Nomor : B/ 1110/M.PAN/6/2005 Jakarta, 9 Juni 2005 Sifat : Amat segera Perihal : Kebijakan Umum Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2005.

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005 TENTANG PENGANGKATAN TENAGA HONORER MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2005

NOMOR 54 TAHUN 2003 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 97 TAHUN 2000 TENTANG FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA, Menimbang

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG PERPINDAHAN MENJADI PEGAWAI NEGERI SIPIL PUSAT DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENGANGKATAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA RI. SURAT EDARAN Nomor : SE/15/M.PAN/4/2004

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL WIDYAISWARA

2016, No Guru dan Tenaga Kependidikan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Si

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2000 FORMASI PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR Ketentuan yang mengatur tenaga fungsional penyuluh kehutanan adalah Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 130/KEP/M.PAN

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0275 TAHUN 2010 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 17 TAHUN 2014

PENJELASAN ATAS PERTANYAAN BAPAK AHMAD SAMSUDIN TENAGA HONORER DARI KENDAL, JAWA TENGAH Tanggal 23 April 2010

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 107 / HUK / 2009 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 6); 2. Peraturan Pemeri

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN MANAJEMEN PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA

2016, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kep

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

BERITA NEGARA. No.345, 2013 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT. Beasiswa. Dalam Negeri. Pasca Sarjana.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL GURU

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana menjadi Pegawai Negeri Sipil Badan Kependudukan dan Keluarga Beren

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI MADYA PROVINSI BANTEN

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2005 T E N T A N G

2016, No menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang perhubungan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf

2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2007 tetapi belum diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah in

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR : 26 TAHUN 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pegawai Negeri Sipil, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia Pegawai berarti

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 003/KS/2003 NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR : 002/BPS-SKB/II/2004 NOMOR : 04 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT

2016, No Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan Selain yang

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI SAMBUTAN PADA RAPAT KOORDINASI KEBIJAKAN PROGRAM SDM APARATUR

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 22/MEN/2010 TENTANG

WALIKOTA BANDUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANDUNG,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,

PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM

Mekanisme Test Tenaga Honorer Kategori II

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara

PERATURAN BERSAMA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN NOMOR 01/III/PB/2011 NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGADAAN CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1998 TENTANG POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2000 TENTANG DEWAN PERTIMBANGAN OTONOMI DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 96 TAHUN 2000 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

SALINAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 4 TAHUN 2004 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJALENGKA,

2016, No Republik Indonesia Nomor 5035); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

2016, No diselenggarakan seleksi Calon Aparatur Sipil Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b

NOMOR : K V TANGGAL : 28 APRIL 2OL4 MENJADI CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PEMERINTAH PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR : 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG WEWENANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA DAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 1 TAHUN 2010 NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG

2016, No Pegawai Negeri Sipil Dari Pelamar Umum Tahun 2016; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2010

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2000 TENTANG PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG PENETAPAN ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS SEKOLAH

Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 7 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pusat Statistik; MEMUTUSKAN:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

PELAKSANAAN PEMBERKASAN ADMINISTRASI CPNS TANAGA HONORER KATEGORI II PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152, Tambahan

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN NOMOR^> TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 106 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN PENELITI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN DALAM NEGERI DAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PENAJAM PASER UTARA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Nomor : B/ 1110/M.PAN/6/2005 Jakarta, 9 Juni 2005 Sifat : Amat segera Perihal : Kebijakan Umum Pengadaan Pegawai Negeri Sipil Tahun Anggaran 2005. Kepada Yth. 1. Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu; 2. Sekretaris Kabinet; 3. Jaksa Agung; 4. Kepala Kepolisian Republik Indonesia; 5. Para Kepala Lembaga Pemerintah Non Departemen; 6. Para Sekretaris Jenderal Lembaga Negara; 7. Para Pimpinan Kesekretariatan Komisi/Dewan/Badan; 8. Para Gubernur; 9. Para Bupati/Walikota. Selaku Pejabat Pembina Kepegawaian di Tempat Dalam rangka pelaksanaan kebijakan nasional tentang pemenuhan kekurangan tenaga pelayanan dasar di sektor pendidikan dan kesehatan sebanyak 875.414, telah diprogramkan pengadaan PNS secara bertahap selama 3 tahun yang pelaksanaannya dimulai pada tahun 2004 sejumlah 204.584. Sebagai kelanjutan dari kebijakan nasional tersebut, pada tahun 2005 pemerintah akan melakukan pengadaan PNS sesuai dengan kemampuan keuangan negara. Untuk itu, bersama ini disampaikan kebijakan umum pengadaan PNS Tahun 2005 seperti terlampir sebagai acuan dalam penyelenggaraan pengadaan PNS. Atas perhatian Saudara, kami sampaikan terima kasih. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, ttd Taufiq Effendi Tembusan Yth. 1. Presiden RI; 2. Wakil Presiden RI; 3. Menko Kesra; 4. Menteri Keuangan; 5. Kepala Badan Kepegawaian Negara.

Lampiran Surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor : B/ 1110 /M.PAN/6/2005 Tanggal : 9 Juni 2005 ------------------------------------------------- KEBIJAKAN UMUM PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL TAHUN ANGGARAN 2005 I. Umum 1. Pengadaan PNS ditujukan untuk memenuhi kekurangan jumlah dan kualitas pegawai yang dibutuhkan oleh organisasi yang perhitungannya dilakukan secara rasional sesuai beban kerja. 2. Pelaksanaan pengadaan PNS menerapkan prinsip-prinsip transparan, obyektif, rasional, tidak diskriminatif, akuntabel, serta bebas dari praktek KKN. Untuk itu, pengadaan PNS harus direncanakan sesuai kebutuhan organisasi, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian yang efisien dan efektif. 3. Pengadaan PNS dilaksanakan secara desentralisasi sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Kegiatan pengadaan PNS yang meliputi perencanaan termasuk penyusunan formasi, pengumuman, pendaftaran, pembuatan soal seleksi, pelaksanaan dan pengolahan hasil seleksi serta penetapan kelulusan, pengumuman hasil seleksi, pengusulan pemberkasan, pengangkatan dan penempatan dalam jabatan pada dasarnya menjadi wewenang dan tanggung jawab masing-masing Pejabat Pembina Kepegawaian. 4. Pengadaan PNS tahun 2005 yang berasal dari tenaga honorer maupun masyarakat umum secara nasional diprioritaskan untuk memenuhi kekurangan tenaga kependidikan, tenaga kesehatan, tenaga penyuluh pertanian,sedangkan untuk tenaga teknis lain, seperti tenaga penegakan hukum, tenaga pada unitunit pelayanan umum yang harus memenuhi standar aturan internasional, tenaga pada daerah pemekaran, secara selektif tetap diperhatikan. 5. Pemenuhan PNS sebagai pengganti PNS yang meninggal/hilang akibat gempa dan tsunami di wilayah Propinsi NAD dan Kab. Nias akan dipenuhi secara khusus. II. Pengadaan PNS Dari Pegawai Honorer 1. Pegawai honorer adalah seseorang yang diangkat secara resmi oleh pejabat yang berwenang (pimpinan unit kerja) dan disahkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian Instansi Pemerintah untuk melaksanakan tugas tertentu yang gajinya dibebankan pada APBN atau APBD. 2. Dalam rangka mengisi tambahan formasi PNS tahun 2005 akan dilakukan seleksi secara khusus bagi pegawai honorer dengan tetap memperhatikan prioritas kebutuhan, sebagai berikut : a. Guru, untuk memenuhi kekurangan guru pada sekolah-sekolah negeri; b. Tenaga Kesehatan pada unit pelayanan kesehatan milik pemerintah; c. Penyuluh pertanian antara lain seperti penyuluh perikanan, penyuluh

peternakan; d. Tenaga teknis yang sangat dibutuhkan oleh organisasi. 3. Bagi pegawai honorer sebagaimana dimaksud pada butir 2 huruf a, b dan huruf c, yang telah melaksanakan tugas jabatannya minimal selama 20 tahun secara terus menerus dan berusia paling tinggi 46 tahun per 1 Januari 2006 akan diangkat langsung sebagai CPNS dengan mengikuti prosedur sebagai berikut : a. Tim Pengadaan PNS Instansi Pusat dan Daerah melakukan penelitian dan penilaian terhadap pegawai honorer tersebut yang meliputi : 1) Kelengkapan administrasi yang berkaitan dengan statusnya sebagai tenaga honorer antara lain seperti surat keputusan pengangkatan sebagai tenaga honorer yang disahkan oleh Pejabat yang diberi wewenang, Surat/Akta Kelahiran, dan Kartu Tanda Penduduk; 2) Disiplin, dan integritas diri yang dinilai baik dalam pelaksanaan tugas berdasarkan keterangan/pernyataan tertulis dari atasan langsung atau pejabat yang berwenang lainnya dan disetujui oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK); 3) Sehat jasmani dan rohani berdasarkan surat keterangan dari dokter yang berwenang; 4) Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau sesuai dengan kompetensi tugasnya. b. Tim Pengadaan PNS Tingkat Nasional melakukan wawancara tentang penguasaan tugas, wawasan kebangsaan dan integritas sebagai Pegawai Negeri Sipil. 4. Dokter yang sudah/sedang melaksanakaan tugas PTT, dokter honorer daerah pada unit pelayanan kesehatan milik pemerintah, yang bersedia ditempatkan pada Puskesmas-Puskesmas di daerah terpencil tanpa memperhatikan masa kerja yang bersangkutan akan diangkat secara langsung mengikuti prosedur sebagaimana nomor 3. 5. Bagi pegawai honorer sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a, b, c dan huruf d, yang mempunyai masa kerja kurang dari 20 tahun akan dilakukan seleksi secara khusus dan diselesaikan secara bertahap sampai dengan tahun 2009 dengan prioritas kelompok sebagai berikut : a. Yang mempunyai masa kerja 10 sampai 20 tahun; b. Yang mempunyai masa kerja 5 sampai 10 tahun; c. Yang mempunyai masa kerja 1 sampai 5 tahun. Ketentuan teknis mengenai seleksi khusus bagi kelompok pegawai honorer tersebut di atas akan diatur lebih lanjut oleh Tim Pengadaan PNS Tingkat Nasional. 6. Bagi pegawai honorer yang tidak menduduki tugas jabatan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf a, b, c dan huruf d seleksinya diperlakukan sama sebagaimana pelamar umum.

III. Pengadaan PNS Dari Pelamar Umum Pengadaan PNS dari pelamar umum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Ketentuan tentang teknis pelaksanaan pengadaan PNS dari pelamar umum akan diatur lebih lanjut oleh Tim Pengadaan PNS Tingkat Nasional. IV. Pengorganisasian 1. Untuk menjamin tercapainya maksud dan tujuan serta sasaran pengadaan PNS tahun 2005 secara efektif dan obyektif serta berkualitas, dibentuk Tim Koordinasi Pengadaan PNS Tingkat Nasional yang dipimpin oleh Men.PAN dan beranggotakan unsur pemerintah terkait, antara lain wakil dari BKN, LAN, DEPDIKNAS, DEPKES, DEPAG, DEPDAGRI, Menko KESRA, dan SETWAPRES. 2. Pada instansi pemerintah di Pusat dan Daerah dibentuk Tim/Panitia Pengadaan PNS Instansi Pusat/Daerah yang dibentuk dan dipimpin oleh Pejabat Pembina Kepegawaian masing-masing instansi yang bersangkutan. 3. Koordinasi pelaksanaan pengadaan PNS di Kabupaten/Kota dilakukan oleh Gubernur selaku wakil pemerintah pusat. 4. Tim Koordinasi Pengadaan PNS Tingkat Nasional bertugas menetapkan pedoman dan petunjuk pelaksanaan, melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pengadaan PNS secara nasional. Tugas Tim/Panitia pengadaan PNS tingkat instansi Pusat/Daerah adalah menyelenggarakan kegiatan pengadaan sebagaimana dimaksud pada angka I butir 3. V. Lain-Lain 1. Dalam rangka penetapan formasi dan sosialisasi kebijakan pengadaan PNS tahun 2005 akan diselenggarakan Rapat Kerja Kepegawaian Nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian PAN dan BKN dengan instansi pemerintah pusat dan daerah pada bulan Juli 2005 di Jakarta. 2. Pengadaan PNS di wilayah Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kab. Nias terutama untuk mengganti PNS yang meninggal karena korban tsunami akan dilaksanakan penanganan secara khusus di bawah koordinasi Kementerian PAN. 3. Dalam pengadaan PNS agar Pejabat Pembina Kepegawaian mengakomodasi pelamar dari penyandang cacat yang mempunyai kompetensi untuk menduduki jabatanjabatan tertentu. 4. Biaya penyelenggaraan pengadaan PNS Tahun 2005 untuk instansi Pusat dibebankan pada APBN, dan untuk Daerah dibebankan pada APBD. 5. Jadwal/rencana pengadaan PNS tahun 2005 adalah : a. Penetapan formasi : Bulan Agustus b. Penyusunan Juklak/Juknis Pengadaan : Bulan Juli - Agustus c. Pelaksanaan seleksi dan pengolahan hasil seleksi : Bulan September - Oktober d. Usulan pemberkasan dan pemberian NIP oleh BKN : Bulan Nopember - Desember e. Pengangkatan sebagai CPNS : Bulan Januari 2006

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, ttd Taufiq Effendi