Departemen Kesehatan Lingkungan 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

dokumen-dokumen yang mirip
OLEH : ADRI DESLITA SITUMORANG NIM:

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Pengaruh Penyuluhan PHBS tentang Cuci Tangan Pakai Sabun terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktik Siswa Kelas V SDN Taman Kota Serang

Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat... (Celien Mamengki)

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengetahuan, Sikap, Tindakan

ABSTRACT

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PELATIHAN DOKTER KECIL DALAM UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SISWA DI SDN 2 LABUAPI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Sanitasi Melalui Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Banyumanik

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

TINGKAT PENGETAHUAN KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI SAMBIROTO 2 KECAMATAN KALASAN KABUPATEN SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Usaha kesehatan lingkungan merupakan salah satu dari enam usaha dasar

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG POLA HIDUP SEHAT SISWA KELAS V DAN VI DI SD NEGERI JANTEN, KECAMATAN TEMON, KABUPATEN KULONPROGO

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

Eka Muriani Limbanadi*, Joy A.M.Rattu*, Mariska Pitoi *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

DINATIA BINTARIA S NIM.

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO

PENDAHULUAN. antara 7 tahun sampai dengan 12 tahun, merupakan kelompok tingkat kerawanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini di Indonesia terdapat lebih dari sekolah negeri,

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

PENGGUNAAN BENDA ASLI PADA CERAMAH UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN KONDISI LINGKUNGAN DI SDN KLODANGAN DAN SDN BERBAH I, SLEMAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI PONDOK PESANTREN AS AD DAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH. Di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

Departemen Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TERHADAP SIKAP PHBS SISWA DI SEKOLAH ADIWIYATA SMPN 9 SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN METODE VISUAL AIDS TERHADAP SIKAP TENTANG JAJANAN SEHAT PADA SISWA KELAS V DI SDN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) PADA SISWA SDN BATUAH I DAN BATUAH III PAGATAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

PENDAHULUAN Latar Belakang METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Tempat dan Waktu Penelitian C. Populasi dan Sampel D. Instrumen Penelitian

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara, 20155, Medan, Indonesia

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN. kesehatan Puskesmas dalam pelaksanaan program usaha kesehatan sekolah pada. Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Karang Baru.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TERHADAP KUALITAS HIDUP BAGIAN KOGNITIF ANAK SD N 08 PAGI RAWA BUAYA 2016

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGADAAN SARANA AIR BERSIH DI DESA LASARA IDANOI KECAMATAN GIDO KABUPATEN NIAS. Departemen Kesehatan Lingkungan

Gambaran Perilaku Hidup Sehat Dalam Mencegah Penyakit Pada Petugas Kebersihan Di TPS Danau Bratan Dan TPS Terusan Sulfat Kota Malang

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 7 / No. 2 / Agustus 2012

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN PERSEPSI MEROKOK ANTARA SISWA PUTRA SD (KELAS IV-VI) DENGAN ORANG TUA MEROKOK DAN TIDAK MEROKOK

Keywords: Lecture, Discussion, PHBS PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat 44 43

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

PENGARUH PENYULUHAN DENGAN MULTIMEDIA TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT ANAK SD KELAS III DI SDN 2 JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

: RIO BATARADA HASIBUAN NIM.

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GIRIWOYO 1 WONOGIRI

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Oleh Yulia Prastianingsih, 1 A.Aziz Alimul H, 2 Gita Marini 3 1 Mahasiswa S1 Keperawatan 2,3

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Keywords: hand washing demonstration, elementary school students, the incidence of illness.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

PENDIDIKAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

Tujuan usaha kesehatan sekolah secara umum adalah untuk. sedini mungkin serta menciptakan lingkungan sekolah yang sehat sehingga

TRI SUCIANINGRUM J

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dengan metode

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS ATAS TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH KEDUNGGONG KECAMATAN WATES KABUPATEN KULON PROGO

BAB I PENDAHULUAN. investasi sumber daya manusia, serta memiliki konstribusi yang besar untuk

Transkripsi:

PERBANDINGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MURID TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI SEKOLAH DASAR YANG MEMILIKI DAN YANG TIDAK MEMILIKI USAHA KESEHATAN SEKOLAH KECAMATAN MEDAN BARU TAHUN 23 Adri Deslita Situmorang, Taufik Ashar 2, Devi Nuraini Santi 2 Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan 2 Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 255, Indonesia email: adrideslita@ymail.com Abstract Comparison of students knowledge, attitudes, and practices about Clean and Healthy Life Behaviour in a school who have and not have School Health Unit Medan Baru distric in 23. School Health Unit was a health improvement program located in schools with the aim of increasing Clean and Healthy Life Behaviour students. Without a Clean and Healthy Life Behaviour students more easily exposed to diseases such as diarrhea and worm infestation. It can reduce student ability to receive their lessons. This study aims to determine there was difference or not in students knowledge, attitudes and practice about Clean and Healthy Life Behaviour in the school who had and hasn t had School Health Unit. Research site was in Medan. Population in this study were class III-V in a elementary school who had School Health Unit and a elementary school who hasn t had School Health Unit, the samples were 7 students from each school. Data was obtained by questionnaires and interviews, analyzed using the T test. The research results showed that there are differences (p.5) in students knowledge (p=,), attitudes (p=,) and practice (p=,) about Clean and Healthy Life Behaviour. For recommendation in this research it is expected that the school without School Health Unit make cooperation with local goverment clinic to opening School Health Unit. Keywords: clean and healthy life behaviour, school health unit, elementary school Pendahuluan Usaha Kesehatan Sekolah () adalah program terpadu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah maupun di madrasah (Effendi, 998). Tujuan khusus dari adalah memupuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan Undang- Undang No. 4 tahun 979, mengenai pembinaan anak sekolah setiap sekolah baik dalam tingkat SD, SMP, maupun SMA harus memiliki ruang beserta anggota dan pembina, namun pada kenyataannya hanya terdapat dua Sekolah Dasar yang memiliki di Kecamatan Medan Baru. Ketidakberadaan dalam suatu Sekolah Dasar menjadi masalah, murid di sekolah tidak mendapatkan pendidikan hidup bersih dan sehat yang merupakan salah satu dari Trias dan

tujuan. Keberhasilan pembinaan dan pengembangan pada akhirnya akan terlihat pada perilaku hidup sehat dan derajat kesehatan murid. Ini merupakan dampak yang diharapkan dari keseluruhan pola pembinaan dan pengembangan (Tim Pembina Pusat, 23). Penerapan kebiasaan hidup bersih dan sehat di sekolah merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (6 2 tahun) seperti kecacingan, diare, sakit gigi, sakit kulit, gizi buruk dan lain sebagainya yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS (Azwar, 999). Dari survei pendahuluan yang dilakukan di lapangan, murid-murid di sekolah yang memiliki dan tidak memiliki sama-sama terpapar dengan lingkungan yang kurang sehat. Diluar gedung sekolah terdapat banyak pedagang makanan dengan berbagai jajanan yang telah terpapar debu jalanan, banyak sampah yang berserakan di tempat penampungan sampah sementara, jumlah jamban yang tersedia tidak memenuhi syarat kesehatan. Terpapar dengan lingkungan yang hampir sama namun dengan adanya program di sekolah yang memiliki murid diharapkan memiliki perilaku kesehatan yang lebih daripada murid yang bersekolah di sekolah yang tidak memiliki. Berdasarkan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak pada pengetahuan, sikap dan tindakan murid yang bersekolah di sekolah yang memiliki dan tidak memiliki. mengenai PHBS di Kecamatan Medan Baru tahun 23. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan murid di sekolah yang memiliki dan tidak memiliki, sedangkan tujuan khususnya adalah:. Mengetahui karakteristik umur dan jenis kelamin murid Sekolah Dasar pada pelaksanaan PHBS di Sekolah Dasar yang memiliki dan tidak memiliki. 2. Mengetahui pelaksaanaan di Sekolah Dasar yang memiliki. 3. Mengetahui gambaran keadaan fasilitas sanitasi dasar di Sekolah Dasar yang memiliki dan tidak memiliki. 4. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan pengetahuan pada murid Sekolah Dasar yang memiliki dan tidak memiliki mengenai PHBS. 5. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan sikap pada murid Sekolah Dasar yang memiliki dan tidak memiliki mengenai PHBS. 6. Mengetahui ada atau tidaknya perbedaan tindakan pada murid Sekolah Dasar yang memiliki dan yang tidak memiliki mengenai PHBS. Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survey dengan rancangan penelitian crosssectional yaitu pendekatan yang bersifat sesaat pada suatu waktu dan tidak diikuti dalam satu kurun waktu. Lokasi penelitian di dua sekolah di Kecamatan Medan Baru Kota Medan, satu sekolah memiliki dan satu sekolah yang tidak memiliki. Populasi pada penelitian ini adalah murid kelas III-V dari kedua sekolah. Jumlah sampel yang diperlukan pada masing-masing sekolah adalah 7 2

murid. Sampel dipilih secara acak sederhana melalui absensi murid. Data primer diperoleh dari hasil kuesioner yang diberikan pad amurid di kedua sekolah serta observasi langsung. Data sekunder diperoleh dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kota Medan serta bagian tata usaha kedua sekolah. Aspek pengukuran sanitasi dasar menggunakan lembar observasi dari Kepmenkes RI nomor 429/MenKes/SK/XII/26 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Pelaksanaan dilihat dari program yang telah dilaksanakan sekolah. Pengetahuan, sikap dan tindakan murid mengenai PHBS diukur melalui kueisoner yang diiisi langsung oleh murid dengan menggunakan skala Likert dan Guttman. Data yang diperoleh dari kuesioner, bila memenuhi syarat terdistribusi normal maka dianalisis dengan menggunakan uji parametrik T test pada tingkat kepercayaan 95% atau α,5. Bila data tidak memenuhi syarat terdistribusi normal (p <,5) maka akan dilakukan uji nonparametrik Mann Whitney. Hasil dari pengujian disajikan dalam bentuk tabel dan narasi dipergunakan sebagai dasar pembahasan dan penarikan kesimpulan. Hasil dan Pembahasan Umur dan Jenis Kelamin Hasil distribusi umur dan jenis kelamin responden pada kedua sekolah, dapat dilihat pada tabel dan tabel 2. Tabel menunjukkan umur responden terbanyak adalah tahun dengan persentase 32,%. Pada penelitian ini umur tahun merupakan umur terbanyak, hal ini dapat dikarenakan responden diambil dari kelas III, IV dan V, sebagian besar kelas IV dan V berumur tahun. Kedua sekolah menerima murid tahun ajaran baru yang duduk dikelas I dengan usia minimal 6 tahun, sehingga ketika duduk di kelas IV dan V mereka telah berusia rata-rata tahun. Tabel.Distribusi Murid Berdasarkan Karakterisktik Umur Umur (f) (%) 8 tahun 24 7,2 9 tahun 38 27,2 tahun 45 32, tahun 3 2,4 2 tahun 3 2, Jumlah 4 % Tabel 2.Distribusi Murid Berdasarkan Karakterisktik Jenis Kelamin Jenis Kelamin (f) (%) Laki-laki 72 5,4 Perempuan 68 48,6 Jumlah 4 % Tabel 2 menunjukkan jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki dengan persentase 5,4%. Sanitasi Dasar Tabel 3 menunjukkan sekolah yang memiliki memiliki skor 4 dan sekolah yang tidak memiliki memiliki skor sanitasi dasar 6, berdasarkan kategori yang ada maka sanitasi dasar disekolah ini adalah baik (skor ). Sekolah yang tidak memiliki memiliki skor sanitasi yang lebih tinggi daripada sekolah yang memiliki, hal ini dapat disebabkan sekolah yang tidak memiliki baru memperbaiki jamban dan menyediakan tempat sampah di masing-masing kelas. Sanitasi dasar yang baik merupakan pendukung dilaksanakannya perilaku kesehatan. Hasil observasi sanitasi dasar di sekolah yang memiliki dan tidak 3

memiliki dapat dilihat dari tabel 3 berikut: Tabel 3. Sanitasi Dasar Sekolah Memiliki dan Sekolah Memiliki Variabel yang Dinilai Air Bersih - Kualitas dan kuantitas - berasa - berbau - berwarna - Jarak pencemar > meter Jamban - Terpisah dari ruang lain - Laki-laki dan perempuan - Proporsi memenuhi syarat - Bersih - Lantai tidak terdapat genangan - Tersedia ventilasi - menjadi tempat nyamuk Sarana Pembuangan Sampah - Terdapat ditiap kelas dengan tutup - Terdapat tempat penampungan sampah sementara - TPS sementara terletak > meter dari ruang kelas Sarana Pembuangan Air Limbah - Tersedia SPAL - Bahan kedap air - SPAL tertutup - mencemari lingkungan - SPAL mengalir lancar Total skor Memili ki 4 (7 %) Memili ki 6 (8%) Pelaksanaan Program terdiri dari pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan penyehatan lingkungan sekolah. Pelaksanaan program di sekolah yang memiliki dapat dilihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4 Penilaian Pelaksanaan di Sekolah Memiliki / Variabel yang Dinilai Pendidikan Kesehatan - memberikan pelajaran pendidikan kesehatan - penyuluhan tentang memelihara kesehatan diri - penyuluhan tentang bahaya narkoba - penyuluhan kebiasaan hidup sehat di sekolah - memberikan informasi tentang PHBS - penyuluhan pemberantasan sarang nyamuk - penyuluhan manfaat sarapan pagi - penyuluhan manfaat olah raga - mencuci tangan yang baik Skor 8 Pelayanan Kesehatan - menata pekarangan sekolah dan menanam apotik hidup - melakukan pendataan murid - merujuk anak didik ke puskesmas - memberikan pelajaran pertolongan pertama Skor Penyehatan Lingkungan Sekolah - sumber air bersih tersedia - memiliki jadwal kebersihan kelas - tersedia tempat pembuangan sampah - mengajarkan cara menjaga lingkungan - melakukan kegiatan gotong royong Skor 4 Jumlah skor 3 (72%) Program pelaksanaan memiliki skor 3 dengan persentase 72%. Pendidikan kesehatan dan penyehatan lingkungan sekolah di sekolah yang memiliki berjalan baik, hal ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh >5%, namun program pelayanan kesehatan belum berjalan dengan baik hal ini dilihat dari empat penilaian hanya satu yang dilaksanakan sekolah. Pelayanan kesehatan yang tidak berjalan baik disebabkan tidak adanya tenaga kesehatan di sekolah, guru yang bertanggung jawab terhadap hanya 4

dapat melakukan pertolongan pertama, jika terdapat murid yang sakit maka sekolah akan menghubungi orang tua murid untuk menjemput murid pulang kerumah. Hal ini diperkuat oleh penelitian Dilan (28) yang menunjukkan bahwa program pendidikan dan penyehatan lingkungan sekolah di SD Atmajaya Bandung telah terlaksana dengan baik, namun pada program pelayanan kesehatan belum terlaksana dengan baik. Pelaksanaan yang baik dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan Puskesmas, terutama pada program pelayanan kesehatan, hal ini dikarenakan tidak adanya tenaga kesehatan yang berada di sekolah. Pelayanan kesehatan harus didukung oleh kerjasama yang baik dengan Puskesmas di wilayah kerja sekolah (Sayifudin, 2). Perbandingan pengetahuan, sikap dan tindakan murid mengenai PHBS Data yang dikumpulkan dari hasil kuesioner, diperoleh jumlah murid yang memiliki PHBS baik dan kurang baik dari masing-masing sekolah, dapat dilihat pada tabel 5 berikut: Tabel 5. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid PHBS Memiliki Memiliki Pengetahuan (f) (%) (f) (%) - Baik (skor 27) 7 59 84,3 - Kurang (skor < 27) 5,7 Jumlah 7 7 Sikap - Baik (skor 4) - Kurang (skor < 4) 7 69 98,6,4 Jumlah 7 7 Tindakan - Baik (skor 6) - Kurang (skor < 6) 7 66 4 94,3 5,7 Jumlah 7 7 Pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai PHBS pada sekolah yang memiliki % baik, sedangkan pada sekolah yang tidak memiliki terdapat murid dengan pengetahuan, sikap dan tindakan PHBS yan tidak baik, terdapat 84.3% murid yang memiliki pengetahuan baik, 98.6% memiliki sikap yang baik dan 94.3% memiliki tindakan PHBS yang baik. Tabel 6 Perbandingan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Murid (PHBS) di Sekolah Memiliki dan Sekolah Memiliki PHBS Pengetahuan, (mean ± SD) Sikap, (mean ± SD) Tindakan, (mean ± SD) Memiliki Memiliki 4,2 ± 3, 32,9 ± 8,8, 68,7 ± 6, 62,9 ± 8,, 27,7 ± 3, 2,5 ± 2,7, Tabel 6 menunjukkan pada pengetahuan murid mengenai PHBS memiliki nilai signifikansi,<,5, maka Ho ditolak, dengan demikan dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan mengenai PHBS pada murid di sekolah memiliki dengan sekolah tidak memiliki. Perbedaan ini dikarenakan murid yang bersekolah di sekolah yang memiliki mendapatkan penyuluhan mengenai PHBS pada tahun ajaran terakhir baik dari guru maupun tenaga kesehatan Puskesmas yang datang ke sekolah sedangkan berdasarkan kuesioner murid yang bersekolah di sekolah yang tidak memiliki sebanyak 53 murid (75%) tidak pernah menerima penyuluhan kesehatan mengenai PHBS baik disekolah maupun diluar sekolah, sehingga murid di sekolah yang memiliki memiliki pengetahuan yang lebih dari murid di sekolah yang tidak memiliki. P 5

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sahri (22) mengenai hubungan program Usaha Kesehatan Sekolah () dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada siswa sekolah dasar di Kabupaten Pacitan tahun 22 yang memiliki hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara program dengan pengetahuan murid di sekolah dasar tersebut. Usaha Kesehatan Sekolah memiliki tujuan meningkatkan PHBS murid di sekolah, sehingga program yang dilaksanakan mewajibkan guru memberikan pengetahuan yang kepada murid mengenai PHBS. Menurut Purwoko (2) guru mempunyai tanggung jawab terhadap materi pendidikan kesehatan dan olahraga yang sangat terkait dengan perkembangan psikologi anak didik usia 6 2 tahun. Sikap murid mengenai PHBS memiliki nilai signifikansi, (<,5) maka Ho ditolak, terdapat perbedaan sikap mengenai PHBS pda murid di skeolah memiliki dan tidak memiliki. Perbedaan yang terdapat pada sikap murid mengenai PHBS dapat disebabkan murid pada sekolah yang memiliki pernah mendapatkan pelajaran/ penyuluhan mengenai PHBS dalam tahun ajaran terakhir sementara murid di sekolah yang tidak memiliki sebanyak 53 murid (75%) tidak pernah mendapat penyuluhan PHBS dalam tahun ajaran terakhir, hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan mereka mengenai PHBS dan pengetahuan yang baik dapat mendukung sikap yang baik pula mengenai PHBS Pendidikan kesehatan yang diberikan kepada murid melalui program mempengaruhi sikap murid mengenai PHBS di sekolah, hal ini didukung oleh Newcomb dalam Notoatmodjo (27), pendidikan kesehatan membantu murid dalam mengambil sikap atau ketersediaan untuk bertindak yang merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Tindakan murid mengenai PHBS memiliki nilai signifikansi, (<,5) maka Ho ditolak, terdapat perbedaan tindakan mengenai PHBS pda murid di skeolah memiliki dan tidak memiliki. Perbedaan tindakan murid antara sekolah yang memiliki dan sekolah yang tidak memiliki dapat terjadi akibat murid disekolah yang memiliki memiliki pengetahuan dan sikap yang lebih baik daripada murid di sekolah yang tidak memiliki. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Sahri (22) terdapat hubungan yang bermakna antara program dengan tindakan murid mengenai PHBS pada siswa di Sekolah Dasar Kabupaten Pacitan, program yang berjalan baik akan menghasilkan tindakan murid mengenai PHBS yang baik pula. Keberadaan memberikan dampak positif bagi perilaku kesehatan murid di sekolah. Perilaku kesehatan yang baik meningkatkan derajat kesehatan murid sehingga mengurangi angka kesakitan murid dikarenakan PHBS yang tidak baik (Effendy, 29). Kesimpulan dan Saran Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak berusia tahun (32,%), Berdasarkan jenis kelamin responden terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah 72 murid (5,4%),memiliki responden terbanyak adalah laki-laki berjumlah 38 6

murid (54,3%). Pelaksanaan di Sekolah Dasar yang memiliki memiliki skor 3 (72%). Sekolah Dasar yang memiliki memiliki fasilitas sanitasi dasar yang baik dengan jumlah skor 4 (7%). Sekolah Dasar yang tidak memiliki memiliki sanitasi yang baik dengan jumlah skor 6 (8%). Terdapat perbedaan pengetahuan mengenai PHBS pada murid di Sekolah Dasar yang memiliki dan yang tidak memiliki. Terdapat perbedaan sikap mengenai PHBS pada murid di Sekolah Dasar yang memiliki dan yang tidak memiliki. Terdapat perbedaan tindakan mengenai PHBS pada murid di Sekolah Dasar yang memiliki dan yang tidak memiliki. Sekolah Dasar yang tidak memiliki agar bekerjasama dengan Puskesmas setempat untuk membuka. Sekolah Dasar yang memiliki agar meningkatkan program pelayanan kesehatan pada di sekolahnya. Ketidakcukupan air bersih pada sekolah dapat diatasi dengan memanfaatkan sumber air selain PDAM seperti air sumur bor. Sekolah yang tidak memiliki dapat meminta Puskesmas untuk memberi penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada murid di sekolahnya. Daftar Pustaka Arikunto 26, Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta. Baadilah, Dilan 28, Evaluasi Pelaksanaan Program di SD Atmajaya Bandung Tahun 28, skripsi, FKM, Universitas Diponegoro, Semarang. Chandra, B 995, Pengantar Statistik Kesehatan, EGC, Jakarta. Departemen Kesehatan RI 2, Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Jakarta. Effendy, F 29, Keperawatan Kesehatan Komunitas, Salemba Medika, Jakarta. Lemeshow,S 2, Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan, Gajah Mada University, Yogyakarta. Masita, S 2, Pelaksanaan Program Dan Kebiasaan Hidup Bersih dan Sehat kelas VI SD RA.Kartini Kota Tebing Tinggi, Skripsi, Fakultas Keperawatan, Universitas Sumatera Utara, Medan. Notoatmodjo, S 27, Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni, Rineka Cipta, Jakarta. Sahri, A 22, Hubungan Program Usaha Kesehatan Sekolah () dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Pada Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Pacitan Tahun 22, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro, Semarang. Sugiyanto, 25, Jurnal Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar, diambil dari http://staff.uny.ac.id, [diakses pada tanggal 4 Mei 23. 7

8