Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium

dokumen-dokumen yang mirip
ZULISTIA Air dan air limbah Bagian 80: Cara uji warna secara spektrofotometri SNI :2011

Air dan air limbah Bagian 4: Cara uji besi (Fe) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 6: Cara uji tembaga (Cu) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 _ N) secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 16: Cara uji kadmium (Cd) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 7: Cara uji seng (Zn) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) secara Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) nyala

Air dan air limbah Bagian 31 : Cara uji kadar fosfat dengan spektrofotometer secara asam askorbat

SNI Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah Bagian 69: Cara uji kalium (K) s e c a r a S p e k t r o f o t o m e t r i Ser a p a n A t o m ( S S A ) n y a l a

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

Air dan air limbah Bagian 20 : Cara uji sulfat, SO 4. secara turbidimetri

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Air dan air limbah Bagian 8: Cara uji timbal (Pb) dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)-nyala

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak nabati dan minyak mineral secara gravimetri

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 10: Cara uji minyak dan lemak secara gravimetri

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metode indofenol menggunakan spektrofotometer

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Juli 2015 di Laboratorium

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (ph) dengan menggunakan alat ph meter

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

SNI Standar Nasional Indonesia. Air dan air limbah Bagian 27: Cara uji kadar padatan terlarut total secara gravimetri

SNI Standar Nasional Indonesia

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H 2 S) dengan metoda biru metilen menggunakan spektrofotometer

Air dan air limbah- Bagian 3: Cara uji padatan tersuspensi total (Total Suspended Solid, TSS) secara gravimetri

Uji emisi formaldehida panel kayu metoda analisis gas

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Pupuk SP-36 SNI

Air dan air limbah Bagian 26 : Cara uji kadar padatan total secara gravimetri

Pupuk super fosfat tunggal

Gambar 2. Perbedaan Sampel Brokoli (A. Brokoli yang disimpan selama 2 hari pada suhu kamar; B. Brokoli Segar).

Pupuk kalium sulfat SNI

Pupuk tripel super fosfat plus-zn

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Pupuk amonium klorida

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

Minyak terpentin SNI 7633:2011

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

Pupuk dolomit SNI

Pupuk amonium sulfat

SNI Standar Nasional Indonesia

Pulp Cara uji kadar selulosa alfa, beta dan gamma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

Cara uji kelarutan aspal

Cara uji berat jenis aspal keras

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Cara uji kadar nitrogen total sedimen dengan distilasi Kjeldahl secara titrasi

Air mineral SNI 3553:2015

BAB III METODE PENELITIAN. Pengambilan sampel ini dilaksanakan di Pasar modern Kota Gorontalo dan

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

Cara uji kimia Bagian 5: Penentuan kadar logam berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada produk perikanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

SNI Standar Nasional Indonesia. Kecap kedelai. Badan Standardisasi Nasional ICS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORBEN CANGKANG GONGGONG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pupuk fosfat alam untuk pertanian

METODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

Udara ambien Bagian 10: Cara uji kadar karbon monoksida (CO) menggunakan metode Non Dispersive Infra Red (NDIR)

BAB 3 PERCOBAAN. Pada bab ini dibahas mengenai percobaan yang dilakukan meliputi bahan dan alat serta prosedur yang dilakukan.

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

BAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Pupuk tripel super fosfat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium ICS 13.060.50 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2011 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin atau menggandakan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta BSN 2011 i

Daftar isi Daftar isi... i Prakata...iii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi... 1 3 Cara uji... 2 4 Pengendalian mutu... 6 5 Presisi dan bias... 7 6 Rekomendasi... 7 Lampiran A (normatif) Pelaporan... 8 Lampiran B (informatif) Penggganggu... 9 Lampiran C (informatif) Uji coba metode uji nitrat oleh satu laboratorium dan satu analis (Penentuan bias dan presisi metode)... 10 Bibliografi... 12 BSN 2011 ii

Prakata SNI 6989.79:2011 dengan judul Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan Spektrofotometer UV-Visibel secara reduksi kadmium dipergunakan untuk cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan spektrofotometer UV-visibel secara reduksi kadmium. SNI ini dikonsensuskan oleh Sub Panitia Teknis 13-03-S1, Kualitas Air dari Panitia Teknis 13-03, Kualitas Lingkungan dan Manajemen Lingkungan dengan para pihak terkait. Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis dan pemerintah terkait pada tanggal 28 29 Oktober 2009 di Jakarta. SNI ini telah melalui tahap jajak pendapat pada tanggal 28 Mei 2010 sampai dengan 28 Juli 2010 dan diperpanjang hingga 28 Agustus 2010, dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI. BSN 2011 iii

Air dan air limbah Bagian 79: Cara uji nitrat (NO 3 -N) dengan Spektrofotometer UV-Visibel secara reduksi kadmium 1 Ruang lingkup Cara Uji pengujian ini digunakan untuk menentukan kadar nitrat (NO 3 - -N) dalam air dan air limbah secara spektrofotometri menggunakan kolom reduksi kadmium dengan kisaran pengukuran 0,01 mg sampai 1,0 mg NO 3 - -N/L dengan tebal kuvet (path length) 1 cm atau lebih, pada panjang gelombang 543 nm. 2 Istilah dan definisi 2.1 air bebas mineral air yang diperoleh dengan cara penyulingan ataupun proses demineralisasi sehingga diperoleh air dengan konduktifitas lebih kecil dari 2 μs/cm 2.2 kurva kalibrasi grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan kerja dengan hasil pembacaan serapan yang merupakan garis lurus 2.3 larutan blanko air bebas mineral yang diperlakukan sama dengan contoh uji 2.4 - larutan induk nitrat (NO 3 -N) larutan yang mempunyai kadar nitrat 100 mg NO 3 - -N/L yang digunakan untuk membuat larutan baku dengan kadar yang rendah 2.5 - larutan baku nitrat (NO 3 -N) larutan induk nitrat yang diencerkan dengan air bebas mineral sampai kadar tertentu 2.6 - larutan kerja nitrat (NO 3 -N) larutan baku nitrat yang diencerkan dan digunakan untuk membuat kurva kalibrasi BSN 2011 1 dari 12

3 Cara uji 3.1 Prinsip Senyawa nitrat dalam contoh uji direduksi menjadi nitrit oleh kadmium (Cd) yang dilapisi dengan tembaga (Cu) dalam suatu kolom. Nitrit total yang terbentuk bereaksi dengan sulfanilamid dalam suasana asam menghasilkan senyawa diazonium. Senyawa diazonium kemudian bereaksi dengan N-(1-naphthyl)-ethylenediamine dihydrochloride (NED) yang berwarna merah muda. Senyawa azo ini ekivalen dengan senyawa diazonium yang ekivalen dengan nitrit total. Warna merah diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang disekitar 543 nm. Untuk menentukan nitrit dalam contoh uji dengan nitrit yang berasal dari hasil reduksi nitrat dilakukan penetapan nitrit tanpa melewatkan contoh uji pada kolom reduksi kadmium. Kadar nitrat diperoleh dengan mengkoreksi hasil total nitrit yang didapat dari hasil reduksi dengan hasil nitrit yang diperoleh tanpa melewati kolom reduksi kadmium. 3.2 Bahan a) air bebas mineral; b) serbuk kalium nitrat (KNO 3 ); c) butir kadmium (Cd) dengan ukuran 20-100 mesh; d) asam klorida (HCl) 6N; Masukkan 50 ml HCl pekat ke dalam gelas piala 250 ml yang berisi 50 ml air bebas mineral. e) larutan tembaga sulfat (CuSO 4 ) 2 % b/v; Larutkan 20 g CuSO 4.5H 2 O dalam 500 ml air bebas mineral, lalu tepatkan menjadi 1000 ml. f) butir kadmium-tembaga (Cd-Cu); Lakukan pencucian butir Cd-Cu dengan langkah sebagai berikut: 1) cuci 25 g butir kadmium (20-100 mesh) dengan HCl 6N lalu bilas dengan air sampai ph netral; 2) rendam butir Cd-Cu dengan 100 ml larutan CuSO 4 2 % selama 5 menit sampai warna biru memucat. Buang larutannya, dan ulangi langkah ini dengan larutan CuSO 4 baru sampai terbentuk endapan coklat; 3) bilas dengan air untuk menghilangkan endapan Cu. g) larutan pekat ammonium klorida-etilendiamin tetra asetat (NH 4 Cl-EDTA); Larutkan 13 g NH 4 Cl dan 1,7 g dinatrium-edta dengan 900 ml air bebas mineral dalam gelas piala 1000 ml. Atur ph 8,5 dengan NH 4 OH pekat lalu tepatkan menjadi 1000 ml dengan air bebas mineral. h) larutan NH 4 Cl-EDTA encer; Masukkan 300 ml NH 4 Cl-EDTA pekat dalam gelas piala 500 ml,encerkan dengan air bebas mineral menjadi 500 ml. BSN 2011 2 dari 12

i) larutan pewarna; Kedalam 800 ml air bebas mineral dalam gelas piala 1000 ml, tambahkan 100 ml asam fosfat (H 3 PO 4 ) 85 % dan 10 g Sulfanilamid. Setelah larut tambahkan 1 g NED, kocok sampai larut. Tepatkan menjadi 1000 ml dengan air bebas mineral. Larutan ini stabil selama 1 bulan dengan penyimpanan dalam botol gelap pada temperatur 4 C ± 2 C (refrigerator). 3.3 Peralatan a) spektrofotometer visible; b) ph meter; c) labu ukur 50 ml; 100 ml dan 1000 ml; d) pipet volumetrik 0,5 ml; 1 ml; 2 ml; 4 ml; 8 ml dan 10 ml; e) gelas ukur 50 ml; 100 ml dan 200 ml; f) gelas piala 100 ml; 250 ml; 500 ml dan 1000 ml; g) oven; h) desikator; i) kolom reduksi kadmium; j) timbangan analitik dengan ketelitian 0,1 mg; dan k) botol semprot. 3.4 Pengawetan contoh uji Bila contoh uji tidak dapat segera diuji, maka contoh uji diawetkan. Sebelum diawetkan, ukur dan catat volume contoh uji. Pengawetan dilakukan sesuai petunjuk di bawah ini: Wadah : Botol plastik (polyethylene ) atau botol gelas. Pengawet dan lama penyimpanan : a) Untuk pengujian nitrat-nitrit, tambahkan H 2 SO 4 sampai ph lebih kecil dari 2. Lama penyimpanan 28 hari. b) Untuk pengujian nitrit lakukan pendinginan. Lama penyimpanan 48 jam. Kondisi Penyimpanan : 4 C ± 2 C. 3.5 Persiapan pengujian 3.5.1 Pembuatan larutan induk nitrat 100 mg NO 3 - -N/L a) keringkan serbuk kalium nitrat (KNO 3 ) dalam oven pada suhu 105 C selama 24 jam, kemudian dinginkan dalam desikator; b) timbang 0,722 g kalium nitrat (KNO 3 ), kemudian larutkan dengan 100 ml air bebas mineral di dalam labu ukur 1000 ml; c) tepatkan sampai tanda tera; d) awetkan dengan menambahkan 2 ml CHCl 3 /L. CATATAN Larutan ini stabil maksimal 6 bulan. BSN 2011 3 dari 12

3.5.2 Pembuatan larutan baku nitrat 10 mg NO 3 - -N/ L a) pipet 100 ml larutan induk nitrat ke dalam labu ukur 1000 ml; b) tambahkan air bebas mineral sampai tepat tanda tera; c) awetkan dengan menambahkan 2 ml CHCl 3 /L. CATATAN Larutan ini stabil maksimal 6 bulan. 3.5.3 Pembuatan larutan kerja nitrat (NO 3 - -N) Buat deret larutan kerja dengan 1 (satu) blanko dan minimal 3 (tiga) kadar yang berbeda dalam labu ukur 100 ml secara proporsional dan berada pada rentang pengukuran. Larutan kerja ini dibuat setiap akan digunakan. 3.5.4 Pembuatan dan uji efisiensi kolom reduksi a) masukkan glass wool ke bagian bawah kolom reduksi, lalu isi dengan air bebas mineral. CATATAN Hindari kontak langsung dengan glass wool. b) masukkan butir Cd-Cu secukupnya sehingga panjang kolom 18,5 cm. Jaga permukaan air selalu lebih tinggi dari butir Cd-Cu untuk mencegah gelembung udara terperangkap; c) cuci kolom dengan 200 ml larutan NH 4 Cl-EDTA encer; d) atur kecepatan alir pada 7-10 ml/ menit; e) lakukan uji efisiensi kolom dengan melewatkan sedikitnya 100 ml larutan campuran 1:3 - standar 1,0 mg NO 3 -N /L dan larutan NH4 Cl-EDTA pekat; f) hitung efisiensi kolom reduksi dengan cara melewatkan satu kadar larutan kerja NO 3 N lalu bandingkan kadar nitrit yang dihasilkan dengan menggunakan kurva kalibrasi dengan larutan kerja NO 2 N yang sama konsentrasinya. Jika efisiensi kolom dibawah 75 % aktifkan kembali butir Cd-Cu sesuai dengan butir 3.2.f) A Efisiensi = x100% B Keterangan: A adalah kadar nitrit yang dihasilkan dari larutan standar nitrat yang direduksi; B adalah kadar nitrit yang dihasilkan dari larutan standar nitrit. CATATAN 1 Kolom tidak perlu dicuci setiap melakukan reduksi antar contoh uji. Jika dalam waktu lama kolom tidak dipergunakan, lewatkan 50 ml larutan NH 4 Cl-EDTA encer dan rendam butir Cd-Cu di dalamnya (jangan biarkan butir Cd-Cu kering). CATATAN 2 Untuk mengetahui efisiensi kolom reduksi gunakan kurva kalibrasi nitrit dengan deret larutan kerja dengan 1 blanko dan minimal 3 kadar yang berbeda secara proporsional pada rentang pengukuran 0,01 1 mg N0 2 N/L. (1) BSN 2011 4 dari 12

3.5.5 Pembuatan kurva kalibrasi Gambar 1 - Contoh kolom reduksi kadmium a) optimalkan alat uji spektrofotometer sesuai petunjuk penggunaan alat untuk pengujian kadar nitrat; b) kedalam masing-masing 25 ml larutan kerja tambahkan 75 ml larutan NH 4 Cl-EDTA pekat lalu kocok; c) lewatkan larutan di atas ke dalam kolom reduksi, atur kecepatan 7-10 ml/menit; d) buang 25 ml tampungan pertama; e) selanjutnya tampung dalam labu; f) ukur 50 ml larutan yang sudah direduksi dan masukkan ke dalam erlenmeyer 50 ml; g) tambahkan 2 ml larutan pewarna dan kocok; h) baca absorbansinya dalam kisaran waktu antara 10 menit sampai 2 jam setelah penambahan larutan pewarna; i) buat kurva kalibrasi dengan mengukur absorbansinya pada panjang gelombang 543 nm dan tentukan persamaan garis lurusnya; j) jika koefisien korelasi regresi linier (r) lebih kecil dari 0,995, periksa kondisi alat dan ulangi langkah pembuatan kurva kalibrasi hingga diperoleh nilai koefisien r 0,995. BSN 2011 5 dari 12

3.6 Cara uji a) atur ph contoh uji antara 7-9 dengan menambahkan HCl atau NaOH; b) siapkan 25 ml contoh uji ke dalam labu ukur 100 ml; c) tambahkan 75 ml larutan NH 4 Cl-EDTA pekat kemudian kocok; d) lewatkan larutan tersebut melalui kolom reduksi dengan laju alir 7-10 ml/menit; e) buang 25 ml tampungan pertama; f) tampung eluat berikutnya dengan erlenmeyer atau gelas piala yang bersih dan kering; g) ambil secara kuantitatif 50 ml eluat ke dalam erlenmeyer atau gelas piala; h) tambahkan secara kuantitatif 2 ml larutan pewarna, kemudian dikocok; i) ukur serapannya dalam waktu antara 10 menit sampai 2 jam setelah penambahan larutan pewarna pada panjang gelombang 543 nm; j) tentukan kadar nitrit total dari kurva kalibrasi CATATAN kadar yang terukur adalah kadar nitrit total yang berasal dari nitrit dan nitrat yang telah direduksi menjadi nitrit; k) uji nitrit secara terpisah dilakukan terhadap 50 ml contoh uji yang sama (tanpa melalui kolom reduksi) sesuai butir 3.6.g) - 3.6.i). 3.7 Perhitungan Kadar nitrat (mg NO 3 -N/L) = A B (2) Keterangan: A adalah kadar NO 2 -N dari kolom reduksi; B adalah kadar NO 2 -N tanpa melewati kolom reduksi. 4 Pengendalian mutu a) Gunakan bahan kimia pro analisis (pa). b) Gunakan alat gelas bebas kontaminasi. c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi. d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten. e) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum. f) Perhitungan koefisien korelasi regresi linier (r) lebih besar atau sama dengan 0,995 dengan intersepsi lebih kecil atau sama dengan batas deteksi. g) Lakukan uji efisiensi kolom sesuai butir 3.5.4 h) Lakukan analisis blanko dengan frekuensi 5 % - 10 % per batch (satu seri pengukuran) atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai kontrol kontaminasi. i) Lakukan analisis duplo dengan frekuensi 5 % - 10 % per satu seri pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10 sebagai kontrol ketelitian analisis. Jika Perbedaan Persen Relatif (Relative Percent Difference, RPD) sama dengan 20 % maka dilakukan pengukuran ketiga. BSN 2011 6 dari 12

Persen RPD hasil pengukuran duplikat pengukuran %RPD = 100% (3) (hasil pengukuran + duplikat pengukuran)/2 j) Lakukan kontrol akurasi dengan spike matrik dengan frekuensi 5 % - 10 % per satu seri pengukuran atau minimal 1 kali untuk jumlah contoh uji kurang dari 10. Kisaran persen temu balik adalah 80 % - 110 % Persen temu balik (% recovery, %R) A %R = 100% B dengan pengertian: A adalah kadar larutan standar yang diperoleh, dinyatakan dalam miligram per liter (mg/l); B adalah kadar standar (target value), dinyatakan dalam miligram per liter (mg/l). 5 Presisi dan bias Standar ini telah melalui uji coba oleh satu laboratorium dan satu analis menggunakan tebal kuvet (path length) 5 cm, CRM Lot.no.123081 (traceable NIST SRM 3185) dengan nilai sertifikat (30,6 ± 0,109) mg NO 3 -N/L yang telah diencerkan 100 kali sehingga diperoleh kadar (0,306 ± 0,001) mg NO 3 -N/L, dengan tingkat presisi (% RSD) 0,166 dan akurasi (bias metode) -0,056 %. 6 Rekomendasi Buat control chart untuk akurasi dan presisi analisis. (4) BSN 2011 7 dari 12

Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut: 1) Parameter yang dianalisis. 2) Nama analis. 3) Tanggal analisis. 4) Rekaman hasil pengukuran duplo. 5) Rekaman kurva kalibrasi. 6) Nomor contoh uji. 7) Tanggal penerimaan contoh uji. 8) Rekaman hasil perhitungan. Lampiran A (normatif) Pelaporan 9) Hasil pengukuran persen spike matrix atau standar kerja dan CRM atau blind sample (bila dilakukan). 10) Kadar analit dalam contoh uji. BSN 2011 8 dari 12

Lampiran B (informatif) Pengganggu B.1 Adanya zat padat tersuspensi dalam contoh uji akan mengurangi kecepatan alir kolom reduksi. Hilangkan zat padat tersuspensi dengan cara menyaring menggunakan saringan fiber glass atau saringan membran 0,45 µm. B.2 Contoh uji yang mengandung besi, tembaga atau logam lainnya dalam konsentrasi tinggi, akan menurunkan efisiensi reduksi. Hal ini dapat diatasi dengan menambahkan EDTA kedalam contoh uji. B.3 Minyak dan lemak dapat melapisi permukaan kadmium. Gangguan ini dapat dihilangkan dengan mengekstraksi contoh uji menggunakan n-heksana. B.4 Sisa klor dapat mengoksidasi kadmium, sehingga menurunkan efisiensi reduksi. Hilangkan pengganggu ini dengan menambahkan natrium tiosulfat. BSN 2011 9 dari 12

Lampiran C (informatif) Uji coba metode uji nitrat oleh satu laboratorium dan satu analis (Penentuan bias dan presisi metode) CRM nitrat-n Cat. No:123081 : 30,6 ± 0,109 mg/l Pengenceran 100 kali : 0,306 ± 0,001 mg/l Instrumen: spektrofometer dengan panjang kuvet = 5 cm Tabel C.1 - Data hasil pengujian Pengulangan Hasil (mg/l) % R Tanggal Pengujian: 9 Desember 2009 % Bias Metode 1 0,306 99,84-0,16 2 0,305 99,77-0,23 3 0,306 99,97-0,03 4 0,306 99,97-0,03 5 0,305 99,67-0,33 6 0,305 99,74-0,26 7 0,306 99,90-0,10 8 0,305 99,77-0,23 9 0,305 99,64-0,36 10 0,305 99,77-0,23 Tanggal Pengujian: 10 Desember 2009 1 0,307 100,16 0,16 2 0,306 100,10 0,10 3 0,306 99,97-0,03 4 0,305 99,80-0,20 5 0,306 99,87-0,13 6 0,306 100,03 0,03 7 0,306 99,97-0,03 8 0,305 99,77-0,23 9 0,306 100,00 0,00 10 0,305 99,80-0,20 BSN 2011 10 dari 12

Tabel C.1 - Data hasil pengujian (lanjutan) Pengulangan Hasil (mg/l) % R Tanggal Pengujian: 11 Desember 2009 % Bias Metode 1 0,307 100,33 0,33 2 0,307 100,20 0,20 3 0,306 100,07 0,07 4 0,306 99,90-0,10 5 0,306 100,00 0,00 6 0,306 99,93-0,07 7 0,306 100,07 0,07 8 0,306 100,07 0,07 9 0,306 100,13 0,13 10 0,306 100,13 0,13 Rerata 0,306 99,944-0,056 Standar deviasi 0,001 0,166 %RSD (Presisi Metode) 0,166 Nilai CRM NO 3 -N setelah diencerkan 100 kali : 0,306463 0,001366 mg/l Range pembacaan : 0,30463-0,307366 mg/l BSN 2011 11 dari 12

Bibliografi Standard Methods for the Examination of Water and Waste Water, 4500-NO 3 - NITROGEN (NITRATE), 21 st, 2005 Komite Akreditasi Nasional, SR 02 Persyaratan tambahan untuk akreditasi laboratorium pengujian kimia dan biologi, 2004 BSN 2011 12 dari 12