S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN, BISQUARE, DAN TRICUBE PADA PERSENTASE KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR)

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN UNTUK DATA KEMISKINAN. Rita Rahmawati 1, Anik Djuraidah 2.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai hal-hal yang melatarbelakangi

Algoritme Least Angle Regression untuk Model Geographically Weighted Least Absolute Shrinkage and Selection Operator

BAB III MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

Pemodelan Angka Harapan Hidup di Papua dengan pendekatan Geographically Weighted Regression

PEMODELAN DATA KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE

ANALISIS ANGKA BUTA HURUF DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION BERBASIS KOMPUTER

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

: Persentase Penduduk Dengan Sumber Air Minum Terlindungi PDAM : Pengeluaran Perkapita Penduduk Untuk Makan Sebulan

PENERAPAN MODEL SPASIAL DURBIN PADA ANGKA PARTISIPASI MURNI JENJANG SMA SEDERAJAT DI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PEMODELAN BANYAKNYA PENDERITA DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA SURAKARTA DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

Prosiding Seminar Nasional Matematika, Statistika, dan Aplikasinya September 2017, Samarinda, Indonesia ISBN:

Kata Kunci : MGWMLM, GWMLM, DAS.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Atiya Maulani, 2013

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH ABSTRACT

PEMODELAN KEMISKINAN MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION DENGAN FUNGSI PEMBOBOT FIXED KERNEL

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS (GWRPCA) PADA PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. terus dihadapi di sejumlah daerah di Indonesia, tidak terkecuali Provinsi Sumatera

(R.5) Pemodelan Regresi Poisson Terboboti Geografis Pada Kasus Gizi. buruk di Jawa Timur.

PEMODELAN BALITA GIZI BURUK DI KABUPATEN NGAWI DENGAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION. Latifah Ayunin 1 dan Sutikno 2

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION DENGAN FUNGSI KERNEL BISQUARE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION ABSTRACT

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION ABSTRACT

ISSN: Vol. 1 No. 1 Agustus 2012

PENDEKATAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERTUMBUHAN EKONOMI MENURUT KABUPATEN/KOTA DI JAWA TENGAH HALAMANAN JUDUL SKRIPSI

Teknik Ensemble dengan Additive Noise pada Estimasi Parameter Model Autoregressive Spasial

BAB 1 PENDAHULUAN. setelah sandang, pangan, dan papan. Setiap rumah tangga (RT) pasti menginginkan

PEMODELAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DI KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED RIDGE REGRESSION

PEMODELAN PROPORSI PENDUDUK MISKIN KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY AND TEMPORALLY WEIGHTED REGRESSION

PEMODELAN RISIKO PENYAKIT PNEUMONIA PADA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

Kata kunci: Geographically Weighted Regression, Gauss Kernel, bandwidth, cross validation

PEMODELAN ANGKA KEMATIAN BAYI DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DI PROVINSI BALI

Analisis Geographycally Weighted Regression Pada Data Kemiskinan Provinsi Jawa Tengah

PEMODELAN PERSENTASE BALITA GIZI BURUK DI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PRINCIPAL COMPONENTS ANALYSIS (GWRPCA)

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 3, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman Online di:

pendekatan dalam penelitian ini dinilai cukup beralasan.

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK SPLINE TRUNCATED PADA DATA INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI INDONESIA. 1. Pendahuluan

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

ANALISIS GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) PADA KASUS PNEUMONIA BALITA DI PROVINSI JAWA BARAT

Informasi Fisher pada Algoritme Fisher Scoring untuk Estimasi Parameter Model Regresi Logistik Ordinal Terboboti Geografis (RLOTG)

(Geographically Weighted Binary Logistic Regression with Fixed Bi-Square Weight)

PERBANDINGAN MODEL GWR DENGAN FIXED DAN ADAPTIVE BANDWIDTH UNTUK PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI JAWA TENGAH

PEMODELAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BALITA GIZI BURUK DI JAWA TIMUR DENGAN PENDEKATAN REGRESI SPASIAL

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PEMODELAN FIXED EFFECT GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI JAWA TENGAH

Forum Statistika dan Komputasi, Oktober 2010 p : ISSN :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi

Kata kunci: Data Spatial, Heterogenitas Spatial, Geographically Weigthed Regression, Bandwidth, Fungsi Pembobot

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK DENGAN PENDEKATAN DERET FOURIER PADA KASUS TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA DI JAWA TIMUR

(R.16) KAJIAN MODEL SPASIAL DURBIN (SDM) DALAM PEMODELAN KEADIAN DIARE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA (Studi Kasus : Kabupaten Tuban)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL ABSTRACT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kematian wanita saat melahirkan dan saat 42 hari setelah melahirkan bukan dikarenakan kecelakaan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL STATISTIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011 ISBN:

S - 13 PEMODELAN SPASIAL KEMISKINAN DENGAN MIXED GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION DAN FLEXIBLY SHAPED SPATIAL SCAN STATISTIC

Pemodelan Indikator Pencemar Biological Oxygen Demand di Kali Surabaya Menggunakan Pendekatan Spatial-Temporal Weighted Regression

Regresi Spasial untuk Menentuan Faktorfaktor Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL GAUSSIAN

PENENTUAN MODEL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH DENGAN MULTIVARIATE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (MGWR)

MODEL REGRESI NONPARAMETRIK BERDASARKAN ESTIMATOR POLINOMIAL LOKAL KERNEL PADA KASUS PERTUMBUHAN BALITA

MODEL REGRESI SPASIAL UNTUK ANAK TIDAK BERSEKOLAH USIA KURANG 15 TAHUN DI KOTA MEDAN

PEMODELAN SPATIAL ERROR MODEL (SEM) UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DI PROVINSI JAWA TENGAH

STRUCTURAL EQUATIO MODELLI G (SEM) DE GA MODEL STRUKTURAL REGRESI SPASIAL. Tisti Ilda Prihandini 1, Sony Sunaryo 2

PEMODELAN DATA KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN METODE GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION

ANALISIS REGRESI KUANTIL

Pemodelan Faktor Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan Metode Geographically Weighted Regression di Jawa Timur

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

MODEL SPASIAL DURBIN EROR UNTUK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI JAWA TENGAH

PEMODELAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN PENDEKATAN SPASIAL AUTOREGRESSIVE MODEL PANEL DATA

ESTIMASI PARAMETER MODEL REGRESI LOGISTIK ORDINAL TERBOBOTI GEOGRAFIS (RLOTG) DENGAN METODE FISHER SCORING

PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Perbedaan Antara Proses Stationer dan Proses Non-Stationer

PEMODELAN STATUS KESEJAHTERAAN DAERAH KABUPATEN ATAU KOTA DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KOTA SEMARANG TAHUN 2011 MENGGUNAKAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION

APLIKASI MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION (GWR) UNTUK MENENTUKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA DI JAWA BARAT

PEMODELAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH DI PROVINSI BALI DENGAN PENDEKATAN SEMI-PARAMETRIC GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL GALAT SPASIAL

BAB 3 METODE PENELITIAN. Wilayah dan pengumpulan data yang diambil adalah di Kabupaten Bekasi

PRODI S1 STATISTIKA FMIPA-ITS RENCANA PEMBELAJARAN Statistika Spasial Kode/SKS: SS / (2/1/0) Dosen : Sutikno Semester : VII

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH PENDUDUK DI JAWA TENGAH MENGGUNAKAN MODEL REGRESI ROBUST DENGAN ESTIMASI LEAST MEDIAN OF SQUARES (LMS)

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iii. HALAMAN MOTTO... iv. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Annisa Nurul Aini, 2013

Pemodelan Angka Putus Sekolah Usia Wajib Belajar Menggunakan Metode Regresi Spasial di Jawa Timur

BAB III METODE PENELITIAN

REGRESI TERBOBOTI GEOGRAFIS UNTUK ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI ACEH

Pemodelan Pneumonia pada Balita di Surabaya Menggunakan Spatial Autoregressive Models

GEOGRAPHICALLY WEIGHTED PANEL REGRESSION UNTUK PEMODELAN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN DI PROVINSI JAWA TENGAH

Estimasi Parameter pada Regresi Spatial Error Model (SEM) yang Memuat Outlier menggunakan Iterative Z Algorithm

Pemodelan Konsentrasi Partikel Debu (PM 10 ) pada Pencemaran Udara di Kota Surabaya dengan Metode Geographically-Temporally Weighted Regression

SPATIAL AUTOREGRESSIVE MODEL DAN MATRIKS PEMBOBOT SPASIAL ROOK CONTIGUITY UNTUK PEMODELAN GINI RATIO DI INDONESIA TAHUN 2014.

Transkripsi:

S - 17 MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PENDERITA DIARE DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN FUNGSI PEMBOBOT KERNEL BISQUARE Indriya Rukmana Sari 1, Dewi Retno Sari Saputro 2, Purnami Widyaningsih 3 1 Mahasiswa Jurusan Matematika FMIPA UNS 2,3 Staf Pengajar Jurusan Matematika FMIPA UNS 2 dewi.rss@uns.ac.id 3 poer@uns.ac.id Abstrak Model geographically weighted regression (GWR) merupakan pengembangan dari model regresi klasik untuk mengatasi masalah heterogenitas. Adanya heterogenitas mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh spasial (wilayah) terhadap data yang diobservasi. Model GWR merupakan model regresi yang terboboti secara geografis. Terdapat berbagai fungsi pembobotan, diantaranya Kernel bisquare. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan ulang estimasi parameter model GWR menggunakan metode weighted least square (WLS) dengan fungsi pembobot kernel bisquare dan menerapkannya pada penderita diare di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya penderita diare di semua kabupaten/kotamadya adalah persentase rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari air tanah dan persentase rumah tangga yang jarak sumber air minum dengan septic tank kurang dari 10 m kecuali untuk Kabupaten Cilacap, Banyumas dan Brebes. Ketiga wilayah tersebut hanya dipengaruhi oleh persentase rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari air tanah. Model GWR telah dapat disusun dengan nilai bandwith sebesar 220,05 km dan CV minimum 0,686. Kata kunci: heterogenitas, model GWR, kernel bisquare, WLS, bandwith A. PENDAHULUAN Diare merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme, dimana penularan kuman terjadi dengan cara faecal-oral. Diare termasuk salah satu jenis penyakit yang berbasis lingkungan yaitu suatu kondisi patologis berupa kelainan fungsi atau morfologi suatu organ tubuh yang disebabkan adanya interaksi manusia dengan segala sesuatu di sekitarnya yang memiliki potensi penyakit, seperti tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih, pemanfaatan jamban yang masih rendah, serta kondisi fisik lingkungan yang sudah tercemar. Berdasarkan survei kesehatan yang dilakukan dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare merupakan salah satu penyebab kematian balita di Indonesia. Kejadian luar biasa (KLB) diare setiap tahun masih terjadi, seperti pada tahun 2010 yang terjadi pada 11 provinsi dengan case fatality rate (CFR) sebesar 1,74%. Salah satunya adalah provinsi Jawa Tengah yang memiliki CFR sebesar 2,86% (Kemenkes RI, 2011). Menurut BPS (2011) banyaknya penderita diare di Jawa Tengah mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada 2011 yaitu sebanyak 183.593 jiwa dari tahun sebelumnya yang memiliki penderita diare sebanyak 609.335 jiwa. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya diare adalah kuman melalui koordinasi makanan atau minuman yang tercemar tinja dan terjadi kontak langsung dengan penderita. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika dengan tema Penguatan Peran Matematika dan Pendidikan Matematika untuk Indonesia yang Lebih Baik" pada tanggal 9 November 2013 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Faktor lainnya adalah faktor perilaku dan lingkungan (Dirjen PPM dan PL, 2005). Di Jawa Tengah, faktor dominan yang menjadi penyebab diare adalah sarana air bersih dan pembuangan tinja (Dinkes Jateng, 2006). Suatu analisis untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya penderita diare di Provinsi Jawa Tengah yaitu analisis regresi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare di wilayah tertentu bergantung pada kondisi wilayah persekitarannya, yang disebut pengaruh spasial (Bhekti, 2011). Hal ini sejalan dengan Hukum pertama geografi oleh Tobler dalam Anselin (1988) bahwa segala sesuatu saling berhubungan satu dengan yang lainnya namun sesuatu yang berdekatan mempunyai pengaruh lebih besar dibandingkan dengan segala sesuatu yang berjauhan. Pengaruh spasial yang berkaitan dengan perbedaan karakteristik lingkungan dan geografis antar wilayah pengamatan adalah keragaman spasial atau heterogenitas spasial. Hal tersebut menyebabkan masing-masing wilayah pengamatan memiliki perbedaan pengaruh faktor independen terhadap variabel dependen untuk setiap lokasi. Oleh karena itu, diperlukan model regresi yang melibatkan pengaruh heterogenitas spasial ke dalam model yaitu model geographically weighted regression (GWR). Model GWR adalah model yang digunakan untuk menganalisis data spasial yang menghasilkan estimasi parameter model bersifat lokal untuk setiap titik/lokasi dimana data tersebut dikumpulkan (Fotheringham et al. 2002). Setiap nilai parameter dihitung pada setiap titik lokasi geografis sehingga setiap titik lokasi geografis mempunyai nilai parameter regresi yang berbeda-beda. Hal ini akan memberikan variasi pada nilai parameter regresi di suatu kumpulan wilayah geografis. Jika nilai parameter regresi konstan pada tiap-tiap wilayah geografis, maka model GWR adalah model global. Artinya tiap-tiap wilayah geografis mempunyai model yang sama. Beberapa penelitian dan kajian tentang penyakit diare telah dilakukan, diantaranya oleh Bhekti (2011) yang mengidentifikasi bahwa terdapat pengaruh spasial terhadap timbulnya penyakit diare di Kabupaten Tuban. Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah sumber air minum dan rasio jumlah tenaga medis terhadap jumlah penduduk. Ayunin (2011) menunjukkan munculnya aspek spasial dikarenakan adanya keragaman wilayah (heterogenitas spasial) dan model GWR dipergunakan mengakomodir aspek tersebut. Penelitian lainnya, Setyawan (2012) menerapkan model GWR untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap angka kematian bayi di Jawa Tengah. Pada penelitian tersebut diterapkan model GWR di setiap kabupaten/kotamadya di Jawa Tengah, namun tidak diuji apakah terdapat efek heterogenitas spasial pada angka kematian bayi di Jawa Tengah. Dalam penelitian ini diterapkan model GWR pada penderita diare di Provinsi Jawa Tengah dengan fungsi pembobot kernel bisquare secara global dan lokal dan dilakukan kajian ulang penurunan estimasi parameter model GWR. B. METODE PENELITIAN 1. Tahapan penelitian Penelitian ini merupakan penelitian terapan dan kajian teoritis. Langkah penelitian diawali dengan menentukan model regresi terbaik menggunakan metode regresi bertahap, menguji asumsi model regresi, menguji adanya efek heterogenitas spasial, membentuk model GWR, menentukan faktor-faktor yang berpengaruh secara lokal. Validasi model yang dipergunakan adalah root mean square error (RMSE). 2. Data dan variabel penelitian Data yang dipergunakan terdiri atas 35 pengamatan meliputi 35 kabupaten/kotamadya di Jawa Tengah. Variabel yang dipergunakan mengacu pada penelitian sebelumnya oleh Hariyanti (2010) dan Arumsari (2012) yang menggunakan 8 variabel. Variabel-variabel tersebut adalah persentase penderita diare sebagai variabel respon (Y ) dan variabel penjelasnya yakni X adalah persentase rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari air tanah, X adalah persentase rumah tangga yang jarak sumber air minum dengan septic tank kurang dari 10 m, X adalah persentase rumah tangga yang memiliki jamban, X persentase Yogyakarta, 9 November 2013 MS - 136

rumah tangga yang memiliki sistem pembuangan air limbah (SPAL), X persentase penduduk miskin, X adalah banyaknya apotek, X adalah banyaknya puskesmas dan rumah sakit, dan X adalah banyaknya dokter. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan meliputi : pemodelan penderita diare dengan regresi, estimasi parameter GWR dan pemodelan penderita diare dengan GWR. 1. Model Regresi Sebelum melakukan analisis model GWR perlu diketahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap banyaknya penderita diare dengan analisis regresi. Model regresi terbaik diperoleh melalui metode regresi bertahap yaitu Y = 3,405 0,029X + 0,049X, (1) dengan nilai R sebesar 0,512. Hal ini berarti 51,2% banyaknya penderita diare di Provinsi Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh persentase rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari air tanah dan persentase rumah tangga yang jarak sumber air minum dengan septic tank kurang dari 10m, sedangkan 48,8% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak teramati dalam model. Dalam pengujian asumsi model regresi, asumsi kenormalan dan nonmultikolinearitas terpenuhi tetapi asumsi homoskedastisitas tidak dapat dipenuhi. Adanya heteroskedastisitas mengindikasikan adanya pengelompokan wilayah sehingga model regresi ordinary least square (OLS) tidak tepat digunakan. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk mengetahui adanya efek spasial heterogenitas spasial. Pengujian adanya heterogenitas spasial dilakukan dengan uji Breusch-Pagan (BP). Diperoleh nilai BP = 10,839 > 3.605 = χ (,;) (H ditolak), artinya terdapat heterogenitas spasial. Adanya efek heterogenitas spasial, mengindikasikan bahwa model pada persamaan (1) mempunyai pengaruh spasial. Model regresi OLS yang telah dikembangkan untuk analisis data yang memiliki efek heterogenitas spasial yaitu model GWR, seperti yang telah disampaikan di pendahuluan artikel ini. 2. Estimasi Parameter Model GWR Model GWR merupakan pengembangan dari model regresi global dimana ide dasarnya diambil dari regresi nonparametrik. Model GWR dinyatakan dengan y = β (u, v ) + x β (u, v ) + ε (2) dengan y adalah nilai observasi variabel dependen pada lokasi i, x adalah nilai observasi variabel independen ke-k pada lokasi i, i = 1,2, n, β (u, v ), β (u, v ),, β (u, v ) adalah parameter-parameter model GWR, (u, v ) menyatakan titik koordinat (longitude, latitude) lokasi ke-i dan ε adalah eror pada lokasi i. Parameter model GWR diestimasi menggunakan metode weighted least square (WLS) yaitu dengan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap lokasi. Misalkan pembobot untuk titik lokasi pengamatan (u, v ) adalah w dengan j = 1,2, n, estimasi parameter model dilakukan dengan meminimumkan jumlah kuadrat eror pada persamaan (2) yang telah diberikan pembobot w, sehingga diperoleh w ε = w y β (u, v ) w β (u, v )x. Yogyakarta, 9 November 2013 MS - 137

Persamaan tersebut dinyatakan dalam bentuk matriks adalah ε T W(u, v )ε = Y T W(u, v )Y 2β T (u, v )X T W(u, v )Y +β T (u, v )X T W(u, v )Xβ(u, v ). (3) Selanjutnya, untuk mendapatkan nilai optimum dari penduga β, persamaan (3) diturunkan terhadap β (u, v ) dan disamadengankan nol menjadi ε T W(u, v )ε β T (u, v ) = 0 2X T W(u, v )Y + 2X T W(u, v )Xβ(u, v ) = 0 2X T W(u, v )Y + 2X T W(u, v )Xβ(u, v ) = 0 2X T W(u, v )Xβ(u, v ) = 2X T W(u, v )Y X T W(u, v )Xβ(u, v ) = X T W(u, v )Y. (4) Untuk memperoleh β(u, v ) kedua ruas pada persamaan (4) dikalikan dengan invers dari X T W(u, v )X, sehingga diperoleh [X T W(u, v )X] X T W(u, v )Xβ(u, v ) = [X T W(u, v )X] X T W(u, v )Y. Karena [X T W(u, v )X] X T W(u, v ) = I, maka I β(u, v ) = [X T W(u, v )X] X T W(u, v )Y. Dengan demikian estimasi parameter model GWR untuk setiap lokasinya adalah β(u, v ) = [X T W(u, v )X] X T W(u, v )Y, (5) dengan W(u, v ) adalah matriks pembobot diagonal berukuran n n yang pada setiap elemen diagonalnya merupakan pembobot untuk masing-masing lokasi ke-j dari lokasi pengamatan ke-i atau dinyatakan dengan w. W(u, v ) yang dimaksud adalah W(u, v ) = w 0 0 0 w 0 0 0 w = diagw, w, w, w ditentukan dengan suatu fungsi pembobot. Fungsi kernel digunakan untuk mengestimasi parameter dalam model GWR jika fungsi jarak adalah fungsi yang kontinu dan monoton turun. Salah satu fungsi pembobot yang digunakan adalah fungsi kernel bisquare (Brunsdon et al.1988), yaitu w = 1 d b jika d < b 0 untuk yang lainnya (6) Yogyakarta, 9 November 2013 MS - 138

dengan d = u u + v v merupakan jarak euclidean antara lokasi (u, v ) dan u, v sedangkan b merupakan bandwidth. Bandwidth merupakan radius suatu lingkaran dimana titik yang berada dalam radius lingkaran masih dianggap berpengaruh dalam membentuk parameter model lokasi i. Menurut Fotheringham et al. (2002), salah satu metode yang digunakan untuk menentukan bandwidth optimum adalah metode cross validation (CV). CV = y y (b) dengan y (b) adalah nilai dugaan y dengan nilai pengamatan pada lokasi i dihilangkan dari proses estimasi. 3. Model GWR Model GWR merupakan pengembangan dari model regresi global dimana ide dasarnya dari model regresi nonparametrik. Model GWR dinyatakan dengan y = β (u, v ) + x β (u, v ) + ε, (7) y adalah nilai observasi variabel dependen pada lokasi i, x adalah nilai observasi variabel independen ke- k pada lokasi i, i = 1,2, n, β (u, v ), β (u, v ),, β (u, v ) adalah parameter-parameter model GWR, (u, v ) menyatakan titik koordinat (longitude, latitude) lokasi ke-i dan ε adalah eror pada lokasi i. Estimasi parameter model GWR untuk setiap lokasinya adalah β(u, v ) = [X T W(u, v )X] X T W(u, v )Y, (8) Model GWR ditentukan berdasarkan dua variabel independen yang diperoleh dari model regresi. Dalam penelitian ini nilai bandwith yang diperoleh sebesar 220,05 km dengan CV minimum 0,686. Setelah dihitung jarak antar lokasi dan dapat ditentukan pembobot untuk tiap lokasi pengamatan. Sebagai contoh untuk pembobot Kotamadya Tegal diperoleh nilai matriksnya 0,304 0 0 0 0,411 W(u, v ) = 0, (9) 0 0 1 Hasil W(u, v ) digunakan untuk mengestimasi parameter model GWR Kotamadya Tegal. Misalkan β(u, v ) adalah estimasi parameter model GWR Kotamadya Tegal, selanjutnya dengan persamaan (9) dan memasukkan matriks pembobot pada persamaan (7) diperoleh 3,760 β(u, v ) = 0,036. 0,072 Yogyakarta, 9 November 2013 MS - 139

Dengan demikian diperoleh model GWR untuk Kota Tegal yaitu y = 3,760 0,036x, + 0,072x,. Model tersebut menunjukkan bahwa dengan bertambahnya 100% rumah tangga yang menggunakan sumber air minum berasal dari air tanah (x, ) akan menurunkan banyaknya penderita diare sebesar 0,36% dan bertambahnya 100% rumah tangga yang jarak sumber air minum ke septic tank kurang dari 10 m (x, ) akan meningkatkan banyaknya penderita diare sebesar 0,72%. Berdasarkan persamaan (7), selanjutnya didapat nilai koefisien determinasi lokal untuk model tersebut, yaitu sebesar 0,766. Artinya 76,6% banyaknya penderita diare di Jawa Tengah dapat dijelaskan oleh persentase banyaknya rumah tangga dengan air tanah x, dan persentase rumah tangga yang jarak sumber air minum ke septic tank kurang dari 10 m (x, ), sedangkan 23,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian. Dengan langkah yang sama, dilakukan estimasi parameter pada setiap lokasi, sehingga diperoleh model GWR penderita diare untuk 35 kabupaten/kotamadya di Jawa Tengah. Dalam makalah ini disajikan model GWR dan koefisien determinasi lokal untuk lima kabupaten/kotamadya seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Model GWR dan koefisien determinasi lokal untuk lima kabupaten/kotamadya No Kabupaten/Kotamadya Model GWR r i 2 1 Kabupaten Cilacap y = 4,474 0,038x, + 0,025x, 0,487 2 Kabupaten Purbalingga y = 3,675 0,031x, + 0,043x, 0,557 3 Kabupaten Tegal y = 4,000 0,035x, + 0,047x, 0,630 4 Kabupaten Brebes y = 4,454 0,040x, + 0,040x, 0,638 5 Kotamadya Tegal y = 3,760 0,036x, + 0,072x, 0,766 Selanjutnya dilakukan uji signifikansi parameter model secara parsial untuk mengetahui faktor-faktor atau variabel yang berpengaruh pada setiap kabupaten/kotamadya. Jika nilai t > t(0,05; 32) = 1,694, maka dapat dinyatakan bahwa parameter tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap model GWR (α = 10%). Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh variabel yang berpengaruh pada setiap kabupaten/kotamadya. Deskripsi hasil tersebut dapat ditunjukkan pada Gambar 1. Yogyakarta, 9 November 2013 MS - 140

Gambar 1. Peta penyebaran faktor-faktor yang berpengaruh di setiap kabupaten/kotamadya Berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa terdapat pengelompokkan wilayah penyebaran penderita diare. Hal tersebut dikarenakan adanya perbedaan variabel yang signifikan di setiap wilayah. Pada Kabupaten/Kota Cilacap, Banyumas dan Brebes, yang berbatasan dengan Jawa Barat, diare disebabkan oleh sumber air minum berasal dari air tanah. Sedangkan wilayah lainnya selain disebabkan oleh sumber air minum berasal dari air tanah juga disebabkan oleh rumah tangga yang jarak sumber air minum ke septic tank kurang dari 10 m. Selanjutnya, untuk memvalidasi model digunakan data penderita diare tahun 2011. Hasil validasi menunjukkan nilai RMSE sebesar 0,875. Hal ini berarti estimasi model yang dihasilkan baik digunakan untuk prediksi. D. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa model GWR telah dapat disusun dengan nilai bandwith sebesar 220,05 km dan CV minimum 0,686. Model GWR penderita diare di Provinsi Jawa Tengah memiliki estimasi parameter yang berbeda di setiap lokasi, sehingga model yang dihasilkan untuk setiap kabupaten/kotamadya tersebut berbeda sesuai dengan bobot pada masing-masing wilayah kabupaten/kota masing-masing. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyaknya penderita diare di setiap kabupaten/kotamadya di Jawa Tengah adalah banyaknya rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari air tanah dan banyaknya rumah tangga yang jarak sumber air minum ke septic tank kurang dari 10 m kecuali untuk 3 wilayah yaitu Kabupaten Cilacap, Banyumas dan Brebes. Pada 3 kabupaten tersebut banyaknya penderita diare hanya dipengaruhi oleh banyaknya rumah tangga dengan sumber air minum berasal dari air tanah. E. DAFTAR PUSTAKA Abraham, B., J. Ledolter. 2005. Statistical Methods for Forcasting. John Wiley & Sons, Inc. Hoboker, New Jersey. Anselin, L. 1988. Spatial Econometrics: Methods and Models, Netherlands : Kluwer Academic Publisher. Yogyakarta, 9 November 2013 MS - 141

Arumsari, N. 2012. Kajian Geographically Weighted Lasso (GWL) untuk Pemodelan Penderita Diare di Kabupaten Sumedang dalam Pencapaian Target Open Defecation Free (ODF) [Tesis]. Surabaya : Jurusan Statistika Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Bekti, R.D, Sutikno. 2011. Spatial Modelling on The Relationship between Asset Society and Poverty in East Java. Jurnal Math & Sains, Vol. 16 Nomor 3. Badan Pusat Statistik [BPS],. 2011. Jawa Tengah Dalam Angka 2011. Semarang : Badan Pusat Statistik Jawa Tengah. Brunsdon, C., A. S. Fotheringham and M. Charlton. 1998. Geographically Weighted Regression-Modeling Spatial Non-Stationarity. The Statistician, 47-3, 431-443. Fotheringham, S., A. C. Brunsdon and M. Charlthon. 2002. Geographically Weighted Regression: The Analysis of Spatially Varying Relationships. England : John Wiley & Sons, Ltd., West Sussex. Hariyanti, L. 2010. Spatial Autoregressive Structural Equation Modelling pada Prevalensi Diare [Tesis]. Bandung : Program Studi Statistika Terapan Universitas Padjajaran. [KEMENKES RI], Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Buletin Jendela Datadan Informasi Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Yogyakarta, 9 November 2013 MS - 142