Kata kunci : Kampas Rem, Limbah Kulit Mete, Phenolic Resin, Laju Keausan D.1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin banyaknya industri pembuatan produk dari logam. belakangan ini, sehingga berdampak besar menghasilkan limbah serbuk

VARIASI UKURAN TERHADAP KEKERASAN DAN LAJU KEAUSAN KOMPOSIT EPOXY ALUMUNIUM-SERBUK TEMPURUNG KELAPA UNTUK KAMPAS REM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA SIFAT MEKANIK POLIMER MATRIKS KOMPOSIT BERPENGUAT FLY ASH BATUBARA SEBAGAI BAHAN KAMPAS REM

Analisis Keausan Kampas Rem Non Asbes Berbahan Limbah Organik Kulit Tempurung Kemiri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH VARIASI BAHAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN SIFAT MEKANIS KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DENGAN BAHAN DASAR FIBERGLASS

I. PENDAHULUAN. Komposit adalah kombinasi dari satu atau lebih material yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. menentunya perekonomian indonesia, maka para produsen otomotif. dapat di jadikan solusi untuk masalah ini, Material komposit dapat

PENGEMBANGAN BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSIT SERAT BAMBU TERHADAP KETAHANAN AUS PADA KONDISI KERING DAN BASAH

PEMANFAATAN SERBUK BAMBU SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL KAMPAS REM NON-ASBESTOS SEPEDA MOTOR. Prisma Frendi Wardana, Yuyun Estriyanto, Suharno.

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

STUDI PEMANFAATAN CAMPURAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA-ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

Pengembangan Bahan Kampas Rem Sepeda Motor dari Komposit Serat Bambu terhadap Ketahanan Aus Pada Kondisi Kering dan Basah

Inovasi Penggunaan Serbuk Kayu Berpenguat Serbuk Kuningan Terhadap Sifat Mekanis Kampas Rem

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin beragamnya tipe, merk, dan jumlah. juga semakin besar. Dengan makin tidak menentunya kondisi

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT SERABUT KELAPA, PLASTIK PET, SERBUK ALUMUNIUM PADA SIFAT FISIK DAN KOEFESIEN GESEK BAHAN KAMPAS REM GESEK

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERBUK ALUMINIUM DAN SERBUK KARBON TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat. berkembang cepat dan berpengaruh serta berdampak baik bagi

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING CLUTCH KENDARAAN PADA KONDISI KERING DAN PEMBASAHAN OLI

Pramuko Ilmu Purboputro Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Juli 2015 dan tempat penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. material konvensional yang ada telah berkembang dengan sangat. pesat dan semakin banyaknya tipe, merk, dan jumlah kendaraan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

ANALISA PERBEDAAN SIFAT MEKANIK DAN STRUKTUR MIKRO PADA PISTON HASIL PROSES PENGECORAN DAN TEMPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN SERAT IJUK SEBAGAI BAHAN GESEK ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR. Dian Prasetyo, Yuyun Estriyanto, Budi Harjanto.

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR PENGARUH SUHU SINTERING PADA PEMBUATAN KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Gambar 3.2 Resin Polyester

PEMANFAATAN SERBUK TEMPURUNG KELAPA PADA KOMPOSIT Al 2O 3-EPOXY

BAB I PENDAHULUAN. transportasi lebih baik, tidak hanya pada mesinnya yang irit bahan bakar

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM NON ASBES TERBUAT DARI KOMPOSIT POLIMER SERBUK PADI DAN TEMPURUNG KELAPA

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR KERJA PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

PENGARUH WAKTU TAHAN SINTERING (EKSOTERM) TERHADAP KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS NON ASBES DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

BAB IV PENGEMBANGAN MATERIAL PENYUSUN BLOK REM KOMPOSIT

SKRIPSI KARAKTERISASI KEAUSAN KAMPAS REM BERBASIS HYBRID KOMPOSIT MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISC. Oleh :

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5 (2009) 62-66

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi sekarang ini yang semakin. berkembang diberbagai bidang terutama dalam bidang otomotif,

BAB I PENDAHULUAN. motor mengembangkan kemampuan performa mesin dan teknologi. yang mendukungnya kian pesat. Saat ini perkembangan itu sangat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Material Teknik Mesin Jurusan Teknik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN. Abstract

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN RESIN EPOXY DAN RESIN POLYESTER SEBAGAI BAHAN MATRIK PEMBUATAN KAMPAS REM

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI SERAT BAMBU, FIBER GLASS, SERBUK ALUMINIUM TERHADAP KEKUATAN AUS DAN KEKERASAN KAMPAS REM DENGAN PENGIKAT RESIN POLYESTER

PENGARUH VARIASI SUHU TERHADAP KEKERASAN DAN KEAUSAN KAMPAS REM DENGAN RESIN POLYESTER SEBAGAI PENGIKAT

Prosiding Seminar Nasional XI Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2016 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kekakuan, ketahan terhadap korosi dan lain-lain, sehingga mengurangi. konsumsi bahan kimia maupun gangguan lingkungan hidup.

PENGARUH KOMPOSISI SERAT KELAPA TERHADAP KARAKTER DINAMIS DAN WAKTU GESEK BAHAN KOPLING GESEK KENDARAAN

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM KOMPOSIT SERBUK TEMPURUNG KELAPA

EXECUTIVE SUMMARY PENELITIAN DISERTASI DOKTOR

Abstrak. Kata kunci : Serat sabut kelapa, Genteng beton, Kuat lentur, Impak, Daya serap air

ANALISA KEAUSAN CYLINDER BEARING MENGGUNAKAN TRIBOTESTER PIN-ON- DISC DENGAN VARIASI KONDISI PELUMAS

STUDI PEMANFAATAN LIMBAH KACA DAN PISTON BEKAS SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KANVAS REM SEPEDA MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE METALURGI SERBUK

BAB 4 METODE PENELITIAN

TINJAUAN PEMBUATAN KOPLING GESEK SEPEDA MOTOR DARI KOMPOSISI SERAT KELAPA PADA KEKERASAN, KEAUSAN DAN KOEFISIEN GESEK

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM SERBUK BAMBU. Nur Efendi, Ranto, Yuyun Estriyanto ABSTRACT

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pembuatan spesimen dilakukan dengan proses pengecoran metode die

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PROSENTASE SERBUK ARANG BATOK KELAPA BERMATRIK POLYESTER PADA KOMPOSIT BAHAN KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di beberapa tempat sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Diagram Alir Penelitian Pada penelitian ini langkah-langkah pengujian mengacu pada diagram alir pada Gambar 3.1.

Studi Eksperimental Kekuatan Bending Material Gigi Tiruan Dari Resin Akrilik Berpenguat Fiber Glass Dengan Variasi Susunan Serat Penguat

ANALISA KEKUATAN LENTUR STRUKTUR KOMPOSIT BERPENGUAT MENDONG/ EPOKSI BAKALITE EPR 174

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dunia otomotif zaman sekarang khususnya kendaraan roda dua

VARIASI KUNINGAN 2 GRAM, 4 GRAM, 6 GRAM PADA PEMBUATAN DAN KEKERASAN DENGAN PERBANDINGAN KAMPAS REM YAMAHAPART

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan bahan dasar piston bekas. Proses pengecoran dengan penambahan Ti-B 0,05%

PENGEMBANGAN MEKANISME DAN KUALITAS PRODUKSI SEPATU KAMPAS REM BERBAHAN ALUMUNIUM DAUR ULANG DENGAN METODE PENGECORAN SQUEEZE

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh variasi komposisi arang kelapa dan kayu berpenguat serat ijuk terhadap sifat fisik dan mekanik komposit kampas rem

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI PENGEREMAN KAMPAS REM

PEMANFAATAN LIMBAH TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT SEBAGAI PAPAN KOMPOSIT DENGAN VARIASI PANJANG SERAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KEAUSAN KAMPAS REM PADA DISC BRAKE DENGAN VARIASI KECEPATAN. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim 2

PENGARUH KEKUATAN BENDING DAN TARIK BAHAN KOMPOSIT BERPENGUAT SEKAM PADI DENGAN MATRIK UREA FORMALDEHIDE

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR HOT PRESS PADA SIFAT KEAUSAN DAN KEKERASAN KAMPAS REM BERBAHAN SERABUT KELAPA 20% ALUMINA PHENOLIC RESIN

ANALISIS PENGARUH UKURAN SERBUK KACA PADA PEMBUATAN KANVAS REM SEPEDA MOTOR DENGAN PENGISI SERBUK PISTON BEKAS

PENGARUH PUTARAN TERHADAP LAJU KEAUSAN Al-Si ALLOY MENGGUNAKAN METODE PIN ON DISK TEST

PERILAKU MEKANIK TARIK DAN BENDING KOMPOSISI SERBUK TEMPURUNG KELAPA DENGAN BERBAGAI KOMPOSISI SEBAGAI ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR

PENGARUH VARIASI UKURAN SERBUK KUNINGAN DAN ALUMUNIUM PADA PERFORMA KAMPAS REM DENGAN RESIN SERBUK SEBAGAI PENGIKAT

Gugun Gumilar Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Mesin Universitas Gunadarma Depok. Abstraksi

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

PENGARUH TEKANAN INJEKSI PADA PENGECORAN CETAK TEKANAN TINGGI TERHADAP KEKERASAN MATERIAL ADC 12

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

Transkripsi:

D.1 PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BAHAN KOMPOSIT LIMBAH KULIT METE/PHENOLIC DENGAN PENGUAT SKRAP ALUMUNIUM TERHADAP SIFAT FISIK DAN MEKANIK SEBAGAI BAHAN ALTERNATIF KAMPAS REM NON ASBESTOS Bambang Hari Priyambodo *, Martinus Heru Palmiyanto Program Studi Teknik Mesin, Akademi Teknologi Warga Surakarta Jl. Raya Solo-Baki Km.2 Kwarasan, Solo Baru, Sukoharjo. * Email: bambang.hari.priyambodo@gmail.com Abstrak Kampas rem adalah produk pendukung kendaraan bermotor yang sangat penting untuk mengurangi laju kendaraan dan memberikan keselamatan bagi pengguna jalan. Penggunaan bahan asbes friksi asbes memiliki kelemahan yaitu dapat menyebabkan resiko penyakit kanker bagi para pekerja dan pemakai. Oleh karena itu, penggunaan abu mete yang dicampur dengan serbuk aluminium dijadikan bahan alternative pengganti kampas rem yang berbahan dasar asbes. Penelitian ini menggunakan limbah kulit mete sebagai bahan dasar serta sekrap aluminium sisa permesinan sebagai bahan penguat dan resin phenolic sebagai bahan pengikat. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui karakteristik sifat fisik dan mekanik dari komposisi berdasarkan variasi fraksi berat serbuk limbah kulit mete/geram alumunium sebagai bahan gesek untuk kampas rem. Variasi fraksi berat terdiri dari phenolic resin dijaga konstan sebesar 10 %, sedangkan serbuk kulit mete dan serbuk skrap alumunium divariasikan sebesar (70:20; 65:25; 60:30; 55:35; 50:40)%. Pengujian mekanik meliputi uji keausan uji kekerasan dan uji lentur. Pengamatan fisik secara makro dan mikro agar dapat terlihat karakteristik keausan kampas rem untuk masing-masing komposisi. Hasil pengujian diperoleh nilai kekerasan tertinggi pada komposisi20% skrap aluminium dan 70% serbuk kulit mete sebesar 42,5 BHN. Nilai laju keausan paling rendah sebesar 0.485 mm 2 /kg pada komposisi20% skrap aluminium dan 70% serbuk kulit mete. Sedangkan nilai defleksi paling tinggi sekitar 8.56 N/mm 2 pada komposisi20% skrap aluminium dan 70% serbuk kulit mete. Kata kunci : Kampas Rem, Limbah Kulit Mete, Phenolic Resin, Laju Keausan 1. PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama jambu mete (anacardium accidentale) di pasar dunia. Tanaman mete memiliki keunggulan karena dapat dikembangkan didaerah yang kondisi lahannya marginal dan beriklim kering, sekaligus dapat berfungsi merehabilitasi lahan kritis. Keunggulan inilah yang menjadikan tanaman jambu mete sebagai komoditas andalan diantaranya Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan beberapa daerah di Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah. Kabupaten Wonogiri yang terkenal dengan sebutan Kota Gaplek, merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang memiliki potensi bisnis cukup berlimpah. Potensi bisnis di wilayah Kabupaten Wonogiri yang berhasil menembus pasar ekspor salah satunya adalah produksi mete. Produksi mete di Kabupaten Wonogiri memang luar biasa. Bahkan dari delapan provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai produsen mete terbesar, Wonogiri sangat mendominasi pasar dengan berhasil memasok mete hingga 70% lebih dan menembus pasar ekspor ke beberapa negara tetangga. (sumber: bisnisukm.com) Saat ini produk jambu mete yang diperdagangkan hanya dalam bentuk gelondong mete dan biji mete. Biji mete banyak diolah sebagai komunitas bahan pangan,dimana terlebih dahulu harus dipisahkan dari kulitnya. Sedangkan kulit biji mete yang mengandung cairan yang dikenal sebagai CNSL (Cashew Nut Shell Liquid) telah digunakan secara luas dalam industri kimia (Risfaheri dan Kailaku, 2005). Minyak CNSL diperoleh dengan proses pengepresan, sedangkan limbah kulit mete dari pengolahan minyak CNSL hanya dimanfaatkan sebagai pengganti kayu bakar pada industri kapur gamping atau dibuang sebagai limbah. Limbah padat hasil olahan yang tidak termanfaatkan Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 1

Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Komposit Limbah Kulit (Priyambodo dan Palmiyanto) dengan baik akan memberikan dampak terhadap pencemaran lingkungan. (Ohler, 1979 dalam Awaludin, 1995). Skrap atau chip, adalah logam atau metal yang terpotong dari benda kerja oleh karena adanya gerak utama dan gerak potong pada mesin-mesin perkakas. Skrap alumunium merupakan hasil pemotongan dari proses permesinan pada industri logam. Tebal skrap saat dipotong atau dalamnya pemotongan tidak sama dengan tebalnya skrap setelah dipotong. Aluminium merupakan logam yang memiliki beberapa keunggulan yaitu ringan daripada baja, mudah dibentuk, mempunyai konduktivitas panas yang baik dan dapat didaur ulang. Pada komponen kendaraan bahan tahan gesek diantaranya adalah kampas rem dan kampas kopling. Saat ini material yang digunakan sebagai bahan tahan gesek pada umumnya dibuat dari bahan dasar asbestos, bahan asbestos cenderung ringan dan mudah menempel di pelek serta susah dibersihkan. Karena ringan-nya debu asbestos mudah terhirup, dan menempel di tangan sehingga mudah masuk dalam pencernaan kita bersama makanan. Asbestos adalah bahan yang paling banyak dibicarakan sebagai penyebab mesotelioma dan kanker paru ( Jusuf dkk. 2010). Secara umum penyusun bahan gesek terdiri dari bahan pengisi, bahan penguat dan bahan pengikat. Bahan pengikat terdiri dari berbagai jenis resin diantaranya phenolic, epoxy, silicone dan rubber. Resin berfungsi sebagai bahan pengikat dapat membentuk sebuah matriks pada suhu yang relative stabil. Sedangkan penguat berfungsi sebagai penekan untuk meningkatkan koefisien gesek dan meningkatkan kekuatan mekanik bahan. 2. METODOLOGI Preparasi Spesimen Bahan pembuatan spesimen menggunakan limbah kulit mete yang sudah diperas getahnya untuk dijadikan sebagai bahan penguat (reinforce) serta menggunakan resin phenolic sebagai bahan pengikatnya (binder). Bahan penyusun tersebut diolah berasarkan perbandingan fraksi berat yang berbeda. Proses pembentukan spesimen menggunakan alat cetak tekan dengan penekanan sebesar 20 Mpa dan dilakukan sintering pada suhu 175 o C. Spesimen hasil cetakan dipotong menggunakan gergaji besi untuk proses uji keausan, kekerasan, bending dan struktur mikro. Uji Keausan Pengujian keausan menggunakan alat uji keausan dengan metode pin on disk ASTM G99-04. Kecepatan putar yang diberikan sebesar 100 rpm serta dilakukan pembebanan sebesar 1 kg. pengujian keausan dilakukan di Laboratorium Bahan Teknik Jurusan Teknik Mesin Universitas Gadjah Mada. 10 mm Gambar 1. Spesimen Uji Keausan Uji Kekerasan Pengujian kekerasan vickers ASTM E 384 menggunakan alat digital micro hardness tester HVS-1000Z-CCD dengan beban indentor 10 gram dan waktu pembebanan selama 10 detik. Spesimen terlebih dahulu dilakukan penghalusan permukaan agar diperoleh permukaan yang rata sebelum diindentasi. Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Akademi Teknologi Warga Surakarta. 2 ISBN 978-602-99334-3-7

25 D.1 2 mm 20 mm mounting spesimen 25 mm Gambar 2. Spesimen uji kekerasan Uji Kelenturan Pengujian kelenturan menggunakan alat uji bending UTM WEW-300D. Metode pengujian three point bending ASTM D790 dengan pembebanan sebesar 1 ton. Pengujian kelenturan dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Akademi Teknologi Warga Surakarta. 178 2,5 Gambar 3. Spesimen Uji Lentur Uji Struktur Mikro Pengujian struktur mikro menggunakan digital microstructure tester HVS-1000Z-CCD, dengan melakukan pengamatan pada permukaan spesimen menggunakan pembesaran 50X. Spesimen terlebih dahulu dilakukan preparasi dengan melakukan penghalusan permukaan menggunakan amplas secara bertahap mulai dari ukuran 200 sampai dengan ukuran 2000. Pengujian struktur mikro dilakukan di Laboratorium Material Jurusan Teknik Mesin Akademi Teknologi Warga Surakarta.Dari hasil pengujian akan diperoleh data karakteristik awal bahan pembuatan Kampas rem dan sebagai pembanding terhadap data standar bahan Kampas rem yang sudah ada. 3. HASIL dan PEMBAHASAN Pengujian Struktur Mikro Karakterisasi permukaan bertujuan untuk menentukan struktur mikro dari bahan komposit limbah kulit mete/geram alumunium berdasarkan variasi berat. Hasil karakteristik menunjukan adanya efek komposisi dari masing-masing variasi berat penyusun bahan komposit limbah kulit mete/geram alumunium. Pengaruh fraksi berat komposit limbah kulit mete/geram alumunium dapat terlihat pada gambar dibawah ini.. 250 Gambar 4. Struktur mikro komposisi 70% serbuk kulit mete 20% skrap aluminium Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 3

Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Komposit Limbah Kulit (Priyambodo dan Palmiyanto) Gambar 5. Struktur mikro komposisi 65% serbuk kulit mete 25% skrap aluminium Gambar 6. Struktur mikro komposisi 60% serbuk kulit mete 30% skrap aluminium Gambar 7. Struktur mikro komposisi 55% serbuk kulit mete 35% skrap aluminium Hasil pengamatan struktur mikro dengan pembesaran 400X menunjukan komposisi penyusun antara serbuk kulit mete sebagai filler, skrap aluminium sebagai reinforce dan phenolic sebagai binder. Dari tiap-tiap variasi komposisi memperlihatkan perbedaan nyata yang ditunjukkan oleh jumlah komposisi antara filler, reinforce dan binder yang menyusun spesimen tersebut. Dari pengamatan struktur mikro menunjukkan perbedaan struktur yang menyusun spesimen tersebut. Semakin besar fraksi berat skrap aluminium maka struktur yang terlihat cenderung semakin banyak reinforce-nya, dimana reinforce sendiri berfungsi sebagai penguat spesimen. Semakin kuat spesimen maka kekerasan dan ketahanan aus spesimen juga meningkat. 4 ISBN 978-602-99334-3-7

D.1 Pengujian Kekerasan Gambar 8.Grafik hubungan antara komposisi serbuk kulit mete terhadap kekerasannya Pada grafik kekerasan ditemukan bahwa penambahan sekrap alumunium dan pengurangan persentase berat serbuk kulit mete memberikan peningkatan terhadap nilai kekerasannya. Untuk nilai kekerasan yang paling tinggi yaitu 42.5 BHN komposisi 40% skrap alumunium dan 50% serbuk kulit mete dan nilai kekerasan terkecil 12.68 BHN komposisi 20% skrap alumunium dan 70 % serbuk kulit mete. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh komposisi bahan penyusunnya dan juga struktur mikronya. Semakin keras suatu bahan semakin baik struktur mikronya serta semakin kecil nilai keausannya. Pada pembuatan bahan friksi non-asbes dicari kandungan yang paling optimum yang artinya bukan yang paling keras atau paling tahan aus. Akan tetapi, dicari yang paling sesuai digunakan untuk pembuatan kampas rem serta sesuai dengan standar keamanannya. Pengujian Keausan Gambar 9.Grafik hubungan antara komposisi serbuk kulit mete terhadap keausan Secara teoritis, peningkatan fraksi berat sekrap alumunium akan meningkatkan kekutan tekan. Hal ini dikarenakan sifat penguatannya yang semakin tinggi dan akibatnya pengikatan antar komponen matriks dan penguat semakin tinggi, sehingga beban mekanis yang diberikan akan mampu ditahan oleh material. Hasil pengujian keausan pada komposisi kulit mete 50% dan skrap alumunium 40% mempunyai nilai keausan yang terbesar yaitu 1,176 mm 2 /kg, sedangkan terkecil yaitu sebesar 0,485 mm 2 /kg, hal ini dikarenakan ikatan antara serbuk kulit mete dan skrap alumunium mempunyai kepadatan yang kurang seragam. Serbuk-serbuk yang kasar seperti pada serbuk alumunium yang cenderung irregular pada saat dikompaksi luas kontak antar partikel relatif lebih kecil menyebabkan banyak porositas sehingga kepadatan kurang dan menurunkan sifat tahan keausan. Pengujian Kelenturan Gambar 10.Grafik hubungan antara komposisi serbuk kulit mete terhadap kelenturan Prosiding SNST ke-5 Tahun 2014 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 5

Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Komposit Limbah Kulit (Priyambodo dan Palmiyanto) Pada Gambar 10 menunjukan penambahan serbuk kulit mete meningkatkan nilai kekuatan bending dari spesimen.nilai kelenturan tertinggi dicapai pada komposisi fraksi berat kulit mete 70% dan skrap alumunium 20% yaitu sebesar 8,56 N/mm 2. Sedangkan terendah dicapai pada komposisi fraksi berat kulit mete 50% dan skrap alumunium 40%. Hal ini terjadi karena jumlah serbuk alumunium lebih banyak mengakibatkan kemampuan matrik phenolik untuk membasahi (wettability) serbuk kulit mete yang rendah. Perbedaan keterbasahan (Wettability) didalam komposit berbasis serbuk yang kurang baik dapat menurunkan sifat mekanik bahan (spesimen) yang dihasilkan, karenakan ikatan antarmuka yang terbentuk antara matriks dan penguat tidak sempurna. 4. KESIMPULAN Perbedaan struktur dari variasi fraksi berat penyusun spesimen memberikan pengaruh terhadap struktur material komposit. Semakin banyak fraksi berat butiran serbuk kulit mete maka bentuk kerapatan atau kepadatan yang lebih baik dibandingkan dengan peningkatan fraksi berat serbuk skrap alumunium.penambahan fraksi berat serbuk kulit mete dan pengurangan persentase berat sekrap alumunium memberikan peningkatan terhadap nilai kekerasannya. Serbuk-serbuk yang kasar seperti pada serbuk alumunium yang cenderung irregular pada saat dikompaksi luas kontak antar partikel relatif lebih kecil menyebabkan banyak porositas sehingga kepadatan kurang dan menurunkan sifat tahan keausan.penambahan fraksi berat sekrap alumunium memberikan pengaruh terhadap kemampuan membasahi (wettdability) oleh matriks (phenolic) kepada serbuk kulit mete menyebabkan penurunan nilai kelenturan dari material komposit serbuk. DAFTAR PUSTAKA Anwar Jusuf, Agus Dwi Susanto, Mukhtar Ikhsan dan Menaldi Rasmin, Kanker Paru, Mesotelioma dan Pajanan Di Lingkungan Kerja Departement Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, Jakarta, 2010. ASTM, Annual Book of ASTM Standard, West Conshohocken, 2003. Courtney, TH., 1999, Mechanical Behavi-or Of Material, Mc. Graw, Hill In-ternational Engineering, Material Science/Metallurgy Series. Direktorat Jendral Perkebunan, 2012, Jakarta Haroen, W. K. (2010). Peningkatan Standar Kanvas Rem Kendaraan Berbahan Baku Asbestos dan Non Asbestos (Celulose) untuk Keamanan. Jakarta: Balai Besar Pulp dan Kertas, Departemen Perindustrian. Hutchings, I.M. 1992. Tribology Friction and Wear of Engineering Materials. Lon-don: Hodder. Headline PLC Kiswiranti, D., Sugiantoro, Hindarto, N., & Sutikno. (2009). Pemanfaatan Serbuk Tempurung Kelapa sebagai Alternatif Serat Penguat Bahan Friksi Non Asbes Pada Kampas Rem Sepeda Motor. Pendidikan Fisika Indonesia 5, 62-66. Risfaheri, & Kailaku, S. I. (2005). Teknologi Pengembangan Produk Turunan Minyak Kulit Biji Mete. SAE J 661 :1997 Brake Lining Quality Control Test Procedure SNI 09-2775-1992 Cara Uji Massa JenisKanvas Rem Waskito, Arief Tri. 2008. IBP Brake Pad KampasBerbasisKarbon 6 ISBN 978-602-99334-3-7