LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Meutia Atika Faradilla ( )

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME DAN SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 4 METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETER) Hari/Tanggal : Kamis/11 Oktober 2012 :

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK IV. : Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

LAPORAN PRAKTIKUM IV METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 04 METABOLISME & SPEKTROFOTOMETRI

Praktikum metabolisme glukosa, urea dan trigliserida (Tehnik Spektrofotometri)

BM 506 KETRAMPILAN DASAR LABORATORIUM LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM 04 METABOLISME GLUKOSA, TRIGELISERIDA DAN UREA

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETRI)

METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER)

LAPORAN PRAKTIKUM 4. Metabolisme Glukosa, Urea dan Triglisireda (Teknik Spektrofotometri)

Metabolisme Glukosa, Urea dan Trigliserida (Teknik Spektrofotometri)

Laporan Praktikum METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETRI)

Hasil Praktikum dan Kesimpulan. Tabel 1a: Urea - Data untuk kaliberasi Doubling Dilution. Konsentrasi Stok Urea = 100 mg/dl

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME I (GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA) DAN SPEKTROFOTOMETRI

Tourniquet Swab alkohol Tempat pembuangan yang tajam Jarum EDTA Tempat pembuangan yang kena darah

Hasil Doubling Delution Glukosa

Nilai Absorbance Larutan Urea (Doubling Dilution)

PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

Urea - data untuk kalibrasi doubling dilution

Laporan praktikum biomedik 3 BM 506 METABOLISMEGLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTOFOTOMETER) Kelompok : Melya susanti Sunarti Hari/tanggal

LAPORAN PRAKTIKUM 4 BM 506 METABOLISME GLUKOSA,UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEHNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI SISKA MULYANI (NIM: ) HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : KAMIS / 4 Agustus 2016

LAPORAN PRATIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, dan TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yunita Wannur Azah

PRAKTIKUM ELISA (Enzyme- linked Immunosorbent Assay) Melviana Maya Anjelir Antika. Kamis 9 Januari 2014, pukul

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometer)

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

MEDAN, 15 DESEMBER Oleh : ERNAWATI SEMBIRING DORRA RIBTA ALAM MARA IMAM TAUFIQ SIREGAR

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

LAPORAN PRAKTIKUM PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN-BINDING LECTIN (MBL) PADA PLASMA DARAH DENGAN TEKNIK ELISA

Laporan Praktikum Biomedik 3 BM 506 Metabolisme Glukosa, Urea Dan Trigliserida (Teknik Spektofotometri)

MEMBANDINGKAN METABOLISME TRIGLISERIDA ANTARA KONSUMSI MIE AYAM DAN LONTONG PECAL

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ELISA PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN BINDING LECTIN PADA PLASMA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME II EFEK SUSU KEDELAI TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA DARAH

LAPORAN PRAKTIKUM 03 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI

LAPORAN PRAKTIKUM 03 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA DENGAN TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI

1. Tujuan Menentukan kadar kafein dalam sample Dapat menggunakan spektofotometer uv dengan benar

LAPORAN PRAKTIKUM 3 METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN

PROSES PEMANFAATAN PAKAN PADA TUBUH IKAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK ELISA PEMERIKSAAN KUANTITATIF MANNAN BINDING LECTIN (MBL) PADA PLASMA DARAH

Grafik Serapan Standar McFarland Scale pada Panjang Gelombang 500nm

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyusun jaringan tumbuhan dan hewan. Lipid merupakan golongan senyawa

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR KULTUR JARINGAN

BIOKIMIA NUTRISI. : PENDAHULUAN (Haryati)

BAB IV HASIL PENGAMATAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Protein Kasar. Kecernaan adalah bagian zat makanan dari pakan/ransum yang tidak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva yang terbentuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Tingkat Energi Protein Ransum terhadap Total Protein Darah Ayam Lokal Jimmy Farm

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi

LAPORAN PRAKTIKUM. ELISA (Enzyme Linked Immune-sorbent Assay ) - NITA ANDRIANI LUBIS. TANGGAL PRAKTIKUM: Kamis, 9 Januari 2014, pukul

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyembuhkan atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan. Meskipun

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

GAMBARAN KADAR TRIGLISERIDA (METODE GPO- PAP) PADA SAMPEL SERUM DAN PLASMA EDTA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

HASIL DAN PEMBAHASAN

ENZIM PADA METABOLISME LEMAK DI SISTEM PENCERNAAN DAN MEKANISME KERJANYA

Spektrofotometri uv & vis

TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012

METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II PERCOBAAN IV PENENTUAN KOMPOSISI ION KOMPLEKS

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kadar Glukosa. mempengaruhi kinerja sistem tubuh. Hasil pengamatan rataan kadar glukosa dari

Jumlah point = 75 (10 poin per soal 5 min, 5 poin per soal 2 min dan 20 poin per soal 10min )

SISTEM EKSKRESI. - Sistem ekskresi pada uniseluler dan multiseluler. - Pembuangan limbah nitrogen dan CO 2

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

laporan praktikum penentuan kadar protein metode biuret

UJI KUANTITATIF DNA. Oleh : Nur Fatimah, S.TP PBT Ahli Pertama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rokok merupakan gulungan tembakau yang dirajang dan diberi cengkeh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Unsur mineral merupakan salah satu komponen yang sangat diperlukan oleh

HASIL PRAKTIKUM METABOLISME II Perbedaan Kadar Trigliserida Pada Pria Dan Wanita Setelah Mengkonsumsi Kuning Telur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. HCl. Tablet piridoksin mengandung piridoksin hidroklorida, C 8 H 11 NO 3.HCl tidak

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persilangan antara sapi Jawa dengan sapi Bali (Rokhana, 2008). Sapi Madura

1. Filtrat enzim mananase didapatkan dari hasil produksi kapang Eupenisilium javanicum pada substrat bungkil kelapa 3%. 2. Pereaksi yang digunakan ada

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, TRIGLISERIDA, DAN UREA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA : Muhammad Yunus, Yuni Rahmayanti, Ferry Prawira Gurusinga GRUP : Siang (13.00-16.00) HARI & TANGGAL : Kamis, 31 Oktober 2013 I. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa mampu melakukan teknik pengenceran doubling dilution dan decimal dilution dengan benar. 2. Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan glukosa, trigliserida, dan urea dengan menggunakan teknik spektrofotometri. 3. Mahasiswa mampu menggunakan alat spektrofotometer dengan benar untuk membaca hasil serapan (absorbance). 4. Mahasiswa mampu mengolah data praktikum untuk mendapatkan konsentrasi sesuai dengan hukum Beer-Lambert yang berlaku. II. PENDAHULUAN Spektrofotometer, sesuai dengan namanya, adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. III. HASIL PRAKTIKUM 1. Glukosa (konsentrasi stok glukosa=100 mm) Faktor Konsentrasi Absorbansi Grup Meja 1 Grup Meja 2 1 100 2,741 3,039 2 50 2,090 2,969 4 25 2,016 1,812 8 12,5 1,878 0,938 16 6,25 1,217 0,522 32 3,125 0,827 0,321 64 1,563 0,498 0,215 128 0,78 0,384 0,211 Tabel 1a. Hasil pengukuran absorbansi glukosa doubling dilution

absorban 4.000 3.600 3.200 2.800 2.400 2.000 1.600 1.200 0.800 0.400 0.000 grafik absorbansi glukosa doubling dilution y = 0.0316x + 0.4668 R² = 0.826 y = 0.0207x + 0.94 R² = 0.7108 0 20 40 60 80 100 120 konsentrasi 1 2 Grup Meja 1) Grup Meja 2) Dari grafik diatas, diketahui persamaan regresi dari pengenceran glukosa grup meja 2 memiliki nilai confidence yang lebih tinggi (R 2 =0,826) dibandingkan dengan hasil grup meja 1 yang memiliki nilai confidence (R 2 =0,710). Jadi dapat disimpulkan bahwa grup meja 2 lebih baik tingkat kepercayaan hasil praktikumnya, karena mendekati 1. Faktor Konsentrasi Absorbansi Grup Meja 1 Grup Meja 2 1 100 1,948 2,921 3 33,3 1,528 2,267 10 10 1,408 0,095 30 3,33 1,078 0,384 100 1 0,921 0,223 300 0,333 0,724 0,340 Tabel 1b. Hasil pengukuran absorbansi glukosa decimal dilution

absorban 3.600 3.200 2.800 2.400 2.000 1.600 1.200 0.800 0.400 0.000 grafik absorbansi glukosa decimal dilution y = 0.0286x + 0.3332 R² = 0.8228 y = 0.0102x + 1.0173 R² = 0.7798 0 20 40 60 80 100 120 konsentrasi 1 2 Grup Meja 1) Grup Meja 2) Dari grafik diatas, diketahui persamaan regresi dari pengenceran glukosa grup meja 2 memiliki nilai confidence yang lebih tinggi (R 2 =0,822) dibandingkan dengan hasil grup meja 1 yang memiliki nilai confidence (R 2 =0,779). Jadi dapat disimpulkan bahwa grup meja 2 lebih baik tingkat kepercayaan hasil praktikumnya, karena mendekati 1. 2. Urea (konsentrasi stok urea=100 mg/dl) Faktor Konsentrasi Absorbansi Grup Meja 1 Grup Meja 3 1 100 1,331 1,006 2 50 1,2 1,896 4 25 0,835 6,000 8 12,5 0,485 6,000 16 6,25 0,277 2,785 32 3,125 0,166 1,360 64 1,563 0,069 0,627 128 0,78 0,043 0,304 Tabel 2a. Hasil pengukuran absorbansi urea doubling dilution

absorban 8.000 grafik absorbansi urea doubling dilution 6.000 4.000 2.000 0.000 y = -0.0065x + 2.6585 R² = 0.0095 y = 0.0135x + 0.2155 R² = 0.8299 0 20 40 60 80 100 120 konsentrasi 1 3 Grup Meja 1) Grup Meja 3) Dari grafik diatas, diketahui persamaan regresi dari pengenceran glukosa grup meja 1 memiliki nilai confidence yang lebih tinggi (R 2 =0,829) dibandingkan dengan hasil grup meja 3 yang memiliki nilai confidence (R 2 =0,009). Jadi dapat disimpulkan bahwa grup meja 1 lebih baik tingkat kepercayaan hasil praktikumnya, karena mendekati 1. Nilai R2=0,009 pada grup meja 3, menunjukkan tingkat keselarasan regresi sangat tidak bagus. Hal ini dapat diakibatkan karena teknik pengenceran yang kurang baik, lamanya waktu antara inkubasi dengan pembacaan skala pada spektofotometer, kuvet yang kurang bersih pada saat pembacaan skala, adanya kesalahan meletakkan sampel pada spektrofotometer dan kesalahan-kesalahan lain. Faktor Konsentrasi Absorbansi Grup Meja 1 Grup Meja 3 1 100 1,338 0,818 3 33,3 0,992 2,355 10 10 0,429 6,000 30 3,33 0,166 6,000 100 1 0,061 3,611 300 0,333 0,021 0,611 Tabel 2b. Hasil pengukuran absorbansi urea doubling dilution

absorbansi 8.000 grafik absorbansi urea decimal dilution 6.000 4.000 2.000 0.000 y = -0.0309x + 3.9955 R² = 0.2505 y = 0.0129x + 0.1833 R² = 0.8481 0 20 40 60 80 100 120 konsentrasi 1 3 Grup Meja 1) Grup Meja 3) Dari grafik diatas, diketahui persamaan regresi dari pengenceran glukosa grup meja 1 memiliki nilai confidence yang lebih tinggi (R 2 =0,848) dibandingkan dengan hasil grup meja 3 yang memiliki nilai confidence (R 2 =0,250). Jadi dapat disimpulkan bahwa grup meja 1 lebih baik tingkat kepercayaan hasil praktikumnya, karena mendekati 1. Nilai R2=0,250 pada grup meja 3, menunjukkan tingkat keselarasan regresi sangat tidak bagus. Hal ini dapat diakibatkan karena teknik pengenceran yang kurang baik, lamanya waktu antara inkubasi dengan pembacaan skala pada spektofotometer, kuvet yang kurang bersih pada saat pembacaan skala, adanya kesalahan meletakkan sampel pada spektrofotometer dan kesalahan-kesalahan lain. Tabel.3. Konsentrasi Glukosa dan Urea dalam plasma yang dibaca pada grafik 1a s/d 2b serta yang dihitung melalui rumus kit Jenis Glukosa Urea Mhs : M Mhs : Y Mhs : M Mhs : Y Serapan sampel 91,465 mg/dl 90,96 31,573 mg/dl 47,47 mg/dl Grafik 1a/2a 1,554 1,339 1,184 0,108 Grafik 1b/2b 1,554 1,339 1,184 0,108 Rumus kit 91,465 mg/dl 90,96 31,573 mg/dl 47,47 mg/dl Dari tabel dilihat bahwa jika menggunakan nilai absorben dari grafik 1a/2a maupun dari grafik 1b/2b sebagai absorben larutan standar maka akan didapatkan hasil yang jauh berbeda bila dibandingkan jika kita menggunakan larutan standar dengan rumus kit, sebab jika kita menggunakan larutan dari grafik 1a/2a maupun 1b/2b sebagai larutan standar belum tentu larutan dari grafik 1a/2amaupun 1b/2b tersebut sesuai dengan konsentrasi awal yang diinginkan, sedangkan menggunakan larutan standar dengan rumus kit maka akan didapatkan larutan sampel sebagai larutan standar dengan konsentrasi yang sesuai dengan tertera pada blangko rumus kit di mana tentu hasilnya akan lebih akurat. Tabel.4. Hasil Pengukuran Kadar Sampel Glukosa-Urea-Trigliserida Seluruh Kelompok

Detil Mahasiswa A Glukosa Trigliserida Urea Kadar (mg/dl) A Kadar (mg/dl) A Kadar (mg/dl) Maya Menu : mi goreng + air putih 1,554 91,465 0,794 171,490 1,184 31,573 Waktu : 1 jam sebelunya M. Yunus : Menu : segelas susu 1,339 90,96 0,29 267,28 0,108 47,47 Ramadhan Menu : nasi soto + nasi + teh manis hangat 0,581 129,687 0,065 51,587 0,007 1,102 Seri Menu : nasi + ikan + bandrek susu 0,394 87,946 0,034 26,984 0,194 30,551 Aditya Menu : nasi + ikan + kue (2) + the manis dingin 0,353 78,794 0,069 54,761 0,109 17,165 Ichwan Menu : roti abon (2) + air putih 1,061 236,830 0,057 45,238 0,085 13,385

Gambar 4. Grafik Hasil Pengukuran Sampel Glukosa/ Trigliserida/ Urea Seluruh Sampel Darah Absorbansi pada masing-masing mahasiswa berbeda, hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan jenis makanan yang dimakan, jarak waktu antara saat makan dengan saat pengambilan sampel. Hasil pemeriksaan glukosa berada pada kisaran konsentrasi 78,794 mg/dl - 236,830 mg/dl, pemeriksaan trigliserida berada pada kisaran 26,984 mg/dl 267,280 mg/dl, pemeriksaan urea berada pada kisaran 1,102 mg/dl 47,470 mg/dl. GLUKOSA Dari data diatas kadar glukosa terendah pada mahasiswa Aditya 78,794 mg/dl dengan menu nasi+ikan+kue (2)+teh manis dingin dan waktu 1 jam sebelumnya. Sedangkan tertinggi mahasiswa Ichwan 236,830 mg/dl dengan menu roti abon (2)+air putih dan waktu yang sama. Perbedaan ini terjadi diakibatkan mekanisme metabolisme karbohidrat menjadi glukosa selama 1 jam belum maksimal. Ketika makanan dikunyah,makanan akan bercampur dengan air liur yang mengandung enzim ptialin (suatu α amilase yang disekresikan oleh kelenjar parotis di dalam mulut). Enzim ini menghidrolisis pati(salah satu polisakarida) menjadi maltosa dan gugus glukosa kecil yang terdiri dari tiga sampai sembilan molekul glukosa.makanan berada di mulut hanya dalam waktu yang singkat dan mungkin tidak lebih dari 3-5% dari pati yang telah dihidrolisis pada saat makanan ditelan. Sekalipun makanan tidak berada cukup lama dalam mulut untuk dipecah oleh ptialin menjadi maltosa,tetapi kerja ptialin dapat berlangsung terus menerus selama satu jam setalah makanan memasuki lambung,yaitu sampai isi lambung bercampur dengan zat yang disekresikan oleh lambung.selanjutnya aktivitas ptialin dari air liur dihambat oleh zat asam yang disekresikan oleh lambung.hal ini dikarenakan ptialin merupakan enzim amilase yang tidak aktif saat PH medium turun di bawah 4,0. Sehingga untuk mencapai hati tempat glukosa berubah menjadi glukogen diperlukan waktu yang lebih lama. Makanan dari lambung harus melewati usus lalu dialirkan oleh darah ke hati. Selain itu kadar glukosa dipengaruhi oleh pola makan dan perbedaan aktivitas mahasiswa tersebut dalam kesehariannya. Kesalahan lain yang mungkin menyebabkan perbedaan ini adalah proses pembuatan larutan kedalam kuvet dan juga homogenisasi larutan. TRIGLISERIDA Kadar trigliserida yang diperoleh dari hasil pengukuran sampel darah tertinggi mencapai 267,280 mg/dl dengan menu segelas susu waktu 1 jam sebelumnya. Makanan yang dikonsumsi akan masuk ke dalam tubuh untuk diolah dalam sistem pencernaan. Dalam proses tersebut, makanan yang mengandung lemak dan kolesterol akan diurai secara alami menjadi trigliserida, kolesterol, asam lemak bebas, dan fosfolipid. Senyawa-senyawa di atas akan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Karena sifatnya yang sukar larut dalam cairan seperti darah, kolesterol bekerjasama dengan protein membentuk partikel yang bernama lipoprotein. Dalam bentuk inilah

kolesterol dan lemak yang ada disalurkan ke seluruh tubuh. Trigliserid adalah salah satu bentuk lemak yang diserap oleh usus setelah mengalami hidrolisis. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium terhadap trigliserida (Normal < 150 mg/dl ;Batas tinggi 150 199 mg/dl ;Tinggi 200 mg/dl). Dari data di atas mahasiswa Maya dalam batas tinggi, M. Yunus tinggi dan yang lain normal. Hal ini bisa disebabkan jenis makanan yang dikonsumsi, waktu konsumsi, atau mahasiswa tersebut mengalami salah satu dari : obesitas,diabetes, gangguan fungsi tiroid, penyakit ginjal atau konsumsi alkohol secara teratur dan berlebihan.selain itu juga bisa disebabkan kesalahan dalam pembuatan persiapan sampel yang akan diukur. UREA Kadar urea yang diperoleh juga bervariasi, kadar urea normal adalah pada kisaran 15 45 mg/dl,. Dari data nilai yang tidak normal adalah pada mahasiswa Ramadhan 1,102 mg/dl dan M. Yunus 47,47 mg/dl Urea ( juga dikenal sebagai karbamid ) merupakan produk limbah dari banyak organisme hidup, dan merupakan komponen organik utama urin manusia. Hal ini karena pada akhir rantai reaksi yang memecah asam amino yang membentuk protein. Asam amino dimetabolisme dan diubah dalam hati menjadi amonia, CO2, air dan energi. Tapi amonia merupakan racun bagi sel-sel, sehingga harus dikeluarkan dari tubuh. Seorang dewasa biasanya mengeluarkannya sekitar 25 gram urea per hari. Setiap kondisi yang mengganggu penghapusan urea oleh ginjal dapat menyebabkan uremia, penumpukan urea dan limbah nitrogen lainnya dalam darah yang bisa berakibat fatal. Untuk membalikkan kondisi, baik penyebab gagal ginjal harus dihapus dengan menjalani dialisis darah untuk menghapus kotoran dari darah. SARAN 1. Pengetahuan mengenai alat spektrofotometer sangatlah penting, karena setiap alat memiliki Maximum Detectable Concentration, Minimum Detectable Concentration, Coefficient of Variations dan Functional Assay Sensitivity. Pengetahuan mengenai limitasi alat dapat membantu kita merancang jumlah dilusi dan konsentrasi awal. 2. Konsentrasi larutan stok tidak boleh terlalu tinggi ataupun terlalu rendah. Larutan stok yang terlalu tinggi akan sulit dibaca oleh Spektrofotometer atau akan melewati batas maksimum deteksi yang akan menybabkan pembacaan absorbansi tidak akurat (misalnya, nilai maksimal pembacaan absorbansi adalah 4 yang berarti konsentrasi 50mM, maka 60mM akan dibaca juga sebagai absorbansi 4). 3. Jumlah dilusi serial yang akan dibuat. Terlalu banyak dilusi menyebabkan larutan sangat encer dan kadang-kadang tidak dapat dibaca dengan akurat pada alat spektrofotometer karena berada di ambang batas deteksi atas dibawah Functional Assay Sensitivity.