disamping didasarkan pada aspek kebudayaan juga dipertimbangkan dari sifat bahan dan

dokumen-dokumen yang mirip
pada bangunan yang berkembang pada masa Mesir kuno, Yunani dan awal abad

Sistem konstruksi Masjid Paljagrahan menggunakan menggunakan lantai berbentuk

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Gaya Arsitektur Masjid Kasunyatan, Masjid Tertua di Banten

2015 ORNAMEN MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA

Ranggih Semeru. Analisis Bentuk Fasade dan Tata Ruang Masjid Agung Tuban

Unsur-Unsur Budaya pada Arsitektur Masjid Agung Darussalam, Bojonegoro

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

E. KOMPLEKS PEMAKAMAN ASTANA GUNUNG SEMBUNG

Karakteristik Sistem Struktur Ruang Utama Masjid Agung Demak

PENGARUH PSIKOLOGIS WARNA, BENTUK, MATERIAL, PENCAHAYAAN PADA INTERIOR MASJID TRADISIONAL DAN MODERN PADA JEMAAHNYA

, 2015 KOMPLEKS MASJID AGUNG SANG CIPTA RASA DALAM SITUS MASYARAKAT KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PELESTARIAN BANGUNAN MASJID TUO KAYU JAO DI SUMATERA BARAT

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

BAB IV UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN PADA ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO. Terjadinya adaptasi percampuran budaya di Indonesia menandai adanya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Menara Kudus. (Wikipedia, 2013)

BAB VI HASIL PERANCANGAN

RUANG SHALAT MASJID AL-AKBAR SURABAYA BERDASARKAN SYARAT RUANG PERIBADATAN ISLAM ARTIKEL ILMIAH

Tabel 4.2. Kesesuaianan Penerapan Langgam Arsitektur Palladian Pada Istana Kepresidenan Bogor.

DOKUMENTASI MASJID SALMAN DAN PUSDAI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ABSTRAK. Kata kunci: Pertemuan budaya, Mesjid Raya Cipaganti, Kolonial, Schoemaker. Universitas Kristen Maranatha

Pintu dan Jendela. 1. Pendahuluan

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

personal space Teks oleh Indra Febriansyah. Fotografi oleh Fernando Gomulya.

BAB 4 ANALISIS DATA. melakukan analisis terhadap bentuk arsitektur dan ragam hias masjid. Analisis yang

Masjid Tua Ternate, Warisan Berharga Sultan yang perlu dilestarikan

+ 3,63 + 2,60 ± 0, ,00

BAB V PENGEMBANGAN RANCANGAN

Pengertian. Ragam hias. Teknik. Pada pelajaran Bab 4, peserta didik diharapkan peduli dan melakukan aktivitas berkesenian,

87 Universitas Indonesia

TUGAS AKHIR (TKA 490) MASJID RAYA JOHOR ARSITEKTUR ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kewajiban umat Islam untuk melaksanakan shalat, rukun kedua dari agama

BAB III KONSEP PERANCANGAN

ORNAMEN MASJID AGUNG BAITURRAHMAN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masjid Raya Al-Mashun merupakan masjid peninggalan Kesultanan Deli

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

ARSITEKTUR ISLAM PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA DAN KEBUDAYAAN ISLAM DI INDONESIA

DAFTAR ISI. Lembar pengesahan Abstrak Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... vii Daftar Lampiran...

BAB VI. PENUTUP Kesimpulan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V PENUTUP. 1. Kotinuitas Elemen Pembentuk Ruang

Tabel Bentuk Ornamen dan tanda-tanda semiotika pada ornamen Masjid Raya Al-Mashun

Pengaruh Kepemimpinan Keraton pada Arsitektur Masjid Agung Surakarta

BAB IV MAKNA YANG TERSIRAT DALAM ARSITEKTUR MASJID AGUNGLAMONGAN. kokoh atau kuat. Bahwa dalam membentuk suatu kumpulan perlu adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. bangunan masjid. Masjid merupakan bangunan yang penting dan tidak dapat

BAB IV DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. tradisional, dengan karakter dan gaya seni masing-masing. kepentingan dan fungsi-fungsi dalam kehidupan.

BAB VI HASIL RANCANGAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

BAB V PENUTUP. masjid yang didirikan di Indonesia. Masjid telah menjadi salah satu bangunan. atau RW, instansi pendidikan, dan instansi pemerintahan.

Evaluasi Kenyamanan Akustik Masjid Salman

Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid Gedhe Mataram Yogyakarta

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

BAB III ELABORASI TEMA

ANALISIS GANGGUAN BISING JALAN GANESHA TERHADAP AKUSTIK RUANGAN UTAMA MASJID SALMAN ITB

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

AKULTURASI BUDAYA PADA INTERIOR MASJID INDRAPURI DI ACEH BESAR

KARYA DESAIN MASJID ASH-SHIDDIIQI YOGYAKARTA. Harry Kurniawan, ST, M.Sc

Ekspresi Majapahit dalam Ornamen Bangunan Masjid Sang Cipta Rasa Cirebon

BAB III KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN ARSITEKTUR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA

STRUKTUR KONSTRUKSI RUMAH JOGLO

BAB IV PERBANDINGAN PERSAMAAN DAN PERBEDAAN GAYA KALIGRAFI

Observasi Citra Visual Rumah Tinggal

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL RANCANGAN.

Akulturasi Langgam Arsitektur pada Elemen Pintu Gerbang Masjid Agung Yogyakarta

EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA

PERNYATAAN ANTI PLAGIAT..

Alkulturasi Budaya Hindu-Budha pada Arsitektur Masjid Gedhe Mataram

PUSAT PERBELANJAAN KELUARGA MUSLIM Dl JOGJAKARTA BAB ANALISIS BENTUK TAMANSARI III.1. TAMANSARI. GAMBAR III.1. Umbul Winangun

RUMOH ACEH. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013

Lebih Dekat dengan Masjid Agung Kauman, Semarang

Jawa Timur secara umum

BAB III ARSITEKTUR MASJID AGUNG DARUSSALAM BOJONEGORO. Masjid agung Darussalam Bojonegoro terletak tepat di baratnya alun-alun

KESIMPULAN. Berdasarkan keseluruhan uraian dapat disimpulkan. penemuan penelitian sebagai berikut. Pertama, penulisan atau

Penelusuran Warisan Budaya Jakarta melalui Heritage Bangunan Masjid Al-Alam Marunda

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB VI HASIL PERANCANGAN

ELEMEN ESTETIS. Topeng Cepot pada Dinding. Ukiran pada partisi

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PERENCANAAN BANGUNAN TERMINAL DI BANDARA JAPURA RENGAT

AKULTURASI BUDAYA PADA MASYARAKAT MUSLIM DESA PEGAYAMAN BULELENG BALI. L. Edhi Prasetya

Gambar 4.7 Foto Langit di Sekitar Bangunan Masjid Al-Irsyad

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

Software Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

mereka sebagai satu-satunya masa yang membawa perubahan mendasar bagi umat manusia. Pengaruh masa lampau diperkuat oleh kenyataan bahwa Renaissance

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Bntuk dan..., Albertus Napitupulu, FIB UI, 2009

Masjid Cipari Garut, Masjid Berasitektur Mirip Gereja

Transformasi Bentuk Arsitektur Masjid Agung Palembang

BABV LAPORAN PERANCANGAN. D C o H, B. Gb.79 Zoning Site plan. Ruang tapak mempertahankan bentuk kontur yang dipadukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masjid berasal dari kata sajada (bahasa arab) yang berarti

TAKE HOME TEST AKUSTIK TF MASJID dan AKUSTIK RUANG

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

Transkripsi:

Gambar 40. Perletakan tiang, dinding, dan lantai Masjid Agung kasepuhan. (sumber, data survey lapangan). Perletakkan, pemilihan bahan, dan penerapan konstruksi untuk komponen bangunan masjid, disamping didasarkan pada aspek kebudayaan juga dipertimbangkan dari sifat bahan dan penyesuaian dengan faktor alam. 108

kolam sedalam 60 cm. yang dilengkapi 3 tahapan anak tangga Kolam tersebut berfungsi sebagai tempat untuk mencuci kaki sebelum memasuki ruang shalat pada interior masjid. Beberapa komponen dan fasilitas tersebut diatas dibuat dengan bentuk simetris, terkecuali mihrab dan pintu utama bentuknya dibuat khusus, sehingga dapat berfungsi sebagai titik orientasi interior masjid. sebagaimana tampak pada gambar 41 dibawah. 110

Gambar 42. Sketsa perspektif fasilitas bersuci pada Masjid Agung Kasepuhan ( sumber, data survey lapangan) 113

Gambar 43 Pintu Tengah pada dinding Utara - Selatan Gambar 4 4 Pintu Samping pada dinding Utara - Selatan 116

Gerbang Masjid Sendangduwur di Jawa Timur (sumber, Didier, M. 1996: 124) Gerbang Masjid Sunan Bonang di Tuban (sumber, Didier, M. 1996 :126) Gambar 45. Penentuan proporsi pada pilar pintu utama Masjid Agung Kasepuhan (sumber, data survey lapangan) 118

terdapat relief berbentuk bunga matahari serta motif geometris. seperti tampak pads gambar 46. Gambar 46, Sketsa ruang mihrab Masjid Agung Kasepuhan (sumber, Subarna, AD. dalam Le Mihrab) 120

Motif hiasan pada permukaan bagian badan pilar pintu utama Gambar 47. Motif pada pilar pintu utama dan dinding mihrab (surnber, survey lapangan) 123

selanjutnya fasilitas khusus lainnya yang terdapat dalam Masjid Agung Kasepuhan yaitu, mimbar dapat dikelompokkan ke dalam jenis furniture yang terdapat dalam bangunan perbadatan. Mimbar dalam tradisi Islam telah muncul sejak zaman nabi Muhammad saw. hingga zaman para khalifah seperti : Syaidina Abubakar, Umar, Ustman,dan All. Di Indonesia pada masa awal perkembangan Islam, Mimbar telah mulai dibuat oleh para wali songo. Bila ditinjau berdasarkan aspek fungsi, mimbar khusus dipergunakan untuk acara tertentu seperti : ceramah shalat Jum'at, tablig akbar dan pengajian. Mimbar di Indonesia pada masa awal perkembangannya ada hubungan dengan sejarah para wali. Para wali di Indonesia pada masa awal penyebaran Islam umumnya merangkap sebagai sultan, maka bentuk mimbar yang terdapat pada Masjid Keraton umumnya berbentuk seperti singgasana kesultanan. Mengenai mihrab apabila di dasarkan pada pendapat tradisi setempat, pembuatannya dianggap berhubungan dengan peraturan dalam sistem kekuasaan, dan merupakan kelanjutan dari tradisi pada sistem pemerintahan dalam kerajaan yang berkembang masa pra Islam. Pendapat tradisi lainnya menganggap bahwa, konsep pembuatan mihrab dipertimbangkan pada etika (Sunda = tatakrama), sunan sebagai raja harus dihormati dan apabila is bertugas menyampaikan khotbah di masjid maka di sediakan fasilitas khusus yaitu mihrab yang dibuat dengan ukuran lebih tinggi dari lantai. Bila ditinjau dari aspek estetika, konsep bentuk mihrab lebih didasarkan pads aspek fungsinya. Seperti dengan adanya ukuran yang lebih tinggi dari barisan jemaah pendengar ceramah dalam posisi duduk, resonansi suara sunan (wali) ketika menyampaikan khotbah (ceramah) akan terdengar hingga ke seluruh interior dan area serambi. unsur menarik lainnya yang terdapat pada mihrab, yaitu disamping bentuknya yang unik juga dhiasi dengan motif ukiran yang merupakan campuran dari unsur bentuk tradisi Hindu Jawa dan Islam. seperti tampak pada gambar 48, berikut : 124

Gambar 48. Proporsi pada mimbar Masjid Agung Kasepuhai (sumber, survey lapangan) 125

dalam bangunan masjid, pembuatan fasilitas maksura didasarkan atas faktor budaya di lingkungan keraton dan bukan atas pertimbangan ajaran agama Islam yang tidak membedabedakan harkat - martabat seseorang termasuk dalam melaksanakan ibadah shalat. Berdasarkan hadist (sunah) nabi Muhammad saw, mengenai keutamaan shalat di dalam masjid dinyatakan bahwa, shaf terdepan pada interior masjid di prioritaskan dan di isi oleh para jamaah yang datang lebih awal. Apabila dilihat dari jumlah maksura yang terdapat pada interior Masjid Agung Kasepuhan yang terdiri dari 4 unit, dengan perletakkan 2 unit di barisan depan (bagian Barat) dan 2 unit di barisan belakang (bagian Timur). Perletakkan tersebut dapat memudahkan pencapaian ke ruang maksura, karena apabila sunan dan para pejabat keraton datang terlarnbat dapat mengisi maksura yang terletak di barisan belakang (Timur) Berikut gambar 49, tentang perletakkan maksura pada interior Masjid Agung Kasepuhan. Gambar 49. Denah Perletakkan Maksura (sumber, survey lapangan) 128

129

Pembahasan berikutnya yaitu tentang fasilitas pendukung bangunan Masjid Agung Kasepuhan, yang meliputi : jendela pada bidang atap dan bukaan udara pada dinding bangunan. lebih lanjut pembahasan akan di uraikan melalui : Sistem Pencahayaan Sistem pencahayaan yang diterapkan pada interior -masjid, mempergunakan jendela (' bouven light') yang dibuat dengan perletakkan mengelilingi bidang atau celah diantara susunan bidang atap. Jumlah bidang bukaan cahaya terdiri dari dua susun, yaitu terletak pada bidang atap bagian bawah dan dibawah langit-langit atap paling atas. Fungsi dari jendela tersebut, antara lain untuk meneruskan cahaya alam dari luar dan dipantulkan ke permmkaan langit-langit atap serta tiang soko guru, sehingga terjadi perambatan cahaya ke seluruh area interior. Untuk penerangan malam hari dipergunakan lentera dengan sumber cahaya mengunakan minyak biji jara dan kelapa. Lihat gambar 51 Gambar 51. Lentera pada interior Masjid Agung Kasepuhan (sumber, survey lapangan 130