NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan vitamin dan mineral yang diperoleh dari buah-buahan

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

kabar yang menyebutkan bahwa seringkali ditemukan bakso daging sapi yang permasalahan ini adalah berinovasi dengan bakso itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

YUWIDA KUSUMAWATI A

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

KADAR PROTEIN DAN BETAKAROTEN BAKSO IKAN TUNA YANG DIPERKAYA JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) DAN UMBI WORTEL NASKAH PUBLIKASI

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat tanaman pisang, hal ini dikarenakan tanaman cepat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK MIE UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas) SEBAGAI BAHAN BAKU DENGAN PENAMBAHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus)

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. panjang cm dan garis tengah cm. Buah nangka terdiri atas

I. PENDAHULUAN. hewani. Selain sebagai komoditi ekspor, ikan juga banyak dikonsumsi oleh

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA DALAM PEMBUATAN MIE BASAH TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN DAYA TERIMA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat banyak mengonsumsi mi sebagai makanan alternatif

KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK NUGGET FORMULAS IKAN TONGKOL DAN JAMUR TIRAM PUTIH YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI. Program studi pendidikan biologi

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI RAMBUTAN (Nephelium lappaceum Linn)

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

I. PENDAHULUAN. Mie merupakan salah satu bahan pangan yang bernilai ekonomis tinggi. Mie

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kecipir (Psophocarpus tetragonolobus). Di beberapa daerah,

PEMANFAATAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lamk.) SEBAGAI BAHAN CAMPURAN NUGGET IKAN TONGKOL (Euthynnus affinis C.)

BAB I LATAR BELAKANG

UJI SERAT, PROTEIN SERTA ORGANOLEPTIK TEMPE BIJI TURI (Sesbania grandiflora) DENGAN PENAMBAHAN JAGUNG (Zea mays) DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

SUBSTITUSI TEPUNG TEMPE UNTUK PEMBUATAN KUE LUMPUR COKLAT DENGAN PENAMBAHAN VARIASI GULA PASIR JURNAL PUBLIKASI

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

PERBANDINGAN KADAR GLUKOSA DAN UJI ORGANOLEPTIK PRODUK OLAHAN MAKANAN DENGAN BAHAN DASAR KENTANG DAN UBI JALAR

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar masyarakat. Sampai saat ini produk-produk sumber protein

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Kerupuk adalah salah satu produk olahan tradisional yang digemari

Natallo Bugar dan Hermansyah, Uji Sensoris Pada Pembuatan Mie Basah Dengan Penambahan Surimi

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya sudah sangat popular dan digemari sebagai buah segar.

KANDUNGAN VITAMIN C DAN UJI ORGANOLEPTIK FRUITHGURT KULIT BUAH SEMANGKA DENGAN PENAMBAHAN GULA AREN DAN KAYU SECANG NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

KUALITAS MIE BASAH DENGAN SUBSTITUSI TEPUNG BIJI KLUWIH (Artocarpus communis G.Forst)

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya terus meningkat secara global, termasuk di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA TERHADAP KOMPOSISI PROKSIMAT DAN SIFAT SENSORIK KUE BOLU KUKUS

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Mie adalah makanan alternatif pengganti beras yang banyak. dikonsumsi masyarakat. Mie menjadi populer dikalangan masyarakat karena

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

Namun diversifikasi pangan belum sepenuhnya menjawab atau mengimbangi. dalam bukunya An Essay on the Principle of Population, yang mengatakan bahwa

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

UJI ORGANOLEPTIK DAN MIKROBIOLOGI TELUR ASIN MENGGUNAKAN PERENDAMAN LUMPUR SAWAH NASKAH PUBLIKASI

KECEPATAN MELELEH DAN SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM BIJI NANGKA

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB 1 PENDAHULUAN. akan tetapi sering dikonsumsi sebagai snack atau makanan selingan. Seiring dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang gizi

MUTU ORGANOLEPTIKDAN KADAR PROTEIN MIE BASAH YANG DISUBTITUSI DENGAN AMPAS TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Melalui penganekaragaman pangan didapatkan variasi makanan yang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup saja, tetapi seberapa besar kandungan gizi

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi di sektor

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permen jelly merupakan salah satu produk pangan yang disukai semua orang dari kalangan anak-anak hingga dewasa.

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

PERBANDINGAN KADAR PROTEIN DAN LEMAK MI ALTERNATIF DARI PATI GANYONG (Canna edulis Ker) DAN PATI UBI KAYU (Manihot utilissima Pohl) SKRIPSI

PEMBERIAN CHITOSAN SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA BAKSO UDANG

PEMBUATAN ROMO (ROTI MOCAF) YANG DIPERKAYA DENGAN TEPUNG KACANG HIJAU (Vigna radiata L.) SEBAGAI SUMBER PROTEIN SKRIPSI OLEH:

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, harus memenuhi kebutuhan akan pangan. 1. mengalami penguraian, sehingga nilai gizi dan kelezatannya akan

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan sebagian kecil masyarakat (Chasanah dkk., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. satu keanekaragaman tersebut adalah bunga Tasbih (Canna edulis Ker.) dan ikan

PEMBUATAN MIE SUKUN (KAJIAN SUBTITUSI SUKUN KUKUS DAN PENAMBAHAN TELUR) SKRIPSI. Oleh : INDARTY WIJIANTI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekurangan protein merupakan salah satu masalah gizi utama di

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini masalah pangan dan gizi menjadi permasalahan serius di

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI KOMPARASI UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK MIE BASAH DARI TEPUNG TERIGU (MIE AYAM YANG ADA DI PASARAN) DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi DIAH AYU FITRIANI A420 070 147 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

KOMPARASI UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK MIE BASAH DARI TEPUNG TERIGU (MIE AYAM YANG ADA DI PASARAN) DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) Oleh : DIAH AYU FITRIANI, A420 070 147, Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 36 halaman. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kadar protein dan organoleptik mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan satu faktor, yaitu : tepung dengan 2 taraf perlakuan, antara lain : tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dan tepung biji nangka. Hasil penelitian, antara lain : 1) kadar protein, kadar protein mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) adalah 10,54% dan kadar protein mie basah dari tepung biji nangka adalah 4,13%. Sehingga, dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara mie basah dari tepung terigu dengan mie basah dari tepung biji nangka. 2) uji organoleptik : a) tekstur, dari segi tekstur mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dengan mie basah dari tepung biji nangka memiliki tekstur yang samasama kenyal, sehingga tidak ada perbedaan. b) warna, dari segi warna mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dengan mie basah dari tepung biji nangka memiliki warna bagus dan sangat bagus, sehingga terdapat perbedaan. c) aroma, dari segi aroma mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dengan mie basah dari tepung biji nangka memiliki aroma yang samasama tidak langu, sehingga tidak ada perbedaan. d) rasa, dari segi rasa mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dengan mie basah dari tepung biji nangka memiliki rasa yang sama-sama gurih, sehingga tidak ada perbedaan. Kata kunci : mie basah tepung terigu, tepung biji nangka, kadar protein, organoleptik

A. PENDAHULUAN Biji nangka merupakan bahan yang sering dibuang begitu saja setelah orang mengkonsumsi daging buahnya, walaupun ada sebagian kecil masyarakat yang mengolahnya untuk dijadikan makanan, misalnya direbus atau dibakar dan digunakan sebagai makanan ternak. Namun dengan kemajuan dibidang bioteknologi, menggerakkan masyarakat untuk memanfaatkan bahan-bahan kurang bermanfaat diubah menjadi produk baru. Biji nangka ternyata dapat diolah menjadi tepung, yaitu dengan cara dikeringkan dan dihaluskan. Selanjutnya dari tepung yang dihasilkan, dapat diolah lagi menjadi berbagai makanan olahan. Dari penalitian Karya Ilmiah Remaja (KIR) biji nangka dapat diolah menjadi tepung kue (Asih, 2003). Sehingga, tepung biji nangka ini dapat digunakan sebagai bahan baku alternatif mengurangi peran tepung terigu atau sebagai substitusi tepung terigu, yang saat ini harganya semakin mahal Rp 8.000,00. Selain bahan baku pembuatan kue, salah satu produk olahan makanan dengan bahan dasar tepung adalah mie. Biasanya mie dibuat dengan bahan dasar tepung terigu. Kandungan gizi dalam tepung terigu, terdiri dari energi 369 kal, protein 8,9 dan karbohidrat 77,3 per 100 gram bahan. Dengan pemanfaatan biji nangka yang diolah menjadi tepung, dapat juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan mie. Adapun kandungan gizi yang terdapat dalam biji nangka yaitu energi 165 kal, protein 4,2 dan karbohidrat 36,7 per 100 gram bahan. Berdasarkan kandungan gizi biji nangka tersebut, mie berbahan dasar tepung biji nangka dapat dikonsumsi sebagai makanan selingan untuk menambah nilai gizi. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah 1) mengetahui apakah ada perbedaan kadar proein mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada dipasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus). 2) mengetahui apakah ada perbedaan organoleptik mie basah dari

tepung terigu (mie ayam yang ada dipasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus). B. LANDASAN TEORI Nangka merupakan tanaman hutan yang pohonnya dapat mencapai tinggi 25 m. Kayunya keras bila telah tua berwarna kuning hingga kemerahan. Seluruh bagian tanaman bergetah dan getah nangka biasa disebut pulut. Tanaman nangka tahan ternaungi dan tahan pada lahan terbuka. Tanaman nangka tergolong serba guna. Buahnya yang muda dapat disayur (gudeg). Sementara buah yang matang enak dimakan segar. Bijinya enak dimakan setelah direbus. Daunnya untuk pakan ternak. Batangnya yang telah tua baik sekali untuk bahan bangunan. Buah nangka yang telah matang dapat dibuat dodol dan keripik nangka yang tahan lama disimpan (Sunarjono, 2006). Mie termasuk salah satu jenis pasta dengan bahan dasar beras dan kacang-kacangan yang ditemukan pertama kali di Cina. Hal ini dapat dilihat dari budaya bangsa Cina yang menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai lambang atau simbol umur panjang. Di Indonesia mie telah lama digunakan dalam pembuatan berbagai makanan, seperti soto mie, mie goreng, mie ayam, ifu mie, dan lomi (Astawan, 2004). Mie basah disebut juga mie kuning adalah jenis mie yang mengalami perebusan dengan kadar air 52% sehingga daya tahan atau keawetannya cukup singkat. Pada suhu kamar hanya bertahan 10-12 jam. Setelah itu mie akan berbau asam dan berlendir atau basi (Widyaningsih dan Murtini, 2006). Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti "yang paling utama") adalah yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur serta fosfor. Protein merupakan ikatan antara asam amino yang membentuk rantai yang panjang. Ikatan antara asam amino tersebut dinamakan ikatan peptide (Northma, 2011).

Penentuan kadar protein secara biuret yaitu penentuan protein yang didasarkan atas pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks yang berwarna ungu. Hal ini terjadi apabila protein bereaksi dengan tembaga dalam lingkungan alkali. Adanya penambahan alkali pada protein dapat menyebabkan terjadinya hidrolisis ikatan peptida dari polimer protein. Hidrolisis ini menghasilkan monomer-monomer asam amino (Pradhitya, 2012). Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses penginderaan. Penginderaan diartikan sebagai suatu proses fisiopsikologis, yaitu kesadaran atau pengenalan alat indera akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima alat indera yang berasal dari benda tersebut. Penginderaan dapat juga berarti reaksi mental (sensation) jika alat indera mendapat rangsangan (stimulus). Reaksi atau kesan yang ditimbulkan karena adanya rangsangan dapat berupa sikap menyukai atau tidak menyukai akan benda penyebab rangsangan (Romansyah, 2012). C. METODE PENELITIAN Pembuatan tepung dan mie basah, dilaksanakan di Desa Ngestiharjo, Siswodipuran, Boyolali. Sedangkan pengujian protein, dilaksanakan di Laboratorium Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2011 sampai Januari 2013. Teknik pegumpulan data yang digunakan : 1) Metode eksperimen, merupakan observasi dibawah kondisi buatan, dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh peneliti, 2) Metode uji laboratorium, merupakan metode penelitian yang membantu pengumpulan data dari hasil uji laboratorium, 3) Metode dokumentasi, metode ini menggunakan kamera untuk mendokumentasikan alat dan bahan dari penelitian. Analisis data dari penelitian ini adalah dengan cara deskriptif kuantitatif yaitu menggambarkan atau menjelaskan kuantitas kandungan protein. Untuk uji organoleptik dari kuesioner yang telah diisi oleh para

panelis yang kemudian dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. D. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran kadar protein pada mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus) adalah sebagai berikut : Tabel 4.1. Rata-rata kadar protein (%) mie basah dari tepung terigu (T 1 ) dan mie basah dari tepung biji nangka (T 2 ). Perlakuan Rata-rata Tepung terigu (T 1 ) 10,54 Tepung biji nangka (T 2 ) 4,13 Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa rata-rata kadar protein mie basah dari tepung terigu adalah sebesar 10,54% dan rata-rata kadar protein mie basah dari tepung biji nangka adalah 4,13%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut, maka terdapat perbedaan kadar protein antara mie basah tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dengan mie basah dari tepung biji nangka. Hasil organoleptik mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka (Artocarpus heterophyllus) ditunjukkan pada tabel berikut : Tabel 4.2 Rata-rata hasil uji organoleptik mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka. Perlakuan Organoleptik Nilai Keterangan Mie basah dari tepung Warna 3,5 Sangat bagus terigu (mie ayam yang Aroma 4 Tidak langu ada dipasaran) Tekstur 3,25 Kenyal Rasa 3,15 Gurih

Mie basah dari tepung Warna 2,9 Bagus biji nangka Aroma 4 Tidak langu Tekstur 2,9 Kenyal Rasa 3,1 Gurih Dari tabel diatas, 1) segi warna : mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada dipasaran) memiliki warna sangat bagus sedangkan mie basah dari tepung biji nangka warnanya bagus sehingga ada perbedaan. 2) segi aroma, mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada dipasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka sama-sama beraroma tidak langu, sehingga tidak ada perbedaan. 3) tekstur, mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada dipasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka sama-sama bertekstur kenyal, sehingga tidak ada perbedaan. 4) segi rasa, mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada dipasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka sama-sama berasa gurih, sehingga tidak ada perbedaan. E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan yang dapat diambil yaitu, 1) Ada perbedaan antara kadar protein mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada dipasaran) dengan mie basah dari tepung biji nangka yaitu 10,54% dan 4,13%. 2) Dari hasil uji organoleptik antara mie basah dari tepung terigu (mie ayam yang ada di pasaran) dan mie basah dari tepung biji nangka, dari segi : a) tekstur, tidak ada perbedaan yaitu sama-sama kenyal, b) warna, ada perbedaan yaitu mie basah dari tepung terigu warnanya sangat bagus dan mie tepung biji nangka warnanya bagus, c) aroma, tidak ada perbedaan yaitu sama-sama tidak langu, d) rasa, tidak ada perbedaan yaitu sama-sama gurih. Untuk saran yaitu, 1) perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan biji nangka sebagai bahan dasar pengolahan makanan lainnya seperti kue, susu, yogurt, dll. 2) perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai penelitian pengolahan makanan dengan bahan dasar yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA Asih, D.R. 2003. Biji Nangka Diolah Jadi Tepung Roti. http://www.suaramerdeka.com/harian/0307/17/kot13.htm. Astawan, Made. 2004. Tetap Sehat Dengan Produk Makanan Olahan. Solo : Tiga Serangkai. Northma, 2011. Protein. http://northma-tama.blogspot.com/2011/07/protein.html. Diakses 4 Maret 2013 Pukul 10.00. Pradhitya. 2012. Biokimia Protein. http://blog.ub.ac.id/pradhitya/2012/02/22/biokimia-protein. Diakses 4 Maret 2013 Pukul 10.00. Romansyah, Djalal. 2012. Uji Ambang Rangsangan. http://djalalblack.blogspot.com/2012/10/uji-ambang-rangsangan.html. Diakses 4 Maret 2013 Pukul 10.00. Sunarjono, H.Hendro. 2006. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Jakarta : Penebar Swadaya. Widyaningsih, T.D. dan E.S. Murini. 2006. Alternatif Pengganti Formalin Pada Produk Pangan. Surabaya : Trubus Agrisarana.