BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup didalam bermuamalat seperti jual beli (al-ba i wa alijarah),

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Agama Islam sebagai ajaran rahmatan lil alamin, pada dasarnya

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KERJA SAMA DAN BAGI HASIL HOME INDUSTRI DALAM PENGELOLAAN GULA KELAPA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

Fiqih Muamalah : Hal Dasar yang Harus Diketahui. Sumber Hukum Fiqih Muamalah

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat memiliki kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya di zaman sekarang kehidupan manusia. tidak terlepas dari kegiatan muamalat, baik itu anatara individu

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan terhadap orang lain oleh karena itu timbullah hubungan hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kebutuhan

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran agama Islam dengan segala kompleksitasnya dengan. menggunakan al-qur an sebagai landasannya telah terbukti mampu memecahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga-lembaga keuangan sejenis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk masalah jual beli dan sewa menyewa. Islam selalu

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas untuk berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan jaminan, hal ini demi keamanan pemberian kredit tersebut dalam

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan sebagai berikut (1) Pada dasarnya segala bentuk muamalah adalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dijawab dengan tuntas oleh ajaran Islam melalui al-qur an sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia telah berkembang pesat dan banyak kota-kota


BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia bisa mencari dan mengupayakannya. Bahkan ketika kita berbicara

BAB I PENDAHULUAN. usahanya berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan perjanjian (akad) antara

BAB IV ANALISIS DATA. Pegadaian Syariah Cabang Raden Intan Bandar Lampung. mendeskripsikan dan mengilustrasikan rangkaian pelaksaan gadai dari awal

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB IV ANALISIS PENERAPAN MULTI AKAD DALAM PEMBIAYAAN ARRUM (USAHA MIKRO KECIL) PEGADAIAN SYARIAH (STUDI KASUS DI PEGADAIAN SYARIAH PONOLAWEN KOTA

BAB I PENDAHULUAN. menolong, orang yang kaya harus menolong orang yang miskin, orang yang. itu bisa berupa pemberian maupun pinjaman dan lainnya.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. satu penjelmaan dari jiwa bangsa yang bersangkutan dari abad ke abad 1.Setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. Muamalah adalah ketetapan-ketetapan Allah SWT yang mengatur hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan Lembaga Keuangan Syariah (LKS) mengalami peningkatan yang cukup pesat tidak hanya pada negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada Hukum Ekonomi Syariah yang ada di Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. cabang ilmu dalam islam yang dikenal dengan fiqih muammalah. Aspek. hubungan antara umat satu dengan umat yang lainnya.

BAB IV ANALISIS BESARAN UJRAH DI PEGADAIAN SYARIAH KARANGPILANG SURABAYA DALAM PERSPEKTIF FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002

BAB I PENDAHULUAN. untuk berbisnis atau bertransaksi.perjanjian adalah suatu peristiwa dimana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana disebut dengan debitur. satu, yang sering disebut dengan pooling of fund yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan, baik bersifat vertikal maupun horizontal. Hubungan yang sifatnya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usahanya agar lebih maju. pembiayaan berbasis Pembiayaan Islami.

فإذا قضيت الصالة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل اهلل واذكروا اهلل كثيرا لعلكم تفلحون

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pola bagi hasil yang merupakan landasan utama dalam segala

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pembiayaan jangka pendek dengan margin yang rendah. Salah. satunya pegadaian syariah yang saat ini semakin berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan itu diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus,

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ketidak percayaan di antara manusia, khususnya di zaman sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, serta memberikan jasa

BAB I PENDAHULUAN. memicu perbankan untuk menjalankan dual banking system yaitu bank. konvensional yang juga menjalankan unit usaha syariah.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktivitas ekonomi, dan ekonomi yang dikenal dalam Islam adalah

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar perekonomian nasional. Fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. melakukan transaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pada awalnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) FIQH MU AMALAH Fakultas Syariah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Mata Kuliah : Fiqh Mu amalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Lembaga Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang komprehensif ( rahmatan lil 'alamin) yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam merealisasikan organisasi bisnis yang penuh dinamika

BAB I PENDAHULUAN. diakui eksistensinya dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia di muka bumi ini selalu merasa membutuhkan bantuan orang lain dan tidak sanggup berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari yang kian hari semakin bertambah. Agar manusia dapat melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa melanggar atau merusak kehormatan, maka Allah SWT menunjukkan kepada manusia jalan bermu amalat. Ruang lingkup didalam bermuamalat seperti jual beli (al-ba i wa alijarah), gadai (al-rahn), jaminan dan tanggungan(kafalah dan dhaman), perseoan atau perkongsian (al-syirkah), perseroan harta dan tenaga (almudharabah), sewa-menyewa (al-ijarah), pemberian hak guna pakai (alariyah), barang titipan (al-wadhiah), barang temuan (al-luqathah), garapan tanah (al-muzaroah), sewa-menyewa tanah (al-mukhobaroh), upah (ujroh al- amal), gugatan (syuf ah), masalah kontemporer (al-muasiroh) seperti masalah bunga bank, asuransi, kredit. 1 Disisi lain Islam juga memberikan bantuan dalam rangka merealisasikan norma-norma hukum mu amalat dengan tujuan untuk mendatangkan kemashlahatan atau kemanfaatan dan memelihara keadilan, menghindari unsur penganiayaan dan unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan. Salah 1 Qomarul Huda, Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: TERAS, 2011), hal 2-7. 1

2 satu bentuk kerja sama dengan jalan bermu amalat adalah kerja sama bagi hasil (kerja sama antara pemilik modal dengan pengelola). Di dalam Islam akad kerja sama ini dapat memudahkan orang dalam menjalankan suatu usaha, karena sebagian mereka memiliki harta namun tidak mampu mengelolanya dan disana ada juga orang yang tidak memiliki harta namun memiliki kemampuan untuk mengelola dan mengembangkannya. Maka Syariat Islam membolehkan kerja sama ini agar mereka bisa saling mengambil manfaat diantara mereka. Pemilik modal memanfaatkan keahlian pengelola dan pengelola memanfaatkan harta yang diberikan oleh pemilik. Dengan demikian terwuddjudlah kerja sama harta dan amal. Allah tidak mensyariatkan satu akad kecuali untuk mewujudkan kemaslahatan dan menolak kerusakan. Allah SWT juga menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan kepentingan hidup masing-masing, baik dengan jalan jual beli, sewa-menyewa, bercocok tanam, atau perusahaan yang lainlain, baik dalam urusan kepentingan sendiri maupun untuk kemaslahatan umum. 2 Demikian halnya kerja sama antara pemilik pohon kelapa dan pengelola dengan cara membagi hasil keuntungan yang dilakukan oleh warga desa Purwokerto Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. Bentuk kerja sama ini disyariatkan agar sesama manusia saling tolong-menolong dengan adanya keuntungan bersama dan tidak saling merugikan antar satu dengan yang lainnya. 2 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1994), hal 278.

3 Allah memerintahkan kepada semua manusia untuk berbuat adil dan berbuat baik kepada sesamanya, maka barang siapa yang tidak meletakkan sesuatu pada tempatnya adalah suatu penganiayaan (dzalim). Oleh karena itu dalam pelaksanaan praktek perjanjian bagi hasil harus dikerjakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah diatur didalam Islam. Suatu ciri khusus bagi hasil adalah adanya pihak yang hanya memiliki modal dan adanya pihak yang hanya sebagai pengelola. Didalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, setiap manusia dimuka bumi ini perlu melakukan sesuatu yang dapat memberikan hasil yang mana hal umutersebut dapat diistilahkan dengan bekerja. Didalam bekerja seseorang melakukan suatu perjanjian kerja yang diadakan oleh dua orang pihak atau lebih yang mana satu pihak berjanji untuk melakukan pekerjaan tersebut. 3 Didalam melakukan pekerjaan pun diwajibkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang tidak melanggar norma-norma seperti ketertiban umum, ketentuan syariah dan masih mengacu dengan kebudayaan tempat tinggal masing-masing, karena kebudayaan sangat erat hubungannya dengat masyarakat dansgala sesuatu yang terdapat didalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. 4 Kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dilakukan dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain yaitu dengan melakukan kerjasama musyarakah/syirkah (salah satu ruang lingkup muamalah) yang mana 3 Chairuman Pasaribu, Suhrawardi K.Lubis, Hukum Perjanjian dalam Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), hal.153. 4 Gintoro, Kesenian Indonesia Pra Era Global, (Klaten: Cempaka Putih, 2009), hal 3.

4 merupakan suatu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan rsiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Pada zaman sekarang banyak sekali jenis-jenis usaha yang dilakukan oleh masyarakat seperti antara pihak bank dengan nasabahnya, sesama anggota koperasi, para pengrajin dengan pengepul atau para pengepul dengan toko dan tempat usaha, pihak petani/pekebun dengan pengusaha, pekerja dengan majikan, dan lain-lain. Dan setiap orang yang bekerja harus mempunyai suatu kemampuan dan kreatifitas atau keterampilan didaam melakukan suatu usaha atau pekerjaan. Kreatifitas merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang ada sebelumnya. 5 Ketika seseorang mendirikan suatu usaha salah satu petsyaratannya membutuhkan modal selain itu juga bahan dasar. Seseorang secara individual dapat mendirikan usahanya yang mana segala sesuatu ditanggung sendiri baik itu modal, bahan, kerugian, dan ketika ada suatu sengketa namun apabila ada keuntungan dimiliki sendiri. Lain halnya dengan seseorang yang melakukan kerjasama dengan keluarga/orang lain yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk bekrjasama mendirikan usaha maka segala sesuatunya dibagi 5 Reni Akbar dkk, Kreatifitas, (Jakarta: PT. Grasindo, 2001), hal 5.

5 bersama baik itu mengenai untung ruginya yang dibagi sesuai proporsi modal yang diberikan. Yang mana modal yang diberikan bisa bermacam-macam seperti sama-sama memberikan berupa uang atau barang, salah satu menyumbangkan keahlian atau tempat atau juga bahan-bahannya. Sehingga pada intinya seluruh anggota masing-masing menyumbangkan modalnya. Ketertarikan peneliti dalam membuat judul tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kerjasama Dan Bagi Hasil Home Industri Dalam Pengelolaan Gula Kelapa Studi Kasus Di Desa Purwokerto Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar, karena praktik yang dilakukan oleh para pengelola gula kelapa cenderung menggunakan rasa saling percaya antara satu sama lain dalam hal membagi keuntungan yang masih sesuai dengan kebiasaan masyarakat desa Purwokerto. Dengan adanya kerjasama ini diantara mereka dapat saling membantu satu sama lain. Mereka bisa saling memanfaatkan keahlian masing-masing dan dapat membantu kebutuhan hidup mereka seharihari. Maka dari judul yang peneliti buat ini, peneliti akan meneliti tentang bagi hasil keuntungan gula kelapa antara pemilik pohon dengan pengelola (pembuat gula kelapa). Peneliti juga ingin mengetahui cara bagi hasil yang dilakukan oleh mereka (pemilik pohon dan pengelola). Kerja sama tersebut dilakukan bertujuan untuk saling membagi keuntungan, karena si pembuat gula itu mengambil nira kelapa dari pohon kelapa orang lain (orang yang memberi modal) bukan dari pohon kelapanya sendiri. Didalam Islam telah disebutkan bahwa tidak boleh mengambil keuntungan pada saat si pengelola belum mendapat keuntungan, selain itu

6 keuntungan antara pemilik modal dengan pengelola harus dinyatakan dalam bentuk prosentase. Diawal perjanjian, mereka sudah saling menyepakati berapa besarnya masing-masing dalam membagi keuntungan. Diantara mereka saling bersepakat untuk saling percaya dalam hal membagi kentungan. Diantara mereka selalu jujur, tidak pernah mengambil keuntungan yang lebih, mereka selalu melaporkan hasil keuntungan yang diperoleh kepada pemilik modal apa adanya dan tidak pernah mengambil kesempatan dengan cara mengambil kentungan yang lebih besar. Maka dari fenomena itulah peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang bersifat kualitatif tentang Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kerjasama Dan Bagi Hasil Home Industri Dalam Pengelolaan Gula Kelapa dalam studi kasus di Desa Purwokerto Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. B. Fokus Penelitian Dari permasalahan atau fenomena diatas dapat dirumuskan permasalahannya adalah sebagai berikut: 1) Bagaimana praktik kerjasama dan bagi hasil home industri pada pengelolaan gula kelapa di desa Purwokerto Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar? 2) Bagaimana Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik kerjasama dan bagi hasil home industri pada pengelolaan gula kelapa di desa Purwokerto Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar?

7 C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut: 1) Untuk mendiskripsikan praktik kerjasama dan bagi hasil home industri pada pengelolaan gula kelapa di desa Purwokerto Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. 2) Untuk mendiskripsikan Tinjauan Hukum Islam terhadap praktik kerjasama dan bagi hasil home industri pada pengelolaan gula kelapa di desa Purwokerto Kecamatan Srengat Kabupaten Blitar. D. Manfaat atau kegunaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan tentang sistem penerapan bagi hasil pada bisnis gula kelapa dalam perspektif hukum Islam. 2. Secara Praktis a) Bagi pemilik pohon kelapa dengan pembuat gula kelapa. Bahwa bagi pemilik pohon mereka dapat membantu orang yang sedang membutuhkan pekerjaan. Selain itu mereka juga mendapat keuntungan masing-masing yang sesuai dengan kesepakatan. b) Bagi pembuat gula kelapa, mereka dapat memanfaatkan pohon guna untuk diambil niranya guna memenuhi kebutuhan sehari-hariya.

8 c) Bagi peneliti merupakan pengembangan dan wawasan serta pengalaman dalam menerapkan sistem bagi hasil di berbagai bisnis. d) Peneliti selanjutnya, sebagai petunjuk, arahan dan acuan bagi penelitian selanjutnya yang relevan dengan hasil penelitian ini. E. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan. Skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut: 1. Bagian primelier, terdiri dari halaman judul, halaman pengajuan, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan abstrak. 2. Bagian teks, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain: a. Bab I Pendahuluan, meliputi konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, dan sistematika pembahasan. b. Bab II Kajian Pustaka, yang terdiri dari: a). Musyarokah (pengertian musyarokah, dasar hukum, rukun, syarat, jenis-jenis musyarokah, dan berakhirnya musyarokah). b). Bagi Hasil. c). Home Industri (pengertian, jenis-jenis industri). d). Gula kelapa. e). Penelitian Terdahulu. c. Bab III Metode Penelitian, meliputi: jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik

9 analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian. d. Bab IV Paparan Hasil Penelitian, yang terdiri dari: a). paparan data, b). temuan penelitian dan c). Analisis Data. e. Bab V Penutup, yang terdiri dari: a). kesimpulan dan b). saran. 3. Bagian akhir atau komplemen terdiri dari daftar pustaka dan lampiranlampiran