AL-HAYYIYU Yang Maha Pemalu

dokumen-dokumen yang mirip
Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Penguasa Yang Maha Sempurna Dan Bergantung Kepada-Nya Segala Sesuatu. Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni, MA. Publication: 1435 H_2014 M

Yang Maha Mengatur dan Menguasai Alam Semesta

Keutamaan Membaca. Publication: 1434 H_2013 M KEUTAMAAN MEMBACA SHALAWAT. Oleh: Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Keindahan. Publication: 1435 H_2013 M. Keindahan Asma ul Husna خفظو هللا Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni, MA. Diambil dari web Muslim.Or.

AL-JAMIL Yang Maha Indah

ASY-SYAAFI Yang Maha Penyembuh

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Dzikir Keluar Masuk RUMAH Serta Syarahnya

Syarah Istighfar dan Taubat

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

Hadits-hadits Shohih Tentang

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

AL - MATIIN. Yang Maha Kokoh. حفظو هللا Oleh : Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni. Publication : 1437 H_2016 M

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

حفظو هللا Oleh : Ustadz Muhammad Wasitho Abu Fawaz, Lc, MA. Publication : 1437 H_2016 M. Keutamaan Tauhid dan Bahaya Syirik

Hukum Onani. Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah Syaikh Muhammad al-utsaimin rahimahullah

Doa dan Dzikir Seputar Musuh dan Penguasa

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

Peringatan Terhadap Sebagian Hadits Tentang Tetangga yang Dinisbatkan Kepada Nabi حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

BUAH-BUAHAN DI SURGA GAMBARAN KENIKMATAN YANG TIADA TARA

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

ADAB DAN DOA SAFAR YANG SHAHIH

As-hamad, Penguasa Yang Maha Sempurna dan Tempat Bergantung Segala Sesuatu

Al-Wadud Yang Maha Mencintai Hamba-Hamba-Nya Yang Shaleh

APA PEDOMANMU DALAM BERIBADAH KEPADA ALLAH TA'ALA?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Kepada Siapa Puasa Diwajibkan?

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Orang Yang Meninggal Namun Berhutang Puasa

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

HAFALAN DOA UNTUK ANAK DOA MEMOHON ILMU DOA MASUK KAMAR MANDI

At-Tawwaab, Ar-Raqiib dan Asy-Syahiid

Mengadu Domba Sesama Muslim. E-Artikel dari UstadzAris.com

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

PUASA DI BULAN RAJAB

Tips dalam Memahami Ilmu

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Mengharap Perbaikan AGAMA & DUNIA. Publication: 1434 H_2013 M MENGHARAP PERBAIKAN AGAMA DAN DUNIA *

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM. Copyright 1439 H/ 2018 M Untuk Umat Muslim

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

Puasa Mengajarkan Mencintai Orang Miskin

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

Hadits Palsu Tentang Larangan Melihat Kemaluan SUAMI/ISTRI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

OBAT PENAWAR HATI. Ingatlah bahwa dalam jasad ada segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh jasadnya, dan jika ia rusak, - 1 -

AL-HAMIID Yang Maha Terpuji

E٤٢ J٣٣ W F : :

1. Lailatul Qadar adalah waktu diturunkannya Al Qur an

BOLEHKAH MENGERASKAN BACAAN SHALAT SIRRIYAH ATAU SEBALIKNYA DAN BIMBINGAN MENGGUNAKAN PENGERAS SUARA DI MASJID

Hukum Ucapan Fulan Mati Syahid

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

Hukum Mengubah Nazar

TETANGGA Makna dan Batasannya حفظه هللا Syaikh 'Ali Hasan 'Ali 'Abdul Hamid al-halabi al-atsari

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

DOA dan DZIKIR Seputar MASJID

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

KRITERIA MENJADI IMAM SHOLAT

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Iman Kepada KITAB-KITAB

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

TAFSIR AKHIR SURAT AL-BAQARAH

Dimanakah Allah Subhanahu Wa Ta ala?

A L - H A K I I M Yang Maha Bijaksana

Adab makan berkaitan dengan apa yang dilakukan sebelum makan, sedang makan dan sesudah makan.

Ceramah Singkat Kultum Ramadhan: Menjalin Cinta Abadi Dalam Rumah Tangga. Oleh: Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni MA

MAKNA DUA KALIMAT SYAHADAT DAN KONSEKUENSINYA

PAKAIAN IHRAM DAN MENGINGAT KAIN KAFAN

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

DO'A-DO'A IFTITAH. Publication : 1436 H_2015 M DOA-DOA IFTITAH

HambaKu telah mengagungkan Aku, dan kemudian Ia berkata selanjutnya : HambaKu telah menyerahkan (urusannya) padaku. Jika seorang hamba mengatakan :

Shahih dan Dha'if Hadits PUASA Enam Hari Bulan Syawwal

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

Yang Maha Mengawasi. Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni, MA. Publication: 1435 H_2014 M AR-RAQIIB

Transkripsi:

AL-HAYYIYU Yang Maha Pemalu حفظو هللا Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni, MA Publication: 1435 H_2014 M Al-Hayyiyu Yang Maha Pemalu Ustadz Abdullah bin Taslim al-buthoni, MA Diambil dari web Muslim.Or.Id خفظو هللا Download ± 700 ebook Islam di www.ibnumajjah.com

DASAR PENETAPAN Nama Allah Ta ala yang maha indah ini disebutkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam dua hadits yang shahih: 1. Dari Salman al-farisi bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: إ ل ي و ي د ي و ر ف ع إ ذ ا ع ب د ه م ن ي س ت ح ي ك ر يم ح ي ى و ت ع ا ل ت ب ار ك ر ب ك م إ ن ي ر د ه ا ص ف ر ا أ ن Sesungguhnya Rabb-mu (Allah) Ta ala adalah maha pemalu lagi maha mulia, Dia malu terhadap hamba-nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa. 1 2. Dari Ya la bin Umayyah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang mandi di 1 HR Abu Dawud (no. 1488), at-tirmidzi (no. 3556), Ibnu Majah (no. 3865) dan Ibnu Hibban (no. 876). Dalam sanadnya ada perawi yang bernama Ja far bin Maimun, ada kelemahan pada riwayatnya, akan tetapi hadits ini memiliki banyak jalur yang saling menguatkan. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban, Ibnu Hajar dalam Fathul Baari (11/147), Ibnul Qayyim dan al-albani (Mukhtasharul uluw, hal. 75).

tanah lapang terbuka tanpa kain penutup, maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam naik ke atas mimbar, lalu beliau shallallahu alaihi wa sallam memuji Allah dan menyanjung-nya, kemudian beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: اغ ت س ل ف إ ذ ا و الس ت ر ا ل ي اء ي ب س ت يم ح ي ى و ج ل ع ز إ ن ا لل أ ح د ك م ف ل ي س ت ت Sesungguhnya Allah Ta ala maha pemalu lagi maha menutupi, Dia mencintai (sifat) malu dan menutup (aib/aurat), maka jika seseorang di antara kalian mandi, hendaklah dia menutup (auratnya). 2 Berdasarkan hadits-hadits ini, para ulama menetapkan nama al-hayiyyu (Yang Maha Pemalu) sebagai salah satu dari nama-nama Allah Ta ala yang maha indah, seperti Imam Ibnul Qayyim 3, syaikh Abdurrahman as-sa di 4, syaikh 2 3 4 HR Abu Dawud (no. 4012), an-nasa-i (no. 406) dan Ahmad (4/224) dengan sanad yang hasan dan dinyatakan shahih oleh syaikh al- Albani. Dalam kitab ash-shawaa iqul mursalah (4/1499). Dalam kitab Tafsiirul asma-illahil husna (hal. 40).

Muhammad bin Shalih al- Utsaimin 5, syaikh Abdur Razzak al- Badr 6 dan lain-lain. MAKNA AL-HAYIYYU SECARA BAHASA Ibnu Faris rahimahullah menjelaskan bahwa asal kata nama ini menunjukkan dua makna, salah satunya adalah lawan dari sifat al-waqaahah (tebal muka/tidak tahu malu). 7 al-fairuz Abadi rahimahullah menjelaskan di antara makna asal kata nama ini adalah al-hisymah (kesopanan yang tinggi). 8 Ar-Ragib al-ashfahani rahimahullah menjelaskan bahwa arti nama Allah ini adalah: Yang meninggalkan semua keburukan dan melakukan semua kebaikan. 9 5 6 7 8 9 Dalam kitab al-qawaa-idul mutsla (hal. 42). Dalam kitab Fiqhul asma-il husna (hal. 302). Mu jamu maqaayiisil lughah (2/97). Kitab al-qamus al-muhith (hal. 8361). Kitab Mufraadaatu alfaazhil Qur-an (1/282).

PENJABARAN MAKNA NAMA ALLAH AL-HAYIYYU Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata dalam qashiidah (syair) an-nuuniyyah tulisan beliau yang terkenal: Dialah al-hayiyyu (Maha Pemalu) maka Dia tidak akan mempermalukan hamba-nya... (di dunia) ketika hamba-nya itu berbuat maksiat terang-terangan Syaikh Muhammad Khalil Harras rahimahullah ketika menjelaskan makna bait syair ini, beliau berkata: (Sifat) malu Allah Ta ala adalah sifat yang sesuai dengan (kebesaran dan keagungan)-nya, tidak sama dengan (sifat) malu (pada) makhluk-nya yang berarti perubahan (sikap) dan (sifat) berkecil hati yang terjadi pada seseorang ketika dia mengkhawatirkan sesuatu aib atau celaan (pada dirinya). Adapun arti sifat malu (pada Allah Ta ala) adalah meninggalkan sifat/perbuatan yang tidak selaras dengan kemahaluasan rahmat-nya serta kemahasempurnaan kebaikan dan kemuliaan-nya. 10 Nama Allah Ta ala yang agung ini menunjukkan bahwa Dia memiliki sifat haya (malu) yang sesuai dengan 10 Kitab Syarhul qashiidatin nuuniyyah (2/80).

kemahabesaran dan kemahasempurnaan-nya, tidak sama dengan sifat malu yang ada pada makhluk-nya, sebagaimana keadaan sifat-sifat kesempurnaan dan keagungan Allah Ta ala lainnya. Allah Ta ala berfirman: ال ب ص ي الس م ي ع و ى و ش ي ء م ك م ث ل و ل ي س Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat (QS asy- Syuura:11). Dalam ayat lain Dia berfirman: ا لل ت ع ل م و ن ل و أ ن ت م ي عل م إ ن ا ل م ث ا ل ت ض ر ب وا لل ف ال Maka janganlah kamu mengadakan penyerupaanpenyerupaan bagi Allah. Sesungguhnya Dia mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS an-nahl:74). 11 Dalam al-qur an dan hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam disebutkan sifat malu yang dinisbatkan kepada Allah Ta ala, sebagaimana dalam firman-nya: ف و ق ه ا ف م ا ب ع وض ة م ا م ث ال ي ض ر ب أ ن ي س ت ح ي ي ل إ ن ا لل 11 Lihat kitab Fiqhul asma-il husna (hal. 302).

Sesungguhnya Allah tidak malu untuk membuat perumpamaan berupa nyamuk atau sesuatu yang lebih rendah daripada itu (QS al-baqarah: 26). Juga dalam hadits yang shahih dari Abu Waqid al-laitsi, bahwa suatu hari ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang duduk di mesjid bersama para shahabat, datanglah tiga orang laki-laki. Lalu yang dua orang datang menuju (majelis) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sedangkan yang satu orang pergi. Kemudian kedua orang tersebut berdiri di hadapan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu salah seorang dari keduanya melihat ada tempat yang kosong pada halaqah tersebut maka dia pun duduk di tempat tersebut, sedangkan temannya duduk di belakang halaqah, sementara yang ketiga pergi meninggalkan (majelis tersebut). Lalu setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam selesai (menyampaikan nasehat kepada para shahabat) beliau bersabda: Maukah kalian aku sampaikan tentang keadaan ketiga orang ini? Orang yang pertama berlindung kepada Allah (dengan bergabung ke dalam majelis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) maka Allahpun menerimanya (merahmatinya), orang yang kedua merasa malu kepada Allah maka Allahpun malu kepadanya, sedangkan orang yang ketiga berpaling (meninggalkan

majelis Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) maka Allahpun berpaling darinya. 12 Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan makna sifat Allah Ta ala yang agung ini dalam ucapan beliau: Adapun (sifat) malu Allah Ta ala terhadap hamba-nya, maka ini adalah jenis (sifat) lain (berbeda dengan sifat makhluk), yang tidak bisa diketahui (hakikatnya) oleh pemahaman manusia dan tidak mampu digambarkan (keadaannya) oleh akal-akal mereka. Sesungguhnya (sifat) malu Allah adalah (sifat) malu (yang disertai) kemuliaan, kebaikan, kepemurahan dan keagungan. Maka sungguh Allah Ta ala maha pemalu lagi maha mulia, Dia malu terhadap hamba-nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa, dan Dia malu untuk menyiksa seorang tua yang telah beruban dalam Islam. 13 Yahya bin Mu adz rahimahullah berkata: Maha suci (Allah) Zat yang (ketika) hamba-nya berbuat dosa maka Dia merasa malu. Dan dalam sebuah atsar: Barangsiapa yang malu kepada Allah maka Allahpun malu kepadanya. 14 12 13 14 HSR al-bukhari (no. 66) dan Muslim (no. 2176). Ini disebutkan dalam sebuah hadits yang lemah riwayat Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (64/91). Kitab Madaarijus saalikiin (2/261).

Syaikh Abdur Rahman as-sa di rahimahullah menjelaskan lebih terperinci makna sifat yang mulia ini dalam ucapan beliau: Sifat (malu Allah Ta ala) ini adalah dari rahmat-nya, kemuliaan-nya, dan kesempurnaan serta (sifat) penyantun-nya. Seorang hamba yang berbuat maksiat (kepada-nya) secara terang-terangan padahal hamba tersebut sangat membutuhkan (rahmat)-nya, bahkan dia tidak mungkin bisa berbuat maksiat kecuali dengan nikmatnikmat (yang dilimpahkan) Allah (kepadanya) sehingga dia mempunyai kekuatan untuk (melakukan) perbuatan maksiat tersebut. Allah Ta ala yang maha sempurna kekayaan/ketidakbutuhan-nya terhadap semua makhluk- Nya, karena kemuliaan/kemurahan-nya Dia merasa malu untuk membuka aib dan mempermalukan hamba tersebut, serta menimpakan sikasaan kepadanya (di dunia). Bahkan Dia menutupi (aib) hamba-nya itu dengan berbagai sebab tertutupnya aib yang dimudahkan-nya baginya, serta memaafkan dan mengampuni (kesalahan) hamba tersebut. Maka Allah senantiasa berbuat baik kepada hambahamba-nya dengan (melimpahkan) berbagai nikmat (kepada mereka), sementara mereka (justru) berbuat buruk dengan bermaksiat kepada-nya. Karunia-Nya (turun) kepada mereka (secara terus-menerus) seperti jumlah kerdipan mata manusia, sedangkan keburukan (yang) mereka (lakukan) selalu naik (kepada-nya).

(Allah) Yang maha kuasa dan pemurah senantiasa naik kepada-nya semua perbuatan maksiat dan keburukan dari hamba-hamba-nya, (tapi bersamaan dengan itu) Dia malu untuk menyiksa seseorang yang telah beruban dalam Islam, Dia malu terhadap hamba-nya (yang berdoa dengan) mengangkat kedua tangannya kepada-nya kemudian Dia menolaknya dengan hampa, dan Dia menyeru hambahamba-nya untuk berdoa kepada-nya serta menjanjikan pengabulan doa bagi mereka. 15 PENGARUH POSITIF DAN MANFAAT MENGIMANI NAMA ALLAH AL-HAYIYYU Sesungguhnya Allah Ta ala mencintai nama-nama dan sifat-sifat-nya sendiri, serta mencintai tampaknya pengaruh positif nama-nama dan sifat-sifat tersebut pada makhluk- Nya, karena itu termasuk konsekwensi kesempurnaan namanama dan sifat-sifat-nya. Maka Dia maha pemalu dan mencintai orang-orang yang pemalu, maha pemurah dan mencintai orang-orang yang pemurah, maha baik dan mencintai orang-orang yang berbuat baik, maha pemaaf dan mencintai orang-orang yang suka memaafkan, maha penyantun dan menyukai orang-orang yang penyantun. 15 Kitab Tafsiiru asma-illahil husna (hal. 41).

Oleh karena itu, Allah Ta ala memerintahkan kepada hamba-hamba-nya untuk mengamalkan kandungan dan konsekwensi dari nama-nama dan sifat-sifat-nya, maka Dia memerintahkan kepada mereka untuk memilki sifat malu, suka berbuat baik, penyayang, pemurah dan pemaaf, sehingga hamba yang paling dicintai-nya adalah yang memiliki sifat-sifat yang diridhai-nya, sedangkan hamba yang paling dibenci-nya adalah yang memiliki sifat-sifat yang tidak diridhai-nya. Dalam hal ini dikecualikan beberapa sifat tertentu yang tidak pantas dimiliki oleh makhluk, seperti sifat merasa besar dan mengagungkan diri, karena sifat-sifat ini tidak sesuai dengan keadaan seorang hamba yang seharusnya selalu merendahkan dan menghambakan diri dihadapan-nya, sehingga memiliki sifat-sifat tersebut di atas berarti menganiaya diri sendiri. 16 Perlu disampaikan di sini bahwa sifat malu yang Allah Ta ala cintai pada hamba-nya adalah sifat terpuji dan mulia yang selalu membawa kepada kebaikan, dan bukanlah seperti yang dipahami oleh orang-orang awam yang bodoh, bahwa keengganan untuk berbuat baik dan meninggalkan keburukan adalah sifat malu. Anggapan mereka ini jelas keliru dan bertentangan dengan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam: Sesungguhnya termasuk hal yang diketahui oleh manusia 16 Lihat kitab Fiqhul asma-il husna (hal. 304).

dari ucapan kenabian yang terdahulu: jika kamu tidak merasa malu maka berbuatlah (keburukan) sekehendakmu. 17 Imam an-nawawi rahimahullah berkata: Para ulama menjelaskan bahwa (sifat) malu yang sebenarnya adalah suatu perangai yang selalu memotivasi (seorang hamba) untuk meninggalkan (perbuatan) yang buruk dan mencegahnya dari (sifat) kurang dalam (menunaikan) hak orang-orang yang memiliki hak (terhadapnya). 18 Kemudian, pengaruh positif dan manfaat mengimani nama Allah yang maha agung ini dapat kita ambil dari penjelasan makna hadits di atas. Allah Ta ala maha pemalu dan Dia mencintai orang-orang yang memiliki sifat malu. Oleh karena itu, hamba Allah Ta ala yang paling dicintai- Nya, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling pemalu. Sebagaimana ucapan shahabat yang mulia, Abu Sa id al-khudri: Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang sangat pemalu (melebihi) gadis perawan dalam kamar pingitannya, sehingga jika beliau shallallahu alaihi wa sallamshallallahu alaihi wa sallam melihat sesuatu yang tidak beliau sukai maka kami (bisa) mengetahui hal itu pada wajah beliau. 19 17 18 19 HSR al-bukhari (no. 5769). Kitab Riyaadhush shaalihiin (hal. 850). HSR al-bukhari (no. 5751) dan Muslim (no. 2320).

Dalam banyak hadits yang shahih terdapat penjelasan tentang kautamaan sifat malu, anjuran untuk memilikinya dan pengaruh positifnya dalam memotivasi kebaikan bagi seorang hamba. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Iman itu (terdiri dari) lebih 70 cabang, yang paling tinggi adalah ucapan (persaksian): Laa ilaaha illallahu (tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah), dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan (sifat) malu adalah salah satu cabang dar iman. 20 Dari Imran bin Hushain bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: (Sifat) malu itu tidak mendatangkan (sesuatu) selain kebaikan, dalam riwayat lain: (Sifat) malu itu semuanya adalah kebaikan. 21 Dan sifat malu yang paling agung dan paling wajib untuk dilakukan adalah malu terhadap Allah Ta ala. 22 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Malulah kalian terhadap Allah dengan malu yang sebenarnya. Para sahabat berkata: Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, sungguh kami merasa malu kepada-nya, alhamdulillah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Bukan itu (maksudnya), akan tetapi merasa malu kepada Allah dengan 20 21 22 HSR al-bukhari (no. 9) dan Muslim (no. 35). HSR al-bukhari (no. 5766) dan Muslim (no. 37). Lihat kitab Fiqhul asma-il husna (hal. 305).

malu yang sebenarnya adalah dengan menjaga kepala dan (anggota badan) yang ada padanya (dari perbuatan maksiat), menjaga perut dan (anggota badan) yang berhubungan dengannya (dari perkara yang haram), dan (selalu) mengingat kematian dan kehancuran tubuh (dalam kubur), barangsiapa yang menginginkan (balasan kebaikan di) akhirat maka dia akan meninggalkan perhiasan dunia, maka siapa yang melakukan itu semua berarti dia telah merasa malu kepada Allah dengan malu yang sebenarnya. 23 Di samping itu, ada beberapa perbuatan baik yang termasuk konsekwensi sifat malu terhadap Allah Ta ala, akan tetapi perbuatan-perbuatan tersebut tidak wajib hukumnya, seperti menutupi aurat meskipun di saat sendirian. Dari Mu awiyah bin Haidah t bahwa Rasulullah r ditanya: Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, jika salah seorang dari kami sedang sendirian, (apakah dia boleh bertelanjang)? Beliau shallallahu alaihi wa sallam bersabda: Allah lebih berhak untuk (seorang hamba) malu terhadap-nya dibandingkan manusia. 23 HR at-tirmidzi (no. 2458), Ahmad (1/387) dan al-hakim (no. 7915), dalam sanadnya ada perawi yang bernama ash-shabaah bin Muhammad dan dia lemah (Taqriibut tahdziib, hal. 274), tapi dikuatkan dari jalur lain riwayat ath-thabrani dalam al-mu jamul kabiir (no. 3192), sehingga syaikh al-albani menyatakan hadits ini hasan dengan penguatnya (Shahiihut targiibi wat tarhiib, no. 3337). Hadits ini dishahihkan oleh al-hakim dan disepakati oleh adz- Dzahabi.

Para ulama memahami perbuatan dalam hadits sebagai anjuran (keutamaan) dan bukan kewajiban, karena mereka beralasan bahwa sesungguhnya Allah Ta ala tidak ada sesuatupun dari makhluk-nya yang tersembunyi dari-nya, baik ketika mereka telanjang ataupun ketika berpakaian. 24 PENUTUP Demikianlah, dan kami akhiri tulisan ini dengan memohon kepada Allah dengan nama-nama-nya yang maha indah dan sifat-sifat-nya yang maha sempurna, agar Dia melimpahkan taufik dan kemudahan dari-nya kepada kita untuk memiliki sifat malu yang dicintai-nya serta semua sifat-sifat baik dan mulia lainnya. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan doa. دعوانا وآخر أمجعني وصحبو وآلو حممد نبينا على وبارك وسلم وصلى هللا العاملني رب ا لمد هلل أن 24 Lihat kitab Faidhul Qadiir (1/195).