BAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukuran skalanya. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu metode

BAB II LANDASAN TEORI. Ada 3 tujuan partisipasi politik yang dikemukakan Sanit (1985), yaitu: dibina atau dikembangkan oleh penguasa, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara yang menganut paham demokrasi. Sebagaimana dikemukakan Abraham Lincoln bahwa demokrasi adalah

BAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan

Demokrasi Sudah Digagas Jauh Sebelum Merdeka

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2015 HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP KAMPANYE DI MEDIA MASSA DENGAN PARTISIPASI POLITIK PADA MAHASISWA DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia sejak dulu sudah mempraktekkan ide tentang demokrasi walau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Juanda, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan berapapun bantuan yang diberikan kepada negara-negara berkembang, pasti habis

Peranan Partai Politik Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Dalam Pemilu dan Pilkada. oleh. AA Gde Putra, SH.MH

STUDI KOMPARATIF BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA TINGKAT UNIVERSITAS DAN FAKULTAS DALAM KONTEKS PENDIDIKAN POLITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. akuntabilitas bagi mereka yang menjalankan kekuasaan. Hal ini juga

I. PENDAHULUAN. kelompok-kelompok perorangan dengan jumlah kecil yang tidak dominan dalam

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pengertian Orde Lama

I. PENDAHULUAN. pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. TeoriPartisipasiPolitik. setiap aspek kehidupan dan bernegara. Partisipasi warga negara dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dudih Sutrisman, 2015

Komitmen Dan Kebersamaan Untuk Memperjuangkan Hak Asasi Manusia diselenggarakan oleh Pusham UII bekerjasama dengan

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian korelasional yaitu jenis

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan memilih pemimpin negara dan secara langsung atau tidak langsung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara demokrasi, dimana kekuasaan atau kedaulatan

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Budaya politik kampus dilakukan dan diperoleh dari sebuah pemikiran-pemikiran

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan sebuah negara dengan sistem pemerintahan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan aplikasi berbagai disiplin ilmu manajemen seperti marketing. Hal

Hubungan Terpaan Informasi Politik Partai NasDem di Televisi dan Komunikasi di dalam Kelompok Referensi Terhadap Preferensi Memilih Partai NasDem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. dia mampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitasaktivitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini korupsi sudah menjadi penyakit

[102] Pancasila di Tangan Orba Monday, 22 April :22

I. PENDAHULUAN. dimana warga negara memiliki hak untuk ikut serta dalam pengawasan

PELAKSANAAN UUD 1945 PADA MASA ORDE LAMA DAN ORDE BARU FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2011

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara. Hal ini terjadi karena mahasiswa adalah orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pilgub Jabar telah dilaksanakan pada tanggal 24 Pebruari 2013, yang

PEREKONOMIAN INDONESIA

PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM MENGATASI GERAKAN RADIKALISME. Oleh: Didik Siswanto, M.Pd 1

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat indonesia di Kabupaten/Kota se-indonesia berdasarkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. selaku pejabat publik dengan masyarakat. Dan komunikasi tersebut akan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. putra-putri terbaik untuk menduduki jabatan-jabatan politik dan pejabatpejabat

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

ANGGARAN DASAR. Lembaga Indonesia ASA PEMBUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2014 ini diselenggarakan Pemilihan Umum (Pemilu) Legislatif (DPR,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI PEMERINTAHAN DESA (Studi Kasus di Kantor Kepala Desa Gedongan Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen)

BAB V KESIMPULAN. Masalah hubungan PDI dengan massa pendukung Pra dan Pasca Fusi hingga

BAB I PENDAHULUAN. jatuhnya pemerintahan Orde Baru sesungguhnya, sebagaimana dikatakan Amien

Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.

BAB I PENDAHULUAN. Simbol manifestasi negara demokrasi adalah gagasan demokrasi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Partai politik adalah organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perjalanan politik di Indonesia selama ini telah menorehkan sejarah panjang

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan umum (Pemilu). Budiardjo (2010: 461) mengungkapkan bahwa dalam

PARTAI POLITIK OLEH: ADIYANA SLAMET. Disampaikan Pada Kuliah Pengantar Ilmu Politik Pertemuan Ke-15 (IK-1,3,4,5)

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

Pokok-pokok Pikiran RUU Kebudayaan, Negara dan Rakyat 1 [sebuah catatan awam] 2. Oleh Dadang Juliantara

BAB I PENDAHULUAN. melaluinya masyarakat dapat menyalurkan, menitipkan mandat dan harapan.

BAB. I PENDAHULUAN. menarik untuk diketahui. Karena pendidikan politik itu merupakan suatu proses

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

PARTISIPASI POLITIK PEMILU

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang relevan bagi investor dalam berinvestasi di pasar modal dan bagi

BAB I. PENDAHULUAN. oleh rakyat dan untuk rakyat dan merupakan sistem pemerintahan yang. memegang kekuasaan tertinggi (Gatara, 2009: 251).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. dalam individu sehingga referensi tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah koalisi kebangsaan tidak berhasil menempatkan Megawati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

MEMAKNAI ULANG PARTISIPASI POLITIK WARGA: TAHU, MAMPU, AWASI PUSAT KAJIAN POLITIK FISIP UNIVERSITAS INDONESIA 28 JANUARI 2015

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan mantan Presiden Soekarno, H. M. Soeharto, B. J. Habibie,

ANGGARAN DASAR Lembaga Indonesia ASA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu media komunikasi yang efektif untuk menyebarkan. bagi mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik sesuai dengan

Sistem Politik Era Reformasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Politik merupakan proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian juta 66,9 juta (67 juta) Golput atau suara penduduk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Setelah Perang Dunia II, demokrasi menjadi salah satu wacana sentral di

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB VIII Politik Hukum Pada Masa Reformasi Oleh: Prof.Gunarto.SH.SE,Akt.Mhum. Pada masa reformasi, konfigurasi politik di DPR dan MPR tidak berubah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertarikan banyak orang. Ia adalah isu global yang membuat khalayak umum terpesona

BAB I PENDAHULUAN. amanat, sudut pandang dan gaya bahasa yang saling berhubungan. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan motivatif dari C.K. Prahalad dan Garry Hamel yang

Merosotnya Leadership SBY di Mata Publik. Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Juni 2011

2015 MODEL REKRUTMEN DALAM PENETUAN CALON ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejumlah perubahan di Indonesia, tercatat peran signifikan gerakan mahasiswa di dalamnya. Gerakan mahasiswa (student movement) merupakan salah satu bentuk dari gerakan sosial (social movement) yang lebih dikenal dengan istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah terbukti menjadi kekuatan pendobrak negara paling efektif, maka menjadi penting untuk menjaga kontinuitasnya (Elfani, 2013). Istilah gerakan mahasiswa menjadi sangat dikenal setelah terjadi peristiwa monumental di tahun 1998 dimana para mahasiswa menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta menuntut presiden Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai kepala negara, untuk turun dari jabatannya. Peran mahasiswa dalam upaya pendobrak, pendorong, penjaga rambu-rambu tegaknya kebenaran dan keadilan serta proses demokratisasi, dengan segala macam atau bentuk upaya di atas, pada dasarnya ini merupakan wujud dari partisipasi politik (political participation or involment) yang dapat diberikan mahasiswa bersangkutan. Sepintas dapat dipersepsikan bahwa partisipasi politik mahasiswa di negeri ini sangatlah tinggi hingga dapat menjadi lokomotif gerbong reformasi saat ini (Priambodo, 2000). Partisipasi mahasiswa pada tahun 1945-1966 ditandai dengan lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menolak rezim orde lama dan menuntut Presiden Soekarno turun dari jabatannya. Mahasiswa menyampaikan 1

2 tuntutan-tuntutan yang dirumuskan dalam sebuah konsep yaitu Tritura, yang isinya menuntut pembubaran PKI, Retool kabinet Dwikora, dan turunkan harga barang. Selanjutnya partisipasi mahasiswa secara berturut-turut terjadi, pada tahun 1974 yang ditandai dengan aksi golput massal dan peristiwa tahun 1978 ditandai dengan pergolakan mahasiswa yang berskala masif ketika Soeharto terpilih kembali untuk ketiga kalinya dimana mahasiswa menyatakan sikap terbuka untuk menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional, gerakan mahasiswa era NKK/BKK dan yang terakhir adalah gerakan mahasiswa angkatan 1998 (Matulessy, 2013). Peristiwa 1998, merupakan babak baru perjuangan mahasiswa di dalam pentas sosial politik di Indonesia. Pasca 1998, beberapa organisasi gerakan mahasiswa masih tetap melakukan berbagai protes pada era kepemimpinan Habibie, Abdurrachman Wahid, Megawati Soekarnoputri, maupun saat pemerintahan presiden pertama republik Indonesia hasil pilihan rakyat, Soesilo Bambang Yudhoyono (Matulessy, 2008). Dan saat ini pun mahasiswa menuntut Jokowi untuk segera memperbaiki diri dalam memimpin negara. Secara umum mahasiswa didefinisikan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status dari ikatannya dengan perguruan tinggi. Tidak ada seorangpun mahasiswa yang dapat dinamakan mahasiswa apabila tidak terikat pada salah satu perguruan tinggi. Sementara perguruan tinggi didefinisikan sebagai lembaga pendidikan formal diatas sekolah lanjutan atas yang memberikan pendidikan teori dari suatu ilmu pengetahuan disamping mengajarkan suatu keterampilan (Sarwono, 1978).

3 Dari definisi tersebut terlihat bahwa pada awalnya peran mahasiswa yang paling mendasar adalah peran profesionalisme dari pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajarinya. Lalu sejalan dengan itu proses berfikir logis analitis yang terjadi ketika proses belajar teori berlangsung membuat mahasiswa menjadi kritis terhadap perkembangan kejadian dan isu-isu, keadilan, proses demokratisasi, dan hal-hal lain yang terjadi di sekelilingnya. Pada gilirannya hal tersebut menjadi faktor pendorong bagi mahasiswa untuk meningkatkan partisipasi politiknya dengan memfungsikan dirinya sebagai agent of change (Priambodo, 2000). Melihat fakta sejarah aktivis mahasiswa dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa selalu berpartisipasi aktif terhadap permasalahan sosial dan kebijakan politik pemerintah yang tidak memihak pada rakyat, khususnya rakyat kecil. Aktivis mahasiswa didefinisikan sebagai mahasiswa yang berpartisipasi pada kegiatan kelompok dalam rangka menciptakan perubahan sosial atau menanggapi suatu masalah sosial, serta menjalankan hak mereka untuk berpolitik. Partisipasi mahasiswa merupakan respon untuk memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan sosial yang diakibatkan dari kekuasaan politik yang dianggap menindas rakyat (Matulessy, 2008). Jadi aksi mahasiswa pada hakekatnya dipandang sebagai suatu bentuk perilaku (aksi) kolektif yang memiliki soliditas sosial, politik dan ideologi yang tinggi. Sebuah unjuk rasa dikatakan sebagai gerakan sosial apabila setiap anggotanya digerakkan oleh kesamaan keyakinan, doktrin, fanatisme dan kepemimpinan, serta melibatkan diri secara sadar untuk berkorban atas nama

4 perubahan. Hal ini berbeda dengan kegiatan pengumpulan massa atau bentuk kerumunan lain, yang relatif tidak terorganisir, tidak adanya kesadaran untuk menjadi bagian dalam kerumunan (crowd), dan tidak berlangsung dalam jangka waktu lama (Matulessy, 2008). Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara, dan secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan (contacting) dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, dan sebagainya (Budiardjo, 1998). Dalton (1996) mengatakan We can organize potential of participation into three grouping: personal characteristic, group effects, and political atitudes. Kita bisa mengatur potensi partisipasi menjadi tiga kelompok: karakteristik personal, efek kelompok, dan sikap politik, hal ini semakin memperkuat bahwa adanya keterkaitan antara karakteristik personal, pengaruh kelompok, dan sikap politik terhadap partisipasi politik. Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa latar belakang terjadinya suatu partisipasi politik mahasiswa adalah hal-hal yang termasuk dalam bentuk-bentuk partisipasi politik, seperti yang diungkapkan oleh Dalton (2009) yaitu voting, campaign activity, communal activity, contacting on personal on personal matters, dan protest.

5 Kelompok dapat menggunakan suatu pengaruh besar atas para anggotanya. Ketika orang-orang berada di dalam kelompok, ada kecenderungan kuat untuk mentaati norma kelompoknya. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelompok membuat keputusan yang lebih baik daripada individu-individu ketika mereka telah bekerja sama untuk waktu yang lama dan tugas tersebut merupakan hal yang penting bagi para anggota kelompok (Cottam, dkk, 2012). Penelitian sebelumnya dalam lingkup mahasiswa, yang pertama adalah dari Priambodo (2000) yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kelompok memiliki pengaruh terhadap partisipasi politik mahasiswa, dan penelitian ini diperkuat dengan penelitian Widjanarko (2004) mengungkapkan hal serupa bahwa modal sosial yang ternyata juga mengarah pada pengetahuan identitas eksklusif dan homogenetis kelompok memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi politik konvensional mahasiwa. Kemudian dalam penelitian Erawan (2012) diungkapkan bahwa kelompok memberikan pengaruh pada mahasiswa untuk melakukan suatu partisipasi politik di kampusnya. Jadi, semakin tinggi perhatian dan dukungan, maka semakin tinggi partisipasi politiknya. Universitas Mercu Buana Jakarta Barat merupakan salah satu perguruan tinggi yang mempresentasikan pemerintahan Republik Indonesia. Seluruh mahasiswa menghimpun diri dalam organisasi kemahasiswaan dalam setiap fakultas. Dari hasil observasi yang dilakukan, peneliti melihat bahwa kehidupan mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat memiliki unsur-unsur bentuk partisipasi politik dan hal ini terlihat jelas, khususnya pada kegiatan kelembagaan mahasiswa. Kegiatan seperti PEMILU (Pemilihan Umum),

6 kampanye, komunal (seperti aktif untuk terlibat dengan lembaga di luar kampus), rapat, serta aksi protes, merupakan hal-hal yang sangat terlihat jelas dalam kehidupan organisasi mahasiswa yang terhimpun dalam suatu kelompok kelembagaan mahasiswa. Terkait dengan pembahasan tersebut peneliti ingin melihat bagaimana kelompok-kelompok mahasiswa yang ada di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, memiliki dan memberikan pengaruh terhadap anggota-anggotanya dan pengaruh tersebut dapat mempengaruhi partisipasi politik mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat. Berdasarkan dari teori dan fakta yang telah dijabarkan. Peneliti akan memusatkan penelitian pada variabel group effect, serta melihat hubungannya dengan variabel partisipasi politik mahasiswa di Univeristas Mercu Buana Jakarta Barat. Peneliti ingin melihat bagaimana efek kelompok mampu mempengaruhi suatu bentuk partisipasi politik yang dilakukan mahasiswa. B. Rumusan Masalah Adakah Hubungan Group Effect dengan Partisipasi Politik Mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat? C. Tujuan Penelitan Untuk mengetahui adakah Hubungan Group Effect dengan Partisipasi Politik Mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat. D. Manfaat Penelitian 1. Aspek Teoritis a. Sebagai salah satu upaya mengembangkan khasanah ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi sosial.

7 b. Menambah wawasan baru mengenai group effect dengan partisipasi politik mahasiswa pada umumnya dan secara khusus di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat. 2. Aspek Praktis 1. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai group effect dengan partisipasi politik dalam lingkup yang lebih kecil yaitu kampus. 2. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai group effect dan partisipasi politik mahasiswa yang terjadi di tingkat fakultas atau jurusan yang ada dalam lingkup kampus, tentang bagaimana partisipasi politik dan bagaimana kelompok mempengaruhi diri anggota kelompok. 3. Bagi universitas, diharapkan penelitian ini, dapat memberikan informasi mengenai bagaimana kehidupan politik mahasiswa. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dan gambaran umum mengenai hal-hal yang disampaikan dalam skripsi ini, adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan serta ruang lingkup penelitian.

8 BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan mengenai teori yang berhubungan dengan group effect dengan partisipasi politik mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta, kerangka pemikiran, dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Berisikan pendekatan penelitian yang ditetapkan pada penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat bantu pengumpulan data, teknik analisis data, definisi operasional, karakteristik subjek. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan. BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN Berisikan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya. F. Ruang Lingkup Penelitian Peneliti memilih subjek mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, dikarenakan keterbatasan responden mahasiswa diluar Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, dan untuk memudahkan proses pengambilan data yang akan dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian.