ANALISIS WISATA TERHADAP KRISIS EKOLOGI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VII DAMPAK KONVERSI LAHAN TERHADAP KEBERLANJUTAN EKOLOGI

OPINI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM PENGELOLAAN SUNGAI DI DAERAH HILIR SUNGAI BERINGIN KOTA SEMARANG

3.3 KONSEP PENATAAN KAWASAN PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. tetapi memiliki peran penting dalam sistem transportasi setiap kota karena

BAB I PENDAHULUAN I - 1. Resti Viratami Maretria, 2011 Perencanaan Bendung Tetap Leuwikadu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

2015 DAMPAK BANJIR CILEUNCANG TERHADAP KONDISI SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN RANCAEKEK KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor transportasi merupakan salah satu mata rantai jaringan distribusi

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN A KUISIONER

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK ARUS LALU LINTAS DI RUAS JALAN GUNUNG SARI (STA STA 2+820) KOTA SURABAYA DENGAN MODEL UNDERWOOD DAN MODEL GREENSHIELD

BAB I PENDAHULUAN. (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung di waduk (Asdak, 2007).

Panduan Teknis. Pengukuran Debit Sungai Sederhana. Prosedur Pengukuran. 1. Menentukan lokasi pengamatan/pengukuran debit dan tinggi muka air

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

RINGKASAN EKSEKUTIF DOKUMEN INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH TAHUN 2016 KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa tahun terakhir ini, kota Bandung sudah menjadi kota

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil analisis mengenai dampak perubahan penggunaan lahan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Atika Permatasari, 2013

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

0 BAB 1 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel I.1 Jumlah Kendaraan di Kota Bandung pada Tahun

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PENANGGULANGAN BANJIR. Oleh: Dede Sugandi*)

3.2 Alat. 3.3 Batasan Studi

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

BAB VI RESPON MASYARAKAT LOKAL ATAS DAMPAK SOSIO-EKOLOGI HADIRNYA INDUSTRI PENGOLAHAN TAHU

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB 5 KARAKTERISTIK PENGUNJUNG AGROWISATA KEBUN RAYA BOGOR. (%) Muda: tahun 50 Usia. Tingkat Pendidikan Sedang: SMA/SMK-D1 50 Tinggi: D3-S2 41

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata sebagai suatu aspek pembangunan telah menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu unsur penting yang mendukung kehidupan di alam

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (catchment area) yang berperan menyimpan air untuk kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB 3 METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk lahan perumahan, industri sehingga terjadi. penyimpangan guna lahan yang mengakibatkan meluapnya aliran aliran

V. GAMBARAN UMUM. Kota Bogor mempunyai luas wilayah km 2 atau 0.27 persen dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perekonomian dan jumlah penduduk di suatu daerah. fasilitas transportasi yang cukup memadai untuk membantu kelancaran

PENDAHULUAN. daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting, antara lain sebagai sarana pemindahan barang dan jasa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

No. Responden : Nama : Umur : Jenis Kelamin Pendidikan terakhir : Pekerjaan :

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu daerah irigasi di Sumatera Utara adalah Bendungan Namu Sira-sira.

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tranportasi darat saat ini khususnya di jalan raya, dirasakan

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. juga tidak luput dari terjadinya bencana alam, mulai dari gempa bumi, banjir,

BAB IV ANALISIS. 4.1 ANALISIS FUNGSIONAL a) Organisasi Ruang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkotaan merupakan pusat segala kegiatan manusia, pusat produsen, pusat

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.5

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia sebagai negara berkembang saat ini sedang giat melaksanakan

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA

2016 EVALUASI LAJU INFILTRASI DI KAWASAN DAS CIBEUREUM BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Kota Palembang adalah 102,47 Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

DINAS PENGAIRAN Kabupaten Malang Latar Belakang

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN SITU BAGENDIT SEBAGAI KAWASAN REKREASI, KABUPATEN GARUT JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya alam merupakan titipan Tuhan untuk dimanfaatkan sebaikbaiknya

PANDUAN PRAKTIKUM DEBIT AIR. Oleh: Dr. Badaruddin,S.Hut,MP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN METODA ANALISIS. Peta digunakan untuk penentuan rute jalan yang akan di survey

Tahap II. Penilaian/ pembobotan Kriteria Penilaian Daya Dukung Lingkungan dalam Rangka Pengembangan Kawasan Wisata Alam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Sorong merupakan salah satu kota di Provinsi Papua Barat yang

IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK PARKIR PADA SISI JALAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KAPASITAS JALAN (STUDI KASUS: DI JALAN MATARAM YOGYAKARTA) TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata merupakan kegiatan perekonomian yang telah menjadi

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat digunakan untuk memperkirakan kebutuhan (demand) yaitu dengan. menggunakan metode empat tahap (four stage method).

I. PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang dihadapi negara yang sedang berkembang

Transkripsi:

31 ANALISIS WISATA TERHADAP KRISIS EKOLOGI Bab ini akan membahas mengenai bagaimana kondisi krisis ekologi akibat adanya wisata di kawasan wisata air Situ Gede yang meliputi degradasi lingkungan (kondisi jalan, kemacetan, dan kebisingan), dan debit air yang berkurang. Degradasi Lingkungan Degradasi lingkungan adalah kerusakan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana, seperti banjir, longsor, dan kebisingan. Menurut responden, Situ Gede tidak pernah mengalami banjir dan longsor dalam setahun terakhir. Tahun sebelumnya juga tidak pernah mengalami banjir dan longsor. Hal ini disebabkan adanya pintu air yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam Situ Gede. Jika air terlalu banyak, pintu irigasi dibuka, maka air dialirkan ke sawah-sawah penduduk di Bogor. Akan tetapi meskipun tidak pernah mengalami banjir dan longsor, pada kenyataanya kondisi jalan, tingkat kebisingan, tingkat kemacetan dan keadaan transportasi yang tidak begitu baik menjadi gangguan bagi lingkungan kawasan Situ Gede (Gambar 5). Keadaan Transportasi yang Melintas Sebulan Terakhir 67% 33% Tidak Teratur Teratur Gambar 5 Keadaan transportasi yang melintas sebulan terakhir di kawasan wisata air Situ Gede Dari Gambar 5 di atas diperoleh bahwa keadaan transportasi yang melintas di kawasan Situ Gede cukup teratur. Menurut penuturan warga, transportasi yang melintas pada saat hari kerja, khususnya di pagi hari cukup padat. Hal ini terjadi mengingat kawasan ini dijadikan sebagai jalan alternatif, baik dari dan ke kampus IPB Dramaga. Kawasan ini juga merupakan jalan alternatif menuju Sindang Barang untuk menghindari kemacetan. Transportasi yang cukup padat melintas di kawasan Situ Gede tidak menjadikannya tidak teratur. Mengingat lebarnya jalan di kawasan ini tidak terlalu lebar, maka pengemudi harus mengemudi sesuai dengan rute nya, supaya jalanan tidak macet dan tetap melintas dengan teratur. Hal ini berarti adanya Situ Gede sebagai kawasan wisata tidak berpengaruh terhadap keteraturan transportasi yang melintas. Adanya kawasan wisata Situ Gede tidak berpengaruh terhadap keadaan transportasi yang melintas dalam sebulan terakhir, tidak mempengaruhi teratur atau tidak teraturnya keadaan transportasi yang melintas di kawasan wisata air Situ Gede.

32 Tingkat Kebisingan yang Dirasakan Sebulan Terakhir 23% 77% Tidak Mengganggu Sangat Mengganggu Gambar 6 Tingkat kebisingan yang dirasakan sebulan terakhir di kawasan wisata air Situ Gede Kondisi lintasan jalan kawasan wisata Situ Gede yang cukup padat tidak menyebabkan tingkat kebisingan yang mengganggu masyarakat seperti terlihat dalam Gambar 6. Hal ini disebabkan karena jarak rumah responden cukup jauh dari kawasan jalan. Sebanyak 76,67 persen mengatakan bahwa kebisingan kendaraan yang melintas tidak mengganggu mereka. Berbeda halnya dengan responden yang jarak rumahnya cukup dekat dengan jalan, yaitu sebanyak 23,33 persen mengatakan bahwa mereka merasa sangat terganggu dengan suara kendaraan yang melintas di jalan kawasan Situ Gede. Hal ini berarti adanya Situ Gede sebagai kawasan wisata tidak berpengaruh terhadap tingkat kebisingan kendaraan yang melintas, seperti yang dituturkan oleh salah satu warga yang jarak rumahnya jauh dari jalan...atuh jauh neng, ga terganggu... (AC, 50 tahun). Untuk responden yang rumahnya dekat ke jalan lintasan transportasi, kondisi kemacetan adalah hal yang mengganggu bahkan sangat mengganggu bagi mereka, seperti yang dituturkan oleh salah satu warga...iya mengganggu banget neng. Apalagi kalau udah hari senin sama weekend, macet banget, (NW, 51 tahun). Kondisi Kemacetan Sebulan Terakhir 7% 93% Sangat Macet Macet Gambar 7 Kondisi kemacetan sebulan terakhir di kawasan wisata air Situ Gede Dijadikannya kawasan ini sebagai jalur alternatif Dramaga-Sindang Barang untuk mempercepat sekaligus menghindari kemacetan di daerah Dramaga, khususnya kampus IPB, ternyata menyebabkan kawasan ini macet seperti terlihat pada Gambar 7. Transportasi yang melintas menjadi lebih banyak sehingga menyebabkan kemacetan.

33 Kemacetan ini juga karena kebanyakn masyarakat beranggapan bahwa lintasan jalan Dramaga macet, sehingga mereka melintas dari kawasan ini guna menghindari kemacetan, yang pada akhirnya menyebabkan kemacetan. Seperti yang dituturkan oleh salah satu warga,...iya mengganggu banget neng. Apalagi kalau udah hari senin sama weekend, macet banget, (NW, 51 tahun), dan warga lainnya menyebutkan,...macet neng...keluar rumah aja susah, apalagi kalau ada wisudaan tuh di IPB, kan lewat sini semuanya... (AH, 65 tahun). Penuturan salah satu dari responden ini merupakan salah satu alasan mengapa kawasan ini juga mengalami kemacetan. Jalan alternatif dari dan menuju kawasan IPB pada saat wisudaan, dimana sanak saudara dari wisudawan/i datang menyebabkan kemacetan yang tinggi. Pada hari sabtu dan minggu dan juga hari libur, kawasan ini juga macet. Kondisi jalan yang kurang lebar, yang tidak sebanding dengan jumlah keadaan transportasi yang melintas, juga menyebabkan kemacetan ini. Kondisi Jalan di Lintasan Kawasan Situ Gede 10% 90% Baik Buruk Gambar 8 Kondisi jalan di lintasan kawasan wisata air Situ Gede Kawasan Situ Gede sebagai kawasan wisata, juga sebagai salah satu ikon kawasan wisata Kota Bogor, menyebabkan banyak pengunjung menikmati liburan disana. Selain karena tidak menggunakan retribusi, jarak yang cukup dekat dibandingkan kawasan wisata lainnya juga menyebabkan kawasan ini cukup ramai. Keramaian pengunjung dan dijadikannya kawasan ini sebagai jalur alternatif Dramaga- Sindang Barang tidak menyebabkan kondisi jalan di kawasan ini menjadi buruk. Hal ini terlihat sebanyak 90 persen mengatakan bahwa kondisi jalan menurut mereka tergolong baik. Hal ini juga disebabkan oleh tidak adanya kendaraan berat yang melintas dari jalur alternatif ini sehingga jalan tidak cepat rusak. Hal ini berarti adanya Situ Gede sebagai kawasan wisata tidak berpengaruh terhadap tingkat kondisi jalan (Gambar 8). Dari Gambar 8 diatas, adanya kawasan wisata Situ Gede tidak berpengaruh terhadap keadaan transportasi, tingkat kebisingan, dan tingkat kemacetan dan kondisi jalan yang tetap baik. Terlihat jelas bahwa keadaan transportasi tetap teratur, tingkat kebisingan tidak mengganggu, serta kondisi kemacetan macet. Hal ini disebabkan oleh jarak rumah responden lebih banyak yang jauh dari jalan lintasan transportasi, sehingga tidak begitu mengganggu bagi mereka. Debit Air Berkurang Debit air sungai dalam hidrologi adalah tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur pemukaan air sungai. Pengukurannya dilakukan tiap hari, atau

34 dengan pengertian yang lain debit atau aliran sungai adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Kondisi Debit Air Situ Gede 10% Berkurang 90% Tidak Berkurang Gambar 9 Kondisi debit air Situ Gede Dalam penelitian ini, debit air yang dimaksud adalah debit air Situ Gede. Hasil wawancara dan kuesioner menunjukkan bahwa kondisi debit air Situ Gede berkurang. Hal ini disebabkan oleh musim kemarau. Saat musim kemarau, pintu irigasi tetap dibuka dan secara otomatis air akan berkurang. Jika saat hujan turun, maka debit air akan bertambah kembali. Hal ini bisa terjadi seperti yang dituturkan oleh salah satu warga,...bisa sampai setengah meter mbak berkurang airnya... (FA, 38 tahun). Debit air berkurang menurut warga setempat bukan karena adanya sampah maupun pendangkalan akibat sampah. Menurut mereka, debit air berkurang hanya karena pada saat musim kemarau. Kondisi tidak hujan dengan fungsi Situ Gede sebagai penyalur air untuk lahan pertanian di kawasan Situ Gede menyebabkan debit air berkurang. Hal ini berarti adanya Situ Gede sebagai kawasan wisata tidak berpengaruh terhadap berkurangnya debit air (Gambar 9). Ikhtisar Degradasi lingkungan adalah kerusakan lingkungan yang mengakibatkan terjadinya berbagai bencana, seperti banjir, longsor, dan kebisingan. Menurut responden, Situ Gede tidak pernah mengalami banjir dan longsor dalam setahun terakhir. Tahun sebelumnya juga tidak pernah mengalami banjir dan longsor. Hal ini disebabkan adanya pintu air yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan air dalam Situ Gede. Degradasi lingkungan dilihat dari `beberapa hal, seperti keadaan keteraturan transportasi yang melintas di kawasan Situ Gede, tingkat kemacetan, tingkat kebisingan, dan nkondisi jalan di kawasan Situ Gede. Adanya kawasan wisata Situ Gede tidak berpengaruh terhadap keadaan transportasi yang melintas dalam sebulan terakhir, tidak mempengaruhi teratur atau tidak teraturnya keadaan transportasi yang melintas di kawasan wisata air Situ Gede. Hal ini terjadi mengingat kawasan ini dijadikan sebagai jalan alternatif, baik dari dan ke kampus IPB Dramaga. Kawasan ini juga merupakan jalan alternatif menuju Sindang Barang untuk menghindari kemacetan. Sebanyak 76.67 persen mengatakan bahwa kebisingan kendaraan yang melintas tidak mengganggu mereka. Berbeda halnya dengan responden yang jarak rumahnya cukup dekat dengan jalan, yaitu sebanyak 23.33 persen mengatakan bahwa mereka

merasa sangat terganggu dengan suara kendaraan yang melintas di jalan kawasan Situ Gede. Hal ini berarti adanya Situ Gede sebagai kawasan wisata tidak berpengaruh terhadap tingkat kebisingan kendaraan yang melintas. Adanya kawasan wisata Situ Gede tidak terlalu berpengaruh terhadap keadaan transportasi, kebisingan, dan kemacetan. Terlihat jelas bahwa keadaan transportasi tetap teratur, tingkat kebisingan tidak mengganggu, serta kondisi kemacetan macet. Hal ini disebabkan oleh jarak rumah responden lebih banyak yang jauh dari jalan lintasan transportasi, sehingga tidak begitu mengganggu bagi mereka. Adanya Situ Gede sebagai kawasan wisata tidak berpengaruh terhadap berkurangnya debit air. Debit air berkurang menurut warga setempat bukan karena adanya sampah maupun pendangkalan akibat sampah. Menurut mereka, debit air berkurang hanya karena pada saat musim kemarau. Kondisi tidak hujan dengan fungsi Situ Gede sebagai penyalur air untuk lahan pertanian di kawasan Situ Gede menyebabkan debit air berkurang. 35