MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DENGAN MENGGUNAKAN LKS PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 1 TILAMUTA KABUPATEN BOALEMO Oleh Sarlin K. Dai Meyko Panigoro La Ode Rasuli Pendidikan Ekonomi Abstrak Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Dengan Menggunakan LKS Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Program Studi S1 Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Negeri Gorontalo. Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan LKS pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). Dimana dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel input, variabel proses, dan variabel output. Prosedur penelitian terdiri dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap analisis dan refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan siswa dan lembar pengamatan kegiatan guru, serta evaluasi atas materi yang diajarkan pada setiap siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS-3 SMA Negeri 1 Tilamuta yang berjumlah 29 orang dan penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran akuntansi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa yang memperoleh hasil belajar 75 ke atas meningkat dari 41,38% hasil observasi awal menjadi 58,62% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 82,76% hasil siklus II, dan hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 70,00% siklus I menjadi 96,67% pada siklus II, selain itu, hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat 52,17% siklus I menjadi 86,96% hasil siklus II. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi Jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan LKS (lembar kerja siswa) maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Tilamuta akan meningkat dan dapat diterima. Kata kunci: Hasil Belajar, model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). 1
Pendahuluan Pendidikan merupakan karya bersama yang berlangsung dalam suatu pola kehidupan insan tertentu serta pendidikan merupakan tuntutan bagi setiap warga negara, baik tua maupun yang masih muda. Penyelenggaraan pendidikan diharapkan dapat membekali setiap sumber daya manusia dengan pengetahuan, kecakapan dan keterampilan. Agar menjadi manusia yang berguna dikemudian hari. Selanjutnya dengan pendidikan tersebut akan menjadi motifasi bagi sumber daya manusia yang ingin mengembangkan dirinya, berpartisipasi secara aktif, inovatif, dan produktif dalam pembangunan sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Pandangan ini menunjukan bahwa intervensi untuk mempengaruhi output dapat didesain dengan memanipulasi input. Sebagaimana diketahui input dalam proses pendidikan mencakup siswa, guru, kurikulum, materi pelajaran, proses pembelajaran, ruang kelas dan pergedungan, peralatan, dan kondisi lingkungan. Artinya, upaya untuk meningkatkan mutu output dalam dilakukan dengan menambah atau meningkatkan kualitas input. Kebijakan mengenai kualitas input dan output inilah yang selama ini diaplikasikan dalam dunia pendidikan. Dengan kewenangan para aktor sekolah dalam mengambil keputusan akan mendorong muncul interaksi antara aktor lebih serius dan bertanggungjawab akan dapat mewujudkan proses pendidikan dalam sekolah dan proses pembelajaran yang semakin efisien. Keberadaan proses yang efektif dan efisien akan meningkatkan produktivitas, jika produktivitas meningkat, maka inovasi pun dapat diciptakan, dan jika inovasi dapat diciptakan, maka kualitas pembelajaran berkelanjutan dapat dipenuhi. Pembelajaran yang menyenangkan menjadi isu strategis yang hangat dibicarakan para guru, mengingat selama ini metode belajar cenderung normatif, tradisional, dan konvensional yaitu lebih banyak menggunakan metode ceramah. Mulai disadari bahwa penggunaan berbagai metode dan 2
variasi pendekatan telah mengubah secara signifikan cara belajar menuju keberhasilan siswa dalam pembelajaran dan tentunya adalah keberhasilan guru. Untuk itu diperlukan reformasi yang mencakup upaya mereposisi sistem pendidikan nasional, mempercepat implementasi. Kebijakan pemeratan kesempatan memperoleh pendidikan, meningkatkan penyelenggaraan pendidikan /pembelajaran dan mengembangkan sistem pendidikan terpadu. Dalam proses belajar mengajar salah satu hal yang harus diperhatikan atau tidak bisa diabaikan adalah hasil belajar siswa. Guna mencapai hasil belajar siswa maka dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya aktivitas belajar. Aktivitas belajar yang baik akan membantu mencapai hasil belajar siswa yang baik pula. Salah satu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada dasarnya merupakan sebuah varians diskusi kelompok dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil. Pada metode ini guru menyajikan materi, dan tiap kelompok bekerja sama dalam tim dan memastikan seluruh anggota kelompok telah menguasai materi yang telah disampaikan oleh guru. Ciri khas dari tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah pemberian penghargaan kepada kelompok yang memperoleh nilai hasil belajar yang sempurna. Alma, dkk (2010: 88) mengemukakan bahwa dalam pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) ini ada kegiatan saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna memperoleh prestasi maksimal. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada 3
kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana. Berbicara tentang proses belajar mengajar untuk mata pelajaran Akuntansi khususnya kelas XI IPS SMA pada kenyataannya sebagian besar nilai yang diperoleh siswa pada ujian semester ganjil belum memenuhi standar ketuntasan yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75%. Hal ini didasarkan pada data yang diperoleh dari guru mata pelajaran Akuntansi bahwa dari jumlah 29 siswa yang memperoleh nilai dibawah standar ketuntasan sekitar 17 orang atau 58,62% sedangkan yang memperoleh nilai diatas standar ketuntasan berjumlah 12 Orang atau 41,38%. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh kemampuan siswa yang masih rendah, keaktifan belajar yang kurang terlibat menjadikan siswa masih terpaku dengan perintah guru, model pembelajaran yang diterapkan belum maksimal dan kurangnya minat belajar siswa. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti bermaksud untuk meneliti hal yang dimaksud dengan memformulasikan dalam sebuah judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) Dengan Menggunakan LKS Pada Mata Pelajaran Akuntansi Di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Slameto (2010: 2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut Rohman (2009:181) belajar merupakan proses aktif pembelajaran atau pelajaran dalam mengkonstruksi pengetahuan melalui pemaknaan teks, pemaknaan fisik, dialog, dan perumusan pengetahuan. Menurut Benyamin S.Bloom, dkk dalam Arifin (2009: 21) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kongnitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Kingsley dalam (Sudjana 2009: 22) 4
membagi tiga macam hasil belajar, yakni (a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Sedangkan menurut Gagne dalam Sudjana (2009: 22) membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kongnitif, (d) sikap, (e) keterampilan motorik. Wena (2009: 190) mengatakan pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat (siswa lain) sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar yang lainnya. Sedangkan menurut Isjoni, (2009: 16) dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikas yang berkualitas, dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Slavin dalam Alma, dkk (2010: 86) cooperative learning adalah suatu model pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang, dengan struktur kelompok heterogen. Cooperative learning tidak sama dengan belajar kelompok, atau kelompok kerja, tapi memiliki struktur dorongan dan tugas yang cooperative, sehingga terjadi interaksi secara terbuka dan hubungan interdependensi yang efektif. Alma, dkk (2010: 88) dalam pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) ini ada kegiatan saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna memperoleh prestasi maksimal. Trianto (2007: 56) pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ini menunjukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana. Menurut Slavin (2005: 143-146) STAD terdiri atas lima komponen utama yaitu: a) Presentasi kelas 5
Materi dalam STAD pertama-tama diperkenalkan dalam presentasi di dalam kelas. Ini merupakan pengajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan atau didiskusi pelajaran yang dipimpin oleh guru, tetapi bisa juga presentasi audiovisual. Dengan cara ini, para siswa akan menyadari bahwa mereka harus benar-benar memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena dengan demikian akan sangat membantu mereka mengerjakan kuiskuis, dan skor kuis mereka menentukan skor tim mereka. b) Tim Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan entitas. Fungsi utama dari tim ini adalah memastikan bahwa semua anggota tim benarbenar belajar,dan lebih khususnya lagi, adalah untuk mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan kuis dengan baik. Tim adalah fitur yang paling penting dalam STAD. Pada tiap poinnya, yang ditekankan adalah membuat anggota tim melakukan yang terbaik untuk tim, dan tim pun harus melakukan yang terbaik untuk membantu tiap anggotanya. Tim ini memberikan dukungan kelompok bagi kinerja akademik penting dalam pembelajaran, dan itu adalah untuk memberikan perhatian dan respek yang mutual ayang penting untuk akibat yang dihasilkan seperti hubungan antarkelompok, rasa harga diri, penerimaan terhadap siswa-siswa mainstream. c) Kuis Setelah sekitar satu atau dua periode setelah guru memberikan presentasi dan sekitar satu atau dua periode praktik tim, para siswa akan mengerjakan kuis individual. Para siswa tidak diperbolehkan untuk saling membantu dalam mengerjakan kuis. Sehingga, tiap siswa bertanggung jawab secara individual untuk memahami materinya. d) Skor kemajuan individual Gagasan dibalik skor kemajuan individual adalah untuk memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai apabila mereka 6
bekerja lebih giat dan memberikan kinerja yang lebih baik dari pada sebelumnya. Tiap siswa dapat memberikan kontribusi poin yang maksimal kepada timnya dalam sistem skor nilai, tetapi tak ada siswa yang dapat melakukannya tanpa memberikan usaha mereka yang terbaik. e) Rekongnisi tim Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan untuk menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Berdasarkan masalah penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan LKS pada mata pelajaran Akuntansi di kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo. Metode Penulisan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tilamuta Kabupaten Boalemo, khususnya dikelas XIIPS 3 semester Genap. Penetapan lokasi didasarkan atas pertimbangan lokasi tersebut memenuhi syarat terutama dalam hubungan dengan pengumpulan data penelitian serta memperhatikan dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Penelitian ini dilaksanakan yaitu mulai bulan Februari sampai dengan bulan Juli 2013. Adapun variabel dalam penelitian ini melibatkan input (masukan), proses dan output (hasil). 1. Variabel Input Variabel input merupakan proses sebelum pembelajaran berlangsung, seperti guru, siswa, bahan pelajaran, sumber belajar, prosedur evaluasi dan lingkungan belajar. 2. Variabel Proses 7
Variabel ini merupakan proses selama pembelajaran berlangsung dan dapat diukur melalui: a. Cara guru menjelaskan materi. b. Cara guru dalam memberikan contoh yang berhubungan dengan materi yang diajarkan. c. Setiap kelompok dibagi masing-masing 3-5 orang. d. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dalam kelompoknya. e. Setelah selesai, setiap kelompok mempertanggungjawabkan hasil kerjanya. 3. Variabel Output Setelah pelaksanaan pembelajaran maka hasilnya dapat diukur meliputi: a. Keingintahuan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru b. Kemampuan siswa mengaplikasikan materi yang diberikan c. Motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran d. Hasil belajar yang diperoleh siswa e. Tindakan perbaikan terhadap hasil yang dicapai oleh siswa Menurut Arikunto (2012: 20) ada empat tahap penting dalam penelitian tindakan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. 1. Perencanaan/Persiapan a. Konsultasi dengan kepala sekolah dan guru mitra tentang rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian ini b. Mengidentifikasi masalah c. Menganalisis masalah dan menentukan faktor-faktor penyebab utama d. Merumuskan gagasan pemecahan masalah untuk merumuskan hipotesis tindakan sebagai masalah 8
e. Merancang metode dan media yang akan digunakan didalam penelitian tindakan kelas sesuai dengan permasalahan, rencana tindakan dan keadaan yang akan dilakukan. f. Menyiapkan alat-alat penilaian, lembar observasi dan format untuk mengumpul data. g. Menyusun jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. 2. Pelaksanaan Tindakan Proses pelaksanaan tindakan kelas ini tidak terpaku pada penetapan banyaknya siklus. Penelitian tindakan dikatakan telah berhasil apabila telah mencapai indikator yang telah ditetapkan yakni rata-rata nilai siswa mencapai 75%. Apabila dalam proses ini tidak menunjukkan hasil yang diharapkan maka akan diadakan kembali pada siklus berikutnya. Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) sebagai berikut: 1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4-5 orang secara heterogen 2. Guru menyajikan pelajaran 3. Guru member LKS (lembar kerja siswa) kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok 4. Guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat menjawab kuis tidak saling membantu 5. Memberi evaluasi 6. Kesimpulan 3. Pengamatan dan Evaluasi Pada tahap ini peneliti mengamati pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembaran pengamatan yang telah dibuat, pengamat melakukan pemantauan terhadap peningkatan hasil belajar yang dicapai oleh siswa. 4. Analisis dan Refleksi 9
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah menganalisis hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan hasilnya digunakan untuk merefleksikan diri apakah siswa sudah dapat meningkatkan hasil belajarnya. Dalam hal ini akan diketahui kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang terjadi dalam proses yang telah berlangsung kemudian ditindak lanjuti pada kegiatan berikutnya serta menjadi bahan untuk menyusun laporan penelitian. Tekhnik pengumpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Data Jenis data yang diperoleh melalui tindakan kelas ini meliputi data-data sebagai berikut: a. Data hasil pengamatan kegiatan guru membelajarkan materi b. Data hasil pengamatan aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran c. Data hasil belajar siswa pada setiap pembelajaran 2. Instrumen Pengumpulan Data Beberapa instrumen pengumpulan data, yang dilakukan oleh peneliti yaitu: a. Lembar pengamatan kegiatan guru b. Lembar pengamatan aktivitas siswa c. Lembar tes berisi soal tertulis Data yang diperoleh melalui pengamatan akan dianalisis presentase, berdasarkan indikator keberhasilan siswa yang telah ditetapkan. Kriteria penilaian yang digunakan adalah kriteria sebagai berikut: 10
Tabel 2: Kriteria Penilaian No Nilai Kriteria 1 90 100 Sangat Baik 2 75 89 Baik 3 60 74 Cukup 4 40 59 Kurang 5 0 39 Kurang Sekali Sumber: Data olahan, 2013 Indikator kinerja pada penelitian ini adalah jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 pada mata pelajaran Akuntansi setelah diterapkan model Student Teams Achievement Division (STAD) meningkat dari 41,38% menjadi minimal 80%. Dimana siswa telah dikatakan tuntas belajar apabila secara individu/perorangan memperoleh nilai di atas 75 atau 24 orang dari 29 orang siswa sudah dapat mencapai indikator yang telah ditetapkan, maka tindakan dikatakan berhasil. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tilamuta khususnya di kelas XI IPS-3 pada mata pelajaran Akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan maksud untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun ukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator kinerja yakni jumlah siswa yang memperoleh nilai minimal 75 atau tuntas belajar dari jumlah siswa secara keseluruhan yakni dari 41,38% meningkat menjadi 80%. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada siklus I menunjukkan bahwa pengamatan terhadap kegiatan guru dari 30 aspek yang diamati kualifikasi sangat baik yang teramati 8 aspek, kualifikasi baik ada 13 aspek dan kualifikasi cukup ada 2 aspek serta kualifikasi kurang ada 7 11
aspek sebagaimana dapat di lihat pada lampiran 2. Selanjutnya pengamatan terhadap kegiatan siswa dari 23 aspek yang diamati, kategori baik ada 12 aspek, kategori cukup 7 aspek dan kategori kurang 4 aspek sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 3. Tahap selanjutnya, untuk hasil belajar siswa diperoleh siswa yang memperoleh nilai minimal 75 ke atas yaitu 17 orang atau 58,62% dan siswa yang memperoleh nilai kurang dari 75 yaitu 12 orang atau 41,38% serta daya serap siswa pada siklus I ini adalah 73,97% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 5. Berdasarkan data siklus I yang telah diuraikan di atas menggambarkan secara klasikal belum mencapai ketuntasan belajar, dimana pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa belum mencapai criteria yang diharapkan. Oleh sebab itu perlu adanya perbaikan, dalam upaya tindak lanjut untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Kriteria yang diperoleh dari berbagai aspek yang telah ditentukan pada masing-masing skor telah memperoleh nilai yang maksimal yaitu terlihat pada pengamatan terhadap kegiatan guru dari 30 aspek yang diamati diperoleh kualifikasi sangat baik 9 aspek dan kualifikasi baik 20 aspek serta kualifikasi cukup 1 aspek sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 7. Pengamatan terhadap siswa dari 23 aspek yang diamati diperoleh kategori sangat baik 2 aspek, baik 18 aspek dan cukup 3 aspek sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 8. Hal ini menunjukan bahwa kegiatan proses belajar mengajar guru dan siswa telah mencapai hasil yang maksimal. Menindaklanjuti hal tersebut maka perlu adanya perhatian, motivasi secara bertahap bagi siswa tersebut dengan adanya perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran baik itu kegiatan guru maupun aktivitas siswa, maka pada siklus II ini telah terjadi peningkatan pada kegiatan guru, siswa dan hasil belajar siswa. Hal ini disebabkan kegiatan guru dan siswa yang memiliki kriteria kurang sudah tidak ada, sedangkan untuk hasil belajar siswa yang telah memperoleh nilai di atas 75 sebanyak 24 orang atau 82,76% dan yang memperoleh nilai kurang dari 75 sebanyak 5 orang atau 12
17,24% dan daya serap siswa pun meningkat menjadi 82,07% sebagaimana dapat dilihat pada lampiran 10. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yaitu penerapan strategi belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperati tipe Student Teams Achievement Division (STAD) benar-benar telah meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun perubahan peningkatan hasil belajar dalam kualifikasi pembelajaran tersebut yaitu siswa yang memperoleh nilai di atas 75 yang awalnya hanya 41,38% meningkat menjadi 82,76% pada siklus II. Menyikapi berbagai uraian, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan model pembelajaran yang besar manfaatnya bagi penigkatan hasil belajar siswa itu sendiri. Gambaran ini merupakan dampak dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran Akuntansi yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, berdasarkan hipotesis yang berbunyi pada penelitian ini Jika terapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan LKS (lembar kerja siswa) maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Tilamuta akan meningkat, hal ini telah teruji dengan benar dan tepat. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Alma, dkk (2010: 88) bahwa dalam pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) ini ada kegiatan saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna memperoleh prestasi maksimal. Disamping itu hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Pomalingo 2008, Adunati 2009, Habiburrohman 2010, Rahmawati 2011 dan Dai 2012, bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 13
Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat dikemukakan simpulan bahwa hipotesis yang berbunyi Jika diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan menggunakan LKS (lembar kerja siswa) maka hasil belajar siswa pada mata pelajaran Akuntansi kelas XI IPS 3 di SMA Negeri 1 Tilamuta akan meningkat dan dapat diterima karena didukung dengan hasil analisis data: siswa yang memperoleh hasil belajar minimal 75 meningkat dari 41,38% hasil observasi awal menjadi 58,62% hasil siklus I dan meningkat lagi menjadi 82,76% hasil siklus II, dan hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat dari 70,00% siklus I menjadi 96,67% pada siklus II, selain itu, hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk pada kategori sangat baik dan baik meningkat 52,17% siklus I menjadi 86,96% hasil siklus II. Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1. Penerapan hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan memperoleh dukungan dari semua pihak yang terkait, seperti sekolah, guru-guru, siswa dan orang tua siswa serta masyarakat. 2. Adanya peningkatan pada hasil belajar siswa kiranya kepada guru mata pelajaran disarankan untuk menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam proses pembelajaran. Daftar Rujukan Alma, Bukhari dkk. 2010. Professional (Menguasai Metode Dan Terampil Mengajar). Bandung: Alfabeta Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya 14
Isjoni, 2009. Pembelajaran Kooperatif : Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Rohman, Arif. 2009. Memahami pendidikan dan ilmu pendidikan. Yogyakarta: Laks Bang mediatama Slameto, 2010.Belajar & Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Slavin, Robert E. 2005.Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakaya Trianto, 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT Bumi Aksara 15