BAB I PENDAHULUAN. Salah satu karakteristik anak usia taman kanak-kanak yaitu usia antara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini disebut dengan bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi manusia membutuhkan bahasa. Dalam Kamus Besar Bahasa. tepat bila antara penutur dan mitra tutur saling memahami.

BAB I PENDAHULUAN. dasar, yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat lain, suatu bangsa berhubungan dengan bangsa lain. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjalin komunikasi antar manusia. Disamping itu manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kemampuan yang dimiliki anak. Dalam hal ini, guru sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini tumbuh dan berkembang lebih pesat dan fundamental pada awalawal

BAB I PENDAHULUAN. dan gaya penulisan. Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran menulis

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. dalam merangkai kata. Akan tetapi, dalam penerapannya banyak orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siska Novalian Kelana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi utama bagi seorang anak untuk. mengungkapkan berbagai keinginan dan kebutuhannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pun sudah didapat para siswa sejak duduk di sekolah dasar yang dikemas. bahwa Bahasa Indonesia adalah pelajaran yang mudah, namun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sehingga mampu memajukan dan mengembangkan bangsa atau negara,

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. langsung tetapi juga dapat memahami informasi yang disampaikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar terdapat empat aspek

BAB I PENDAHULUAN. skills) yaitu: keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI FILM ANIMASI KELOMPOK B DI TK SUKMA KECAMATAN KABILA BONE KABUPATEN BONE BOLANGO SARLIN BULONGGODU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu unsur budaya yang dapat menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

PERANAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS D.Syahruddin. Kata Kunci: Media Gambar, Pembelajaran Menulis

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting sebab tanpa pendidikan manusia akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional berupaya terus menerus untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dipelajari sebelum memasuki jenjang sekolah, sedangkan menulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menurut Conny (2002: 49) perkembangan bahasa memperlihatkan berbagai prinsip yang juga menjadi karakteristik dari aspek perkembangan yang lain,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat manusia adalah fenomena sosial (Chaer, 2007:32).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ika Kustika, 2015

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia dalam ranah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia 4 sampai 5 tahun memiliki rasa ingin tahu dan sikap antusias

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih delapan (0-8) tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa usia Taman Kanak-kanak (TK) merupakan fase yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB II LANDASAN TEORI

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PERMAINAN PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK A DI TK KREATIF ZAID BIN TSABIT NGLEGOK BLITAR

BAB IV HASIL PENELITIAN. peneliti dengan topik sesuai dalam pertanyaan-pertanyaan yang peneliti

BAB I PENDAHULUAN. Menyimak (Listening Skill), Berbicara (Speaking Skill), Membaca (Reading Skill),

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

FILM BERBAHASA INGGRIS UNTUK MENUMBUHKAN MINAT PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR BAHASA INGGRIS. Oleh : Ilham, M.Pd* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn) MATERI KEPUTUSAN BERSAMA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri.

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut UU tentang Sisdiknas No. 20 tahun 2003: terhadap manusia menuju ke arah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latifah Nurfauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan keterampilan berbahasa siswa. Keterampilan berbahasa tersebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

PERANAN METODE BERCERITA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBAHASA LISAN DI KELOMPOK B1 TK TUNAS BANGSA DESA SIDERA KABUPATEN SIGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa menduduki fungsi utama sebagai alat komunikasi dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu karakteristik anak usia taman kanak-kanak yaitu usia antara empat sampai lima tahun diantaranya memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal, seperti yang dikemukakan oleh Solehuddin (1997:40) tentang anak usia empat sampai lima tahun bahwa : Ia akan banyak memperhatikan, membicarakan, atau bertanya tentang berbagai hal yang sempat dilihat atau didengarnya. Karena itu sangat lazim jika anak pada usia ini banyak memperhatikan, membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang sempat dilihat dan didengarnya terutama terhadap hal-hal yang baru. Anak akan memperhatikan, membicarakan dan mempertanyakan berbagai hal yang mereka lihat dan mereka dengar dengan berkomunikasi melalui bahasa, karena bahasa merupakan suatu sistem simbol untuk berkomunikasi dengan orang lain, dengan kata lain bahasa dapat diartikan sebagai ide, arti, perasaan dan pengalaman. Badudu (dikutip dalam Dhieni, 2007) menyatakan bahwa Bahasa adalah alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan pikiran, perasaan, dan keinginannya. Bromley (dikutip dalam Dhieni, 2007) mendefinisikan Bahasa sebagai sistem simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal. Simbol-simbol visual tersebut dapat dilihat, ditulis, dan dibaca, sedangkan simbol-simbol verbal diucapkan dan Lilis Megawati, 2012 Eefktivitas Penggunaan Media Film Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

2 didengar. Anak dapat memanipulasi simbol-simbol tersebut dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan berfikirnya. Santrock (1995:178) memandang bahasa merupakan symbol seperti yang dikemukakannya bahwa : Bahasa adalah suatu sistem simbol yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Pada manusia, bahasa ditandai oleh daya cipta yang tidak pernah habis dan adanya sebuah system aturan. Adapun kemampuan bahasa dipelajari dan diperoleh anak usia dini secara alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Sebagai alat sosialisasi, bahasa merupakan suatu cara untuk merespon orang lain. Bromley (dikutip dalam Dhieni, 2007:1.19) menyebutkan empat macam keterampilan berbahasa, seperti yang dikemukakannya bahwa : Keterampilan berbahasa (atau language arts, languange skills) yaitu keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading skills), keterampilan menulis (writing skills). Setiap keterampilan berhubungan dengan proses-proses berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya, semakin terampil seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek melatih keterampilan berpikir. Keterampilan membaca dan menyimak melibatkan proses kognitif yang aktif dan memerlukan kemampuan berpikir kritis. Hal ini terjadi ketika anak yang membaca maupun menyimak, memeriksa dan memproses tentang kebermaknaan informasi yang mereka terima. Pada proses tersebut anak berusaha memahami dan

3 mengonstruksi arti dari informasi dan pengetahuan yang telah mereka peroleh sebelumnya. Terlepas dari keterkaitan antara proses membaca dan menyimak, yang terlihat lebih bermakna ketika anak menyimak sesuatu dibanding dengan membaca. Ketika anak sedang membaca belum tentu ia memahami apa yang ia baca, tetapi ketika anak sedang menyimak sesuatu berarti dia sedang mendalami bahkan berusaha untuk memahami apa yang ia simak. Oleh karena itu, keterampilan menyimak merupakan keterampilan anak untuk dapat menghayati lingkungan sekitarnya dan mendengar pendapat orang lain dengan indera pendengaran dengan kata lain menyimak dapat meliputi aspek berbahasa lainnya seperti mendengar dan membaca. Keterampilan menyimak merupakan salah satu keterampilan berbahasa awal pada anak harus dikembangkan secara optimal, karena dengan mengembangkan keterampilan menyimak berarti mengembangkan keterampilan berbahasa lainnya. Sehingga apabila seorang anak mempunyai keterampilan menyimak yang bagus dapat dipastikan keterampilan berbahasa yang lainnya pun berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Perkembangan keterampilan menyimak pada anak berkaitan erat satu sama lain dengan keterampilan berbahasa khususnya berbicara, seperti yang dikemukakan oleh Brooks (dikutip dalam Tarigan, 1986) bahwa Meningkatkan keterampilan menyimak berarti membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang.

4 Jenis-jenis menyimak yang dikembangkan untuk anak Taman Kanak-kanak menurut Bromley (dikutip dalam Dhieni, 2007) adalah Menyimak informatif, menyimak kritis dan menyimak apresiatif. Masa usia taman kanak-kanak, akan lebih berkembang kemampuan bahasanya dengan banyak menyimak sesuatu yang baru dan menarik perhatiannya. mereka semakin tertarik dengan konsep-konsep yang lebih rumit dan mempunyai daya ingat yang bagus. Megawangi, dkk (2007: 40) Mereka akan terus senantiasa merekam semua informasi yang masuk, tanpa memilih apakah informasi itu pantas atau tidak untuk dicerna. Oleh karena itu sebagai orang yang selalu memberikan masukan ilmu terhadap muridnya, guru sebaiknya mengupayakan berbagai strategi supaya pembelajaran yang didapat oleh anak akan menimbulkan prilaku yang positif. Guru dituntut untuk mempunyai berbagai metode pembelajaran maupun media yang dapat meningkatkan keterampilan anak didiknya secara optimal. Sebaliknya fenomena yang terjadi di lapangan khususnya TK yang akan diteliti yaitu TK Al-Jannah metode yang disajikan dalam setiap pembelajaran kurang bervariatif, hal ini terlihat dalam suatu pembelajaran yang kurang dalam penyampaian yang melibatkan anak dalam proses menyimak sesuatu yang abstrak seperti menyampaikan pembelajaran tentang aspek perkembangan moral, agama sosial emosi. Guru hanya terpaku kepada metode ceramah yang terkadang anak kurang memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Selain metode berceramah adapun media yang digunakan seperti buku cerita sehingga anak merasa bosan karena media ini sangat sering digunakan dalam

5 pembelajaran. Anak kurang menikmati proses pembelajaran sehingga guru seakan-akan berbicara sendiri. Anak tidak tertarik lagi untuk mendengarkan apa yang dibicarakan oleh guru tersebut akibat sehingga anak asyik bermain sendiri tanpa menghiraukan gurunya. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dikatakan kurang berhasil hal ini terlihat sejak proses pembelajaran, sebagian besar anak kurang memperhatikan guru yang sedang bercerita. Mereka mendengarkan guru hanya sesekali saja selebihnya mereka asyik mengobrol dengan teman-temannya. Akhirnya dalam kegiatan tanya jawab tentang pembelajaran yang sudah dilaksanakan, sebagian anak tidak dapat menjawab apa yang ditanyakan gurunya. Melihat kondisi seperti itu, maka kami berkesimpulan bahwa keterampilan anak dalam menyimak informatif tidak berkembang secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan anak dalam mengidentifikasi seperti mengetahui judul cerita yang telah disimak, menyebutkan tokoh yang terdapat dalam cerita serta setting pada cerita tersebut. Begitu pula dalam mengingat mengingat fakta, seperti mengingat perilaku tokoh yang terdapat dalam cerita serta mengungkapkan kembali secara singkat cerita yang telah disampaikan. Sama halnya dalam mengungkapkan ide serta mengungkapkan hubungan yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan, sebagian anak tidak dapat menjawab karena pada waktu pembelajaran berlangsung keterampilan menyimak mereka tidak berkembanh secara optimal. Khususnya untuk keterampilan menyimak informatif penulis lebih meneliti pengembangan keterampilan ini dikarenakan dalam keterampilan ini mencakup

6 keterampilan dalam menyimak atau mendengarkan informasi untuk mengidentifikasi dan mengingat fakta-fakta, ide-ide dan hubungan-hubungan yang sangat cocok untuk anak taman kanak-kanak di samping keterampilan menyimak yang lainnya. Pelaksanaan pembelajaran menyimak informatif pada anak usia taman kanak-kanak, pasti memerlukan media yang bervariasi untuk mendukung tercapainya kompetensi yang ingin dicapai. Hamalik (dikutip dalam Arsyad, 2004: 15) mengemukakan tentang media pembelajaran bahwa: Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap anak siswa. Henich dkk (dikutip dalam Rahadi, 2003) mengklasifikasikan media pembelajaran seperti yang dikemukakanya bahwa : Klasifikasi dan jenis media pembelajaran yang dimanfaatkan dalam pembelajaran yakni media yang tidak diproyeksikan, media yang diproyeksikan, media audio, media video, media berbasis komputer serta multi media kitterapkan dalam pengembangan bahasa di taman kanak-kanak diantaranya : media audio, media visual dan media audio-visual. Banyak sekali pilihan media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai penunjang dalam kegiatan beklajar mengajar, namun dari sekian banyak media tidak semua media yang tersedia cocok untuk dikembangkan di taman kanakkanak, dari sekian media pembelajaran di atas berikut merupakan contoh media yang dikembangkan di taman kanak-kanak. Penjelasan (Zaman, Hernawan & Eliyawati, 2008) mengemukakan bahwa Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu media visual, media visual dan audiovisual.

7 Ketiga media yang dikembangkan di taman kanak-kanak mempunyai ragam yang bervariatif, seperti pada media audio anak dapat menggunakan radio. Selanjutnya untuk media visual guru dapat menggunakan media media yang bervariatif, media audio visual khususnya media film animasi merupakan media yang lebih banyak menarik perhatian anak karena adanya perpaduan antara suara dan gambar yang membuat mereka lebih tertarik untuk mengetahui apa yang mereka lihat dan sekaligus mereka dengar. Pemilihan media sebagai penunjang dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya guru mempertimbangkan berbagai aspek, sehingga media tersebut dapat diberdayakan seefektif mungkin. Anjuran tentang pemilihan media seperti yang diungkapkan oleh Mariyana (2005: 60) bahwa : Sebaiknya pemilihan mainan dan media pembelajaran disesuaikan dengan tujuan program pembelajaran yang dapat memahami karakter, minat dan imajinasi anak dan dapat membantu pencapaian potensinya lebih optimal. Salah satu media yang dapat melibatkan anak sehingga dapat meningkatkan minat, karakter serta imajinasinya yaitu sebuah tontonan film dimana film tersebut yang benar-benar membuat anak menarik dan berminat untuk menontonnya seperti film animasi. Media film animasi akan dapat mengembangkan potensi imajinatif anak karena melalui film ini anak akan lebih bersemangat untuk melihat mendengar serta menyerap cerita yang terdapat didalamnya. Sehingga dengan media film animasi ini sesuatu yang abstrak dan sulit untuk dijelaskan terhadap anak akan dapat lebih mudah dimengerti anak melalui kegiatan yang disenangi anak. Media film animasi merupakan salah satu media pembelajaran audiovisual,

8 karena produksi dan penggunaan meteri yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran. Ahmadzeni (dikutip dalam Ermayani, 2008) mengemukakan tentang pengertian film animasi, seperti yang dikemukakannya bahwa: Film animasi adalah suatu rangkaian gambar diam secara inbetween dengan jumlah yang banyak, bila kita proyeksikan akan terlihat seolah-olah hidup (bergerak), seperti yang pernah dilihat pada film-film kartun di TV maupun di layar lebar. Film animasi merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak karena film memberikan kesan yang impresif bagi penontonnya. Media film animasi pada umumnya disenangi oleh anak-anak karena karakter gambar animasi yang menarik. Penggunaan film animasi dalam proses pembelajaran dapat melengkapi pengalaman-pengalaman dasar dari perilaku afektif maupun pengalaman dalam segi menyimak. Apalagi dengan karakteristik anak yang mempunyai perhatian yang pendek terhadap sesuatu maka keterampilan menyimaknya akan semakin baik dengan banyak menyaksikan sesuatu yang mereka senangi seperti film animasi. Seto (2010: 1) menngemukakan tentang pengertian film animasi bahwa: Film animasi berasal dari dua konvensi yaitu berakar pada dunia fotografi dan dunia gambar. Kata film berasal dari bahasa inggris yaitu, 1. barang tipis seperti selaput yang dibuat dari seluloid tempat gambar potret negatif (yang akan dibuat potret atau dimainkan dalam bioskop); 2. Lakon (cerita) gambar hidup. Secara mendasar pengertian film yang menyeluruh sulit dijelaskan. Baru dapat dijelaskan kalau dilihat dari konteksnya;misal lakon dapat diartikan gambar hidup yang memiliki alur cerita.

9 Gambar-gambar dan suara yang muncul pada film yang menampilkan tayangan cerita dalam bentuk animasi kartun juga dapat membuat anak tidak cepat bosan, sehingga pembelajaran yang ingin dicapai pun dapat terealisasikan dengan baik. Melalui film animasi pun secara tidak langsung dapat merangsang anak untuk mengenal dan mengetahui manfaat tekhnologi, sekaligus menggali minat mereka untuk belajar dan antusias terhadap cerita yang ditayangkan sehingga dengan sendirinya keterampilan mereka dalam menyimak pun akan semakin bertambah. Para peneliti telah melakukan banyak penelitian tentang pengaruh penggunaan media film animasi dalam proses pembelajaran pada siswa. Ermayani (2008: 68) melakukan eksperimen terhadap peningkatan pembendaharaan kosakata dasar dengan menggunakan media film animasi hasilnya menunjukkan bahwa media film animasi berpengaruh signifikan terhadap peningkatan pembendaharaan kosakata dasar anak usia empat sampai tahun. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media film animasi yang merupakan salah satu media audiovisual yang dapat berpengaruh terhadap keterampilan berbahasa anak seperti keterampilan menyimak, berbicara maupun membaca. Sehingga peneliti berasumsi bahwa dengan menggunakan media film animasi maka keterampilan menyimak khususnya menyimak informatif anak pun akan meningkat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul : Efektifitas Penggunaan Media Film Animasi Terhadap Keterampilan Menyimak Informatif Pada Anak usia Taman Kanak-kanak.

10 B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Keterampilan berbahasa tidak dikuasai dengan sendirinya oleh anak. Keterampilan berbahasa akan diperoleh melalui proses pembelajaran atau memerlukan upaya pengembangan. Keterampilan berbahasa dimulai dengan kemampuan anak dalam menyimak, kemudian diikuti oleh kemampuan anak dalam berbicara, membaca dan menulis. Meningkatkan keterampilan menyimak, dalam hal ini menyimak informatif guru harus mempunyai media yang tepat supaya tujuan pembelajaran yang diinginkan berjalan secara optimal. Namun tidak semua guru menyadari pentingnya pemilihan media yang tepat sebagai penunjang keberhasilan dalam pembelajaran.. permasalahan tersebut dapat menjadi batasan permasalahan dalam penelitian ini yakni bagaimana efektifitas media film animasi dapat mengembangkan keterampilan menyimak informatif pada anak usia taman kanakkanak?. Rumusan masalah tersebut dijabarkan sebagai berikut ; 1. Bagaimanakah keterampilan menyimak informatif anak di TK Al-Jannah sebelum menggunaan media film animasi? 2. Bagaimanakah keterampilan menyimak informatif anak di TK A-Jannah setelah menggunaan media film animasi? 3. Bagaimanakah efektifitas media film animasi untuk meningkatan kemampuan menyimak informatif anak di TK Al-Jannah?

11 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas media film animasi terhadap keterampilan menyimak informatif pada anak usia taman kanak-kanak. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Mengetahui tentang keterampilan menyimak informatif anak di TK Al- Jannah sebelum menggunakan media film animasi. b. Mengetahui tentang keterampilan menyimak informatif anak di TK Al- Jannah setelah menggunakan media film animasi. c. Mengetahui efektifitas penggunaan media film animasi terhadap kemampuan menyimak informatif anak di TK Al-Jannah. D. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian Quasi eksperimen tunggal di mana desain penelitiannya hanya menggunakan satu kelompok. Kelompok tersebut dikenai dua treatment, yaitu treatment pada eksperimental putaran satu yaitu tentang peneingkatan keterampilan menyimak informatif tanpa penggunaan media film animasi dan treatment kontrol/ pembanding pada eksperimental putaran kedua yaitu tentang peningkatan keterampilan menyimak informatif dengan menggunakan media film animasi.

12 Apabila digambarkan dalam sebuah bagan dapat terlihat sebagai berikut : 2. Subjek Penelitian A X 1 O 1 X 2 O 2 Subjek dalam penelitian ini adalah anak TK Al-Jannah Kecamatan Regol kota Bandung kelompok B (Angsa) yang berjumlah 20 anak, usia 5-6 tahun. 3. Pengumpulan Data Tekhnik pengumpulan data pada penelitian ini adalah melalui observasi terhadap proses peningkatan menyimak informatif dengan mengetahui jawaban anak ketika sebelum diberi perlakuan dan setelah diberi perlakuan dengan menggunakan pedoman observasi. Observasi adalah pengumpulan data yang pelaksanaannya dilakukan dengan menggunakan alat indera. Dokumentasi merupakan salah satu instrumen mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar majalah prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya yang digunakan dalam penelitian. 4. Pengolahan Data Penelitian ini menggunakan dua alternatif jawaban, yaitu Ya dan Tidak, seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 242) bahwa : Sesungguhnya tidak keliru apabila peneliti yang menggunakan dua alternatif, yaitu Ya, dan Tidak, juga ingin memberikan nilai pada kelompok peneliti ini, meskipun menunjukkan nilai tetapi hanya ada dua variasi yaitu 1 dan 0, tampaknya ketika menjumlahkan nilai 1 yang terjadi hanya membilang saja. Oleh karena itu jawaban Ya dan Tidak biasanya tidak perlu dinilai, tetapi hanya dijumlahkan.

13 Secara tekhnis penguji memberikan soal kepada anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Apabila soal yang diajukan tepat maka diberikan nilai satu, namun apabila anak tidak dapa menjawab pertanyaan yang diajukan diberikan nilai nol. Setelah tekhnik skoring telah mendapatkan hasil, maka tekhnik selanjutnya yaitu dengan pengujian validitas item dengan cara menghitung koefisien korelasi biserial serta proses pengambilan keputusan. Setelah pengujian validitas item selanjutnya dengan menguji reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus K-R 20. Tahap penghitungan yang selanjutnya dengan menguji hipotesis, tetapi sebelum pengujian hipotesis dilakukan uji normalitas dengan menggunakan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dengan menggunakan bantuan SPSS 18.0. Efektifitas penggunaan media film animasi terhadap keterampilan menyimak informatif pada anak usia taman kanak-kanak dilakukan dengan uji t berpasangan (paired sample t test). E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah ; 1. Manfaat teoritis : Bagi bidang keilmuan pendidikan anak usia dini, dapat memberikan sumbangan ilmiah tentang efektifitas penggunaan media film animasi dalam meningkatkan keterampilan menyimak informatif pada anak usia taman kanak-kanak.

14 2. Manfaat Praktis : a. Bagi Peneliti, memberikan pengalaman serta wawasan dalam melakukan penelitian, khususnya tentang efektifitas media film animasi terhadap keterampilan menyimak informatif pada anak usia Taman Kanak-kanak. b. Bagi guru : 1. Sebagai pertimbangan bagi guru atau pendidik dalam memilih media yang tepat untuk mengembangkan keterampilan bahasa anak terutama keterampilan informatif. 2. Hasil dari penelitian ini diharapkan akan dapat menambah wawasan bagi guru dalam melakukan pengkajian lebih lanjut melalui kegiatan penelitian dalam peningkatan keterampilan menyimak informatif pada anak usia dini. c. Bagi Lembaga Pendidikan : Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi lembaga supaya dapat meningkatkan dan mengembangkan program pembelajaran khususnya dalam pengembangan keterampilan bahasa anak. F. Asumsi Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian ini adalah : 1. Seseorang dapat menyimak dengan baik bila penyimak memahami bahasa yang digunakan oleh si pembicara (Mulyati, Pramukti, Supratmi dan Supriyana, 2009). Melalui tontonan yang menarik bagi anak dalam hal ini film animasi di mana film animasi memakai bahasa yang dapat difahami anak

15 maka dengan menonton film animasi keterampilan anak dalam menyimak informatif pun akan meningkat. 2. Film animasi merupakan media yang menyajikan pesan audiovisual dan gerak. Oleh karenanya film memberikan kesan yang impresif bagi penontonnya. Media film animasi pada umumnya disenangi oleh anak-anak karena karakter gambar animasi yang menarik. Melalui media film animasi anak akan senang menonton sehingga secara tidak langsung keterampilannya dalam menyimak informatif anak akan meningkat. 3. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat.(arsyad, 2004:47). Sebagai pelengkap peran guru dalam menyampaikan suatu pesan, diharapkan film animasi dapat menjadi suatu media yang dapat menyampaikan pesan melalui kegiatan anak dalam menyimak informatif. G. Struktur Organisasi Skripsi Secara garis besar karya tulis ini terdapat lima bagian atau disebut juga bab yang tersusun dari mulai pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil penelitian dan pembahasan serta kesimpulan dan rekomendasi. BAB I merupakan pendahuluan yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, asumsi, metode penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II merupakan pengantar teori tentang variabel yang terdapat dalam penelitian. Teori yang dijadikan acuan yakni teori tentang media pembelajaran yang meliputi tentang pengertian media pembelajaran, nilai dan manfaat media

16 pembelajaran serta jenis-jenis dan karakteristik media pembelajaran.. Selain media pembelajaran terdapat pula teori yang terkait dengan judul yaitu tentang film animasi. Film animasi ini mempunyai beberapa bahasan diantaranya pengertian film animasi dan jenis-jenis film animasi. Teori yang terkait selanjutnya adalah teori tentang keterampilan menyimak yang meliputi sub bagian yakni pengertian keterampilan menyimak, tahap-tahap menyimak, fungsi menyimak, tujuan menyimak serta jenis-jenis menyimak. BAB III merupakan uraian tentang metodologi penelitian yang meliputi lokasi dan populasi penelitian, disain penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, tekhnik pengolahan data yang meliputi tekhnik skoring, uji validitas dan reliabilitas instrume, adapun profil keterampilan menyimak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, pengujian hipotesis, pengumpulan data, serta prosedur penelitian. BAB IV merupakan pembahasan secara terperinci tentang hasil penelitian berikut pembahasan dari hasil yang didapat selama penelitian. Penelitian yang dilaksanakan yaitu tentang keterampilan menyimak informatif yang diberikan perlakuan berupa media film animasi. Hasil penelitian yang didapat adalah berupa perbandingan antara meningkatnya keterampilan menyimak informative anak sebelum dan sesudah diberikan perlakuan berupa media film animasi. BAB V merupakan uraian tentang rekomendasi yang dianjurkan setelah penelitian mendapatkan hasil. Selain rekomendasi peneliti pun memberikan saran atas penelitian yang telah dilakukan kepada pihak-pihak yang terkait seperti guru, sekolah atau lembaga yang di teliti serta untuk peneliti selanjutnya.