BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Cidera kepala merupakan proses dimana terjadi trauma langsung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. yang menderita penyakit ini adalah Amerika Serikat dengan penderita

BAB I PENDAHULUAN. kurang cepat atau kurang benar. Penderita cedera berat harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu defek pada fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara

BAB I PENDAHULUAN. darah tersebut melintas kelipatan paha (Oswari, 2000). penurunan fungsi organ (Oswari, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Sdr. M DENGAN POST OPERASI ORIF FRAKTUR FEMUR DISTAL DEXTRA DI BANGSAL AB RSU PANDANARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat pada tahun terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. muka sekitar 40%. Lokasi hidung di tengah dan kedudukan di bagian anterior

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bangsa Indonesia sedang berkembang dan terus mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan 80% populasi akan mengalami nyeri punggung bawah pada

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN kelahiran, angka ini sangat tinggi apabila dibandingkan angka-angka di

BAB I PENDAHULUAN. Trauma toraks merupakan trauma yang mengenai dinding toraks atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Gagal jantung adalah keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini keadaan ibu post partum masih sangat memprihatinkan, karena

BAB I PENDAHULUAN. rectal yang terkadang disertai pendarahan. mengenai gejala-gejala yang timbul dari penyakit ini.

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan bagian pancaindera yang sangat penting dibanding

BAB I PENDAHULUAN. Apendisitis adalah peradangan pada apendiks vermiforis, biasanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. 50% kematian disebabkan oleh cedera kepala dan kecelakaan kendaraan. selamat akan mengalami disabilitas permanen (Widiyanto, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh Salmonella Typhi yang masih dijumpai secara luas di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi pada usus kecil yang disebabkan oleh kuman Salmonella Typhi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kedua pleura pada waktu pernafasan. Penyakit-penyakit yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melahirkan janin dari dalam rahim (Mochtar. R, 2002). dengan jalan pembedahan atau sectio caesarea meskipun bisa melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas sel tubuh melalui impuls-impuls elektrik. Perjalanan impuls-impuls

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jasmani merupakan hal yang penting, karena saat keadaan

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh agens infeksius. Kasus pneumonia tidak memiliki kriteria usia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organ pengeksresi ginjal bertugas menyaring zat-zat yang sudah tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. mengeksresikan zat terlarut dan air secara selektif. Fungsi vital ginjal

IKRIMA RAHMASARI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB I PENDAHULUAN. paling sering mengalami cedera dan pada kecelakaan lalu lintas yang fatal, hasil

BAB I PENDAHULUAN. pada iklim, tetapi lebih banyak di jumpai pada negara-negara berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari keluarga yang merupakan tahap akhir dari sebuah

BAB I PENDAHULUAN. akan menimbulkan berbagai komplikasi diantaranya yaitu perdarahan, infeksi

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

BAB I PENDAHULUAN. tahun (Smeltzer C. Suzanne, 2002).

BAB I PENDAHULUAN. suplai darah kebagian otak (Baughman, C Diane.dkk, 2000). Menurut europen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kelenjar prostat adalah salah satu organ genitalia pria yang terletak

BAB I PENDAHULUAN. dasar dan ilmu keperawatan. The American Nurse Association (ANA) dalam

BAB I PENDAHULUAN. padalaki-laki dibandingkan perempuan. Sebagai contoh penelitian dari. dan perempuan 35,90% dengan rerata umur 49,13 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. M DENGAN GANGGUAN SISTEM GASTROINTESTINAL TRAUMA ABDOMEN DI BANGSAL IMC RSU ISLAM KUSTATI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut WHO upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan puerperium (Patricia W. Ladewig, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. lahir. Hal ini merupakan suatu pergeseran paradigma dari sikap menunggu

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. biasanya didahului dengan infeksi saluran nafas bagian atas, dan sering dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dunia ini setiap menit seorang perempuan meninggal karena

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB I PENDAHULUAN. 1.Latar Belakang. Anak merupakan aset masa depan yang akan melanjutkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kecil) atau appendiktomi. Appendiktomi adalah pembedahan untuk mengangkat

BAB I PENDAHULUAN. akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat

BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. banyak timbul penyakit yang ditimbulkan salah satu hernia, penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. gaya hidup lainya kapanpun diabetes bisa menyerang tanpa kita sadari. Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim (kanker servik) merupakan pembunuh perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB I PENDAHULUAN. individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap individu berhak

BAB I PENDAHULUAN. metode deteksi dini yang akurat. Sehingga hanya 20-30% penderita kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan sakit (Notoatmodjo, 2005). fungsi anggota tubuh (Joyomartono, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut hasil SDKI 2007 yang dikutip Wahdi (2007) Indonesia yaitu 307 per kelahiran hidup, menempatkan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. DHF (Dengue Haemorraghic Fever) pada masyarakat awam sering

BAB I PENDAHULUAN. sampai 1954 yang disertai renjatan (shock) dan perdarahan gastrointestinal yang berakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar bealakang. Setiap wanita menginginkan persalinannya berjalan lancar dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kematian pada perempuan. Penyakit ini telah merenggut nyawa lebih dari

BAB 1 PENDAHULUAN. hamil perlu dilakukan pelayanan antenatal secara berkesinambungan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terjadi pada makrosomia (Bobak, Lowdermilk, Jensen, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. (Sudarta, 2013). Penyakit Jantung Bawaan penyebab kematian pada bayi dan

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran disebut dengan Systemic Lupus Erythematosus (SLE), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tuba falopi kemudian berimplantasi di endometrium. (Prawiroharjho, ketidakpuasan bagi ibu dan bayinya (Saifuddin. 2000).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Menurut Badan Pusat Statistik BPS (2010), diketahui jumlah penduduk indonesia mencapai 237 juta jiwa lebih, setelah merdeka hingga sampai tahun 2010 telah dilakukan enam kali sensus penduduk mulai dari tahun 1961, 1971, 1980, 1990 sampai tahun 2000. Kemudian untuk jumlah rata rata pertumbuhan penduduk itu sendiri sekitar 1,34 % pertahun, dalam periode tahun 1990 sampai 2000. Jadi, total jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2012 diproyeksikan naik sekitar 249,2 juta jiwa, apabila tidak ditangani dengan seksama maka indonesia akan mengalami kepadatan jumlah penduduk pasti akan meningkat jika tidak ada revitalisasi dari program KB. Ledakan penduduk akan menambah jumlah mobilitas warga dimasyarakat semakin meningkat.(bps, 2010) Mobilitas yang meningkat, dapat mengurangi tingkat kemiskinan di pedesaan. Mobilitas mampu memfasilitasi perempuan, laki-laki, dan anak-anak didaerah pedesaan untuk lebih mudah mengakses jasa seperti pendidikan, kesehatan, keuangan, pasar, memperoleh barang dan pendapatan. Kemudian, mampu menumbuhkan partisipasi sosial, politik dan kegiatan masyarakat. Untuk itu mobilitas yang dibutuhkan akan transportasi harus sesuai dengan infrastruktur. Pelayanan transportasi akan menjadi lebih baik dan terjangkau, baik untuk pengguna kendaraan bermotor dan non bermotor. Peningkatan mobilitas warga 1 1

mengunakan jasa angkutan transportasi harus diimbangi dengan perilaku masyrakat harus mengindahkan aspek-aspek ketertiban, keselamatan dan keamanan dalam berkendara, mengakibatkan kontribusi besar terhadap terjadinya kecelakaan. Kecelakaan lalu lintas sering kali terjadi khususnya di negara kita Indonesia, kecelakaan lalu lintas merupakan pembunuh nomor tiga di Indonesia, setelah penyakit jantung dan stroke. Menurut data Departemen Perhubungan RI angka kasus kecelakaan lalu-lintas masih sangat tinggi yaitu sekitar 91.623 kejadian di tahun 2005, pada tahun 2006 mengalami penurunan 87.062 kejadian dan menurun drastis menjadi 48.508 kejadian ditahun 2007. Kendati beberapa tahun terakhir mengalami penurunan, dari jumlah tersebut 63,19% meninggal pada 2005, sedangkan 2006 sampai 2007 berturut-turut 25,59% dan 17,30%. Dari kasus kecelakaan tersebut para korban sering mengalami Trauma yang terjadi kecelakaan lalu lintas memiliki banyak bentuk, tergantung dari organ apa yang dikenai. Trauma semacam ini, secara lazim, disebut sebagai trauma benda tumpul. Ada tiga trauma yang paling sering terjadi dalam peristiwa ini, yaitu trauma kepala, fraktur (patah tulang), dan trauma dada. (Dephub RI, 2010) fraktur terbuka bisa diketahui dengan melihat adanya tulang yang menusuk kulit dari dalam, biasanya disertai perdarahan. Adapun fraktur tertutup, bisa diketahui dengan melihat bagian yang dicurigai mengalami pembengkakan, terdapat kelainan bentuk berupa sudut yang bisa mengarah ke samping, depan, 2

atau belakang. Selain itu, ditemukan nyeri gerak, nyeri tekan, dan perpendekan tulang.( Amrizal, 2007) Hidung merupakan unsur estetik wajah karena posisinya sentral dan menonjol pada bidang sagital wajah. Piramid nasal disusun oleh tulang yang tipis pada sentral wajah.fraktur nasal merupakan kasus terbanyak pada trauma wajah. Trauma tumpul seperti kecelakaan motor, trauma karena olahraga, latihan fisik yang berlebihan merupakan penyebab umum terjadinya fraktur os nasal. Fraktur os nasal terjadi karena perkelahian 34%, kecelakaan 28% dan olahraga 23%. Walaupun fraktur os nasal bukan suatu yang mengancam jiwa, manajemen yang salah akan menimbulkan gangguan fungsi dan kosmetik. Fraktur os nasal disebut terbuka bila os nasal terpapar karena adanya luka robek pada kulit atau lapisan hidung. Prosedur yang digunakan untuk mengatakan fraktur tersebut terbuka jika pada luka kulit memungkinkan penyisipan instrumen atau dengan visualisasi langsung. Fraktur os nasal tertutup bila tulang nasal tidak terpapar. Fraktur nasal depress biasanya disebabkan karena trauma dari arah depan. Trauma yang kuat akan menyebabkan open-book fracture dimana septum kolaps dan tulang hidung terpapar. Trauma kraniofasial dapat mengakibatkan depress dorsum nasi disebut saddlenose. Pasien mengeluhkan hidung tersumbat dan kadangkadang harus dilakukan koreksi pembedahan pada septum. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat ditemukan bengkak pada hidung, nyeri, deformitas 3

berupa depress dari arah depan atau samping atau seluruh piramid hidung, deviasi pada satu sisi, krepitasi, epitaksis dan hidung tersumbat (Rose AT, 2009) Pada prinsipnya dalam penatalaksananaan anestesi pada suatu operasi, terdapat beberapa tahap yang harus dilaksanakan yaitu pra anestesi, tahap penatalaksana ananestesi dan pemeliharaan serta tahap pemulihan dan perawatan pasca anestesi. Pasca anestesi dilakukan pemulihan dan perawatan pasca operasi dan anestesi yang biasa dilakukan di ruang pulih sadar atau recovery room, yaitu ruangan untuk observasi pasien pasca bedah atau anestesi. Ruang pulih sadar adalah batu loncatan sebelum pasien dipindahkan ke bangsal atau masih memerlukan perawatan intensif ICU. Dengan demikian pasien pasca operasi dan anestesi dapat terhindar dari komplikasi yang disebabkan karena operasi atau pengaruh anestesinya.( Depkes RI, 2011) Peran perawat yang di antaranya adalah pemberi layanan langsung, pembuat keputusan klinik, pengamat yang membantu pasien dan keluarganya, sebagai pendidik agar pasien memahami dan mampu memelihara kesehatannya, serta menjamin pasien mendapat pertolongan dan perawatan yang dibutuhkan membuat tugas profesi ini sangat kompleks. Melihat besarnya peran perawat mencapai 70 % terhadap keselamatan pasien, mengharuskan perawat memiliki kompetensi unggul dalam menjalankan tugasnya. Dengan demikian perawat betul-betul harus menjadi coordinator of care karena perawatlah yang menetukan apa yang harus dilakukan kepada pasien. (Wirawan murti,2010) 4

B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan pada Post Operasi Fraktur os nasal yang dirawat di Ruang Bedah RSUD Salatiga 2. Tujuan Khusus berikut : Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah sebagai a. Penulis mampu mengkaji pada pasien fraktur. b. Penulis mampu menentukan diagnosa keperawatan yang tepat dari masalah yang timbul pada pasien fraktur. c. Penulis mampu membuat perencanaan dalam pengelolaan pasien fraktur. d. Penulis mampu mengetahui faktor penghambat dan faktor pendorong dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien fraktur. e. Penulis mampu merumuskan hal yang didapat setelah melakukan asuhan keperawatan pada pasien fraktur. C. Metode dan Tekhnik Penulisan Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Tekhnik penulisan yang digunakan meliputi : 5

a. Pengamatan (Observasi) Tekhnik observasi partisipasi serta tindakan pengawasan, pengamatan untuk mencapai hal-hal yang berhubungan dengan keadaan klien dengan melaksanakan tindakan secara langsung pada klien sesuai dengan masalah yang dihadapi. b. Wawancara (Interview) Dalam pengumpulan data penulis berkomunikasi atau tanya jawab dengan klien maupun keluarga yang berkaitan dengan kasus ini. c. Studi Pustaka Penulis mempelajari buku buku pustaka, jurnal untuk dijadikan pedoman teoritisnya. d. Studi Dokumentasi Mempelajari catatan medik klien sebagai salah satu sumber data dan laporan harian mengenai keadaan klien. D. Sistematika Penulisan Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang penyusunan Karya Tulis disusun dengan sistematika penulisan yang terdiri dari Lima bab yaitu: BAB I : Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan, Metode penulisan, sistematika penulisan. BAB II : Konsep dasar berisi tentang pengertian, anatomi dan fisiologi, Etiologi/predisposisi, patofisiologi, manifestasi klinik, 6

Pemeriksaan diagnostik, Penatalaksanaan, pengkajian fokus, pathways keperawatan, Fokus intervensi dan rasional. BAB III : Tinjauan kasus berisi tentang laporan hasil dari asuhan Keperawatan pada klien Post Operasi Fraktur yang meliputi: Pengkajian Diagnosa Keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. BAB IV : Berisi tentang pembahasan BABV : Penutup yang berisi kesimpulan dan saran. 7