BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Yang Maha Esa yang patut dijaga, dikelola dan dikembangkan dengan baik

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lingkungan hidup dan sumber daya alam merupakan anugerah Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

I. PENDAHULUAN. Pola pemukiman penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi fisik

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam semua aspek kehidupan manusia selalu menghasilkan manusia

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Nelayan dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan

I. PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk kelangsungan hidupnya. didirikan dengan tujuan memanfaatkan sampah-sampah yang dianggap

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah di Indonesia menuntut Pemerintah Daerah untuk

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan hidup merupakan suatu tempat berlangsungnya kehidupan

I. PENDAHULUAN. negara Indonesia menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

1.2 Perumusan Masalah Sejalan dengan meningkatnya pertambahan jumlah penduduk dan pertumbuhan ekonomi, maka pemakaian sumberdaya air juga meningkat.

kuantitas sungai sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan iklim komponen tersebut mengalami gangguan maka akan terjadi perubahan

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. seperti tercantum dalam Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 di dalam

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Lingkungan Permukiman Sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah Galuga Berdasarkan Penilaian Responden

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI LANDAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN SUMBER AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari lapisan tanah yang relatif dekat dengan permukaan tanah, oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Manusia membutuhkan tempat bermukim untuk memudahkan aktivtias seharihari.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGENDALIAN LINGKUNGAN HIDUP

Terdapat hubungan yang erat antara masalah sanitasi dan penyediaan air, dimana sanitasi berhubungan langsung dengan:

PEMBINAAN TEKNIS PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR DAN UDARA BAGI INDUSTRI

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) dalam Buletin. penyebab utama kematian pada balita adalah diare (post neonatal) 14%,

I. PENDAHULUAN. dengan tidak mengorbankan kelestarian sumberdaya alam itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan menjadi lebih baik, wilayah pesisir yang memiliki sumber daya alam

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

Melestarikan habitat pesisir saat ini, untuk keuntungan di esok hari

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. ini ada pada sikap manusia dalam melestarikan lingkungan hidup tersebut.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN/ATAU PERUSAKAN LAUT

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Menurunnya kualitas lingkungan hidup di wilayah aliran Sungai Enim

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. PBB tentang lingkungan hidup pada bulan Juni Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. manusia jugalah yang melakukan kerusakan di muka bumi ini dengan berbagai

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Deskripsi Pengelolaan Situ Rawa Badung. akibat pembangunan jalan dan pemukiman (lihat Gambar 3).

Kepustakaan : 15 Kata Kunci : Jarak sumur gali, tempat pembuangan tinja, Escherichia Coli

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

DAMPAK AKTIVITAS PELABUHAN DAN SEBARAN PENCEMARAN LINGKUNGAN PELABUHAN TANJUNG EMAS SEMARANG DAN KAWASAN SEKITARNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bahwa lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi dan hak

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. penting diperhatikan baik pengelolaan secara administrasi, pengelolaan habitat hidup,

LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. 3. Sebagai penghalang sampainya air ke bumi melalui proses intersepsi.

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

Pengaruh Aktivitas Masyarakat di pinggir Sungai (Rumah Terapung) terhadap Pencemaran Lingkungan Sungai Kahayan Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PENDAHULUAN. didarat masih dipengaruhi oleh proses-proses yang terjadi dilaut seperti

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

diarahkan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan hidup dipandang sebagai satu sistem yang terdiri dari subsistem-sistem. Dalam ekologi juga manusia merupakan salah satu subsistem dalam ekosistem lingkungan.dengan demikian manusia adalah satu kesatuan terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional sedemikian rupa. Dalam hubungan fungsional tersebut manusia dan lingkungan terdapat saling ketergantungan dan saling pengaruh yang pada akhirnya akan berpengaruh pada ekosistem secara keseluruhan. Untuk mencapai keselarasan, keserasian, dan keseimbangan antar subsistem dalam ekosistem diperlukan sistem pengelolaan secara terpadu.sebagai suatu ekosistem, lingkungan hidup mempunyai aspek sosial, budaya, ekonomi dan geografi dengan corak ragam dan daya dukung yang berbeda Politik pembangunan yang lebih menitikberatkan pada pertumbuhan ekonomi untuk mengejar kesejahteran rakyat sering mendatangkan permasalahan di bidang lingkungan. Permasalahan lingkungan ini biasanya bersumber pada dorongan untuk memanfaatan secara terus menerus dan belebihan sumber daya alam tanpa memberhatikan daya dukung sumber daya alam tersebut. Untuk mengejar kemakmuran, sumber daya alam dipandang sebagai faktor produksi untuk mewujudkan tujuan pembangunan. 1

Politik pengelolaan sumber daya alam di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, sampai saat ini lebih didasarkan kepada kepentingan kebutuhan investasi dalam rangka pemulihan kondisi ekonomi.dengan perkataan lain sumber daya alam (hutan tambang, dan sumber daya air) dipahami dalam konteks economic sense dan belum dipahami sebagai ecological & sustainabel sense. Sementara itu di sisi lain ketersediaan sumber daya alam terbatas dan tidak merata, baik dalam jumlah maupun kualitas. Perlakuan terhadap lingkungan yang demikian ini yang menyebabkan daya dukung dan daya tampung lingkungan menjadi terganggu yang pada akhirnya dapat menimbulkan konflik lingkungan antara eksploitir lingkungan yang biasanya pengusaha atau penanam modal dengan masyarakat yang merasa terganggu dengan turunnya daya dukung dan daya tampung lingkungan tersebut. Pendidikan Luar Sekolah memiliki berbagai program yang selalu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, termasuk dalam pembangunan kesehatan masyarakat. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat, agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dan tujuan nasional. Masalah kesehatan masyarakat dapat bermula dan perilaku individu, keluarga ataupun perilaku-perilaku kelompok masyarakat dalam banyak hal, diantaranya adalah yang berkaitan dengan kurangnya meajaga kesehatan lungkungan, misalnya : membuang sampah sembarangan, buang air besar tidak

pada tempatnya dan aktivitas lainnya yang dapat mempengaruhi kesehatan lingkungan dan dapat menyebabkan timbulnya bibit-bibit penyakit. Pembangunan kesehatan masyarakat adalah upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat yang pada gilirannya dapat menjadi sumber daya manusia pembangunan yang berkualitas. Dengan demikian keberhasilan pembangunan suatu bangsa bergantung pada keberhasilan pembangunan sumber daya manusia, tentang pembangunan masa yang akan datang membutuhkan peningkatan mutu manusianya yang dapat menunjang pembangunan tersebut. Peningkatan mutu manusia dapat dilihat dari berbagai aspek, salah satunya adalah mutu kesehatan dari manusia itu sendiri.kesehatan adalah modal dasar untuk pembangunan, untuk mendapatkan manusia yang tangguh dan sehat tentu memerlukan pembinaan sedini mungkin dengan melakukan tindakan preventif melalui kegiatan pengetahuan kesehatan dari masyarakat itu sendiri. Kesehatan merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan hidup manusia sebagai pelaku pembanguan. Meningkatkan mutu SDM dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan paradigma sehat, yang memberikan priorotas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, penyembuhan, pemulihan dan rehabilitas sejak pembuahan kandungan sampai usia lanjut. Pembangunan kesehatan tidak terlepas dari pembangunan kebersihan lingkungan. Pembanguan kebersihan lingkungan merupakan bagian dari pembanguan nasional, artinya kebersihan pembangunan tidak terlepas dari kondisi masyarakat Indonesia dalam hal memelihara kebersihan lingkungan yang berpengaruh pada kesehatan fisik atau non fisik.

Setiap hari manusia menghasilkan sampah, baik yang merupakan sampah rumah tangga maupun sampah industri yang bermacam- macam bentuk dan jenisnya.sampah jika tidak diurus dan dikelola dengan baik dapat menyebabkan masalah lingkungan yang merugikan.sampah yang menumpuk dan membusuk dapat menjadi sarang kuman dan binatang yang dapat mengganggu kesehatan manusia baik badan maupun jiwa, serta mengganggu estetika lingkungan karena terkontaminasi pemandangan tumpukan sampah dan bau busuk yang menyengat. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti arti dari kebersihan lingkungan.masih ada masyarakat yang membuang sampah sembarangan, bahkan ada yang membuang sampah di sungai.hal tersebut menyebabkan sering terjadinya banjir, karena masyarakat kurang mengerti bagaimana menjaga lingkungan yang bersih.kebersihan itu sendiri adalah keadaan bebas dari kotoran, termasuk diantaranya debu, sampah dan bau. Kebersihan tidak akan lepas hubungannya dengan keadaan lingkungan. Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi perikehidupan dan kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Kebersihan lingkungan perlu mendapat perhatian dari masyarakat, karena dapat mempengaruhi kesehatan individu, kelompok atau masyarakat.kesehatan masyarakat tidak hanya tergantung pada kebersihan lingkungan tempat tinggal saja, tetapi ada faktor lain yang berkaitan dengan kebersihan lingkungan seperti udara, air dan lain- lain. Kesehatan masyarakat juga ditentukan oleh kondisi air yang sehat, karena air juga dapat menjadi sumber penyakit. Masyarakat yang

sehat biasanya menggunakan air bersih untuk mandi dan memasak. Namun belum semua masyarakat Indonesia yang menggunakan air bersih untuk kehidupannya, masih banyak masyarakat yang menggunakan air sungai yang kotor untuk mandi, mencuci, bahkan untuk minum sekalipun. Kondisi kebersihan air dan lingkungan di sebagian daerah Indonesia masih sangat buruk. Situasi ini menyebabkan tingginya kerawanan anak terhadap penyakit yang ditularkan lewat air. Pada tahun 2004, hanya 50 persen penduduk Indonesia yang mengambil air sejauh lebih dari 10 meter dari tempat pembuangan kotoran, seperti di Jakarta, 84 persen air dari sumur- sumur dangkal tenyata terkontaminasi atau tercemari oleh bakteri. (UNICEF Indonesia Air dan Kebersihan Lingkungan, http: //www.google.co.id) Secara praktis masalah kebersihan lingkungan menjadi tidak kondusif karena masyarakat memang selalu tidak sadar akan hal tersebut. Tempat pembuangan sampah dan kotoran tidak dipergunakan dengan baik.akibatnya masalah diare, penyakit kulit, penyakit usus dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh lingkungan yang tidak sehat sering menyerang masyarakat.upaya mengembangkan kesehatan masyarakat secara umum pun menjadi terhambat. Selain itu, kesadaran masyarakat akan kebersihan lingkungan pun masih rendah, bahkan cenderung mengabaikan sehingga banyak menimbulkan masalah baik tentang sampah, banjir dan tanah longsor. Jayapura, 15/7 (FINROLL News, http: //www.google.co.id) Perlunya upaya penyadaran masyarakat agar mereka peduli terhadap kebersihan lingkungan.karena faktor kebersihan lingkungan belum disadari betul

oleh masyarakat sebagai salah satu bagian dalam menghindari kerawanan kesehatan masyarakat.upaya untuk meningkatkan kesehatan antara lain melalui berbagai pendidikan masyarakat (Pendidikan Luar Sekolah) seperti penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat terutama dalam hal kebersihan lingkungan. Melalui kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat terhadap peningkatan kebersihan lingkungan diharapkan berdampak positif terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Hal ini sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (1) dan (2) bahwa: Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal, dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta penmgembangan sikap dan kepribadian profesional. Melalui kegiatan Pendidikan Nonformal diharapkan dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.dengan demikian, kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat terhadap peningkatan kebersihan lingkungan di masyarakat, merupakan bagian dari kegiatan PLS atau Pendidikan Nonformal dalam pembangunan dan pengembangan masyarakat. Oleh karena itu kegiatan tersebut merupakan kegiatan terencana yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang merupakan asset sumber daya manusia di masa yang akan datang.

Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan bersih sangat mutlak dibutuhkan. Terutama di wilayah pesisir yang merupakan wilayah yang sangat komplek, dan juga sebagian besar masih merupakan daerah tertinggal. Pesisir merupakan tempat pertemuan antara daratan dan lautan. Wilayah pesisir mempunyai potensi sumberdaya alam yang sangat beragam dan melimpah, sehingga banyak dimanfaatkan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat seperti mencari ikan, untuk wilayah pemukiman, atau tempat wisata dan rekreasi. Untuk pemenuhan kebutuhan tersebut, maka banyak pula pembangunan yang dilaksanakan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masalah lingkungan hidup yang disebabkan oleh pembangunan yang dilakukan menunjukkan bahwa besarnya populasi manusia (laju pertumbuhan penduduk) dapat mendorong manusia melakukan pengrusakan lingkungan di sekitarnya. Artinya, tingkat pertambahan penduduk yang tinggi disertai tingkat perekonomian yang sulit, mendorong manusia membangun pemukiman yang mudah dan murah untuk dapat mereka tinggali. Walaupun terkadang tempat tinggal mereka nantinya akan membawa dampak besar terhadap kerusakan lingkungan, namun itulah masalah lingkungan hidup yang terjadi belakangan ini sehingga pelestarian lingkungan hidup pun terabaikan. Berdasarkan pengamatan peneliti di wilayah pesisir pantai di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato, terjadinya kerusakan lingkungan wilayah pesisir dapat kita lihat dari banyaknya bangunan-bangunan liar yang dibangun masyarakat pesisir. Bangunan-banguan liar tersebut berupa rumah-rumah kumuh milik penduduk di mana disitulah segala aktifitas kehidupan

dilakukan, mulai dari mandi, mencuci pakaian, memasak, mencuci piring, membuang sampah, hingga membuang kotoran hajat mereka. Ditambah lagi dengan berbagai sampah penduduk yang dibuang secara sembarangan di pesisir pantai. Hal ini tentunya dapat berdampak negatif terhadap kesehatan penduduk dan nilai estetika lingkungan akibat pencemaran sungai dan ekosistem laut oleh sampah dan limbah air deterjen. Gambaran di atas memberikan kesan bahwa betapa memprihatinkan nasib lingkungan pesisir pantai di desa Bumbulan. Satu persatu sumberdaya alam yang dikaruniakan Tuhan Yang Maha Esa kepada manusia perlahan mengalami kerusakan dan kehancuran akibat usaha yang dilakukan oleh tangan manusia. Tingkat pengetahuan dan kesadaran penduduk sekitar terhadap lingkungan bersih ternyata masih sangat minim. Pengetahuan dan kesadaran penduduk yang masih minim, dapat diubah sesegera mungkin jika penanaman etika lingkungan dilakukan melalui pendidikan, karena lewat pendidikanlah seseorang akan belajar berinteraksi menghadapi permasalahan dan berusaha memberdayakan potensi yang ada dalam dirinya untuk memecahkan masalah tersebut. Selama ini, manusia kurang memilliki etika lingkungan yang benar. Etika lingkungan yang dimiliki adalah etika lingkungan yang salah/keliru, yang menyatakan bahwa manusia bukan sebagai bagian dari alam, tetapi sebagai makhluk yang berkuasa, penakluk dan pengatur alam. Etika lingkungan seperti ini menjadikan manusia bersikap superior terhadap alam.

Dari kompleksitas permasalahan-permasalahan lingkungan wilayah pesisir pantai di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato di atas, tampaknya yang perlu pembenahan khusus adalah masyarakat atau penduduknya. Berdasarkan data awal yang diperoleh dari lapangan, jumlah penduduk yang tinggal di pesisir pantai Desa Bumbulan ada 659 jiwa dengan kepala keluarga berjumlah 120 KK, namun upaya-upaya yang pernah dilakukan oleh pemerintah setempat seperti penyediaan sarana MCK (mandi, cuci, kaki) untuk mencegah masyarakat pesisir pantai untuk tidak membuang hajat di sembarangan tempat, nampaknya tidak berjalan sesuai harapan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya tingkat partisipasi dari masyarakat wilayah pesisir pantai untuk memanfaatkan dan turut serta menggunakan fasilitas yang telah disediakan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian yang lebih mendalam melalui suatu kajian ilmiah, yang dapat saya formulasikan dalam sebuah judul penelitian yaitu : Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Lingkungan Bersih ( Di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato). B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Lingkungan Bersih Di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato?

C. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka penulis merumuskan tujuan yaitu untuk mendeskripsikan Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Lingkungan Bersih Di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini bermanfaat untuk : a. Teoritis. Memperoleh data dan informasi tentang Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Terhadap Lingkungan Bersih Di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato. b. Praktis. Memperoleh data dan informasi tentang peningkatan kebersihan lingkungan masyarakat Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato. c. Sebagai media informasi ilmiah demi kepentingan perkembangan ilmu pendidikan luar sekolah tentang pentingnya lingkungan bersih diwilayah pesisir pantai di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato. d. Sebagai bahan kajian dan masukan bagi pihak-pihak yang terkait dengan kebersihan lingkungan wilayah pesisir pantai demi terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dan merata di Desa Bumbulan Kecamatan Paguat

e. Sebagai masukan bagi para akademisi dalam rangka meningkatkan pengetahuan terutama yang terkait dengan usaha lingkungan bersih diwilayah pesisir pantai. f. Sebagai bahan perbandingan terhadap penelitian-penelitian lanjutan, khususnya penelitian mengenai lingkungan bersih diwilayah pesisir pantai.