BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya (Suharsimi, 2002:10). Creswel dalam Asmadi Alsa menjelaskan bahwa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, karena

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini pada dasarnya adalah penelitian kuantitatif, penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data tersebut dan penampilan hasilnya (Arikunto, 2002).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif seperti yang dijelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel adalah sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan data berupa angka-angka yang kemudian dianalisa.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numeric

BAB III METODE PENELITIAN. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006:12). hubungan Academic Self Concept dan Konformitas Terhadap Teman Sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan metode-metode untuk menguji teoriteori

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, sehubungan dengan itu peneliti menggunakan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006: 12). Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya 1. Dari jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metode statistik. Pada dasarnya,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MTs Swasta se-kabupaten. Karanganyar. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan pada pengujian teori melalui angka-angka, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oleh peneliti dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Ghony rancangan penelitian adalah strategi suatu penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. perananya dalam menentukan variabel secara teliti. Selain itu ia juga

BAB III METODE PENELITIAN. numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,

BAB III METODE PENELITIAN. dengan variasi dalam variabel lain (Trianto, 2010: 201). Penelitian ini terdiri dari 2 variabel

BAB III METODE PENELITIAN. teori-teori yang ada melalui pengukuran variabel-variabel dengan prosedur

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Setelah merumuskan hipotesis yang diturunkan secara deduktif dari landasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Burhan Bungin (2005:119) jenis penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya (Suharsimi, 2002:10). Creswel dalam Asmadi Alsa menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang bekerja dengan angka, yang datanya berwujud bilangan (skor atau nilai, peringkat, atau frekuensi), yang dianalisis dengan menggunakan statistik untuk menjawab pertanyaan atau hipotesis penelitian yang sifatnya spesifik, dan untuk melakukan prediksi bahwa suatu variabel tertentu mempengaruhi variabel lain (Asmadi, 2004:13). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian deskriptif dan korelasional. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau menerangkan suatu peristiwa berdasarkan data, sedangkan penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dua fenomena atau lebih (Suharsimi, 2005:12). Gempur menjelaskan bahwa tujuan penelitian korelasional adalah untuk mengetahui ada tidaknya serta besar kecilnya hubungan berbagai variabel. Walaupun tidak diketahui bahwa hubungan tersebut sebagai hubungan sebab akibat atau bukan (Gempur, 2005:30). 53

54 B. Identifikasi Variabel Pada penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel tergantung, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari pengaruh variabel tergantung. Dengan demikian, variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas (Bungin, 2006:62). Variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini yaitu: Variabel bebas (X1) : Efikasi Diri Variabel bebas (X2) : Religiusitas Variabel terikat (Y) : Intensitas Perilaku Menyontek C. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Azwar (2007:74) menjelaskan definisi operasional adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Untuk mendapatkan keterangan secara lebih jelas arti dari variabel yang digunakan dalam hal ini, maka akan diuraikan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Efikasi Diri (Self-Efficacy) Efikasi diri adalah keyakinan terhadap kemampuan yang dimiliki dan kemantapan diri dalam menyelesaikan tugas tertentu yang terdiri dari tiga dimensi, yaitu: level (tingkatan), strength (kekuatan), dan generality (umum).

55 Semakin tinggi skor Efikasi diri yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi efikasi diri pada siswa, dan sebaliknya. 2. Religiusitas Religiusitas dapat diartikan sebagai internalisasi agama dalam diri seseorang yang terlihat melalui pengetahuan dan keyakinan seseorang akan agamanya serta dilaksanakan dalam kegiatan peribadatan dan perilaku kesehariannya meliputi keyakinan agama, praktek agama, pengalaman agama, dan pengalaman/konsekuensi. Semakin tinggi skor religiusitas yang diperoleh menunjukkan semakin positif religiusitas pada siswa, dan sebaliknya. 3. Menyontek Menyontek adalah perilaku seseorang untuk melakukan suatu perbuatan curang atau tidak jujur sewaktu ulangan/ujian/tes dengan menggunakan catatan jawaban sewaktu ujian ulangan, mencontoh jawaban teman, memberikan jawaban yang telah selesai pada teman, mengelak dari aturan-aturan dalam situasi dan waktu tertentu. Diukur dengan skala Intensi menyontek yang disusun berdasarkan bentuk-bentuk perilaku menyontek menurut Klausmeimer dan aspek-aspek intensi menurut Fishbein dan Ajzen. Semakin tinggi skor perilaku menyontek yang diperoleh menunjukkan semakin tinggi pula niat subjek untuk menyontek, dan sebaliknya.

56 D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian (Arikunto, 2006:130). Dalam penelitian sosial, populasi didefinisikan sebagai kelompok subyek yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian. Sebagai suatu populasi, kelompok subyek ini harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subyek lain. Ciri yang dimaksud tidak terbatas hanya sebagai ciri lokasi saja, akan tetapi dapat terdiri dari karakteristik-karakteristik individu (Saifudin, 1998:77). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa MTs Mazra atul Ulum kelas VII, VIII dan IX. Alasan penelitian ini dilakukan di MTs Mazra atul Ulum Paciran Lamongan adalah karena terdapat fenomena perilaku menyontek yang menonjol pada siswa, sedangkan lembaga pendidikannya mempunyai background pondok pesantren. Table 3.1 Jumlah populasi Jumlah Siswa Kelas VII Kelas VIII Kelas IX JUMLAH L P L P L P L P 81 73 79 70 81 80 241 223 81 73 79 70 81 80 241 223 Sumber data: Arsip Madrasah 2014

57 2. Sampel dan Cara Pengambilan Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006:131). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dikatakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel (Arikunto, 1993:104). Karena sampel merupakan bagian dari populasi, maka ia harus memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya. Karena analisis penelitian didasarkan pada data sampel sedangkan kesimpulannya nanti akan diterapkan pada populasi maka sangatlah penting untuk memperoleh sampel yang representatif bagi populasinya (Azwar, 2010:79). Secara skematis, teknik sampling ditunjukkan pada gambar berikut: Gambar 3.1 Macam-macam teknik sampling (Sugiyono, 2009:218) Teknik Sampling Probability Sampling Non Probability Sampling 1. Simple random sampling 2. Proportionate stratified random sampling 3. Disproportionate stratified random sampling 4. Area (cluster) sampling 1. Sampling sistematis 2. Sampling kuota 3. Sampling incidental 4. Purposive sampling

58 Penelitian ini menggunakan teknik sampling probability Sampling berupa proportionate stratified random sampling, hal ini dikarenakan populasi penelitian terbagi atas beberapa strata atau sub kelompok dan dari masing-masing sub kelompok diambil sampel-sampel terpisah (Azwar, 2010:80). Adapun cara pengambilan sampelnya adalah dengan mengetahui terlebih dahulu banyaknya subjek dalam setiap sub kelompok atau dalam penelitian ini adalah mengetahui jumlah subyek dalam setiap angkatan kelas. Kemudian ditentukan persentase besarnya sampel dari keseluruhan populasi. Dalam penelitian ini peneliti mengambil 15% untuk pengambilan sampelnya. Tabel 3.2 Jumlah sampel No Kelas Persentase sampel 1 Kelas VII 154 x 15% 23 2 Kelas VIII 149 x 15% 23 3 Kelas IX 161 x 15% 25 Jumlah 71 E. Jenis dan Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data interval, yaitu data yang berupa angka skala yang batas dan variasi nilai satu dengan yang lainnya sudah jelas, sehingga jarak atau intervalnya dapat dibandingkan. Akan tetapi nilai mutlaknya tidak bisa dibandingkan secara sistematis, oleh karena batas-batas variasi nilainya arbiter atau angka nolnya tidak mutlak (Tulus, 2002:8)

59 Dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi yang relevan dan terkait dengan permasalahan yang akan diteliti. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Angket Angket atau kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002:128). Angket dalam penelitian ini merupakan data primer, atau data tangan pertama, yang merupakan data yang diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai sumber informan yang dicari (Saifudin, 2007:91). 2. dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasati, notulen rapat, legger, dan sebagainya (Arikunto, 1993:130). Proses dokumentasi ini dilakukan peneliti untuk mengumpulkan data dan informasi tentang jumlah siswa yang ada di MTs mazra atul Ulum Paciran-Lamongan. 3. Observasi Metode observasi disebut juga sebagai pengamatan yang meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap objek dengan menggunakan seluruh alat indera (Arikunto, 1993:107).

60 4. Wawancara Metode wawancara atau interview merupakan suatu teknik pengumpulan data yang menjalankan tanya-jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan kepada tujuan penelitian dimana dialog yang dilakukan oleh pewawancara atau peneliti untuk memperoleh informasi dari terwawancara dan digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang (Rahayu & Ardani, 2005: 11-12). Wawancara pada penelitian ini dilakukan kepada sekolah dan guru yang digunakan untuk mendapatkan data tentang gambaran umum mengenai subjek penelitian. F. Instrumen Pengumpulan Data Jenis penskalaan yang digunakan pada penelitian ini adalah penskalaan Likert. Menurut Saifudin (2007:97) skala sikap model Likert berisi pernyataanpernyataan sikap (attitude statement), yaitu suatu pernyataan mengenai obyek sikap. Pernyataan sikap terdiri atas dua macam, yaitu pernyataan yang favourable (mendukung atau memihak pada objek sikap) dan pernyataan yang unfavourable (tidak mendukung objek sikap). kriteria penilaian skala dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Table 3.3 Kriteria penilaian Favourable Unfavourable SS 4 SS 1 S 3 S 2 TS 2 TS 3 STS 1 STS 4

61 Skala yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga skala, yaitu skala efikasi diri, skala religiusitas dan skala perilaku menyontek. Aspek-aspek yang dijadikan sebagai dasar pembuatan item adalah sebagai berikut: 1. Skala Efikasi Diri (Self-efficacy) Untuk mengukur variabel efikasi diri, peneliti mengembangkan skala berdasarkan kajian teori yang ada. Adapun blueprint dari efikasi diri sebagai berikut: No. Aspek Indikator 1. Level (tingkatan) 2. Strenght (kekuatan) 3. Generality (Umum) Table 3.4 Blue Print Efikasi Diri dan Sebaran Aitem Yakin pada kemampuannya untuk melakukan perencanaan dan pengaturan diri Yakin pada kemampuannya untuk menyelesaikan tugastugas yang memiliki derajat kesulitan yang bervariasi Yakin pada kemampuan yang dimiliki dan tetap berusaha Yakin bahwa diri mampu bertahan dalam menghadapi hambatan dan kesulitan Yakin pada kemampuannya untuk menjadikan pengalaman sebelumnya sebagai kekuatan dalam mencapai prestasi belajar Yakin dapat menetapkan tindakan yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu tugas Item total favourabel unfavourabel 1, 30, 31 5, 29 5 12, 25, 26 10, 11, 23 6 2 22 2 3, 9, 18, 19, 24 6, 14, 17, 27 9 13 14 2 7, 8, 20, 21 15, 16, 28 7 Total 17 14 31

62 2. Skala Religiusitas Sedangkan skala yang digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi adalah sebagai berikut: No. Aspek Indikator 1. Keyakinan agama 2. Praktek agama 3. Pengalaman keagamaan 4. Pengetahuan agama 5. Pengalaman/ Penghayatan Tabel 3.5 Blue Print Religiusitas dan Sebaran Aitem Item favourabel Unfavourabel Total Keyakinan terhadap rukum 30, 36 11, 33 4 iman Keyakinan terhadap 1 37 2 kebenaran agama Sholat 10 31 2 Puasa 2 32 2 Zakat 34 12 2 Haji 26 35 2 Menolong sesama 25, 27 13 3 Bersikap ramah dan baik 29 14 2 terhadap orang lain Menjaga dan memelihara 3 24, 28 3 lingkungan Pengetahuan akidah 23 8 2 Pengetahuan ibadah 4, 19 22 3 Pengetahuan akhlaq 18 15 2 Pengetahuan al-qur an dan 17 7 2 hadits Perasaan dekat dengan Allah 16 9 2 Perasaan nikmat dalam 5 21 2 melaksanakan ibadah Perasaan syukur atas nikmat 6 20 2 yang dikaruniakan Allah Total 19 18 37 3. Menyontek Skala menyontek yang digunakan adalah skala intensi menyontek yang disusun oleh peneliti. Skala intensi menyontek ini meliputi bentukbentuk perilaku menyontek yang dikemukakan oleh Klausmeimer (1985,

63 288) dan setiap bentuk perilaku menyontek yang mencakup aspek intensitas yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975:292). Table 3.6 Blue print menyontek dan sebaran aitem No. Aspek Indikator Item total 1. Perilaku Menggunakan catatan sewaktu 1, 2, 10, 28, 30 5 ujian/ulangan Mencontoh jawaban siswa lain 3, 11, 18, 19, 5 30 Memberikan jawaban yang telah selesai 4, 29 2 pada teman Mengelak dari aturan-aturan 12, 20, 25 3 2. Sasaran Orang/teman tertentu 16, 21, 26 3 (target) Sekelompok orang/teman 5, 6, 27 3 Semua orang/teman dalam satu kelas 13, 24 2 3. Situasi Materi ujian terlalu banyak 7, 17 2 (alasan) Kurang memiliki waktu belajar 14, 32 2 Adanya beberapa ujian yang 8, 23 2 diselenggarakan dalam satu hari 4. Waktu Mata pelajaran tertentu 15, 22 2 Semua mata pelajaran 9 1 Total 32 G. Analisa Data 1. Validitas Validitas berasal kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Saifudin, 2007:5). Untuk menguji validitas, digunakan teknik korelasi

64 product moment dari Pearson, yaitu dengan cara mengkorelasikan tiap butir dengan skor totalnya. Rumus yang digunakan adalah: N. Ʃxy (Ʃx)(Ʃy) r xy = [(N. Ʃx 2 ) (Ʃx 2 )][(N. Ʃy 2 )(Ʃy 2 )] Keterangan: r xy N Ʃx Ʃy Ʃx 2 Ʃy 2 Ʃxy = koefesien korelasi product moment = jumlah subyek = jumlah tiap item X = jumlah nilai aitem Y = jumlah kuadrat nilai tiap aitem X = jumlah kuadrat nilai tiap aitem Y = jumlah perkalian antara kedua variabel Pedoman untuk menentukan validitas item adalah dengan menggunakan standar 0.3, sehingga aitem-aitem yang memiliki r xy < 0.3 dinyatakan gugur. Sedangkan jika r xy > 0.3 maka aitem tersebut dinyatakan valid (Saifudin, 2007:5). Perhitungan ini dilakukan dengan menggunakan bantuan computer SPSS (statistic program for social science) versi 17.0 for windows. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji coba terpakai yaitu peneltian langsung dijadikan sebagai dasar analisa. 2. Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat ketepatan, ketelitian, keakuratan sebuah instrument (Saifudin, 2007:7). Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi

65 yaitu yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut reliable. Reliabilitas suatu alat ukur dapat diketahui jika alat tersebut mampu menunjukkan sejauh mana pengukurannya dapat memberikan hasil relatif sama bila dilakukan pengukuran kembali pada objek yang sama. Reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki Cronbach s alpha > dari 0.60 (Saifudin, 2007: 8). r 11=[ k k 1 ][1 Ʃσb2 σt 2 ] Keterangan: r 11 K Ʃσb 2 σt 2 = reliabilitas aitem = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumla variabel butir = variabel total Tabel 3.7 Klasifikasi Koefesien Reliabilitas Kriteria Koefesien reliabilitas Sangat reliable >0.9 Reliabel 0.7-0.9 Cukup reliable 0.4-0.7 Kurang reliable 0.2-0.4 Tidak reliable <0.2

66 H. Metode Analisa Data 1. Analisis deskriptif Teknik analisa data merupakan langkah yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan data-data ke dalam tujuan penelitian dan untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil penelitian. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Menghitung mean hipotetik (µ) dengan rumus: µ = ½ ( I max + I min ) Ʃ K Keterangan: µ = rerata hipotetik I max = skor maksimal item I min = skor minimal item Ʃ K = jumlah aitem b. Mencari standart deviasi hipotetik (σ) dengan rumus: σ = 1/6 ( X max X min ) Keterangan: σ = standart deviasi X max = skor maksimal subyek X min = skor minimal subyek

67 c. Kategorisasi Tabel 3.8 Rumus Pengklasifikasian Kategori Kategorisasi Rumus Rendah X (µ - 1 σ) Sedang (µ - 1 σ) X (µ + 1 σ) Tinggi X (µ + 1 σ) Selanjutnya, setelah diketahui harga mean dan standart deviasi, kemudian dilakukan prosentase masing-masing tingkatan dengan menggunakan rumus prosentase. Rumus prosentase digunakan untuk menghitung jumlah prosentase subyek dalam kategori tinggi, sedang dan rendah baik untuk kategori tingkat efikasi diri, religiusitas maupun tingkat perilaku menyontek. Rumusnya adalah sebagai berikut: d. Analisis prosentase P = f x 100% N Keterangan: P F N = angka prosentase = frekuensi = jumlah frekuensi

68 e. Pengaruh efikasi diri dan religiusitas terhadap intensi perilaku menyontek siswa Untuk mengetahui pengaruh efikasi diri dan religiusitas terhadap intensi perilaku menyontek siswa, peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menentukan dasar ramalan dari suatu distribusi data yang terdiri dari variabel kriterium (Y) dan satu variabel prediktor (X) yang memiliki bentuk hubungan yang linier. Adapun rumus persamaan sebagai berikut: Y = β0 + β1x1 + β2x2 + e keterangan: Y X1 X2 Β0 = intensi perilaku menyontek = Efikasi diri = Religiusitas = konstanta / intersep β1β2 = koefesien regresi e = faktor pengganggu untuk menghitung signifikansi persamaan regresi adalah dengan membandingkan harga F empirik dan F teoritik yang terdapat pada tabel nilai F. apakah ada hubungan yang signifikan dari variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y, maka hasil perhitungannya dibandingkan dengan taraf signifikan 5 %. Jika F hitung > F tabel: Ha diterima yaitu terdapat hubungan variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. jika F hitung < F tabel:

69 Ho ditolak yaitu tidak terdapat hubungan variabel X1 dan X2 terdapat variabel Y. perhitungan dilakukan dengan rumus-rumus di atas, peneliti menggunakan bantuan program SPSS (statistical product and service solution) 17.0 for windows.