat diberikan kepada dosen yang tidak memenuhi syarat jabatan tersebut, sebagai yang melaksanakan tugas (ymt), dengan tetap mengikuti tatacara dan prosedur yang berlaku bagi pengangkatan secara definitif. Pasal 6 Senat perguruan tinggi dapat menetapkan persyaratan tambahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) sepanjang jumlah calon tidak kurang dari dua kali jumlah calon yang dipersyaratkan. Pasal 7

(1) Pemberian pertimbangan calon rektor universitas/institut, ketua sekolah tinggi dan direktur politeknik/akademi dilakukan melalui rapat senat perguruan tinggi yang diselenggarakan khusus untuk maksud tersebut selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum masa tugas rrektor universitas/institut, ketua sekolah tinggi dan direktur politeknik/akademi (2) Pemberian pertimbangan calon pembantu rektor universitas/institut, pembantu ketua sekolah tinggi dan pembantu direktur politeknik/akademi dilakukan melalui rapat senat perguruan tinggi yang diselenggarakan khusus untuk maksud tersebut selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum masa tugas pembantu rektor universitas/institut, pembantu ketua sekolah tinggi dan pembantu direktur politeknik/akademi berakhir. (3) Pemberian pertimbangan calon dekan dilakukan melalui rapat senat fakultas yang diselenggarakan khusus untuk maksud tersebut selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum masa tugas dekan berakhir yang kemudian disyahkan senat senat perguruan tinggi. (4) Pemberian pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) dilakukan dengan cara pemberian suara bertahap melalui prosedur yang diatur oleh statuta masing-masing perguruan tinggi dan/atau keputusan senat perguruan tinggi. (5) Pertimbangan senat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3) berupa: a. 3 (tiga) nama calon rektor/ketua/direktur universitas/institut, ketua sekolah tinggi, dn direktur politeknik/akademi; b. 2 (dua) nama calom pembantu rektor universitas/institut, pembantu ketua sekolah tinggi, pembantu direktur polteknik/akademi, dekan dan pembantu dekan; dengan peringkat sesuai dengan perolehan suara masing-masing. (6) Keabsahan rapat senat perguruan tinggi dan rapat senat fakultas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam statuta masing-masing perguruan tinggi dan/atau keputusan senat perguruan tinggi. (7) Tata cara pengusulan nama calon pimpinan perguruan tinggi dan dekan fakultas ditetapkan oleh senat perguruan tinggi. (8) Tata cara pengusulan nama calom pembantu fakultas ditetapkan oleh senat fakultas. (9) Pengusulan nama calom pimpinan fakultas dilakukan oleh dekan. Pasal 8 (1) Pertimbangan senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf a disampaikan oleh rektor universitas/inmstitut, ketua sekolah tinggi dan direktur politeknik/akademi kepada menteri dengan dilampiri berita acara senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) selambat-lambztnya 2 (dua) minggu setelah rapat. (2) Hasil pertimbangan senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf a, setelah mendapat pertimbangan tertulis dari Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi dan Inspektur Jenderal Departemen Pendidikan dan Kebudayaan digunakan oleh Menteri untuk: a. mengusulkan calon rektor kepada Presiden; b. mengangkat ketua dan direktur. (3) Hasil pertimbangan senat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (5) huruf b digunakan oleh: a. rektor untuk mengangkat pembantu rektor dan dekan/pembantu dekan; b. ketua untuk mengangkat pembantu ketua; c. direktur untuk mengangkat pembantu direktur politeknik/akademi. Pasal 9 (1) Pemberian pertimbangan calon ketua jurusan dilakukan melalui rapat dosen tetap jurusan yang khusus diselenggarakan untuk maksud tersebut, dengan syarat serta tata cara yang ditetapkan dalam statuta masing-masing perguruan tinggi dan/atau keputusan senat perguruan tinggi. (2) Hasil rapat dosen tetap jurusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disampaikan kepada rektor universitas/institut, ketua sekolah tinggi, direktur politeknik/akademi yang bersangkutan untuk ditetapkan keputusan pengangkatannya. Pasal 10

(1) Pimpinan perguruan tinggi negeri dan pimpinan fakultas dapat diberhentikan dari penugasannya karena: a. permohonan sendiri; b. telah mencapai batas usia pensiun jabatan fungsional dosen; c. masa penugasannya berakhir; d. diangkat dalam jabatan lain; e. dikenakan hukuman disiplin sesuai dengan ketentuan yang berlaku; f. diberhentikan sementara dari pegawai negeri sipil; g. diberhentikan sementara dari jabatan dosen. (2) Pemberhentian pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas dilakukan oleh pejabat yang berwenang mengangkatnya. Pasal 11 (1) Apabila terjadi pengangkatan pimpinan perguruan tinggi atau pimpinan fakultas sebelum masa tugasnya berakhir, dilakukan pengangkatan pimpinan perguruan tinggi atau pimpinan fakultas yang baru untuk meneruskan sisa masa tugas. (2) Prosedur pengusulan dan penugasan pengganti pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas dilaksanakan sesuai dengan ketentuan pengangkatan pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas yang berlaku. Pasal 12 (1) Masa tugas pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas adalah 4 (empat) tahun. (2) Pimpinan perguruan tinggi atau pimpinan fakultas dapat diangkat kembali dengan ketentuan tidak lebih dari dua kali masa tugas berturut-turut. Pasal 13 Pengaturan pengangkatan dan pemberhentian pimpinan perguruan tinggi dan pimpinan fakultas pada perguruan tinggi negeri di lingkungan Departemen Agama ditetapkan oleh Menteri Agama setelah mendapat pertimbangan Menteri. Pasal 14 Dengan berlakunya Keputusan ini, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 316/U/1998, dan semua ketentuan yang bertentangan dengan keputusan ini dinyatakan tidak berlaku. Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan SALINAN Keputusan ini disampaikan kepada: Pasal 15 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 14 Oktober 1999 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, ttd Juwono Sudarsono