1 PENDAHULUAN Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Independensi Integritas Profesionalisme

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Independensi Integritas Profesionalisme

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki posisi yang strategis dalam pembuatan kebijakan dan pelayanan publik.

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

KATA PENGANTAR. Inspektorat Daerah Kabupaten Barru

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

2.1 Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengendalian intern merupakan salah satu alat bagi manajemen

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

KATA PENGANTAR. lingkungan yang terus berubah, yakni lingkungan internal dan eksternal.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

WALIKOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia saat ini sedang memasuki masa pemulihan akibat krisis

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 53 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Otonomi Daerah di Pemerintahan Indonesia, sehingga setiap

profesional, bersih dan berwibawa.

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BIDANG SDM APARATUR

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB I P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

Hal. Bab I Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Landasan Hukum... 3 C. Maksud dan Tujuan... 5

BAB II DESKRIPSI INSPEKTORAT JENDERAL DAN PERBENDAHARAAN TNI

26 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya konkrit yang dilakukan pemerintah sebagai wujud dari

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis

RENCANA AKSI AREA PERUBAHAN 6 PENGUATAN SDM APARATUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA JAKARTA, 2010

B. Maksud dan Tujuan Maksud

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari imbalan atau balas jasa yang diberikan perusahaan/organisasi

Kebijakan Reformasi Birokrasi dan Evaluasi Jabatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. UUD 1945 memberikan posisi yang sangat tinggi pada Badan Pemeriksa

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi politik di tanah air. Walaupun masih dalam batas-batas tertentu, perubahan ini

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS INSPEKTORAT KABUPATEN WONOSOBO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. An evaluation version of novapdf was used to create this PDF file. Purchase a license to generate PDF files without this notice.

PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR : 54 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PENGAWASAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

1. PENDAHULUAN. Perencanaan Dan..., Widyantoro, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia

Transkripsi:

1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pada era Reformasi Birokrasi saat ini, setiap organisasi pemerintahan dituntut untuk selalu melaksanakan semua aspek yaitu legitimasi, kewenangan, maupun aktivitas utama atau bisnis prosesnya secara lebih profesional dan transparan. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tata kelola pemerintahan ke arah yang lebih baik dan bebas dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Menghadapi berbagai tantangan tersebut maka pemerintah masih membutuhkan dukungan sumber daya aparat yang profesional, berintegritas tinggi, jujur dan bertanggung jawab, taat pada hukum dan undang-undang, serta mampu beradaptasi dalam perubahan lingkungan yang selalu berkembang secara dinamis. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah Lembaga Tinggi Negara yang memiliki kewenangan dalam melakukan pemeriksaan dan memberikan pendapat terhadap pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara. Selama dasawarsa terakhir, peran dan posisi BPK sebagai lembaga tinggi negara telah mengalami perkembangan nyata baik dari segi pemeriksaan, organisasi, pegawai dan anggaran. Bentuk pencapaian terpenting dari BPK selain kewenangan dalam melakukan tugas pemeriksaan keuangan negara seperti yang diamanatkan oleh konstitusi, adalah mengenai pengembangan organisasi dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini diupayakan sejak awal terbentuknya BPK agar menjadi pondasi yang kokoh untuk menciptakan lembaga pemeriksa keuangan negara yang bebas dan mandiri (BPK 2010). BPK mengemban tugas dan tanggungjawab moral dalam rangka mendorong transparansi dan akuntabilitas seluruh aspek pemerintahan dan telah mencanangkan diri untuk menjadi suri tauladan (leading by example). Peran dan tanggungjawab BPK menjadi semakin besar. Sampai saat ini BPK telah melakukan pembenahan, yaitu dengan mengembangkan kapasitas organisasinya dalam hal peningkatan jumlah auditor yang berasal dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian, kelengkapan infrastruktur pemeriksaan seperti teknologi informasi, peningkatan jumlah kantor perwakilan di setiap propinsi dan penguatan tenaga administrasi penunjang. Fokus pembenahan selain pada penambahan karyawan dan fasilitas kerja, juga pembenahan budaya, etika kerja, sistem kompensasi dan metode kerja (BPK 2010). Perubahan paradigma tentang penyelenggaraan pemerintahan ke arah Good Governance harus diimbangi dengan tersedianya sumber daya aparat profesional dan memiliki kompetensi memadai, serta mampu menyesuaikan dengan tuntutan perubahan lingkungan dalam organisasi pemerintah. Keberadaan sumber daya aparat di era reformasi saat ini mempunyai posisi strategik karena sukses tidaknya penyelenggaraan organisasi pemerintahan sangat tergantung pada peran SDM yang terlibat di dalamnya. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas BPK dilakukan secara terus menerus mengikuti perubahan lingkungan. Dalam rangka hal tersebut, BPK telah membuat road map Rencana Strategik (Renstra) 2011-2015 dan implementasinya. Renstra BPK merupakan hal yang pokok dan penting yang harus dilaksanakan oleh BPK

2 dalam rangka pengembangan organisasi, dengan salah satu fokus utamanya, yaitu peningkatan kompetensi SDM. BPK RI sebagai lembaga audit negara sangat membutuhkan SDM dengan kompetensi yang memadai dalam bidang pemeriksaan keuangan negara, maka dari itu SDM adalah aset terpenting yang harus dimiliki di dalam organisasi BPK. Kompetensi SDM di BPK berkaitan dengan kemampuan berupa kecakapan, pengetahuan, keterampilan teknis, sikap dan perilaku yang harus dimiliki auditor di dalam melaksanakan tugas pokok, wewenang dan tanggungjawab yang telah diamanatkan sesuai dengan visi dan misi BPK (BPK 2009a). BPK mempertimbangkan unsur SDM sebagai bagian penting dalam penyusunan Renstra BPK tahun 2011-2015, yang dinyatakan melalui tiga tujuan strategik BPK, yaitu mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat pada peraturan perundangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; mewujudkan pemeriksaan bermutu untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku kepentingan; serta mewujudkan reformasi birokrasi yang modern di BPK. Efektifitas pengelolaan SDM dilakukan melalui penerapan manajemen SDM berbasis kompetensi, pelaksanaan manajemen kinerja individu dan Jabatan Fungsional Pemeriksa (JFP), pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi serta manajemen karier yang jelas. Unsur SDM dipertimbangkan BPK sebagai salah satu pencapaian tujuan strategik, selain itu pengembangan kemampuan serta kompetensi pegawai BPK sampai saat ini masih menjadi prioritas utama untuk memperoleh hasil pemeriksaan yang berkualitas. BPK juga berusaha menyediakan lingkungan kerja kondusif untuk menarik dan mempertahankan pegawai-pegawai terbaiknya, termasuk melalui peningkatan kesejahteraan pegawai yang terdapat pada sistem remunerasi maupun dalam mengukur kinerja pegawai (BPK 2011b). Selama tahun 2004 2010, BPK telah melakukan perekrutan pegawai secara nyata dalam memenuhi kebutuhan pegawai untuk melaksanakan tugas pemeriksaan. Dalam periode Renstra 2011 2015, BPK mengupayakan agar pegawai yang telah direkrut dapat memberikan hasil kerja optimal dengan disertai peningkatan kompetensi yang dapat mendukung peningkatan kinerja satuan kerja dan organisasi. Sejak pelaksanaan Reformasi Birokrasi di BPK tahun 2007 sampai dengan saat ini, BPK telah menghasilkan banyak kemajuan dalam bidang organisasi termasuk pengembangan SDM. Hal yang telah dilakukan selain rekruitmen adalah seleksi yang ketat dengan menggunakan pihak independen dan memperhatikan kebutuhan yang diperlukan di BPK baik pada posisi staf auditor sampai dengan jabatan tinggi di BPK, juga kewenangan dan fleksibilitas BPK untuk mengadakan tes sendiri dengan persyaratan kompetensi yang dibutuhkan, agar diperoleh pegawai-pegawai bermutu (BPK 2009c). Upaya pengelolaan SDM dan manajemen karir setelah reformasi birokrasi dilakukan dengan cara menyusun standar kompetensi, baik kompetensi perilaku maupun kompetensi teknis pemeriksa, merancang pedoman pola karir, merancang assessment center, melakukan job analysis, evaluation dan grading, menerapkan reward dan punishment, serta penyempurnaan kurikulum dan modul diklat. Pada bidang pendidikan dan pelatihan, seluruh pegawai BPK juga berkewajiban untuk mengikuti pendidikan profesional berkelanjutan, dengan mengikuti berbagai

3 diklat sertifikasi sebagai persyaratan minimal yang harus dimiliki sebagai seorang auditor (BPK 2013). Perumusan Masalah Melalui Rencana Implementasi Renstra 2011-2015 yang berkaitan dengan kegiatan di bidang manajemen SDM, BPK berupaya meningkatkan efektivitas pengelolaan SDM dengan menetapkan suatu Sasaran Strategik untuk mencapai tujuan strategik. Pada bidang ini BPK membangun Sasaran Strategik (SS) 8 yang dijabarkan menjadi lima inisiatif strategik, yaitu : 1. Penerapan Manajemen SDM berbasis Kompetensi secara Konsisten dan Menyeluruh 2. Penerapan Manajemen Kinerja Individu 3. Penerapan Jabatan Fungsional Pemeriksa 4. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Berbasis Kompetensi 5. Penerapan manajemen karir yang jelas Pelaksanaan Inisiatif Strategi (IS) 8.1 berupa Penerapan Manajemen SDM berbasis Kompetensi secara konsisten dan menyeluruh pada triwulan II tahun 2013 tidak mengalami peningkatan dibandingkan dengan realisasi pencapaian pada Triwulan II tahun 2013. Dengan demikian pelaksanaan IS 8.1 belum sesuai rencana. Perkembangan Kegiatan IS 8.1 terdapat pada Tabel 1. Tabel 1 Perkembangan kegiatan IS 8.1 No Nama Kegiatan Rencana Selesai Progress (%) triwulan II 2013 1 Melakukan kajian atas demografi pegawai BPK 31/01/2013 0 2 Menyusun Perencanaan SDM meliputi rencana formasi,rekruitmen dan penempatan 31/12/2012 87,2 3 Melaksanakan analisis jabatan 28/06/2013 46,25 4 Menyusun Standar Kompetensi Teknis 22/01/2015 21,25 5 Menyempurnakan sistem remunerasi 31/12/2013 50 6 Menyempurnakan sistem informasi SDM 31/12/2014 45 Sumber: BPK 2013 Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa masih terdapat empat progress kegiatan yang belum mencapai 50% dan satu kegiatan baru mencapai progres 50% yaitu sistem remunerasi. Hal ini menunjukkan IS 8.1 belum terlaksana sesuai rencana. Pada penyusunan standar kompetensi teknis, terdapat keterlambatan dalam menyusun standar, yaitu standar kompetensi teknis jabatan fungsional umum, jabatan fungsional tenaga medis, pranata komputer, widyaiswara, administrasi, layanan umum dan jabatan fungsional pengadaan (BPK 2013). Bidang IS 8.2 berupa rencana penerapan Manajemen Kinerja (MAKIN) yang terdiri dari rencana model kompetensi, penilaian pegawai (assessment), struktur remunerasi, skema bonus/insentif, manajemen kinerja dan penetapan indikator kinerja kunci. Hasil pelaksanaan kegiatan IS 8.2 pada Triwulan II tahun

4 2013 diketahui terdapat dua kegiatan yang baru mencapai realisasi kurang dari atau 50% dan satu kegiatan yang belum dapat direalisasikan. Rincian perkembangan kegiatan IS 8.2 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Perkembangan kegiatan IS 8.2 No Nama Kegiatan Rencana Selesai Progress (%) triwulan II 2013 1 Mengimplementasikan MAKIN 01/01/2015 50,86 2 Menyempurnakan Aplikasi 30/11/2013 38,89 MAKIN 3 Mengaitkan MAKIN dengan 31/12/2015 0 Manajemen Karir Sumber: BPK 2013 Berdasarkan data Tabel 2, kegiatan implementasi MAKIN belum sesuai rencana dan belum terlaksana secara maksimal karena adanya PP nomor 46 tahun 2011, sehingga membuat adanya perubahan (change request) kegiatan terkait penyesuaian desain MAKIN dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis PP 46 Tahun 2011. Kegiatan Aplikasi MAKIN juga belum dapat mencapai hasil yang diharapkan karena terjadi penggabungan kegiatan kontrak kinerja. Sedangkan pada kegiatan ketiga direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2014. Dalam Laporan Implementasi Renstra Triwulan II 2013 disebutkan bahwa IS 8.2 perlu mendapatkan perhatian karena kinerja kegiatan sangat rendah dan mempunyai gap sangat nyata dengan rencana (BPK 2013). Menurut Laporan pencapaian sasaran strategik 8 diketahui bahwa BPK masih perlu meningkatkan pengelolaan SDM khususnya meningkatkan kompetensi SDM dan dukungan manajemen, karena pada beberapa kinerja kegiatan dan keluaran Inisiatif Strategi 8.1 dan 8.2 masih cukup rendah dan perkembangannya masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Dalam Laporan Implementasi Renstra Triwulan II 2013 disebutkan bahwa Kegiatan IS merupakan kegiatan strategik yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada BPK yang akan mendorong pencapaian tujuan strategik. IS juga dapat digunakan sebagai sarana pengambilan keputusan penting yang dapat memastikan pencapaian manfaat setiap IS dalam mendukung pencapaian Sasaran Strategik dan Tujuan Strategik BPK secara efektif dan efisien (BPK 2013). Kompetensi para auditor merupakan bagian yang penting dalam pengelolaan SDM di BPK. Banyak penelitian yang telah dilakukan terhadap peubah kompetensi yang diduga dapat digunakan untuk mengukur kinerja individu dalam suatu organisasi. Penilaian tingkat kompetensi diperlukan agar dapat diketahui tingkat kinerja yang diharapkan pada setiap individu. Penilaian tingkat kompetensi dapat juga sebagai dasar yang digunakan organisasi dalam rangka proses seleksi, perencanaan dan pengembangan SDM dan mengevaluasi kinerja. Kemampuan auditor dalam melaksanakan tugas pemeriksaan ditentukan oleh kompetensi yang dimilikinya. Kompetensi pada auditor BPK masih harus ditingkatkan, karena penilaian kompetensi masih terbatas hanya pada saat dilakukan tugas pemeriksaan dan belum kepada penilaian yang komprehensif termasuk pada tugas maupun aktivitas dalam mendukung pekerjaan auditor secara keseluruhan.

Dalam rangka peningkatan kinerja di lingkungan birokrasi pemerintahan, perlu dilakukan dengan cara memperbaiki tingkat kesejahteraan PNS. Peningkatan kesejahteraan pegawai dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik, dapat diukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Pada lingkup BPK, agar pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan manajemen kinerja para auditor dapat berjalan lebih optimal, tentu saja harus didukung dengan peningkatan mutu dan profesionalitas SDM BPK. Konsekuensi yang timbul dengan diterapkannya Reformasi Birokrasi di lembaga BPK adalah dengan meningkatkan kesejahteraan auditor yang direalisasikan dalam bentuk perbaikan sistem remunerasi atau sistem reward and punishment yang berlaku di lingkungan organisasi, disamping pemberian gaji yang telah mengikuti aturan pemerintah tentang gaji PNS. Remunerasi adalah komponen dari kesejahteraan yang diterima oleh PNS. Pada Instansi BPK, komponen kesejahteraan yang diterima oleh auditor (pemeriksa) BPK adalah tunjangan remunerasi, sedangkan tunjangan kinerja bagi auditor belum diberlakukan oleh BPK. Komponen Kesejahteraan lainnya yang difasilitasi oleh BPK kepada Auditor BPK adalah Tunjangan Biaya Pemeriksaan (Audit Fee) berupa tambahan gaji dalam keikutsertaan auditor pada setiap proyek tugas audit yang dilakukannya termasuk uang harian biaya perjalanan dinas. Oleh karena itu penerimaan fasilitas kantor seperti tempat tinggal dan kendaraan dinas tidak diberlakukan bagi auditor karena jabatan auditor merupakan Jabatan Fungsional dan tunjangan remunerasi serta Audit Fee dianggap telah sangat layak untuk peningkatan kesejahteraan auditor. Fasilitas kantor hanya diberikan BPK kepada para pegawai yang memegang jabatan struktural. Remunerasi atau penggajian pada sebagian besar PNS masih dinilai belum mampu membuat kehidupan PNS menjadi sejahtera dan belum efektif dalam meningkatkan kinerjanya (Effendi 2004). Pemberian remunerasi atau TKPKN (Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara) adalah bentuk insentif bagi seluruh pegawai yang telah memenuhi standar kinerja yang diharapkan yang melekat pada masing masing pegawai (BPK 2011a). Di sisi lain, remunerasi diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan kinerja auditor. Dalam Human Resources Management Plan BPK, prinsip keadilan diharapkan tercapai dengan penerapan sistem ini, dimana kinerja setiap auditor dan organisasi BPK akan dilihat dari penilaian Manajemen Kinerja Individu dan Indikator Kinerja Utama (IKU), sehingga tingkat remunerasi yang diperoleh masing-masing auditor dapat berbeda tergantung kinerja setiap auditor. Namun, penerapan reformasi birokrasi dengan cara meningkatkan kesejahteraan berupa tunjangan remunerasi kemudian memunculkan pertanyaan, apakah pemberian kesejahteraan tersebut dapat meningkatkan kinerja dan profesionalisme auditor serta seberapa besar pengaruh pemberian kesejahteraan terhadap kinerja auditor? Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat diidentifikasi pertanyaan penelitian berikut: 1. Bagaimana pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Auditor BPK? 2. Bagaimana pengaruh Peningkatan Kesejahteraan terhadap Kinerja Auditor BPK? 3. Bagaimana cara atau strategi BPK mengelola kompetensi dan kesejahteraan agar dapat meningkatkan kinerja para auditor? 5

6 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini dilakukan dalam rangka mencapai tujuan berikut: 1. Menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja auditor BPK. 2. Menganalisis pengaruh peningkatan kesejahteraan auditor terhadap kinerja auditor BPK. 3. Merumuskan strategi dalam rangka meningkatkan kinerja auditor BPK melalui komponen kompetensi dan kesejahteraan auditor. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang manajemen SDM khususnya mengenai kompetensi dan kesejahteraan, serta kinerja auditor. 2. Dapat memberikan masukan bagi pimpinan BPK dalam menganalisis permasalahan kompetensi dan tingkat kesejahteraan auditor dan melihat pengaruhnya terhadap kinerja auditor BPK, serta mengetahui sejauh mana peranan kompetensi dan kesejahteraan yang saat ini menjadi faktor penting di dalam mendukung peningkatan kinerja dan pengembangan SDM di BPK. 3. Dapat memberikan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya dalam mengembangkan faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kinerja pegawai. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup penelitian ini dibatasi dalam menganalisis kompetensi dan tingkat kesejahteraan para pegawai BPK yang termasuk dalam Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dengan pekerjaan utamanya sebagai auditor dan melaksanakan tugas pemeriksaan di dalam tim audit. Hasilnya diharapkan memberikan rekomendasi kepada BPK mengenai strategi kompetensi dan kesejahteraan yang efektif diterapkan untuk meningkatkan kinerja para auditor di BPK. 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Teoritis Tinjauan pustaka di dalam penelitian ini merupakan alat bantu teoritis guna mendukung dan mengkaji tujuan penelitian, serta membantu menganalisa hasil penelitian yang dilakukan. Berikut ini teori yang digunakan peneliti untuk mendukung karya ilmiah ini.