BAB I PENDAHULUAN. mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan

dokumen-dokumen yang mirip
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Permendikbud, Standar Penilaian Pendidikan ( Jakarta: Permendikbud No66, 2013), hal 2

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kalangan, keberadaannya yang multifungsional menjadikan pendidikan. merupakan tolak ukur yang utama dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang diajarkan. Untuk menumbuhkan sikap aktif, kreatif, dan. pada prestasi belajar siswa yang rendah.

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. identik dengan istilah Sosial Studies. 1 IPS juga merupakan perpaduan

BAB I PENDAHULUAN. dimilikinya, dan mampu berkompetensi dalam persaingan global. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja, akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan segala macam tingkah laku dan kebutuhannya. Ilmu Pengetahuan

ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam aspek fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual, sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No. 20 tahun tentang Pendidikan Nasional yang berbunyi:

EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI LEARNING START WITH A QUESTION PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Binti Anisaul Khasanah 1, Siti Khoiriah 2

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil. Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE LISTENING TEAM PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 5 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu utuk terus

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Disusun oleh: LAILATUL HIJRIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. dan guru. Proses kegiatan belajar mengajar perlu dibina hubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masyarakat. Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia, maka kegiatan

Sejalan dengan ini Cornelius (dalam Abdurrahman,2009: 253)

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar. Belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-Qur an surah Ar-Ra du ayat 11 Allah SWT berfirman: ...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PROBING-PROMPTING DENGAN PENILAIAN PRODUK

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

PROFIL MOTIVASI BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING MELALUI LEMBAR KEGIATAN KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran. mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, maka ilmu

Improved Math Student Learning Outcomes VII Class D SMP I Payung Sekaki through Active Learning Strategies Matching Card Type index

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, oleh sebab itu maka kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Diantaranya adalah masalah guru, siswa dan materi. Kegiatan proses belajar mengajar

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran matematika perlu mendapatkan perhatian yang khusus. Sehubungan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER HERE

BAB I PENDAHULUAN. Diberikannya pelajaran matematika untuk setiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. moralitas kehidupan pada potensi yang dimiliki oleh setiap manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya ilmu pengetahuan di dunia pendidikan. Salah satu ilmu. batas tertentu perlu menguasai matematika.

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri karena pendidikan yang tinggi dapat

PENINGKATAN MOTIVASI DAN KTIVITAS BELAJAR MAHASISWA PGSD UMP PADA MATA KULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR DI SD MELALUI COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. belajar yang menunjukkan bahwa siswa telah melakukan perbuatan belajar, yang

PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN QUESTION STUDENT HAVE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menghiasi praktek pembelajaran di kelas. Pada umumnya guru

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. keahlian dimana program keahlian yang dilaksanakan di SMK disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN. ini semakin berkembanng dengan sangat pesat. integratif, produktif, kreatif dan memiliki sikap-sikap kepemimpinan dan

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA III ISBN

Merita Diana SMPN 1 Tanjungraja, Lampung Utara. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGASI PADA MATERI GEOMETRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hayat. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang maju.pada Al-qur an surah ar-ra d ayat 11 Allah SWT berfirman:

MODEL PEMBELAJARAN PROBING- PROMPTING DAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING (SFAE)

2 menguasai bidang ilmu lainnya. Abdurahman (2009:253) mengatakan bahwa ada lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan: (1) s

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.4, Oktober 2016, hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut dituntut adanya manusia-manusia

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

BAB I PENDAHULUAN. Hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana firman Allah swt dalam surah Al-Mujadalah ayat 11.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional serta kemajuan pendidikan di Indonesia diperlukan penyelenggaraan pendidikan yang diharapkan mampu meningkatkan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Laju perkembangan IPTEK dewasa ini harus diiringi dengan kesiapan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan intelektual dan moralitas tinggi. Sejalan dengan itu, kemajuan IPTEK sangat ditunjang oleh kemajuan diberbagai segi pendidikan. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Qs. Ar-Ra d ayat 11 berikut:.... Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah menyeru manusia untuk selalu berusaha mengubah keadaan yang ada. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki melalui pendidikan. Salah satu usaha meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan meningkatkan pendidikan matematika. Matematika adalah sumber bagi ilmu pengetahuan yang lain, artinya banyak ilmu pengetahuan yang pengembangannya bergantung pada matematika. Pendidikan matematika mencakup proses mengajar, proses belajar, dan proses berfikir kreatif. Proses mengajar dilakukan oleh pengajar dan proses belajar dilakukan oleh siswa sebagai anak didik. 1

2 Matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang wajib diajarkan pada setiap jenjang pendidikan dengan tingkat pendidikan yang telah disesuaikan dengan perkembangan mental intelektual anak. Tidak dapat dipungkiri, matematika merupakan mata pelajaran yang sulit, identik dengan rumus-rumus, angka-angka, serta perhitungan yang cenderung memerlukan konsentrasi tinggi, ditambah dengan kenyataan permasalahan tiap tahun mengenai tingkat kelulusan siswa yang sering terbentur dengan mata pelajaran matematika. Berbagai anggapan inilah yang menjadi permasalahan bagi guru dan siswa, sehingga memacu guru untuk terus meningkatkan kinerjanya agar mampu menarik minat siswa untuk lebih meningkatkan prestasinya, khususnya pada mata pelajaran matematika. 1 Telah diketahui bahwa masih banyak siswa yang kesulitan dalam belajar matematika, hal ini dikarenakan selama ini model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran klasikal, dan siswa cenderung pasif karena mereka hanya menjadi pendengar. Selain itu juga diterapkan model pembelajaran kooperatif, namun muncul suatu masalah yaitu dalam berkelompok siswa yang lebih cerdas lebih mendominasi dan akhirnya siswa yang kurang cerdas menjadi tersisih karena kelompok yang dibuat heterogen. Sehingga, diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu melayani perbedaan kemampuan siswa guna mengoptimalkan hasil belajarnya. Dalam proses belajar mengajar, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berfikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa 1 Muhammad Kholid Fhatoni, Pendidikan Islam dan Pendidikan Nasional (Paradigma Baru), (Jakarta: Departemen Agama RI Direktoral Jendral Kelembagaan Islam, 2005), h. 65.

3 sendiri, kesan itu tidak akan berlalu bergitu saja, tetapi dipikirkan, diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda. Atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksankan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru. Bila siswa menjadi partisipasi yang aktif, maka ia memiliki ilmu atau pengetahuan itu dengan baik. 2 Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, siswa mengikuti pelajaran tanpa rasa keingintahuan, tanpa mengajukan pertanyaan, dan tanpa minat terhadap hasilnya (kecuali barangkali nilai yang akan diperoleh). Ketika kegiatan belajar bersifat aktif, siswa akan mengupayakan sesuatu. Dia menginginkan jawaban atas sebuah pertanyaan, membutuhkan informasi untuk memecahkan masalah, atau mencari cara untuk mengerjakan tugas. 3 Untuk meningkatkan belajar siswa secara aktif model pembelajaran yang digunakan oleh pendidik adalah model yang dapat membuat siswa merasa yakin akan kemampuan yang dimilikinya dan selalu ikut berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar. Dan salah satu teknik belajar yang mampu memacu siswa untuk bisa belajar aktif dan mandiri adalah model pembelajaran Probing Prompting. Pembelajaran Probing Prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan tiap siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya 2 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 36. 3 Melvin L. Silberman, Active Learning (101 cara belajar siswa aktif), (Bandung: Nusamedia dan Nuansa Cendikia, 2013), h. 27-28.

4 siswa mengkonstruksi konsep-prinsip dan aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Model pembelajaran ini, tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif. 4 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Priatna, ia menyimpulkan bahwa proses Probing Prompting dapat mengaktifkan siswa dalam belajar yang penuh tantangan, membutuhkan konsentrasi dan keaktifan sehingga aktivitas komunikasi matematika cukup tinggi. Selanjutnya, perhatian siswa terhadap pembelajaran yang sedang dipelajari cenderung lebih terjaga karena siswa selalu mempersiapkan jawaban sebab mereka harus siap jika tiba-tiba ditunjuk oleh guru. 5 Hal yang sama diungkapkan oleh Suherman bahwa dengan menggunakan metode tanya jawab siswa menjadi lebih aktif daripada belajar mengajar dengan metode ekspositori. 6 Hasil observasi awal atau penjajakan awal di SDN Durian Bungkuk 2 serta melalui wawancara dengan salah seorang guru bidang studi matematika menunjukkan bahwa pembelajaran matematika di sekolah tersebut selama ini masih dengan menggunakan metode ceramah yaitu guru aktif di kelas dan siswa hanya sebagai pendengar pasif. ketidakaktifan siswa kelas VI SDN Durian Bungkuk 2 ini ditunjukkan ketika pembelajaran siswa tidak berani bertanya Ke-1, h. 165. 4 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Banjarbaru: Scripta Cendikia, 2012), Cet. 5 Dian Erika Wati et.al, Analisis Komparatif Pembelajaran Probing Prompting dan Examples Non Examples Terhadap Hasil Belajar, Tesis, (Bandar Lampung: Perpustakaan FKIP Universitas, 2013), h. 37. t.d. 2001). 6 Suherman et. al, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung: JICA UPI,

5 apabila belum paham dan tidak berani menjawab apabila ditanya guru. Permasalahan lain dalam pembelajaran yaitu siswa diarahkan langsung menuju proses dengan pemberian rumus-rumus secara langsung dan menyuruh siswa untuk mengahafalkan rumus-rumus tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak dilibatkan dalam proses pemecahan masalah dan penemuan kembali konsep matematika sehingga kreativitas siswa dalam mencari solusi pemecahan masalah tidak berkembang. Berdasarkan hal diatas, sumber utama pada proses itu berarti adalah penjelasan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan uraia materi, menerima, dan menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Hal ini tentu berakibat informasi yang didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Dengan langkah ini juga siswa cepat bosan, jika perasaan ini terus bertambah tentu akan berdampak buruk bagi siswa misalnya kesenangan siswa untuk belajar matematika akan turun, dampak selanjutnya kemampuan siswa menghitung volume bangun ruang akan menurun pula. Berdasarkan uraian di atas, peneliti menuangkan permasalahan penelitian yang berjudul Pembelajaran Matematika pada Materi Volume Bangun Ruang dengan Menggunakan Model Probing Prompting Siswa Kelas VI SDN Durian Bungkuk 2 Tahun Pelajaran 2015/2016.

6 B. Rumusan Masalah Berdasakan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana aktivitas siswa kelas VI SDN Durian Bungkuk 2 tahun pelajaran 2015/2016 terhadap pembelajaran matematika pada materi volume bangun ruang dengan menggunakan model Probing Prompting? 2. Bagaimana hasil belajar siswa kelas VI SDN durian bungkuk 2 tahun pelajaran 2015/2016 pada materi volume bangun ruang dengan menggunakan model probing prompting? C. Definisi Operasional dan Batasan Masalah 1. Definisi operasional Untuk menghindari terjadi kesalahpahaman terhadap judul penelitian di atas, maka penulis memberikan definisi operasional sebagai berikut: a. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. 7 Hasil belajar yang penulis maksud adalah hasil tes akhir siswa pada materi volume bangun ruang. b. Model pembelajaran Probing Prompting adalah model pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berfikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksikan sendiri konsep h. 5. 7 Agus Suprijono, cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), Cet. Ke-VI,

7 menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan. Model pembelajaran ini, tanya jawab dilakukan dengan menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi aktif. 8 c. Aktvitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. 9 2. Batasan Masalah Selanjutnya agar pembahasan dalam penelitian tidak meluas, maka bahasan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut: a. Materi dibatasi hanya pada sub materi Volume Bangun Ruang (volume kubus, volume balok, volume prisma segitiga dan volume tabung). b. Siswa yang diteliti adalah siswa kelas VI SDN Durian Bungkuk 2 tahun pelajaran 2015/2016. c. Penelitian dilaksanakan menggunakan model pembelajaran Probing Prompting. d. Aktivitas siswa dilihat dari proses kegiatan pembelajaran dan lembar observasi. e. Hasil belajar siswa dilihat dari nilai tes akhir. Ke-1, h. 165. 8 Ngalimun, Strategi dan Model Pembelajaran, (Banjarbaru: Scripta Cendikia, 2012), Cet. 9 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h. 277.

8 Jadi, yang dimaksud dengan judul penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran matematika pada materi volume bangun ruang dengan menggunakan model Probing Prompting siswa kelas VI SDN Durian Bungkuk 2 tahun pelajaran 2015/2016. D. Tujuan penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk mengetahui aktivitas siswa kelas VI SDN Durian Bungkuk 2 tahun pelajaran 2015/2016 terhadap pembelajaran matematika pada materi volume bangun ruang dengan menggunakan model Probing Prompting. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VI SDN Durian Bungkuk 2 tahun pelajaran 2015/2016 pada materi volume bangun ruang dengan menggunakan model Probing Prompting. E. Alasan Memilih Judul Adapun yang menjadikan alasan penulis memilih judul ini, adalah : 1. Mengingat masih rendahnya pemahaman siswa terhadap konsep volume bangun ruang. 2. Mengingat masih kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar matematika. 3. Mengingat penggunaan model pembelajaran Probing Prompting bisa dijadikan sebagai sebagai salah satu cara untuk mengaktifkan siswa dan memahamkan siswa terhadap konsep dari materi yang diajarkan, sehingga siswa dapat menggunakan konsep tersebut untuk memudahkannya dalam

9 memahami materi selanjutnya atau dapat menggunakannya dalam pemecahan masalah matematika. F. Signifikansi Penelitian Adapun signifikansi penelitian ini adalah: 1. Sebagai masukan dan informasi bagi guru untuk dapat memvariasikan model pengajaran khususnya pengajaran matematika untuk mencapai tujuan yang optimal; 2. Sebagai informasi dalam upaya meningkatkan kualitas belajar matematika siswa; 3. Sebagai masukan bagi peneliti untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam bidang pendidikan; 4. Sebagai dasar yang dapat dijadikan landasan bagi penelitian-penelitian berikutnya. G. Sistematika penulisan Dalam penelitian ini penulis menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab dan masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yaitu sebagai berikut: BAB I adalah pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional dan batasan masalah, tujuan penelitian, alasan memilih judul, signifikansi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II adalah tinjauan teoritis berisi pembahasan tentang hasil belajar, pembelajaran matematika, langkah pembelajaran matematika di sekolah dasar,

10 teori belajar, aktivitas siswa, model pembelajaran Probing Prompting, dan volume bangun ruang. BAB III adalah metode penelitian yang berisi tentang jenis dan pendekatan penelitian, desain (metode) penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, pengembangan insrtumen tes, teknik analisis data, dan prosedur penelitian. BAB IV adalah penyajian data dan analisis berisi deskripsi lokasi penelitian dan deskripsi kegiatan pembelajaran matematika BAB V adalah penutup yang berisi simpulan dan saran.