BAB I PENDAHULUAN. Keluarga, Jakarta: Kencana, 2012, hlm Ibid, hlm. 6-7.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga itu adalah yang terdiri dari orang tua (suami-istri) dan anak. Hubungan

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keluargalah semua aktifitas dimulai, keluarga merupakan suatu kesatuan social

BAB VI PENUTUP. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai A) Kesimpulan; B) Implikasi; dan C) Saran.

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

ra>hmatan lil alami>n (rahmat bagi alam semesta). Dan salah satu benuk rahmat

BAB I PENDAHULUAN. pasangan (suami) dan menjalankan tanggungjawabnya seperti untuk melindungi,

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. untuk itu. Perkawinan merupakan faktor untuk membina kerja sama antara laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari siklus kehidupan manusia adalah terbentuknya pasangan baru (new couple), di

BAB I PENDAHULUAN. Inilah sebabnya mengapa Islam sangat memperhatikan masalah keluarga dari pada

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. Aunur Rohim Faqih, Bimbingan Konseling dalam Islam, UII Pres, Yogyakarta, 2001, hlm. 70 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, generasi muda khususnya remaja, telah diberikan berbagai disiplin ilmu sebagai persiapan

BAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Sebaik-baik pakaian adalah pakaian takwa. (Q.S. Al- A raf/7: 26). 2

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN AKHLAK ANAK DALAM KELUARGA NELAYAN DI DESA PECAKARAN KEC.WONOKERTO KAB. PEKALONGAN

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembiasaan Shalat Berjama ah di MTs Al-Huda Bandung Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. yang masih lengkap keduanya sedangkan keluarga tidak utuh atau yang sering

BAB IV FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG PELAKSANAAN BIMBINGAN KEAGAMAAN ORANG TUA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK USIA DINI DI TK PELITA BANGSA

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak di MTsN Kunir dan MTsN Langkapan Blitar. b)

BAB VI PENUTUP. Kegiatan Keagamaan terhadap Akhlakul Karimah Siswa di MTsN. Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2016/2017, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aji Samba Pranata Citra, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

STRATEGI COPING IBU DALAM MENJALANI PERAN SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL SKRIPSI

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB I PENDAHULUAN. ditahun Menurut data tersebut, diperkirakan 1 dari 5 anak diamerika mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bahasan dalam psikologi positif adalah terkait dengan subjective well being individu.

KONSEP PENDIDIKAN KELUARGA DALAM ISLAM PENDEKATAN PSIKOLOGI. Proposal Disertasi : Oleh H. Arifuddin

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah bagian dari jenjang atau hierarki kebutuhan hidup dari Abraham Maslow, yang

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB V PEMBAHASAN. tersebut selanjutnya peneliti sajikan dengan teori-teori pada tinjauan

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA SINGLE PARENT DI DESA BANJARTURI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dengan berbagi tugas seperti mencari nafkah, mengerjakan urusan rumah tangga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelompok yang disebut keluarga (Turner & Helmes dalam Sarwono & Weinarno,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan secara berpasang-pasangan. Hal

EFEKTIVITAS PROGRAM PELATIHAN PARENTING SKILL TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN ORANG TUA TENTANG POLA ASUH

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi dan saling berinteraksi satu sama

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dewasa dikatakan waktu yang paling tepat untuk melangsungkan pernikahan. Hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis penelitian mengenai konsep tujuan pendidikan Islam

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan secara teoritis maupun hasil penelitian

Bab 1. Pendahuluan. Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat oleh

BAB I PENDAHULUAN. dengan satuan sosialnya yaitu keluarga. Menurut Khairudin (1997 : 43) keluarga

BAB II PROFIL INFORMAN

BAB V PEMBAHASAN. yang ada dalam kenyataan sosial yang ada. Berkaitan dengan judul skripsi ini,

bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.2

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

( ). BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. disisi Tuhan-Nya, dan untuk berpacu menjadi hamba-nya yang menang di

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. kasus korupsi, pencurian, pembunuhan, pembegalan, penganiayaan, kejahatan,

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki hak dan kewajiban didalam

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Ku anfusakum wa ahlikum naaro... Penggalan al-qur an surat at-

BAB I PENDAHULUAN. orang tua berkewajiban untuk mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang

BAB I PENDAHULUAN. ibu dan anak. Dalam suatu keluarga, arus kehidupan ditentukan oleh orang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perjanjian yang sakral (mitsaqan ghalidha) antara suami dan istri.

BAB V PEMBAHASAN. cukup, yakni pada rata-rata interval 31,13%. Hal tersebut disebabkan. untuk mengikuti dan melaksanakan kegiatan kegiatan keagamaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan kehidupan manusia dalam rangka menuju hidup sejahtera.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanggung jawab atas kesejahteraan anak, baik jasmani, kesehatan, rohani serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menimbulkan konflik, frustasi dan tekanan-tekanan, sehingga kemungkinan besar

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN MODEL PENDEKATAN ISLAMI DALAM PENANGANAN STUDENT DELINQUENCY KELAS VIII SMP N 04 CEPIRING KENDAL

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PERCERAIAN ORANG TUA DENGAN OPTIMISME MASA DEPAN PADA REMAJA KORBAN PERCERAIAN. Skripsi

BAB IV HASIL ANALISIS POLA ASUH ORANG TUA BURUH TANI DALAM MEMBINA KEBERAGAMAAN ANAK DESA BUMIREJO ULUJAMI PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seringkali ditemukan seorang ibu yang menjadi orang tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses dan pemaknaan tentang arti perkawinan itu sendiri selama pasangan

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan emosional atau Emotional Questient (EQ)

BAB I PENDAHULUAN. sunnatullah yang umumnya berlaku pada semua mahkluk-nya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari proses interaksi sosial. Soerjono Soekanto (1986) mengutip

BAB I PENDAHULUAN. tentang pernikahan menyatakan bahwa pernikahan adalah: berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Pasal 1

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PAI BAGI PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI MADRASAH TSANAWIYAH YMI WONOPRINGGO KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana dipahami bahwa para remaja berkembang secara integral,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENGHAYATI PERAN ISTRI

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

BAB I PENDAHULUAN. hlm Eva Latipah, Pengantar Psikologi Pendidikan, PT Pustaka Insani Madani, Yogyakarta,

BAB IV ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istri, dengan atau tanpa anak. Sedangkan menurut Sumner dan Keller

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan sunnah Rasul yang dilakukan oleh kaum muslim

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena itu manusia wajib berdoa dan berusaha, salah satunya dengan jalan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan konsep yang bersifat multidimensi. Para ilmuwan sosial bersilang pendapat mengenai rumusan definisi keluarga yang bersifat universal. Salah satu ilmuwan yang permulaan mengkaji keluarga adalah George Murdock. Dalam bukunya social structure, Murdock menguraikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki karakteristik tinggal bersama, terdapat kerja sama ekonomi dan terjadi proses reproduksi. 1 Keluarga juga merupakan suatu perkumpulan dimana di dalamnya terdapat anggota-anggota yang memiliki hubungan darah melalui pernikahan. Dari segi keberadaan anggota keluarga, maka keluarga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu keluarga inti (nuclear family) dan keluarga batih (extended family). Keluarga inti adalah keluarga yang di dalamnya hanya terdapat tiga posisi sosial, yaitu : suami-ayah, istri-ibu, dan anak. Struktur keluarga yang demikian menjadikan keluarga sebagai orientasi bagi anak, yaitu keluarga tempat ia dilahirkan. Adapun orang tua menjadikan keluarga sebagai wahana prokreasi, karena keluarga inti terbentuk setelah sepasang laki-laki dan perempuan menikah dan memiliki anak. Adapun keluarga batih adalah keluarga yang di dalamnya menyertakan posisi lain selain ketiga posisi di atas. 2 Yang termasuk posisi lain di dalam keluarga batih yakni adanya nenek dan kakek yang ikut tinggal dalam satu keluarga. Dalam keluarga inti terdapat suami-ayah, istri-ibu atau keduanya disebut juga dengan orang tua serta terdapat pula anak yang merupakan buah hati mereka. Di dalam satu keluarga terkadang terdapat pula struktur keluarga yang tidak lengkap, misalnya dalam keluarga itu kehilangan salah satu dari kedua orang tua yang mulanya lengkap menjadi tunggal. Hal itu disebabkan karena beberapa faktor, diantaranya karena adanya kematian, perceraian, ibu 1 Sri Lestari, Psikologi Keluarga, Penanaman Nilai Dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga, Jakarta: Kencana, 2012, hlm. 3. 2 Ibid, hlm. 6-7. 1

2 tanpa menikah (hamil diluar nikah) yang dapat merubah posisi orang tua itu menjadi orang tua tunggal bagi anak dan mempunyai fungsi rangkap sebagai orang tua bagi anak yang utuh. Anak merupakan buah hati orang tua yang harus di jaga dan di rawat serta di bimbing pula agar menjadi penerus bangsa yang berkepribadian baik. Di sini perlu adanya bimbingan keagamaan orang tua yang bertujuan untuk menjadikan anak yang berakhlakul karimah. Bimbingan keagamaan orang tua wajib diberikan oleh orang tua terhadap anak, apalagi anak yang hanya mempunyai satu orang tua karena jelas sekali anak hasil dari pendidikan orang tua tunggal sangat berbeda dengan anak hasil dari pendidikan orang tua yang utuh. Anak yang hanya memiliki satu orang tua baik itu hanya ayah atau hanya ibu biasanya cenderung susah diatur dan nakal, apalagi dalam hal beribadah. Mereka cenderung malas dan tidak mau menjalankan, padahal ibadah seperti shalat ataupun puasa sangat diwajibkan bagi umat Islam. Berbeda dengan anak yang masih mempunyai orang tua utuh yang masih mendapat kasih sayang yang lengkap dari kedua orang tuanya dalam satu keluarga. Di sinilah bimbingan keagamaan orang tua sangat dibutuhkan khususnya bimbingan keagamaan orang tua tunggal dalam menangani anak agar mampu bersikap disiplin dalam menjalankan ibadah. Bimbingan keagamaan orang tua tunggal (single parent) merupakan bimbingan yang hanya diberikan oleh seorang ibu/ayah saja. Bimbingan itu hanya di lakukan seorang diri dari salah satu orang tua dalam mendidik anak tanpa pendamping. Hal itu bertujuan agar dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan, petunjuk Allah, dan sesuai dengan tuntunan al-qur an dan Hadist, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Berpijak dari persoalan yang sering dialami sekarang ini, banyak anakanak yang sedang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI) masih banyak yang belum mampu menerapkan kedisiplinan dalam kehidupan mereka. Hal ini dikhususkan pada anak-anak yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai pembimbing serta pendidik bagi mereka.

3 Pada umumnya mereka sangatlah sulit untuk di bimbing serta diarahkan, maka perlu seorang orang tua tunggal memberikan pedidikan serta bimbingan khusus tanpa melakukan kekerasan pada anak-anaknya. Realita yang terjadi di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus bahwa anak dari orang tua tunggal di desa tersebut sangatlah berbeda dengan anak yang masih mempunyai orang tua utuh. Perbedaan itu terlihat pada sikap mereka dalam mentaati peraturan agama yang dianjurkan terutama dalam hal beribadah shalat, puasa, dan membaca al-qur an. Menurut penelitian yang dilakukan melalui wawancara yang di lakukan peneliti dengan salah satu orang tua di desa tersebut serta melihat kenyataan yang ada, maka peneliti dapat mengetahui bahwa anak-anak dari orang tua tunggal itu sulit untuk diatur dan di bimbing dalam hal kedisiplinan beribadah. Berbeda lagi dengan anak-anak dari hasil bimbingan orang tua yang masih utuh. 3 Berpijak dari permasalahan tersebut di atas mengenai sulitnya orang tua tunggal dalam memberikan bimbingan kepada anaknya, maka dari situlah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Pengaruh Bimbingan Keagamaan Orang Tua Tunggal Terhadap Sikap Disiplin Anak Dalam Beribadah Di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang dijadikan pokok permasalahan yang peneliti lakukan adalah : 1. Bagaimana bimbingan keagamaan orang tua tunggal terhadap anak dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus? 2. Bagaimana kedisiplinan anak dari orang tua tunggal dalam beribadah di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus? 3. Adakah pengaruh bimbingan keagamaan orang tua tunggal terhadap sikap disiplin anak dalam beribadah di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus? 3 Wawancara tanggal 25 Agustus 2015.

4 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bagaimana bimbingan keagamaan orang tua tunggal terhadap anak dalam meningkatkan kedisiplinan beribadah di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 2. Untuk mengetahui bagaimana kedisiplinan anak dari orang tua tunggal dalam beribadah di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh bimbingan keagamaan orang tua tunggal terhadap sikap disiplin anak dalam beribadah di Desa Getas Pejaten Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan tersebut dapat diungkapkan bahwa penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pentingnya bimbingan keagamaan orang tua dalam membimbing anak. b. Dapat dijadikan sebagai bahan informasi bahwa bimbingan keagamaan orang tua tunggal (single parent) sangat mempengaruhi anak dalam menerapkan sikap disiplin dalam beribadah agar mereka selalu taat dan patuh kepada Allah. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Orang Tua 1) Memberikan masukan dan anjuran bagi orang tua dalam membimbing anak-anaknya dengan baik tanpa kekerasan meskipun hanya dilakukan seorang diri sebagai orang tua tunggal bagi anak. 2) Menambah informasi tentang manfaat bimbingan keagamaan dari orang tua terhadap sikap disiplin bagi anak-anak mereka, utamanya dalam hal beribadah kepada Allah yang diantaranya dapat menjadikan anak yang berakhlakul karimah dan selalu menjalankan semua perintah Allah.

5 b. Bagi Anak 1) Memberikan masukan dan pengarahan bagaimana seharusnya anak mampu menerapkan sikap disiplin dalam beribadah kepada Allah, seperti halnya shalat yang selalu tepat waktu dalam menjalankannya. 2) Mengajarkan anak untuk dapat patuh dan taat pada aturan agama. 3) Menjadikan anak yang berakhlakul karimah dan pandai memanfaatkan waktu untuk beribadah.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Bimbingan keagamaan orang tua tunggal di Desa Getas Pejanten Kec. Jati Kab. Kudus tergolong baik. Terlihat dari rata-rata sebesar 85.63 termasuk dalam interval 83 91 dengan kategori baik. 2. Sikap disiplin anak dalam beribadah yang orang tuanya tunggal di Desa Getas Pejaten Kec. Jati Kab. Kudus tergolong baik. Terlihat dari rata-rata sebesar 85.73 yang di atas KKM dan termasuk dalam interval 84 92 dengan kategori baik. 3. Bimbingan keagamaan orang tua tunggal berpengaruh positif terhadap sikap disiplin anak dalam beribadah. Terlihat dari nilai koefisien regresi sebesar 0.659 dengan signifikansi 0.000 yang lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan bimbingan keagamaan orang tua tunggal sebesar 100% akan meningkatkan sikap disiplin anak dalam beribadah sebesar 65.9%. Hal inidikarenakan orang tua memikul tanggung jawab kepada anak yang akan dipertanggung jawabkan kelak di hadapan Allah SWT. Adapun besarnya pengaruh variabel X terhadap Y adalah 45,1%. B. Saran Berdasarkan simpulan penelitian yang telah diuraikan di atas, saran yang dapat disampaikan oleh peneliti untuk meningkatkan bimbingan keagamaan orang tua tunggal dalam mendidik dan membimbing anak agar mampu bersikap disiplin dalam menjalankan ibadah adalah sebagai berikut: 1. Bagi Orang Tua Yang Berposisi Sebagai Orang Tua Tunggal a. Memberikan masukan bagi orang tua dalam membimbing anak-anak mereka dengan baik walaupun membimbing dengan seorang diri. 76

77 b. Menambah informasi tentang manfaat bimbingan keagamaan dari orang tua terhadap sikap disiplin beribadah bagi anak-anak mereka, terutama dalam hal menjalankan ibadah. 2. Bagi Anak a. Memberikan masukan bagaimana cara memperbaiki diri dan menerapkan kedisiplinan pada diri mereka dalam menjalankan ibadah. b. Memberikan pengetahuan agar menjadi anak yang taat menjalankan perintah agama dan anak yang tekun dalam beribadah. 3. Bagi Pembaca a. Bagi yang telah mempunyai anak maupun yang belum mempunyai anak, maka bimbinglah anak-anak ke dalam suatu keadaan yang paling baik. b. Membimbing anak tidak hanya merawat dan mendidik saja, tetapi berilah contoh sebuah sikap yang terpuji pada anak, seperti menjalankan ibadah shalat tepat waktu, menjalankan puasa pada bulan Ramadhan serta membiasakan diri membaca al-qur an setiap hari. c. Memberikan penjelasan bahwa bimbingan keagamaan terhadap anak dilakukan dengan harapan dapat menjadikan anak lebih mengerti bagaimana arah yang harus dilalui untuk melakukan sebuah tindakan. d. Bimbingan keagamaan memberikan dampak yang cukup bagi anak dalam mendisiplinkan diri untuk taat dalam menjalankan ibadah yang telah ditetapkan dalam agama, karena dalam bimbingan keagamaan selalu bertitik pada ajaran agama yang mangajarkan agamalah yang akan menyadarkan anak ke arah yang lebih baik karena pada akhirnya kita akan kembali kepada Allah SWT.