PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

dokumen-dokumen yang mirip
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horay

System Concepts) ABSTRACT

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

(The Influence of Cooperative Learning Model Type of Question Student Have toward Students Learning Achievement on Excretion System Subject) ABSTRACT

Keywords: Cooperative Model, Student Teams Achievement Division (STAD) and Two Stay Two Stray, mind mapping, the digestive system in human.

ABSTRACT. : Mnemonic learning model students human excretion system subject learning achievement. ABSTRAK

Siva Fauziah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

PENERAPAN METODE MIND MAPPING PADA KONSEP SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 16 TASIKMALAYA JURNAL

(The Influence of Cooperative Learning Model Teams Games Tournament Type to The Student Learning Result on Human Excretion System)

PADA SUB KONSEP SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA

Keywords: Problem Based Learning (PBL), chart media, graphic chart media, respiration system in animals

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

Rahayu Siti Fatonah, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

(The Influence of Cooperative Learning Model Type Structured Numbered Heads on Students Learning Result in Excretion System Material)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

Key words : talking stick, flip chart, system excretion in human

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

Ema Susanti Purwati Kuswarini Suprapto

Keywords: Student Result learning, cooperative learning mode, kancing gemerincing type, and talking stick type.

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PICTURE AND PICTURE

(Studi Eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 1 Salopa) Abstract

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

(Difference of Students Achievement Using Double Loop Problem Solving Model and Problem Based Learning Model on The Human Respiration System)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY YANG DIBANTU MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP RESUME

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

(The Differences of Students Learning Outcomes Between The Use Of Audio- Visual Media and Interactive Multimedia in Subject Ecology)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEBAK KATA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

(THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS RESULT OF LEARNING PROCESS USE GUIDED INQUIRY MODEL AND FREE INQUIRY ON THE ENVIROMENTAL CHANGES)

PERBEDAAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE SCRIPT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

Arinil Haq, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJRAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

Elin Ismayati, Purwati Kuswarini Suprapto, Suharsono ABSTRACT

Abstract. Keywords: Creative Problem Solving and Problem Based Learning as learning model. Abstrak

Ulpiyaturahmah, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

SKRIPSI RANI APRIYANI

Key words : direct observation, indirect observation, ecosystem. Abstrak

JURNAL. Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya

Influence of Cooperative Learning Type Snowball Throwing

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE WORD SQUARE DENGAN INDEX CARD MATCH

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

JURNAL. BUDI RACHMAT KURNIAWAN, HERNAWAN

Ika Sartika, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ika.sartika.unsil.ac.id

Komalasari, Purwati K Suprapto, Ai Sri Kosnayani

Asep Rahman, Purwati Kuswarini Suprapto, Romy Faisal Mustofa

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA KONSEP EKOSISTEM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair and Share dan Jigsaw II

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP RESUME

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Raisa Rahmawati, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

Anna Pertiwi, Purwati Kuswarini Suprapto

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR AND SHARE

Difference of Student Learning Using The Discussion Groups and Class Discussion on Cooperative Learning Model, Type of Everyone is Teacher Here

Delia Amas Triana, Edi Hernawan, Romy Faisal Mustofa ABSTRACT

Abstract. Key word : problem based learning model, approach and environment concepts, ecosystem.

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

Keyword : numbered heads together, life organization

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

Nourma Izmi, Purwati Kuswarini Suprapto, Ai Sri Kosnayani ABSTRACT

Ayu Nopiasari, Purwati Kuswarini Suprapto

Wahyu Alamsyah, Purwati Kuswarini, Endang Surahman ABSTRACT

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN FIELD TRIP PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS VII SMP AMANAH MUHAMMADIYAH KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Abstract. Keyword : Cooperative learning model, picture and picture, charta media, powerpoint media, human digest

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Index Card Match

THE INFLUENCE OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL WITH VIDEO MEDIA ON THE STUDENT LEARNING RESULT ON THE ECOSYSTEM CONCEPT

1. Pendahuluan Penggunaan variasi model pembelajaran sangatlah penting dalam suatu pembelajaran untuk mempermudah siswa dalam proses belajar

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESSMENT, SATISFACTION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED-HEAD TOGETHER

Fauziah Pratiwi, Purwati Kuswarini Suprapto, Suharsono

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER

Harri Kurnia, Hernawan. Abstract

Anisa Nur Utami*) Purwati Kuswarini*)

Rini Novianti., Edi Hernawan,Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd.

Differences Student Results Learning The Process Used Contextual Learning and Environmental Learning Approaches in Discovery Learning Model

The Influence of Numbered Heads Together Model on Students Result Learning Achievement in Reproduction System sub Material ABSTRACT

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA DIBANTU MEDIA POWERPOINT DAN MEDIA TORSO PADA KONSEP SISTEM PENCERNAAN MAKANAN PADA MANUSIA

Wiji Winarni, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

Rina Amanda Putri, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati rina.amanda.unsil.ac.id ABSTRACT

THE DIFFERENCE OF THE STUDENTS ACHIEVEMENT USING COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE TIME TOKEN AND TYPE PLAYING ANSWERS ON THE CONCEPT ECOSYSTEM

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

PENERAPAN MODEL CIRC (COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 29 PADANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

Galih Wangi, Hernawan. Abstract

Abstract. Keywords: the students result of study, Approach, contextual.

The Influences of Science Technology Society (STS) Model Learning to Student Result Learning on Pollution Environment Material

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

Yosi Febrianti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Neng Siti Nur Afifah., Edi Hernawan, Drs.M.Pd., Suharsono, M.Pd. ABSTRACT

Transkripsi:

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PROSES PEMBELAJARANNYA MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIOVISUAL DAN MEDIA TORSO PADA MATERI SISTEM EKSKRESI (The Differences of Students Learning Outcomes of the Learning Process Using the Mind Mapping Learning Model with Use Audiovisual Media and Media Torso on the Excretion System Material) Lena Aminah, Purwati Kuswarini Suprapto, Endang Surahman lena_putrichikal@yahoo.co.id Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi Tasikmalaya Abstract This study was conducted to determine the differences student s learning outcomes of the learning process using mind mapping learning model by audiovisual media and torso media on the excretion system material in 8 th grade public junior high school 14 Tasikmalaya. This study was conducted in January until March 2015 in SMP Negeri 14 Tasikmalaya. The research methods used pre-experimental metodh. This reserch were whole junior clases of 8 th grade public junior high school 14 Tasikmalaya which consists of 10 classes, sample was two classes with taking sampling by cluster random sampling are class VIII as many as 40 students and class VIII C as many as 42 students. Research instrument used in the form of students achievement test on the material excretion system in the form of multiple choice questions with four options. Data analysis technique used is the average of the two differences (t-test) with significance level (α)=5%. Based on the results of the study, data analysis, and hypothesis testing obtained, there was difference in the students learning outcomes of the learning process using the mind mapping learning model with use audiovisual media and media torso on the excretion system material in class VIII of SMP Negeri 14 Tasikmalaya, audiovisual media was better for mind mapping model. Keyword : mind mapping, audiovisual, torso, excretion system.

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan menggunakan media audiovisual dan media torso pada materi sistem ekskresi di kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2015 di SMP Negeri 14 Tasikmalaya. Metode penelitian menggunakan pre eksperimental dengan populasi seluruh kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya yang terdiri dari 10 kelas, dari 10 kelas populasi digunakan sebanyak dua kelas dengan pengambilan sampel secara cluster random sampling. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar siswa pada materi sistem ekskresi, berbentuk soal pilihan ganda dengan empat option. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji perbedaan dua rata-rata (uji-t) dengan taraf signifikan (α)=5%. Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pengujian hipotesis diperoleh ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan menggunakan media audiovisual dan media torso pada materi sistem ekskresi di kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya. Kata kunci : mind mapping, audiovisual, torso, sistem ekskresi

PENDAHULUAN Latar Belakang masalah Guru sebagai pengajar memiliki tugas membantu perkembangan intelektual, afektif, dan psikomotor melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan, dan keterampilan. Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu bentuk penyelenggara pendidikan yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan antara kegiatan didalam sekolah dan diluar sekolah sebagai wujud penyediaan beragam pengalaman untuk semua siswa. Hubungan interaksi antara guru dengan siswa merupakan hal penting agar tercipta suasana belajar yang aktif dan menyenangkan. Oleh karena itu, para guru sekarang ini dituntut harus piawai dan berinovasi dalam proses belajar mengajar. Guru dapat memilih metode, model, teknik, atau strategi pembelajaran dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Salah satunya dengan memilih model pembelajaran dan membiasakan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan apa yang akan diajarkan. Sehingga akan mendorong siswa untuk lebih aktif dan kreatif serta dapat menumbuhkan semangat belajar. Namun sayangnya, berbeda dengan kenyataan dilapangan, kegiatan pembelajaran aktif dan interaksi antara guru dengan siswa tidak begitu terlihat sehingga pembelajaran kurang variatif. Keaktifan hanya terjadi pada beberapa siswa saja dan masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran karena kecenderungan menggunakan metode tertentu (konvensional) belum bervariatif yakni ceramah, tanya jawab, diskusi dan pemberian tugas. Sementara itu, guru tidak mencoba menarik perhatian dengan melakukan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran atau memanfaatkan media pembelajaran. Akibatnya, proses belajar mengajar hanya berlangsung satu arah yakni guru yang berperan aktif dan siswa yang pasif, menjadikan kegiatan belajar mengajar menjadi jenuh, bosan, dan kurang menarik, sehingga berdampak pada hasil belajar yang kurang memuaskan. Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis lakukan dengan guru mata pelajaran IPA di SMP Negeri 14 Tasikmalaya menunjukan bahwa proses pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA) selama ini masih belum maksimal, nilai rata-rata yang diambil dari ulangan pada materi Sistem Ekskresi masih

belum memenuhi kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu hanya mencapai 72 atau setara 2,88 sementara KKM yang diterapkan di SMP Negeri 14 Tasikmalaya adalah 76 atau setara 3,04. Guru IPA tersebut mengatakan bahwa selama proses pembelajaran terkadang melakukan diskusi kelompok, dan masih menggunakan cara yang konvensional tanpa adanya bantuan media, meskipun kurikulum telah dirubah. Oleh sebab itu, guru harus bisa berinovasi dalam proses pembelajaran supaya tercipta suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Untuk mengembangkan keaktifan, kreatifitas dan hasil belajar siswa, maka harus dikembangkan pembelajaran IPA yang tidak hanya sekedar mentransfer pengetahuan kepada siswa tetapi juga membantu siswa untuk mencerna dan membentuk pengetahuan mereka sendiri untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Salah satunya dengan mengembangkan model pembelajaran mind mapping. Model pembelajaran mind mapping adalah model pembelajaran yang dapat dilakukan dengan cara kelompok ataupun individu, yang mana para siswa akan belajar dengan cara memetakan pikiran atau cara kreatif dengan menggunakan diagram untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide, tugas-tugas atau apa yang dipelajari dengan kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung akan merangsang secara visual. Penggunaan media juga dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran karena diyakini bahwa pembelajaran dengan menggunakan suatu media dapat merangsang keaktifan siswa dalam proses belajarnya. Media pembelajaran audiovisual dan torso merupakan jenis media pembelajaran yang akan digunakan pada siswa oleh penulis. Media pembelajaran audiovisual dan torso adalah media pembelajaran visual yang efektif dan mudah digunakan untuk menciptakan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Adapun perbedaan dari kedua media tersebut adalah media pembelajaran audiovisual merupakan media visual yang digabungkan dengan penggunaan suara (melibatkan indera penglihatan dan pendengaran). Sedangkan media pembelajaran torso merupakan media visual tiga dimensi atau media nyata. Media torso ini memudahkan siswa mengetahui bentuk-bentuk organ bagian dalam tubuh yang tidak dapat terlihat secara langsung.

Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping dengan Menggunakan Media Audiovisual dan Media Torso pada Materi Sistem Ekskresi. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre experimen design, data yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik setelah siswa melakukan post test. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya sebanyak 10 kelas. Populasi dianggap homogen dilihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa pada mata pelajaran IPA. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yaitu kelas VIII A dan kelas VIII C dari 10 kelas, maka dari itu peneliti menggunakan tehnik cluster random sampling. Desain penelitian yang digunakan adalah one shoot case study, artinya penulis mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh, kemudian diadakan posttest. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes dengan menggunakan instrument berbentuk pilihan ganda sebanyak 34 soal dengan empat alternatif jawaban. Tujuan dari pelaksanaan tes ini adalah untuk mengetahui dan mengukur kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep yang telah diberikan dan membandingkan hasil belajar siswa akibat perlakuan yang berbeda. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep sistem ekskresi sebanyak 34 soal. Tes tersebut sebanyak 34 soal berbentuk pilihan majemuk dengan empat alternatif pilihan. Aspek yang diukur dalam penelitian ini meliputi pengetahuan faktual (K 1 ), konseptual (K 2 ), dan prosedural (K 3 ) dan dibatasi pada jenjang yaitu mengingat (C 1 ), memahami (C 2 ), menerapkan (C 3 ), menganalisis (C 4 ), dan mengevaluasi (C 5 ) pada materi sistem ekskresi. Uji coba instrumen ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang akan digunakan.

Setelah dihasilkan data dari hasil post-test, kemudian dilakukan analisis data. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t yang terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data dengan menggunakan uji chi-kuadrat, dan uji homogenitas data menggunakan uji F maksimum untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dari rata-rata hasil post-test pada materi sistem ekskresi ekskresi yang menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan menggunakan media audiovisual dan torso. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping dengan Media Audiovisual Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan media audiovisual diperoleh nilai x =28,5 dengan s=7,67 dari sd=2,77 dan nilai χ 2 hitung 1,24< χ 2 tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya adalah 76,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VIII-C SMP Negeri 14 Tasikmalaya pada materi sistem ekskresi adalah 83,82. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan dengan media audiovisual sudah mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Hasil belajar siswa di kelas VIII-C yang menggunakan media audiovisual memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibanding dengan media torso. Hal ini disebabkan karena media audiovisual merupakan media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar dan jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis unsur yang pertama dan kedua, ataupun, media Audiovisual ini mampu menggambarkan suatu objek yang bergerak dan dikombinasikan dengan suara. Sehingga penyampaian pesannya dapat diterima oleh indera penglihatan dan pendengaran. Media ini juga dapat digunakan secara berulang, dapat diperlambat dan dipercepat sesuai permintaan siswa sehingga siswa lebih mudah dalam menyerap materi.

Dalam proses pembelajaran, guru menyampaikan materi dengan menggunakan media audiovisual, kemudian guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen, setelah itu siswa diminta untuk mengamati materi pembelajaran melalui media audiovisual dan kajian teori dari berbagai sumber untuk pengumpulan data. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat mind mapping yang dikerjakan secara berkelompok sebagai alat ukur pemahaman siswa dalam menyerap materi yang telah disampaikan. Para siswa saling bertukar informasi, berdiskusi dan mensistesis semua gagasan untuk dituangkan kedalam suatu bentuk mind mapping yang akan dipresentasikan. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan pertanyaan ataupun pendapat kepada penyaji materi. Pada saat presentasi, ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang dalam menyampaikan materi. Kelompok yang kurang yaitu kelompok yang terlihat belum menguasai materi dan masih terpaku pada mind mapping yang dibuatnya, serta kurang kerjasama sehingga hasilnya kurang maksimal. Sementara, kelompok yang baik yaitu kelompok yang terlihat sudah menguasai materi sehingga tidak terpaku pada mind mapping yang telah dibuatnya, dan mampu menggunakan kembali media audiovisual untuk memperjelas menyampaikan materi ataupun menjawab pertanyaan, sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. Meskipun ada beberapa jawaban yang kurang tepat, disinilah tugas guru untuk meluruskan dan memperjelas jawaban dari pertanyaan siswa. Setelah semua presentasi selasai, guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Kegiatan terakhir yaitu siswa melakukan post test. Adapun hasil penilaian dari pembuatan mind mapping pada tiap kelompok sebagai berikut:

88 86 84 82 80 78 76 86 85 83 83 82 82 82 81 80 85 85 84 84 83 83 82 81 81 Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 pertemuan ke-3 Hasil pembuatan mind mapping yang proses pembelajarannya menggunakan media audiovisual Grafik diatas menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu, kedua dan ketiga dimana pada setiap pertemuan nilai yang diperoleh tiap kelompok bervariasi. Pada pertemuan pertama nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 2 dan 6 dengan nilai yang sama yaitu 82 sedangkan nilai terendah diperoleh kelompok 3 dengan nilai 80. Pada pertemuan kedua nilai tertinggi diperoleh kelompok 4 dengan niali 84 dan nilai terendah diperoleh kelompok 3 dengan nilai 82. Dan pada pertemuan ke tiga nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 1 dengan nilai 86 dan nilai terendah diperoleh oleh kelompok 3 dengan nilai 82. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang kurang faham pada saat pembuatan mind mapping. Jika dilihat dari diagram diatas menunjukan adanya peningkatan pada tiap pertemuan, meskipun ada kelompok yang memperoleh nilai tetap. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok. Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping dengan Media Torso Berdasarkan data hasil penelitian yang telah penulis lakukan, yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan media audiovisual diperoleh nilai rata-rata x =24,7 dengan s=9,18 dari sd=3,03 dan nilai χ 2 hitung 2,23< χ 2 tabel 7,81 dengan kesimpulan sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Adapun KKM mata pelajaran IPA di kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya adalah 76,00. Dari hasil konversi, nilai rata-rata di kelas VIII-C SMP

Negeri 14 Tasikmalaya pada materi sistem ekskresi adalah 72,65. Jika di lihat dari nilai rata-rata maka proses pembelajaran yang menggunakan dengan media torso belum mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Hasil belajar siswa di kelas VIII-A yang menggunakan media torso memiliki hasil belajar yang lebih rendah dibanding dengan media audiovisual. Hal ini disebabkan karena siswa kurang fokus memperhatikan materi, meskipun media torso ini bisa dipegang, diraba dan diamati secara langsung oleh siswa tetapi tidak semua siswa dapat memperoleh kesempatan untuk memegang dan mengamati media tersebut karena keterbatasan waktu dalam pembelajaran. Selain itu, media torso hanya tertumpu pada penjelasan guru sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Dalam proses pembelajaran, guru mrnyampaikan materi melalui media torso, kemudian guru membagi siswa menjadi 6 kelompok secara heterogen, setelah itu siswa diminta untuk mengamati materi pembelajaran melalui media torso dan kajian teori dari berbagai sumber untuk pengumpulan data. Kemudian siswa diberikan tugas untuk membuat mind mapping yang dikerjakan secara berkelompok sebagai alat bagi pemahaman siswa dalam menyerap materi yang telah disampaikan. Para siswa saling bertukar informasi dan berdiskusi dan mensistesis semua gagasan untuk dituangkan kedalam suatu bentuk mind mapping yang akan dipresentasikan. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk memberikan pertanyaan ataupun pendapat kepada penyaji materi. Pada saat presentasi, ada kelompok yang baik dan ada kelompok yang kurang dalam menyampaikan materi. Kelompok yang kurang yaitu kelompok yang terlihat belum menguasai materi dan masih terpaku pada mind mapping yang dibuatnya, serta kurang kerjasama sehingga hasilnya kurang maksimal. Sementara, kelompok yang baik yaitu kelompok yang terlihat sudah menguasai materi sehingga tidak terpaku pada mind mapping yang telah dibuatnya, dan mampu menggunakan kembali media torso untuk memperjelas menyampaikan materi ataupun menjawab pertanyaan, sehingga materi dapat tersampaikan dengan baik. Meskipun ada beberapa jawaban yang kurang tepat, disilah tugas guru untuk meluruskan dan memperjelas jawaban dari pertanyaan siswa. Setelah semua presentasi selasai,

guru bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran. Kegiatan terakhir yaitu siswa melakukan post test. Adapun hasil penilaian dari pembuatan mind mapping pada tiap kelompok sebagai berikut: 74 72 70 68 66 64 73 72 72 72 71 71 71 71 70 70 70 69 69 69 69 68 68 67 Kel 1 Kel 2 Kel 3 Kel 4 Kel 5 Kel 6 Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 pertemuan ke-3 Hasil pembuatan mind mapping yang proses pembelajarannya menggunakan media torso Gambar Menjelaskan hasil diskusi kelompok pada pertemuan kesatu, kedua dan ketiga dimana pada setiap pertemuan nilai yang diperoleh tiap kelompok bervariasi. Pada pertemuan pertama nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 5 dengan nilai yang 70 sedangkan nilai terendah diperoleh kelompok 4 dengan nilai 67. Pada pertemuan kedua nilai tertinggi diperoleh kelompok 2, 5, dan 6 dengan niali yang sama yaitu 71 dan nilai terendah diperoleh kelompok 4 dengan nilai 69. Dan pada pertemuan ke tiga nilai tertinggi diperoleh oleh kelompok 2 dengan nilai 73 dan nilai terendah diperoleh oleh kelompok 4 dengan nilai 69. Adanya kelompok yang mendapatkan nilai rendah membuktikan bahwa masih ada siswa yang kurang faham pada saat pembuatan mind mapping. Jika dilihat dari diagram diatas menunjukan adanya peningkatan pada tiap pertemuan, meskipun ada kelompok yang memperoleh nilai tetap. Hal ini membuktikan adanya perbedaan kemampuan pada tiap kelompok. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Mind Mapping dengan Menggunakan Media Audiovisual dan media Torso

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji t diperoleh hasil t hitung = -5,76 dan t tabel = 1,99. Maka t hitung berada didaerah penolakan H o yang berarti kesimpulan analisisnya tolak H o. Dengan demikian, hasil penelitian menunjukan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan menggunakan media audiovisual dan media torso pada materi sistem ekskresi di kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya. Nilai rata-rata post test siswa di kelas yang menggunakan media pembelajaran audiovisual lebih tinggi yaitu 83,82 dibanding nilai rata-rata post test siswa di kelas yang menggunakan media torso yaitu 72,65. 85 80 75 70 65 83.82 Media Audiovisual 72.65 Media Torso 76 Nilai Rata-rata KKM Perbedaan nilai rata-rata hasil belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya Berdasarkan gambar terlihat bahwa kelas yang proses pembelajarannya menggunakan media audiovisual sudah mencapai nilai KKM yang ditentukan, sementara kelas yang proses pembelajarannya menggunakan media torso belum mampu untuk mencapai nilai KKM yang ditentukan. Perbedaan hasil belajar tersebut disebabkan karena siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media audiovisual (kelas VIII-C) terlihat lebih antusias dalam memperhatikan materi. Sedangkan pada siswa yang proses pembelajarannya menggunakan media torso (kelas VIII-A) siswa terlihat kurang fokus memperhatikan materi. Hal tersebut terjadi karena penggunaan media audiovisual selama proses pembelajaran lebih mampu menarik minat belajar siswa terutama dengan adanya penjelasan materi melalui unsur suara dan gambar yang terdapat dalam video sehingga tidak hanya tertumpu pada penjelasan guru, jadi guru hanya memberikan penjelasan

kepada siswa jika ada yang ditanyakan oleh siswa. Selain itu, media ini juga mudah dilihat dan diamati oleh seluruh siswa baik yang duduk didepan maupun dibelakang. Sedangkan pada penggunaan media torso selama proses pembelajaran berlangsung, media ini juga mampu menarik minat belajar siswa tetapi tidak seperti dikelas yang menggunakan media audiovisual. Meskipun media torso ini bisa dipegang, diraba dan diamati secara langsung oleh siswa tetapi tidak semua siswa dapat memperoleh kesempatan untuk memegang dan mengamati media tersebut karena keterbatasan waktu dalam pembelajaran. Selain itu, media torso hanya tertumpu pada penjelasan guru sehingga siswa kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Berdasarkan grafik hasil tugas pembuatan mind mapping yang dibuat oleh siswa, siswa kelas C yaitu yang proses belajarnya menggunakan media audiovisual terlihat nilainya lebih baik daripada siswa kelas A yang proses pembelajarannya menggunakan media torso. Hal tersebut terjadi karena siswa kelas C yang proses belajarnya menggunakan media audiovisual terlihat lebih antusias dalam pembuatan mind mapping, adanya kerjasama yang baik, pemahaman siswa yang baik karena adanya penambahan uraian materi dalam media audiovisual, kebanyakan konsep yang dituangkan siswa sudah baik dan benar, ada beberapa kelompok yang menggunakan gambar atau simbol, dan kebanyakan kelompok sudah menggunakan warna. Sehingga kelas c mendapat nilai yang relatif baik. Sementara pada siswa kelas A yang proses pembelajarannya menggunakan media torso terlihat kurang antusias dalam pembuatan mind mapping, kerjasama yang kurang, pemahaman siswa yang kurang maksimal, konsep yang dituangkan siswa oleh beberapa kelompok masih terlihat kurang lengkap, tidak ada kelompok yang menggunakan simbol, dan hanya beberapa kelompok yang menggunaakan warna. Sehingga kelas A mendapat nilai yang kurang. Dengan demikian, proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan menggunakan media audiovisual dinilai lebih baik digunakan daripada proses pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran mind mapping dengan menggunakan media torso pada materi sistem ekskresi di kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran yang Menggunakan Media Audiovisual dan Media Torso Media No Kelebihan Kekurangan Pembelajaran 1 Media a. Menarik dan a. siswa kurang audiovisual meningkatkan minat mengerti jika tidak belajar siswa; diulangi oleh guru. b. terciptanya suasana belajar yang interaktif; c. menghindari kejenuhan dalam proses belajar; d. mudah dilihat dan diamati oleh seluruh siswa; e. memperjelas materi yang diberikan guru; f. adanya uraian penjelasan dari media; g. mempermudah memahami materi pelajaran.

2 Media torso a. menarik minat siswa dalam belajar; b. siswa dapat melihat bentuk organ sistem ekskresi seperti aslinya; c. siswa lebih memperhatikan media; d. menambah pengetahuan siswa melalui pengamatan langsung; e. menghindari kejenuhan siswa dalam belajar. a. Objek media yang diperlihatkan terlalu kecil; b.tidak adanya uraian penjelasan dari media; c. Siswa tidak dapat melihat dengan jelas media yang diperlihatkan guru; d.media sulit ditemukan karena tidak semua sekolah memilikinya; Tabel Kekurangan Dan Kelebihan Mind Mapping No Kelebihan Kekurangan 1 Mempermudah untuk Memerlukan banyak waktu memperoleh informasi 2 Mempermudah pemahaman siswa Memerlukan keaktifan siswa 3 Siswa dapat berkreasi Guru banyak memberikan saran kepada siswa supaya dapat mengeluarkan idenya 4 Melatih kerjasama siswa Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh simpulan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran mind mapping dengan menggunakan media audiovisual dan media torso pada materi sistem ekskresi di kelas VIII SMP Negeri 14 Tasikmalaya. Daftar Pustaka Anonim. (2012). Media Pembelajaran Model Torso. [Online]. Tersedia: http://www.4shared.com/file/slrzwuj3/media_pembelajaran_model_torso.html. (06 Februari 2015).

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta. Buzan, Tony. (2012). Buku Pintar Mind Mapp. Jakarta: Gramedia. Hanafiah, Nanang dan Cucu Suhana. (2014). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Refika Aditama. Romi (2015). Kekurangan dan Kelebihan Media Audiovisual. [Online]. Tersedia: http://jurnal.untan.ac.id/index.phpjpdpb/article/view/file/1716/pdf.(18 Januari 2015). Susilana, Rudi dan Cepi Riyani media (2008). Media Pembelajaran. Bandung: CV Wahana Prima. Zain, Aswan. dan Syaiful Bahri Djamarah. (2013). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.