BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tari Putri Asrini, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang NURUL HIDAYAH, 2014

KESENIAN GEMBYUNGAN PADA UPACARA NYANGKU DI DESA PANJALU KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2015 KESENIAN MACAPAT GRUP BUD I UTOMO PAD A ACARA SYUKURAN KELAHIRAN BAYI D I KUJANGSARI KOTA BANJAR

BAB I PENDAHULUAN. serta menjadi milik masyarakat itu sendiri yang dikenal dan dikagumi oleh

2016 LIMBAH KAYU SEBAGAI BAHAN CINDERAMATA SITU LENGKONG PANJALU CIAMIS

2. Kesimpulan Khusus Adapun kesimpulan secara khusus akan dijabarkan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Upacara Adat Pencucian Pusaka Nyangku merupakan suatu upacara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Seni Dzikir Saman Di Desa Ciandur Kecamatan Saketi Kabupaten Pandeglang Banten

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu unsur kebudayaan dan sebagai salah satu perantara sosial

BAB I PENDAHULUAN. dan situs sejarah adalah Situ Lengkong yang berada di desa Panjalu, Kecamatan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rudat adalah salah satu kesenian tradisional yang berkembang di Jawa

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. mereka miliki dengan cara menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


2016 PELESTARIAN TARI TRADISIONAL DI SANGGAR SUNDA RANCAGE KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. makam yang merupakan tempat disemayamkannya Ngabei Loring Pasar

2015 KESENIAN SASAPIAN PADA ACARA SALAMETAN IRUNG-IRUNG DI CIHIDEUNG PARONGPONG KABUPATEN BANDUNG BARAT

UCAPAN TERIMA KASIH...

BAB III METODE, TEKNIK, DAN INSTRUMEN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada akhirnya dapat membangun karakter budaya

2016 PROSES PEMBELAJARAN RAMPAK KENDANG DI SANGGAR SENI KUTALARAS CIRANJANG-CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Destri Srimulyan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angklung adalah salah satu alat musik yang tumbuh dan berkembang di

BAB I PENDAHULUAN. Barat Daya. Aceh Barat Daya sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Aceh

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

Potret Sisikmelik Kabupaten Pekalongan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Kehidupan manusia di manapun

BAB I PENDAHULUAN. Awal kesenian musik tradisi Melayu berakar dari Qasidah yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. memberikan manfaat bagi masyarakat pada sebuah destinasi. Keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Arifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Enim Sumatera Selatan. Antan Delapan merupakan satu kelompok pemain musik

FUNGSI SENI GEMBYUNG DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ZIKIR & DO A LEBARAN TOPAT 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat ditemui hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia kaya akan budaya, adat istiadat, dan tradisi yang dapat dijadikan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Gembyung merupakan salah satu kesenian yang bernuansa

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Kelompok pemain gambus (Dokumentasi Tengku Firdaus)

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kota selalu menjadi pusat peradaban dan cermin kemajuan suatu negara.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kesenian Angklung Buncis merupakan kesenian turun temurun yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian kata-kata untuk mempertegas ritual yang dilakukan.

2015 POLA PEWARISAN NILAI DAN NORMA MASYARAKAT KAMPUNG KUTA DALAM MEMPERTAHANKAN TRADISI

I PENDAHULUAN. Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Barat adalah salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan kesenian

BAB I PENDAHULUAN. seni musik merupakan salah satu cabang didalamnya. Musik dapat menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian sebagai salah satu unsur dari perwujudan kebudayaan bangsa,

BAB V KESIMPULAN A. KESIMPULAN

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 2

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN WANITA DALAM AKTIVITAS WISATA BUDAYA (Studi Kasus Obyek Wisata Keraton Yogyakarta) TUGAS AKHIR

ANGKLUNG BUHUN WARISAN BUDAYA TAK BENDA KABUPATEN LEBAK

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. program studi. Mata kuliah instrumen pilihan wajib ini menawarkan beberapa pilihan.

PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN SITU PANJALU Di CIAMIS, JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilihat dari keterlibatan generasi mudanya. Berpijak dari hal tersebut, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. di dunia yang kekayaan alamnya menjadi aset bagi Negara yang berada

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bentuk ungkapan kehidupan atau pernyataan diri masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Bali secara umum memiliki peran di dalam keberlangsungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hilda Maulany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB III METODE PENELITIAN

2015 GARAPAN PENYAJIAN UPACARA SIRAMAN CALON PENGANTIN ADAT SUNDA GRUP SWARI LAKSMI KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB III METODE PENELITIAN

2015 EKSISTENSI KESENIAN HADRO DI KECAMATAN BUNGBULANG KABUPATEN GARUT

DAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA LEMBAR PENGESAHAN.. HALAMAN PENETAPAN PANITIA UJIAN UCAPAN TERIMKASIH ABSTRACT...

SITUS SEJARAH SITU LENGKONG PANJALU SEBAGAI OBJEK WISATA KABUPATEN CIAMIS JAWA BARAT (TAHUN )

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. Danandjaja (dalam Maryaeni 2005) mengatakan bahwa kebudayaan daerah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Panjalu merupakan sebuah kecamatan yang terletak di Ciamis Utara. Secara geografis Panjalu mempunyai luas wilayah sebesar 50,60 Km² dengan jumlah penduduk 46.991 jiwa serta tingkat kepadatan penduduk sebanyak 300 jiwa/km². Di Kecamatan Panjalu tersebut terdapat sebuah desa yang merupakan desa istimewa. Desa Panjalu dapat dikatakan sebuah desa wisata yang sangat terkenal di kalangan tokoh Islam. Hal ini dikarenakan di desa tersebut terdapat banyak sekali tempat wisata sekaligus ziarah, juga terdapat sebuah situ yang bernama Situ Lengkong. Di tengah Situ Lengkong tersebut terdapat nusa atau sejenis pulau kecil yang dirimbuni oleh pepohonan yang besar. Di nusa tersebut terdapat makam salah satu penyebar agama Islam di Panjalu, yaitu Prabu Hariang Kancana yang merupakan anak dari seorang raja sekaligus tokoh penyebar agama Islam di Bumi Sunda yaitu Prabu Borosngora, sehingga setiap tahunnya banyak orang berziarah ke makam tokoh penyebar agama Islam tersebut. Selain itu banyak juga wisatawan yang berkunjung untuk menikmati keindahan Situ Lengkong tersebut. Salah satu kegiatan dari kepariwisataan Desa Panjalu adalah upacara kebudayaan nyangku. Upacara nyangku termasuk salah satu refleksi budaya masyarakat sehingga dapat dilihat teorinya. Upacara nyangku merupakan salah satu hasil kebudayaan masyarakat tersebut. Kebudayaan adalah segala pikiran dan perilaku manusia yang secara fungsional dan disfungsional ditata dalam masyarakatnya. Koentjaraningrat, (2005:13). Jadi upacara kebudayaan merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan berdasarkan aturan adat masyarakat yang terikat pada aturan hasil pikiran dan perilaku manusia yang sudah tertata dalam lingkungan tersebut. Upacara tersebut diselenggarakan untuk menghormati arwah atau peninggalan leluhur suatu tempat. Biasanya dalam upacara ini masih mengandung unsur animisme atau dinamisme. 1

2 Sekalipun upacara tersebut adalah upacara yang digelar dalam memperingati hari besar keagamaan. Pada kegiatan dalam upacara nyangku, digelar acara membersihkan atau mensucikan sejumlah benda-benda pusaka peninggalan leluhur raja-raja dan bupati Panjalu yang tersimpan di bumi alit. Bumi alit yaitu bangunan kecil sebagai museum di pojok selatan alun-alun Panjalu. Menurut penduduk setempat upacara nyangku ini bernilai sangat luhur dan suci, sehingga banyak pejabat, seniman atau tokoh-tokoh kebudayaan yang terlibat dalam acara ini. Mulai dari Sultan yang berasal dari Kesultanan sekitar Panjalu seperti Kesultanan Cirebon, Keraton Solo dan Jogjakarta yang selalu datang tiap tahunnya untuk menyaksikan upacara nyangku tersebut juga termasuk warga-warga atau tokoh agama Islam sekitar Desa Panjalu pun turut hadir dalam rangka menghormati keagungan upacara nyangku tersebut. Hal ini menandakan bahwa upacara nyangku sangat dikenal oleh kalangan tokoh Islam. Keagungan yang terdapat dalam acara nyangku adalah karena upacara tersebut terkait dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang sangat dihormati oleh kalangan Umat Islam. Dalam acara tersebut, ditampilkan beberapa kesenian yaitu gembyungan, karinding, buta daor, dan hahayaman. Gembyungan merupakan salah satu kesenian inti yang mengiringi proses nyangku. Menurut R. Atong (wawancara, 15 Maret 2013) sesepuh di Desa Panjalu, kesenian gembyungan ini harus selalu ada selama masih ada masyarakat Panjalu itu sendiri, artinya kesenian gembyungan ini sangat penting bagi warga Panjalu khususnya dalam ritual kebudayaan nyangku di Desa Panjalu. Kesenian gembyungan dalam acara nyangku ini dinilai sangat luhur oleh para seniman gembyungan itu sendiri. Menurut Udi (wawancara, 15 Maret 2013), salah seorang seniman sekaligus pemimpin kesenian gembyungan Desa Panjalu, kesenian gembyungan ini adalah simbol memuji Nabi Muhammad SAW. Kesenian ini disajikan bersama dengan shalawat Al Barjanzi dalam mengiringi proses nyangku yang biasanya digelar pada hari Senin atau Kamis pada Bulan Mulud. Acara pensucian benda-benda peninggalan tersebut merupakan titik

3 puncak acara nyangku yang merupakan prosesi acara ritual. Kesenian gembyungan dalam upacara nyangku ini terbagi 3 bagian, yaitu pada malam hari sebelum upacara nyangku, pada prosesi upacara nyangku itu sendiri dan sehari setelah upacara nyangku. Sebelum berkesenian gembyungan pada upacara nyangku para seniman gembyungan ini berpuasa terlebih dahulu selama 1 bulan penuh. Pada saat sahur dan berbuka puasa mereka hanya memakan sayuran tidak diperkenankan memakan makanan hewani. Hal ini bertujuan untuk mensucikan diri. Istilah gembyungan adalah sebutan masyarakat panjalu terhadap kesenian yang menggunakan waditra terebang ini, selain itu masyarakat panjalu biasa menyebut waditra terebang dengan istilah gembyung. Gembyungan merupakan kesenian yang menitikberatkan pada unsur ritmis dan melodis. Hal ini dapat dilihat dari instrumen yang digunakan, gembyungan merupakan instrumen tepuk/pukul yang dibunyikan secara interloking dan bersifat ritmis. Sedangkan unsur melodis yaitu pada vokal yang dilantunkan secara bersamaan. Penyajian vokal dalam kesenian gembyungan ini adalah berupa lantunan shalawat yang berasal dari kitab Al-Barzanji yang didalamnya berisikan syair-syair tentang kisah Nabi Muhammad SAW. Dari segi penyajiannya, seni gembyungan ini masih menggunakan aturan-aturan lama, seperti proses penyajiannya yang baku, pola tabuhnya, maupun lagu-lagu yang dimainkannya. Pemain seni gembyungan dalam mengiringi proses nyangku ini berjumlah 11 orang pemain inti, 3 orang sebagai pemain cadangan. Gembyungan ini terdiri dari waditra dog dog, jidor, tojo, kempyang, dan gembyung indung.. Grup kesenian gembyungan yang berasal dari Desa Kertamandala ini merupakan grup kesenian inti yang selalu dilibatkan dalam setiap diadakan upacara nyangku sehingga tidak sembarang orang yang bisa memainkan instrumennya. Hal menarik perhatian peneliti adalah bahwa para pemain seni gembyungan tersebut, merupakan orang-orang yang berasal dari garis keturunan Prabu Hariang Kuning, dan hanya merekalah yang berhak memainkannya. Seni gembyungan menyajikan beberapa lagu potongan surat Al Barjanzi yang digunakan dalam upacara nyangku tersebut. Seni gembyungan memiliki

4 ritme gembyungan yang variatif (berbeda). Variasi tepukan gembyungan tersebut menjadi ciri khas dari seni gembyungan yang berada di Desa Kertamandala dalam upacara nyangku. Dalam penelitian ini, peneliti berupaya untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan ilmiah dengan judul KESENIAN GEMBYUNGAN PADA UPACARA NYANGKU DI DESA PANJALU KECAMATAN PANJALU. Semoga dengan adanya penelitian ini kesenian gembyungan lebih berkembang dan lebih dikenal oleh masyarakat sekitar dan para wisatawan. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahannya yakni Bagaimana Kesenian Gembyungan Pada Upacara Nyangku di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. Untuk menjawab rumusan masalah diatas, maka dibuatlah pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana riwayat terbentuknya grup seni gembyungan yang dipertunjukan dalam upacara nyangku? 2. Bagaimana proses pertunjukan seni gembyungan pada upacara nyangku? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui, menganalisis, menggambarkan, dan mendeskripsikan tentang kesenian gembyungan pada upacara nyangku di Desa Panjalu Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan riwayat terbentuknya grup seni gembyungan yang dipertunjukan dalam upacara nyangku.

5 b. Mendeskripsikan proses pertunjukan kesenian gembyungan pada upacara nyangku. D. Manfaat Penelitian Setelah penelitian ini berakhir, hasilnya diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait. Adapun pihak-pihak tersebut diantaranya : 1. Peneliti dapat menambah pengalaman langsung dalam melakukan penelitian di lapangan khususnya dalam memperoleh gambaran tentang keistimewaan dari kesenian tradisional gembyungan pada upacara nyangku dilihat dari riwayat dan proses pertunjukannya. Serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pendidikan seni, terutama kesenian tradisional. 2. Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI penelitian ini diharapkan dapat menambah wacana seni dari salah satu kajian skripsi ilmu pengetahuan dan pengalaman tentang adanya kesenian gembyungan. Selain itu juga dijadikan sebagai wahana guna memperkaya ilmu pengetahuan tentang seni tradisional bagi para akademik Jurusan Pendidikan Seni Musik FPBS UPI. 3. Masyarakat sebagai bahan informasi bagi semua masyarakat, tentang kekayaan kesenian tradisional di Kabupaten Ciamis terutama kesenian gembyungan. 4. Stoke holder penelitian ini diharapkan dapat dijadikan wadah pelestarian kebudayaan-kebudayan daerah di Kabupaten Ciamis khususnya Desa Panjalu. E. Struktur Organisasi Skripsi BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang Masalah, Identifikasi dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penelitian, Manfaat Penelitian dan Struktur Organisasi Skripsi. BAB II KAJIAN PUSTAKA, meliputi: Musik Ansambel, Teknik Vokal, Unsur- Unsur Karawitan, Bentuk Penyajian, Fungsi Seni, Sistem Pewarisan, Struktur Pertunjukan Seni, Sejarah Nyangku, Kesenian Tradisional Gembyungan BAB III METODE PENELITIAN, meliputi: Lokasi dan subjek penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Prosedur Penelitian, Instrumen

6 Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Pengolahan dan Analisis Data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, meliputi: Hasil Penelitian: Riwayat Grup Kesenian Gembyungan Pada Upacara Nyangku, Nayaga Grup Kesenian Gembyungan, Instrumen Kesenian gembyungan, Organologi Waditra Gembyungan, Proses Pertunjukan Kesenian Gembyungan Pada Upacara Nyangku, Lagu-lagu yang Dimainkan, Tata Busana. Pembahasan: Riwayat Grup Kesenian Gembyungan yang digunakan pada Upacara Nyangku, Proses Penyajian Kesenian Gembyungan pada Upacara Nyangku. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN, meliputi: Kesimpulan, Saran.