PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN I N S P E K T O R A T Jl. Arungbinang Nomor 16 Telp: (0287) , Kebumen 54311

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 001/UU/BPMFEBUI/II/2015

P E M E R I N T A H K O T A M A D I U N

PERATURAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 47 TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MALANG

PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK INSAN OMBUDSMAN KETUA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 001/UU/BPMFEUI/VI/2012

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

2 Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengga

KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA هيئة املراقبة لتنظيم احلج اإلندونيسي THE SUPERVISORY COMMISSION FOR THE INDONESIAN PILGRIMAGES KODE ETIK

PERATURAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 01/17/PDK/XII/2012 TENTANG KODE ETIK OTORITAS JASA KEUANGAN

BERITA NEGARA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN NOMOR : PER/04/M.PAN/03/2008 TENTANG

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI,

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 04/PRT/M/2006 TENTANG KODE ETIK AUDITOR INSPEKTORAT JENDERAL DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

KETETAPAN BADAN LEGISLATIF MAHASISWA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH (APIP) KABUPATEN BADUNG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 51 SERI E

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 91 TAHUN 2009 TENTANG KODE ETIK PEMERIKSA / AUDITOR INSPEKTORAT ACEH GUBERNUR ACEH,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2012 NOMOR 21 SERI E

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Tata Tertib (Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1607); MEMUTU

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR MALUKU PERATURAN GUBERNUR MALUKU NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BADAN ARBITRASE PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI NOMOR : PER 02/BAKTI/ TENTANG KODE ETIK ARBITER

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 87 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PELAKSANA PELAYANAN PUBLIK GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, keberadaan dan peran profesi auditor mengalami

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

PANITIA PEMILIHAN RAYA IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK APARAT PENGAWASAN INTERN PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN telah menghasilkan perubahan iklim pemerintahan. Akuntabilitas dan

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

2017, No tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Perencana Kementerian Perencanaan Pembangunan/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat :

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02/PMK/2003 TAHUN 2003 TENTANG KODE ETIK DAN PEDOMAN TINGKAH LAKU HAKIM KONSTITUSI

NOMOR: 10/LAPSPI- PER/2015 TENTANG KODE ETIK MEDIATOR/AJUDIKATOR/ARBITER PERBANKAN INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

PERATURAN DEWAN KEHORMATAN PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2013

UNDANG-UNDANG BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/UU/BPM FEB UI/X/2015 TENTANG:

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN NOMOR 005 TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

BAB I KETENTUAN UMUM

ATURAN ETIKA DAN PERILAKU APARAT PENGAWAS INTERN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

BENTURAN KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

KABUPATEN WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

KODE ETIK PENERBIT ANGGOTA IKAPI

Kode Etik Pegawai Negeri Sipil

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

Transkripsi:

PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Badan Audit Kemahasiswaan harus berdasarkan pada etika-etika yang jelas dan berdasar; b. bahwa dalam Undang-Undang Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Nomor 1 tahun 2015 tentang Badan Audit Kemahasiswaan pada Pasal 26 mewajibkan Badan Audit Kemahasiswaan untuk menyusun kode etik yang berisi norma-norma bagi Anggota dan Fungsionaris Badan Audit Kemahasiswaan dalam menjalankan tugas dan wewenangnya; c. bahwa Anggota dan Fungsionaris Badan Audit Kemahasiswaan harus menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas lembaga dan jabatan di mata pemangku kepentingan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Badan Audit Kemahasiswaan tentang Kode Etik Badan Audit Kemahasiswaan; Mengingat : Undang-Undang Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Nomor 1 tahun 2015 tentang Badan Audit Kemahasiswaan; MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN TENTANG KODE ETIK BADAN AUDIT KEMAHASISWAAN.

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Badan Audit Kemahasiswaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, yang selanjutnya disingkat BAK, adalah lembaga yang bertugas untuk memeriksa dan mengawasi pengelolaan dan tanggung jawab keuangan lembaga kemahasiswaan sebagaimana dimaksud dalam AD/ART Majelis Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia. 2. Anggota BAK adalah mahasiswa yang ditetapkan oleh Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia berdasarkan hasil uji kepatutan dan kelayakan serta bertanggung jawab atas berjalannya BAK. 3. Fungsionaris BAK adalah mahasiswa yang ditetapkan oleh Anggota BAK sebagai manajer dan anggota kompartemen BAK untuk membantu menjalankan fungsi dan tugas BAK. 4. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan secara independen, objektif, dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan lembaga kemahasiswaan. 5. Hasil Pemeriksaan adalah hasil akhir dari proses penilaian kebenaran, kepatuhan, kecermatan, kredibilitas, dan keandalan data/informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan lembaga kemahasiswaan serta rekomendasi BAK terkait temuan dalam pemeriksaan yang dilakukan berdasarkan standar pemeriksaan yang dituangkan dalam laporan hasil pemeriksaan BAK. 6. Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dan apabila tidak dilakukan akan dikenakan hukuman. 7. Larangan adalah segala sesuatu yang tidak diperbolehkan untuk dilakukan dan apabila dilanggar akan dikenakan hukuman. 8. Kode Etik BAK, yang selanjutnya disebut Kode Etik, adalah norma-norma yang harus dipatuhi oleh setiap Anggota dan Fungsionaris BAK baik selaku mahasiswa maupun pemeriksa dan pengawas keuangan lembaga kemahasiswaan untuk menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BAK. Halaman 2 dari 8

BAB II TUJUAN DAN RUANG LINGKUP Pasal 2 Kode Etik BAK memberikan pedoman yang wajib ditaati oleh Anggota dan Fungsionaris BAK untuk: a. mewujudkan BAK yang berintegritas, independen, dan profesional demi kepentingan Majelis Mahasiswa FEB UI; b. menghindarkan penyalahgunaan wewenang yang diterima oleh Anggota dan Fungsionaris BAK; c. menciptakan iklim kondusif di dalam BAK sehingga mampu memberikan kinerja secara optimal; dan d. menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas BAK. Pasal 3 Kode Etik ini berlaku bagi Anggota dan Fungsionaris BAK. BAB III KODE ETIK Pasal 4 Nilai-nilai dasar Kode Etik BAK meliputi: a. Independensi, yaitu sikap menjunjung tinggi ketidakberpihakan dan objektivitas, dan tidak terpengaruh oleh suatu tekanan, pandangan, atau kepentingan apapun dalam setiap pembuatan keputusan. b. Integritas, yaitu mutu, sifat, dan keadaan yang dilandasi oleh prinsip kejujuran, keadilan, keberanian, kebijaksanaan, dan tanggung jawab. c. Profesionalisme, yaitu menjaga dan menerapkan kemampuan profesional yang diperlukan, senantiasa berusaha meningkatkan kompetensi, menghindari benturan kepentingan, dan mematuhi seluruh ketentuan peraturan yang berlaku. Pasal 5 Kode Etik harus diwujudkan dalam sikap, ucapan, dan perbuatan Anggota dan Fungsionaris BAK dalam kehidupan sehari-hari, baik selaku mahasiswa maupun pemeriksa dan pengawas keuangan lembaga kemahasiswaan. Halaman 3 dari 8

BAB IV IMPLEMENTASI KODE ETIK Bagian Kesatu Prinsip Umum Pasal 6 Setiap Anggota dan Fungsionaris BAK wajib: a. Menjaga nama baik Universitas Indonesia, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, dan BAK; b. Menaati dan mengamalkan tridharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan kewirausahaan; c. Menaati dan mengamalkan nilai-nilai Universitas Indonesia baik di tingkat universitas maupun fakultas; d. Menaati nilai-nilai dasar yang ada di BAK; e. Bersikap netral dan tidak memihak; dan f. Mematuhi seluruh ketentuan peraturan yang berlaku. Bagian Kedua Kode Etik bagi Anggota BAK Pasal 7 (1) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BAK wajib: a. Mengucapkan dan melaksanakan sumpah atau janji ketika mulai memangku jabatannya; b. Menjaga kerahasiaan informasi yang diterima oleh bersangkutan karena posisinya; c. Menunjukkan sikap objektif dalam pengambilan keputusan; d. Menghindari terjadinya benturan kepentingan; e. Berani menghadapi dan menerima konsekuensi keputusan; f. Menegakkan seluruh standar, nilai, dan peraturan yang berlaku secara tegas dan bertanggung jawab; dan g. Menerapkan prinsip kehati-hatian, kecermatan, dan ketelitian. (2) Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, Anggota BAK dilarang: a. Melaksanakan pekerjaan di luar tugas dan kewenangannya; b. Memanfaatkan status, kedudukan, dan peranannya untuk kepentingan pribadi, seseorang, golongan, atau pihak lain; c. Menghindar dan/atau menolak perintah penugasan dari peraturan perundang-undangan dalam rangka pemeriksaan terhadap lembaga kemahasiswaan; dan Halaman 4 dari 8

d. Melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, dan/atau gratifikasi. Bagian Ketiga Kode Etik bagi Anggota dan Fungsionaris BAK Pasal 8 (1) Anggota dan Fungsionaris BAK selaku pemeriksa dan pengawas keuangan lembaga kemahasiswaan wajib: a. Memutakhirkan, mengembangkan, dan meningkatkan kompetensi dan keahlian profesionalnya dalam rangka melaksanakan tugas pemeriksaan; b. Bersikap jujur, tegas, bertanggung jawab, objektif, dan konsisten dalam mengemukakan pendapat berdasarkan fakta pemeriksaan; c. Mampu mengendalikan diri dan bertingkah laku sopan, serta saling mempercayai untuk mewujudkan kerja sama yang baik dalam pelaksanaan tugas; d. Menjaga kerahasiaan hasil pemeriksaan kepada pihak yang tidak berkepentingan; e. Menunjukkan sikap objektif dalam melaksanakan tugas pemeriksaan; f. Menghindari terjadinya benturan kepentingan; g. Melaksanakan tugas pemeriksaan secara cermat, teliti, dan akurat sesuai dengan standar dan pedoman yang telah ditetapkan; h. Bersikap tegas dalam menyatakan dan melaksanakan hal-hal yang perlu dilakukan berdasarkan pertimbangan profesional dan keyakinan yang memadai; i. Membangun komunikasi efektif dan diskusi terkait permasalahan yang timbul selama tugas pemeriksaan; dan j. Memberikan kesempatan kepada pihak yang diperiksa untuk menanggapi temuan dan kesimpulan pemeriksaan serta mencantumkannya dalam laporan hasil pemeriksaan. (2) Anggota dan Fungsionaris BAK selaku pemeriksa dan pengawas keuangan lembaga kemahasiswaan dilarang: a. Menyalahgunakan dan melampaui wewenangnya baik sengaja atau karena kelalaiannya; b. Mengubah tujuan dan lingkup pemeriksaan yang telah ditetapkan dalam program pemeriksaan tanpa persetujuan penanggung jawab pemeriksaan; c. Menunjukkan sikap dan tingkah laku yang dapat menyebabkan keraguan pihak lain atas independensinya; d. Memanfaatkan hasil pemeriksaan untuk kepentingan pribadi, seseorang, dan/atau golongan; Halaman 5 dari 8

e. Mengungkapkan temuan pemeriksaan yang masih dalam proses penyelesaian kepada pihak lain di luar BAK; f. Memerintahkan dan/atau mempengaruhi dan/atau mengubah temuan pemeriksaan, opini, kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan yang tidak sesuai dengan fakta dan/atau bukti-bukti yang diperoleh pada saat pemeriksaan, sehingga temuan pemeriksaan, opini, kesimpulan, dan rekomendasi hasil pemeriksaan menjadi tidak objektif; g. Meminta dan/atau menerima uang, barang, dan/atau fasilitas lainnya baik langsung maupun tidak langsung dari pihak yang terkait dengan pemeriksaan; dan h. Memaksakan kehendak pribadi kepada pihak yang diperiksa. BAB V HUKUMAN KODE ETIK Bagian Kesatu Tingkat dan Jenis Hukuman Pasal 9 (1) Jenis hukuman bagi Anggota BAK berupa: a. peringatan tertulis; atau b. pemberhentian dari keanggotaan BAK. (2) Hukuman tersebut pada ayat (1) ditetapkan oleh Sidang Pleno BAK. (3) Keputusan yang diambil pada ayat (2) dalam Sidang Pleno BAK dianggap sah jika sidang dihadiri minimal 2/3 (dua per tiga) dari jumlah seluruh Anggota dan Fungsionaris BAK serta disetujui lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) ditambah 1 (satu) orang dari Anggota dan Fungsionaris BAK yang hadir. (4) Data dan informasi yang diperoleh selama penyidikan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jenis hukuman. Pasal 10 (1) Tingkat dan jenis hukuman bagi Fungsionaris BAK lainnya berupa: a. hukuman ringan berupa teguran tertulis dan dicatat dalam daftar induk Anggota dan Fungsionaris; b. hukuman sedang berupa pemberhentian sementara sebagai Fungsionaris BAK paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 3 (tiga) bulan; atau c. hukuman berat berupa pemberhentian sebagai Fungsionaris BAK. (2) Hukuman tersebut pada ayat (1) ditetapkan oleh Ketua Umum melalui Sidang Pleno Anggota BAK. Halaman 6 dari 8

(3) Keputusan yang diambil pada ayat (2) dalam Sidang Pleno Anggota BAK dianggap sah jika sidang dihadiri minimal 2/3 (dua per tiga) dari jumlah seluruh Anggota BAK serta disetujui lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) ditambah 1 (satu) orang dari Anggota BAK yang hadir. (4) Data dan informasi yang diperoleh selama penyidikan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan jenis hukuman. Bagian Kedua Jenis Pelanggaran dan Jenis Hukuman Bagi Anggota BAK Pasal 11 (1) Jika Anggota BAK melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8 yang berdampak negatif baik terhadap BAK maupun lembaga kemahasiswaan, maka dijatuhi hukuman peringatan tertulis. (2) Jika Anggota BAK melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan kembali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka dijatuhi hukuman pemberhentian dari keanggotaan BAK. (3) Jika Anggota BAK melakukan pelanggaran terhadap Pasal 7 ayat (2) huruf d dan Pasal 8 ayat (2) huruf g, maka akan langsung dijatuhi hukuman pemberhentian dari keanggotan BAK. Bagian Ketiga Jenis Pelanggaran dan Jenis Hukuman Bagi Fungsionaris BAK Pasal 12 (1) Jika Fungsionaris BAK melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 yang berdampak negatif pada proses pemeriksaan, BAK, atau lembaga kemahasiswaan maka dijatuhi hukuman ringan berupa teguran tertulis. (2) Jika Fungsionaris BAK melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan kembali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka dijatuhi hukuman sedang. (3) Jika setelah dijatuh hukuman sedang, Fungsionaris BAK melakukan pelanggaran terhadap kewajiban dan larangan kembali sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), maka dijatuhi hukuman berat. (4) Jika Fungsionaris BAK melakukan pelanggaran terhadap Pasal 7 ayat (2) huruf d dan Pasal 8 ayat (2) huruf g, maka akan langsung dijatuhi hukuman pemberhentian sebagai Fungsionaris BAK. Halaman 7 dari 8