BAB I PENDAHULUAN. sastra imajinatif dan non-imajinatif. Dalam praktiknya sastra non-imajinatif terdiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra diciptakan berdasarkan gagasan dan pandangan seorang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Sebuah karya sastra tidak lepas dari bahasa. dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

DIKSI DALAM NOVEL SAAT LANGIT DAN BUMI BERCUMBU KARYA WIWID PRASETYO OLEH INDRAWATI SULEMAN

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KUMPULAN CERPEN INSOMNIA KARYA ANTON KURNIA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. emosi yang spontan yang mampu mengungkapkan aspek estetik, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

Penggunaan bahasa kias yang terdapat dalam novel AW karya Any Asmara

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Bahasa Karya Sastra

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB II STYLE GAYA BAHASA DAN STILISTIKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. kata dan kalimat yang tersusun secara harmonis, sehingga menggugah rasa ingin

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU GRUP MUSIK WALI DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN APRESIASI PUISI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Seni bahasa tersebut berupa kata-kata yang indah yang terwujud dari

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Werren, 1993:14). Oleh karena itu Nurgiyantoro (2007:2), mengatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra sebagai ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman,

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Lirik lagu termasuk salah satu genre sastra berupa puisi. Lirik lagu merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

KEMAMPUAN MENGGUNAKAN GAYA BAHASA DALAM MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 LAMASI KABUPATEN LUWU

BAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra

KEMAMPUAN MENULIS CERITA BERBAHASA JAWA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CANDI SIDOARJO. Ayuningtiastutik 1 Roekhan 2 Heri Suwignyo 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan karya sastra dari zaman dahulu hingga sekarang tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan ciri-ciri khas, meskipun puisi telah mengalami perkembangan

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian yang relevan dengan penelitian tentang novel Bumi Cinta karya

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. cara pengungkapannya. Puisi merupakan karya sastra yang disajikan secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Puisi merupakan karya sastra yang mengandung imajinasi. Bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. seni. Hal ini disebabkan seni dalam sastra berwujud bacaan atau teks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

BAB I PENDAHULUAN. dalam masyarakat. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dipahami dan dimanfaatkan oleh

STILISTIKA. Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Ali Imron Al-Ma ruf

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat kerap menjadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Sastra atau jenis sastra dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok yaitu sastra imajinatif dan non-imajinatif. Dalam praktiknya sastra non-imajinatif terdiri atas karya-karya yang berbentuk esei, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah. Sastra imajinatif ialah karya prosa fiksi (cerpen dan novel atau roman), puisi (puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik), dan drama (drama komedi, drama tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi) (Najid, 2003: 12). Salah satu karya sastra imajinatif ialah novel. Novel termasuk dalam genre sastra yang diungkapkan dalam bentuk keindahan bahasa sebagai hasil kreasi pengarang. Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (KBBI, 2002: 788). Cerita pada novel lebih panjang daripada cerpen, oleh karena itu novel dapat mengemukakan sesuatu makna bahasa secara bebas dan melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Setiap novel pasti mempunyai tujuan tertentu yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada masyarakat sebagai pembacanya. Kata-kata yang digunakan dalam novel biasanya menggunakan gaya bahasa yang bervariasi dalam mengungkapkan gaya bahasa atau melukiskan sesuatu gaya bahasa. Untuk itu

pengarang novel menyampaikan karyanya dengan cara dan bahasa yang berbedabeda. Penyusunan suatu karya sastra (novel) tidak lepas dari pemilihan kata (diksi), struktur kalimat, dan gaya bahasa. Diksi adalah pemilihan kata yang dipilih dan disusun dengan cara sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan imajinasi estetik, maka hasilnya disebut diksi puitis (Barfield dalam Pradopo, 1987: 54). Pilihan kata (diksi) dalam novel bertujuan untuk mengungkapkan imajinasi seorang penulis novel. Sedangkan gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang mempunyai makna ungkapan individual yang tinggi. Gaya bahasa merupakan ilmu yang meneliti tentang pemakaian bahasa yang khas yang merupakan ciri khas dari seorang penulis (Teeuw, 1984: 72). Seperti puisi, novel juga mempunyai gaya bahasa yang khas dan mempunyai nilai keindahan bahasa. Menurut Aminuddin (1995) gaya bahasa merupakan perwujudan penggunaan bahasa oleh seorang penulis untuk mengemukakan gambaran, gagasan, pendapat, dan membuahkan efek tertentu bagi pembacanya. Sebagai wujud cara menggunakan kebahasaan, gaya merupakan rentetan kata dalam kalimat yang disusun sedemikian rupa untuk menyampaikan kode ke bahasa sebagai sistem tanda. Jadi gaya merupakan simbol verbal (keadaan yang bersifat khayalan) yang bisa dijadikan sebagai bahan penelitian bahasa. Peneliti menggambil novel Tumusing Tresna Sejati, sebagai objek studi stilistika. Stilistika adalah ilmu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam karya sastra (KBBI, 2002: 1091). Pemilihan novel Tumusing Tresna Sejati ini didasarkan pada diksi dan gaya bahasa Jawa yang ada didalamnya karena

banyak kata-kata yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Dari beberapa tinjauan pustaka banyak yang meneliti tentang gaya bahasa dan menggunakan kajian stilistika dengan bahan penelitian yang berbeda-beda. Diksi merupakan istilah dan teori yang bersifat umum sedangkan dalam bahasa Jawa mempunyai istilah khusus yaitu pêpindhan. Pêpindhan adalah tuturan yang mengandung makna persamaan, kemiripan, perbandingan. Berdasarkan uraian tersebut, maka penelitian tentang diksi dan gaya bahasa yang berupa pepindhan yang digunakan oleh Arlissuraya dalam novel Tumusing Tresna Sejati perlu dilakukan. Utamanya pepindhan yang digunakan untuk melukiskan setting dan tokoh. 1.1.2 Masalah Masalah adalah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya (das sollen) dengan keadaan yang ada (das sain) (Sucipto, 2006: 7). Setiap novel mempunyai gaya bahasa yang berbeda-beda sehingga novel tersebut mempunyai karakter bahasa yang khusus sesuai dengan perasaan yang timbul dari hati penulis. Gaya bahasa juga menghidupkan kalimat dan menimbulkan reaksi tertentu kepada pembaca (Pradopo, 1987: 93). Oleh karena itu, teori yang digunakan adalah teori stilistika dengan peristilahan diksi atau gaya bahasa universal yang kadangkala kurang tersirat apabila diterapkan pada gaya bahasa Jawa. Penelitian ini menganalisis bagaimana pepindhan digunakan dalam cerita bahasa Jawa terutama pada setting dan tokoh, Pepindhan atau simile persamaan

sebagai batasan. Gaya bahasa ini termasuk di dalam bahasa kiasan (figurative language atau têmbung éntar). Bahasa kiasan memiliki sifat yang umum, yaitu mempertalikan sesuatu dengan cara menghubungkannya dengan sesuatu yang lain (Altenbernd, 1970: 15 via Pradopo, 1987: 62). 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasi dan menjelaskan fungsi diksi dan gaya bahasa untuk memahami cerita dalam novel Tumusing Tresna Sejati karangan Arlissuraya. Peneliti menganalisis dengan cara mengidentifikasi variasi kebahasaan dalam pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa pepindhan dalam novel Jawa tersebut. 1.3 Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk memahami fungsi bentuk gaya bahasa dalam bidang karya sastra yang berbentuk novel Jawa, terutama dalam teori sastra khususnya stilistika. Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran fungsi yang timbul dari pemakaian gaya bahasa Jawa, khususnya pepindhan dan pilihan kata dalam novel Tumusing Tresna Sejati karangan Arlissuraya. Dengan demikian pembaca umum dapat memahami dan mengapresiasi novel Tumusing Tresna Sejati dengan lebih seksama.

1.4 Tinjauan Pustaka Dalam hal ini penulis melakukan beberapa tinjauan pustaka berupa bukubuku dan beberapa hasil penelitian sebagai acuan yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini, diantaranya sebagai berikut: Rachmat Djoko Pradopo dalam bukunya yang berjudul Pengkajian Puisi menerangkan tentang gaya bahasa dan sarana retorika yaitu cara menyampaikan pikiran atau perasaan ataupun maksud-maksud lain yang menimbulkan gaya bahasa. Konsepnya dengan menggunakan gaya bahasa dan sarana retorika akan menambah keindahan bahasa dalam sebuah karya sastra. Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk gaya bahasa Jawa khususnya pepindhan. Buku yang berjudul Ngéngréngan Kasusastran Djawa karangan S. Padmosoekotjo, berisi tentang tatanané tembung-tembung Jawa misalnya tembung sarodjo, jogjaswara, tembung garbo (sandi), tembung éntar cangkriman, dll. Padmosoekotjo dalam bukunya yang berjudul Ngéngréngan Kasusastran Djawa II menulis tentang pilihan kata (Diksi) dan gaya bahasa dalam bahasa Jawa misalnya basa rinengga, wangsalan, parikan, guritan, sanepa. Dalam penelitian ini penulis menganalisis diksi dan gaya bahasa novel Tumusing Tresna Sejati dalam bahasa Jawa. Penelitian yang dilakukan F. V. Melani (2004) tentang gaya bahasa dalam skripsinya yang berjudul Gaya Bahasa dalam Novel Ngulandara mencakup gaya bahasa beserta struktur kalimat dan langsung tidaknya makna dalam novel ngulandara karangan Marsana Djajaamaja (1957).

Puji Astuti (2004) skripsinya yang berjudul Gaya Bahasa dalam Wacana Panyandra Adat Surakarta. Penelitiannya mencakup gaya bahasa dari segi struktur kalimat dan langsung tidaknya makna serta gaya bahasa apa saja yang digunakan secara dominan dalam wacana panyandra pengantin Jawa. Adapun penelitian atau skripsi yang dilakukan Damaika Saktiani tentang analisis gaya bahasa yang berjudul Dongeng Empol-Empil, Transliterasi, Terjemahan dan Analisis Gaya Bahasa. Penelitiannya tentang analisis gaya bahasa yang terdapat dalam bahasa Jawa Dongeng Empol-Empil dan mengklasifikasikan kedalam 5 jenis gaya bahasa yaitu pepindhan, sanepa, bebasan, paribasan, dan panyandra.sedangkan skripsi Tumusing Tresno Sejati mengklasifikasi gaya bahasa Jawa kedalam pepindhan sebagai batasannya. Penelitian sebelumnya tentang gaya bahasa yang relevan dengan skripsi ini pernah dilakukan oleh Nita Apriyani dalam skripsinya berjudul Gaya Bahasa dalam Novel Kembang Kanthil 2009. Skripsi tersebut menggunakan teori gaya bahasa dan masalah yang dibahas adalah gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat dan gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna yang ada pada buku Gorys Keraf, Sedangkan skripsi Tumusing Tresna Sejati mengidentifikasi tentang gaya bahasa dan diksi Bahasa Jawa terutama tembung pepindan sehingga hasil pengkajiannya berbeda dengan skripsi Gaya Bahasa dalam Novel Kembang Kanthil.

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Stilistika Stilistika adalah (1) ilmu yang menyelidiki bahasa yang dipergunakan dalam karya sastra, ilmu interdisipliner antara linguistik dan kesusastraan. (2) penerapan linguistik pada penelitian gaya bahasa (Kridalaksana, 1986: 157). Atas dasar tersebut stilistika dapat diartikan ilmu tentang gaya bahasa. Stilistika menurut Djoko Pradopo adalah ilmu yang mempelajari gaya bahasa. Ia juga menambahkan bahwa stilistika adalah ilmu lingustik yang memusatkan diri pada variasi-variasi penggunaan bahasa, seringkali, tetapi tidak eklusif memberikan perhatian khusus pada penggunaan bahasa yang paling dasar dan kompleks dalam kesusastraan. Dalam KBBI (2002: 1901) stilistika adalah ilmu tentang penggunaan bahasa dan gaya bahasa dalam karya sastra. Sedangkan pengkajian bahasa dan gaya bahasa sebuah karya sastra dapat mengantarkan kita kepada pemahaman yang lebih baik. Pendekatan ini lebih dikenal dengan pengkajian stilistik (Sudjiman, 1993: 1). Secara umum, lingkup telaah stilistika mencakup diksi atau pilihan kata (pilihan leksikal), struktur kalimat, majas, citraan, pola rima, dan mantra yang digunakan seorang sastrawan atau yang terdapat dalam karya sastra (Sudjiman, 1993: 13). Dikemukakan Pradopo (1987: 93) aspek gaya bahasa meliputi, bunyi, kata, dan kalimat. Bunyi meliputi asosiasi, aliterasi, pola persajakan, orkestrasi dan iramanya, kata meliputi aspek morfologi, semantik dan etimologi, dan kalimat meliputi gaya kalimat dan sarana retorika.

Kajian stilistika dilakukan dengan mengkaji berbagai bentuk dan tandatanda kebahasaan yang digunakan. Tanda-tanda kebahasaan itu sendiri dapat berupa unsur fonologi, unsur leksikal, unsur sintaksis, dan unsur bahasa figuratif (Nurgiyantoro, 1995: 280). Singkatnya stilistika adalah meneliti fungsi puitik suatu bahasa (Sudjiman, 1993: 3). Dalam skripsi ini Stilistika dan gaya bahasa pepindhan berperan untuk menganalisis makna dalam novel Tumusing Tresna Sejati lewat ucapan tokoh dan deskripsi novel untuk memahami novel. 2.1.2 Diksi atau Pilihan Kata Seorang penulis novel hendaknya mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti yang dialami oleh batinnya.selain itu penulis harus mengekspresikannya dengan ekspresi yang tepat dalam hal ini pilihan kata harus diperhatikan untuk menambah efek keindahan isi novel. Pemilihan kata dalam hal itu disebut dengan diksi (Pradopo, 1987: 54). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002: 264) diksi berarti pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu (seperti yang diharapkan). Menurut Keraf ada tiga kesimpulan utama mengenai diksi. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, menggunakan kata-kata yang tepat, dan gaya yang digunakan dalam suatu situasi. Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok).

Ketiga, pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan keseluruhan kata yang dimiliki oleh sebuah bahasa. Oleh karena itu diksi atau pilihan kata sangat menentukan untuk menyampaikan makna suatu karya sastra. Karya fiksi (sastra) adalah dunia dalam kata, komunikasi dilakukan dan ditafsirkan lewat kata-kata. Pemilihan kata-kata tentunya melalui pertimbanganpertimbangan tertentu untuk mendapatkan efek yang dikehendaki (Nurgiyantoro 1998: 290). Masalah pemilihan kata menurut Champan dalam Nurgiyantoro 1998) dapat melalui pertimbangan-pertimbangan formal tertentu. Pertama, pertimbangan fonologis, misalnya kepentingan alitrasi, irama, dan efek bunyi tertentu. Kedua pertimbangan dari segi metode, bentuk, dan makna yang dipergunakan sebagai sarana mengkonsentrasikan gagasan. Keraf (1986) mengungkapkan bahwa istilah diksi digunakan untuk menyatakan kata-kata yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, yang meliputi persoalan, gaya bahasa, dan ungkapan. 2.1.3 Gaya dan Gaya Bahasa Gaya merupakan cara yang digunakan pengarang dalam memaparkan gagasan sesuai dengan tujuan dan efek yang ingin dicapainya. Dalam kreasi penulisan sastra, efek tersebut terkait dengan pemerkayaan makna, penggambaran obyek dan peristiwa secara imajinatif, maupun pemberian efek emotif bagi pembacanya (Aminuddin 1995: 1). Stilistika berkaitan dengan gaya (style). Dalam karya sastra istilah gaya atau style mengandung pengertian cara seorang pengarang menyampaikan gagasannya

dengan menggunakan media bahasa yang indah dan harmonis serta mampu menuansakan makna dan suasana yang dapat menyentuh daya intelektual dan emosi pembaca (Aminuddin, 1995: 72). Gaya bahasa ialah pemakaian ragam bahasa dalam melukiskan sesuatu dengan pemilihan dan penyusunan kata dalam kalimat untuk memperoleh efek tertentu (Zainuddin, 1992: 51). Oleh karena itu penelitian gaya bahasa meliputi gaya kalimat, gaya kata, dan gaya bunyi bahasa. Gaya bahasa juga sebagai cara pengungkapan pikiran melalui bahasa yang khas sehingga dapat memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis sebagai pengarang sebuah karya sastra. Dalam KBBI (2002), gaya bahasa adalah : 1. Pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis. 2. Pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu. 3. Keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra, dan 4. Cara khas dalam menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan atau lisan. Padmosoekatja (1953: 56) dalam bukunya Ngéngréngan Kasusastran Djawa I dan Padmosoekatja (1960: 6) Ngéngréngan Kasusastran Djawa II menerangkan tentang gaya bahasa dalam bahasa Jawa seperti tembung entar, pepindhan, purwakanti, basa rinengga, wangsalan, parikan, guritan, dan sanepa. Diksi dan gaya bahasa dalam karya sastra Jawa sangat beragam untuk keindahan karya sastra itu sendiri. Untuk itu menurut penulis dalam penelitian ini pilihan kata (diksi) dan gaya bahasa mirip dengan istilah Basa Rinengga dalam bahasa Jawa. Basa rinengga ateges dipatjaki, pinadjang, dipaesi, kinarawista. Basa rinengga mesti bae ngemu surasa kaendahan, kaendahaning basa.basa kang endah ora ateges basa sing angel, sanadjan mesti bae ja akeh basa endah kang angel disurasa tegese (Padmosoekatja, 1960: 96).

Basa rinengga artinya dihiasi, dipaparkan, diperindah, dipajang. Basa rinengga pasti memiliki makna keindahan, keindahan bahasa itu bukan berarti bahasa yang sulit, walaupun ada beberapa bahasa yang berlebihan sehingga sulit dimengerti makna dan keindahannya. Diksi pêpindhan adalah tuturan yang mengandung makna persamaan, kemiripan, perbandingan menggunakan kata kaya seperti (Padmosoekotjo, 1953: 93). 3.1 Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis (Usman, 2006: 42). Menurut Syamsudin (2006) metode penelitian merupakan cara pemecahan masalah penelitian yang dilaksanakan secara terencana dan cermat dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan. Langkah-langkah analisis tersebut menggunakan metode deskriptif sebagai berikut. 1. Melacak unsur pepindhan dalam novel melalui deskripsi pepindhan, pepindhan dalam ungkapan tokoh dan setting, dan fungsi pepindhan. 2. Menganalisis pepindhan dalam konteks pemaknaan sastra. 3. Setelah membuat klasifikasi fungsi diksi dan gaya bahasa langkah selanjutnya yaitu analisis deskripsi. Analisis dilakukan dengan melihat jenis gaya bahasa dan fungsi gaya bahasa dalam novel Tumusing Tresna Sejati.

4.1 Sistematika Penyajian Penelitian diksi dan gaya bahasa dalam novel Tumusing Tresna Sejati karangan Arlissuraya ini menggunakan sistematika penyajian yang dijabarkan dalam bab-bab sebagai berikut : BAB I Pendahuluan, bab I ini menguraikan tentang latar belakang dan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penyajian. BAB II Deskripsi novel, bab II ini berisi tentang deskripsi novel Tumusing Tresna Sejati. BAB III Analisis diksi dan gaya bahasa, dalam penelitian ini teori yang digunakan adalah teori stilistika tentang diksi, gaya bahasa pepindhan, unsurunsur pepindhan dalam novel dan fungsi pepindhan dalam novel Tumusing Tresna Sejati. BAB IV Penutup, bab ini sebagai penutup dalam penulisan penelitian ini yang berisi tentang kesimpulan dari analisis penelitian, daftar pustaka, glosari penelitian.