r994 FAKUTTAS IIUI(UilI UIIIYERSITAS SURABAYT SURABAYA ABSTRAK SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
PERLINDUNGAN HUKI.'M BAGI PEMBELI YANG BERITIKAD BAIK

AESTRAKSI. Latar Belakanc Pemi lihan Judu'l. Asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang-undang. Hukum Dagang (selanjutnya disingkat KUHD) adalah suatu

Dalam kehidupan sehari-hari manusia.i tu tidak. I epas dari masal ah hut ang-p iut ang, Dengan adanya hutang-piutang

anak sebagaimana yang dikehendaki

FAKULTAS HOKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA

IGDUDUKAII IIIAI( IIIGI(IT DALAiI PEIYARISAI{ ME]IURUI HUI(UiI ADAT IATUA

OtEH ABSTRAK SKRTPSI. DESSY EVALINA NRP N RM t. 36&n IIUI(UM BAOI PEI{ERIMA GIR(I BITYIT DIBATAI.I(AI{ {IIEII PEI{ARII(

Ftfiutlts RU[un uiltvenstlrs sunmara SUNTBTYA t991. ttllt ilt TAII8GU]IG EUGTT TTAS IGCETIIOA]I YIXG IERIII}I III ABSTRAK SKRIPSI RESPATI ISHARSUNTORO

BALII( IIAMA HAK SETTA IAIIAH KtlTAMAlIYA SURABAYA TERHADAP STAIUS IGPEMITIIMil ATAS BA]IGUIIAII

199{ ABSTRAK SKRIPSI. tfi(uttas Hu!(uil UlllvERslTls surlbayr SURABAYA. fl lilauall IEltIAllG lgpll il TAtl llatfff llubull GAllllI A llell0lll

PENJAHAT PERANG DITINJAU MENURUT HUKUM INTERNASIONAL ABSTRAK SKRIPSI. OLEH RUSTYATTITO TRIST{O DJATMIKO 1{RP xtrm

ABSTRAKSI. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan. dana dalam pembinaan perekonomiannya. Perekonomian

TUI{TUTAII DEALER SEPEDA Mt T(lR AKIBAT WA]IPRESIASI PEIIBELI DALAiI PERIAIIIIA]I SEWA BEII iiusimaii DI I$BUPAIEII PRIIB(ITIIIGGII

OIEH PEMAKAIAN RUMAH SUSUN YANG DIKUASAI OLBH ABSTRAK SKRIPSI PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

TINJAUAN HUKUM DALAM PRAKTIK AKUISISI TERHADAP PERUSAHAAN YANG GO - PUBLIC

SURABAYA t993 FAKI.'I.TAS HUKI'M UNIVERSITAS ET. RAEAYA. PERilillluil8til ilut(ut BA0t lltyest0t ASSTRAK SKRIPSI HENDRAWAN

ABSTRAK SKRIPSI. dalam. Masalah perbankan di Indonesia diatur. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

ABSTR,AK SKR,IPSI. l{rp 2g,0a25 ttim a 'l. gurabaya tt9t HUKUT UN VEN'ITAS. PEIIGGUATil ffirek YAIIG SATA DIIIIIIAU DTil IUI(UT

DfTffiJAU lttnf iluuil tttentastoltar

ABSTRAKSI SKRIPSI. Banyak merek dalam dunia perdagangan di Indonesia. pada saat ini yang dimulai dari kegiatan sehari-hari dan

ABSTRAK SKRIPSI OIEH VIVIN ELVINA NRP TITIIAUIII YURIDIS GAGATIIYA I(OIIIRAK UTIRTITBT TAI(UITIS HUI(UM UIIIVERSIIAS SURABATI

rs93 DAII\M MASALAH PERAI IG IRAht - IRAK PENERAPAN HI.'KT,IM HI,JMAMIER RAHAYU WIJAYANI ilrp xnil 8it. 7.0o4.t ABTITRAK SKRIPSI

FAKUlTAS HUKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA

IAIIOCUIIG GUGAI PEIIGGUIIAAII IIEREK UilIUTI DIKEIIAT IIASYARAI$ DITIN AU DARI UltDAilC UilDAltG lt0ill0r 19 lallull 1992

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah Negara kepulauan yang sebagian besar penduduknya

IIAI iieiidiaiii RUMAII PEIIII{GGAIAII YAIIG DIBAIIGUII ITTPA PERSETUIUAII AHII WARIS YAIIO IAIT.: DtTtiltAU l AR SE0t HUt(Ut PERDATA

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN SAHAM SEBAGAI AGUNAN KREDIT

FAI(UITAS HUtruil UilIVERSIIIS SURABAYA SURTBAYT t993

BAB I PENDAHULUAN. pada satu pihak tertentu, akibatnya ada masyarakat atau pihak lain yang sama

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGGARAPAN SAWAH (MUZARA AH) DI DESA PONDOWAN KECAMATAN TAYU KABUPATEN PATI

JURNAL ILMIAH PELAKSANAAN SISTEM PLAIS (ADAT BALI) DALAM BAGI HASIL TERHADAP TANAH PERTANIAN DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1960

" i. Oleh. LUHUT LIMBONG r FAKULTAS PASCA SARJANA. INSTITUT PERTANlAN BOGOR

t99 4 TAI{GGUNG JAWAB PERANTARA DAGAT'IG EFEK DALAI\{ MELAKUI(AN PENYERAHAT{ SAHAM YAI\G TERI"AMBAT PADA IIWESTOR ABSTRAK SKRIPSI

DIES NATALIS XXXIII Universitas Islam Batik Surakarta ISBN :

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan hidup masing-masing, salah satunya melakukan transaksi jual beli.

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

TAKUITAS HUI(UII U]IIYERSITAS SURABAYA SURABAYA t992 TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PELARANGAN ABSTRAK SKN.IPSI OLEH ASNI SOEWANDAYANA

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

PELAKSANAAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DIHADAPAN PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH (PPAT) (StudiKasus di Kantor PPAT Farida Ariyanti, SH) Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting karena Indonesia

ttfiurm fittu uilie$lrts sunrurr 's0nrtlrt sebrglr cutrlm Dil.tx [EPllt Ilt t9t2 IUGTS OTil HET'EilIIIG BATAI HARIA PEIIIIICGATI]I ^ESTN.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB III PERBANDINGAN GADAI GANTUNG SAWAH DALAM PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN HUKUM ADAT

FAI(UITAS HUI(UM UIIIYERSITAS SURABAYA SURABAYA r993 ABSTRAK SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

ditawarkan sesuai dengan luas sawah serta subur atau tidaknya padi yang akan ditebas. Tawar menawar harga diperlukan untuk mencapai kesepakatan harga

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB III DEKRIPSI PELAKSANAAN PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN. TANAH di DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB. PASURUAN

SURAT PERJANJIAN JUAL BELI TANAH

Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang 2010

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III LAPORAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,

ABSTRAK STRIPSI. TANGGUNGUGAT PENGUSAHA BIOSKOP TERHADAP KERUGIAN YA}IG ilderita PENONTON AKIBAT TERJADINYA XECEIIKAAN DALAiI GEDU}IG BIOSKOP.

PELAKSANAAN GADAI TANAH PERTANIAN DI DESA TANRARA KECAMATAN BONTONOMPO SELATAN KABUPATEN GOWA

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan dan peminjaman dana kepada anggota koperasi dengan tujuan

PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA MENYEWA TANAH PERTANIAN BERDASARKAN HUKUM ADAT (Studi kasus di Desa Mudal Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

HUKUM PERJANJIAN MENURUT HUKUM ADAT

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mereka sehari-hari begitu juga penduduk yang bertempat tinggal di

ABSTRAK SKRIPSI. kata wasiah, yaitu. Wasiat menurut asalnya dari. seseorang yang diucapkan. suatu kehendak ataupun pesan dari

BAB III PRAKTEK PELAKSANAAN GADAI TANAH DAN PEMANFAATAN TANAH GADAI DALAM MASYARAKAT KRIKILAN KECAMATAN SUMBER KABUPATEN REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I P E N D A H U L U A N

PENDAHULUAN. Jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

2015, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456); 2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Dalam. rangka upaya peningkatan pembangunan nasional yang bertitik berat

BAB I PENDAHULUAN. hakekatnya bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat

t993 otell RAHPANTJA.BUDI IlllfAuAll IERHADAP ttsltltas KREI IT lellgall ltlellggullal$] lailill{all Blllcul{lll Ytll0 BERDIRI Dl ATAS TlllrH Hll(

BAB III PRAKTEK UTANG PIUTANG DENGAN JAMINAN BARANG KREDITAN DI DESA BRANGKAL KECAMATAN BANDAR KEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG

Tlltf^Uilt vunldts,?ent(saltaalt tsurailst mntsta l[ perusrhmil $unfitst ftst tltdoltesta

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. satu dari sepuluh kebutuhan pokok atau kebutuhan primer manusia.

PERTEMUAN MINGGU KE-10 LANDREFORM DI INDONESIA. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BABADAN LOR DAN PRAKTEK UTANG PIUTANG PADA KELOMPOK TANI DI DESA BABADAN LOR. A. Letak Geografis Desa dan Kecamatan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. provisi, ataupun pendapatan lainnya. Besarnya kredit yang disalurkan akan

PERJANJIAN BAGI HASIL TANAH PERTANIAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 1960 DI KECAMATAN SOYO JAYA KABUPATEN MOROWALI (Studi Kasus di Desa Bau)

BAB V PENUTUP. Dari hasil pembahasan penelitian pada bab-bab sebelumnya, maka. penelitidapat menyimpulkan beberapa hal antara lain :

CONTOH SURAT PERJANJIAN JUAL BELI MOBIL

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

BAB I PENDAHULUAN. dapat bermanfaat bagi pemilik tanah maupun bagi masyarakat dan negara.

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dan Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Ilmu Hukum. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. membawa pengaruh yang sangat besar terhadap bangsa Indonesia, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. lain adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. terkumpulnya uang yang cukup untuk membeli barang tersebut secara tunai.

TINJAUAN HUKUM TENTANG HADLANAH (HAK ASUH ANAK) AKIBAT PERCERAIAN. (Studi Kasus di Pengadilan Agama Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya mengalami peningkatan sesuai dengan pertumbuhan

BAB III PRAKTIK UTANG PIUTANG DENGAN SISTEM NGAMBAK DI DUKUH BURAN KELURAHAN BABAT JERAWAT KECAMATAN PAKAL KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur dan. dan peningkatan pembangunan yang berasaskan kekeluargaan, perlu

BAB III PRAKTIK SEWA TANAH PERTANIAN DENGAN PEMBAYARAN UANG DAN BARANG DI DESA KLOTOK PLUMPANG TUBAN

Transkripsi:

TINJAUAN HUKUM TENTANG PELAKSANAAN JUAL - BELI BUAH ANGGUR SECARA TEBASAN DI PROBOLINGGO ABSTRAK SKRIPSI OtEH BUDI SUGIARTO N RP n&24a NtRM E8. 7. 004. 12021. 06161 FAKUTTAS IIUI(UilI UIIIYERSITAS SURABAYT SURABAYA r994

Surabaya, Apri I 1994 Mahasi swa yang bersangkut an /l //..'\ lrl /"'um /'-f t/ BUDI SUG I ARTO Mengetahui Daniel Dj ar'l i man, S. H.MS. Daniel j oko Tarl i man, S. H.MS.

ABSTRAKSI Masyarakat Indonesja sebagian besar adalah petani dengan taraf ekonomi lemah, sehingga kebutuhan hidup mereka kadang-kadang tidak tercukupi. Untuk itu pemerintah dengan berpedoman pada Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) berusaha mengatasi hal tersebut demi terwujudnya cita-cita bangsa, yaitu mencapai masyarakat adjl dan makmur. Usaha ini dapat dilakukan dengan dengan cara mengadakan peraturanperaturan dibidang agraria, penyuluhan-penyuluhan pertanian, pengadaan dan penanaman bibit unggul, perawatan dan pengelolaan tanaman dan tanah dengan cara yang terbai k. Pasal 1O ayat I Undang-Undang pokok Agraria menyatakan bahwa : "Setiap orang dan badan hukum yang mempunyai sesuatu hak atas tanah pertanian pada umumnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakannya sendiri aktif, dengan mencegah cara pemerasan. secara Kenyataan peraturan ini tidak selatu ditaati oleh para petani terutama para petani yang mengharapkan hasil panen dali buah anggur, khususnya para petani pemilik pohon anggur di daerah probolinggo. Di daerah ini para pem j'l ik pohon anggur cenderung melakukan perjanjian jual-beli buah anggur secara tebasan.

Dengan adanya perjanj ian jual-bel i secara tebasan terhadap buah anggur, dimana perjanj iannya di lakukan secara tunai atau kontan, maka wewenang untuk mengolah, merawat dan mengusahakan sendiri hasil buah anggur tersebut dengan sendirinya berpindah dari pemilik tanaman kepada pemi l ik modal atau pembel i atau penebas. Dalam kenyataannya bahwa perjanj ian jual-bel i buah anggur secara tebasan di Probol.i nggo adalah suatu perjanj ian berdasarkan mana pemi lik pohon anggur harus menyerahkan penguasaan tentang keadaan buahnya, serta hasil panen kelak kepada pembel i atau penebas, setelah pembel i atau penebas menyerahkan uang sebagai harga penawaran yang telah disepakati terhadap buah anggur. Perjanjian jual-beli buah anggur secara tebasan yang terjadi di masyarakat probolinggo dilakukan dengan tidak tertuljs (secara lisan). Kendala yang tjmbul dari perjanj ian jual-beli buah anggur secara tebasan di probo1 inggo yang dilakukan secara lisan, yaitu bahwa hukum adat tidak merinci masalah-masalah yang berhubungan dengan ganti rugi dari perjanjian jual-beli buah anggur secara tebasan, j i ka terjadi sesuatu yang bersi fat alam, misalnya: angin yang kencang, hujan yang Iebat dan diserang hama yang mengakibatkan rusaknya tanaman anggur sebe I um d i panen.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang menjadi permasal ahan dalam skripsi ini ada.l ah : Bagaimana tang_ gung jawab para pihak dalam perjanj ian jual_bel i buah anggur secara tebasan, apabila tenaman tersebut diserang hama at au dicuri orang? Penyusunan skr'i psi in.i di lakukan dalam beberapa tahap atau fase sebagaj berikut : -Fase persiapan r 3 minggu -Fase pengumpul an data : 4 minngu -Fase pengolahan data : 3 bulan Dalam penyusunan skrips.i ini metode Dendekatan masalah yang dipergunakan adalah secara yuridis normatif, yaitu mendasarkan peraturan hukum adat yang berlaku yang berkaitan dengan permasalahan dalam skripsi ini. Sumber data da'l am skripsi in.i diperoleh dari data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer dan hukum sekunder. Bahan hukum primer adalah peraturan hukum adat yang berlaku, maupun peraturan lainnya yang berkaitan clengan masalah ini. Sedangkan bahan hukum sekuder meliputi Iiteratur, pendapat para sarjana, serta bahan-bahan yang di perol eh sel ama mengi kut i kul.i ah. Pengumpulan data di lakukan dengan studi kepustakaan, yaitu dengan cara membaca dan mempelajari bukubuku, peraturan hukum adat dipi lih dan diambil yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas.

Selanjutnya dilakukan yray{ancara dengan beoerapa orang pemilik pohon dan pembel i atau penebas dengan cara menyusun daftar pertanyaan secara terarah agar diperoleh dat a yang t epat. Pengol ahan data dalam penyusunan skripsi ini di- 'I akukan dengan menggunakan metode deduksi yaitu bertitik tolak dari hal-ha1 yang bersifat umum yang diperoleh dari I iteratur dengan ditunjang ol eh hasi I wawancara dengan pembel i maupun penjual untuk kemudian diterapkan pada hal yang khusus, yaitu dengan permasalahan, sehingga menghasi lkan suatu kesimpulan yang bersifat khusus sebagai jawaban atas permasal ahan tersebut. Kemudian dianalisis secara kualitatif, yaitu suatu metode yang berdasarkan atas pemikiran yang Iogis, runtun dan runtut dengan menelaah secara sistematis peraturan hukum adat yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dan menghasi I kan urai an yang bersi fat di skri pt i f anal i st i s. Lokasi penel i t i an dal am penyusunan skri psi i ni ada lah di Probol inggo. Pokok hasil penelitian dalam skripsi ini adalah bahwa bentuk perjanjian jual-beli buah anggur secara tebasan adalah secara Iisan/t idak tertul is, yaitu berdasarkan kepercayaan dan kesepakatan para pihak dan tanpa seorang saksi. Jadi merupakan perjanjian adat yang bersi f at kontan dan nyata.

Hak dan kewajiban penjual adalah penjual berhak menerima pembayaran dari pembeli, kewaj iban penjual ada- 1ah menyerahkan penguasaannya atas buah anggur kepada penebas/pembel i setelah harga penawaran tersebut dilunasi. Hak dan kewaj i ban pembe l i /penebas adal ah penebas berhak memiliki buah anggur yang ada di pohonnya sampai saatnya untuk dipanen, kewajiban penebas yaitu membayar harga yang telah disepakati dan mengembalikan penguasaan atas pohon anggur, jika buah an99ur telah habis dipanen kepada penjual/pemi I ik pohon. Obyek perjanjian jual-beli buah anggur secara tebasan dalam prakteknya, adalah berupa buah yang masih kecil/penthil, buah sudah agak besar dan buah yang sudah tua, tetapi belum masak/matang yang masih tergantung pada pohonnya, Pertanggungan jahtab (risiko) para pihak jika obyek perjanj ian jual-beli buah anggur tersebut rusak karena serangan hama atau dicuri orang adalah merupakan tanggung jawab dari penebas, karena sejak disepakati harganya (harganya telah dibayar tunai ), maka hak mi l ik atas buah anggur dan risiko yang ada beralih ke tangan penebas. Namun demikian dalam hal tersebut pemilik pohon anggur biasanya ikut membantu berdasarkan asas tolongmenolong dan kekeluargaan agar risjko tidak timbul.

Kalau kerusakan itu disebabkan oleh faktor alam misalnya : hujan yang Iebat, angin yang kencang yang mengakibatkan rusaknya pohon anggur, maka risiko ditanggung oleh kedua belah pihak yaitu pemilik pohon,/penjual maupun penebas, karena baik pihak pembel i maupun penjual sama-sama menderita kerugian yaitu penjual tidak dapat menghasi lkan uang dari hasil panen pohon anggur tersebut karena rusaknya pohon anggur, sedangkan dari pihak penebas kehi langan uang panjer. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka kesimpulan yang di kemukakan adalah bahwa sistem pembayaran pada perjanjian jual-bel i tebasan ini adalah secara tunai (kontan) dan sebagian besar dilakukan dengan panjer. Dalam hal ini juga disebutkan bahwa obyek perjanjian jual-beli buah anggur secara tebasan adalah mulai dari buah masih kecil atau penthil, buah sudah agak besar dan buah sudah tua tetapi belum dipetik dari pohonnya. Apabi1a harga yang telah disepakati telah dibayar lunas oleh penebas, maka segala ris'i ko yang terjadi ditanggung oleh pihak penebas. Akan tetapi biasanya pemilik pohon memberi potongan harga kepada penebas yang mengalami kerugian berdasarkan asas tolong menolong dan kekeluarganya.