Abstrak. Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (Kemenkes RI, 2013). Hipertensi sering kali disebut silent killer karena

populasi yang rentan atau vulnerable sebagai akibat terpajan risiko atau akibat buruk dari masalah kesehatan dari keseluruhan populasi (Stanhope dan

1

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, temasuk penemuan obat-obatan seperti antibiotik yang mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi penyakit dan kesakitannya (Sukardji, 2007). Perubahan gaya

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ada sekitar 1 milyar penduduk di seluruh dunia menderita hipertensi,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah yang. ditemukan pada masyarakat baik di negara maju maupun berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. dimana tekanan darah meningkat di atas tekanan darah normal. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA TERHADAP DIET HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN DUKUNGAN PASANGAN PENDERITA TB DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Chan, sekitar 1 miliar orang di dunia menderita hipertensi, dan angka kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat


BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. kematian yang terjadi pada tahun 2012 (WHO, 2014). Salah satu PTM

BAB I PENDAHULUAN. oleh penduduk Indonesia. Penyakit ini muncul tanpa keluhan sehingga. banyak penderita yang tidak mengetahui bahwa dirinya menderita

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih


BAB 1 PENDAHULUAN. darah. Kejadian hipertensi secara terus-menerus dapat menyebabkan. dapat menyebabkan gagal ginjal (Triyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB I PENDAHULUAN. mengalirkan darah ke otot jantung. Saat ini, PJK merupakan salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh AHMAD SYAKUR BANAFIF PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakitpenyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tidak menular (PTM) merupakan masalah kesehatan utama di

BAB I PENDAHULUAN. sederhana dan mudah dilakukan pengukurannya. Tekanan darah. penyakit gangguan hemodinamik dalam sistem kardiovaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan terutama di bidang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. mellitus dan hanya 5% dari jumlah tersebut menderita diabetes mellitus tipe 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB 1 : PENDAHULUAN. utama masalah kesehatan bagi umat manusia dewasa ini. Data Organisasi Kesehatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI BADAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN BUOL

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. terus meningkat. Penyakit ini diperkirakan mengenai lebih dari 16 juta orang

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN HIPERTENSI TENTANG OBAT GOLONGAN ACE INHIBITOR DENGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM PELAKSANAAN TERAPI HIPERTENSI DI RSUP PROF DR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat kerusakannya (WHO, 2016). Sebagai penyebab utama disabilitas jangka

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

HUBUNGAN POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI UPK PUSKESMAS PURNAMA. Eka Apriani, Widyana Lakshmi Puspita

BAB I PENDAHULUAN. diastolic (Agrina, et al., 2011). Hipertensi sering dijumpai pada orang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri

ANALISIS FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DI PUSKESMAS KELAYAN TIMUR KOTA BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

Transkripsi:

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPATUHAN PENDERITA HIPERTENSI DALAM PERAWATAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA Anih Kurnia, M.Kep., Ners Program Studi D III Keperawatan STIKes BTH Tasikmalaya Abstrak Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan kronik di masyarakat.berdasarkan prediksi WHO pada tahun 2025 prevalensi hipertensi diseluruh dunia pada orang dewasa mencapai 29,2%. Tujuan penelitian ini adalah Mendapatkan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita hipertensi dalam perawatan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel 67 responden. Analisis yang digunakan menggunakan Chi-Square. Hasil menunjukkan bahwa Berdasarkan analisis univariat bahwa kepatuhan dan ketidakpatuhan penderita dalam perawatan hipertensi memiliki proporsi kurang patuh lebih besar yaitu 83,8%. Berdasarkan lama menderitap =0,034 dan pendidikan kesehatan p = 0,011 ada hubungan yang signifikan terhadap perawatan hipertensip< 0,05. Pengelola Pelayanan Kesehatan memfasilitasi kebutuhan penderita untuk melakukan kontrol dan perawatan secara rutin dengan menggunakan pendekatan secara holistik, mengoptimalkan peran tenaga kesehatan yang ada di puskesmas untuk lebih banyak melakukan home Upaya memandirikan penderita yang menderita hipertensi dan keluarga PENDAHULUAN Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang menjadi masalah kesehatan kronikdi masyarakat (Kepmenkes, 2013; El-Deeb et al, 2014; Konner, 2014).Berdasarkan prediksi WHO pada tahun 2025 prevalensi hipertensi diseluruh dunia pada orang dewasa mencapai 29,2% (DepKes RI, 2007).Hipertensi merupakan satu dari sepuluh penyakit yang menyebabkan mortalitas di Asia (Saha, Sana, dan Shana, 2006). Hipertensi merupakan penyakit yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, stroke, gagal ginjal, gangguan fungsi ginjal dan masalah mata (Black dan Hawks, 2005; Chockalingam, 2008; Ong et al, 2007). Faktor risiko tersebut dapat diklasifikasikan menjadi faktor yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi adalah riwayat keluarga, umur, jenis kelamin, dan suku atau etnis (Black & Hawks, 2005). Faktor yang dapat dimodifikasi adalah nutrisi (diet), obesitas, merokok, konsumsi alkohol dan aktifitas fisik. Ketidakpatuhan (non compliance) merupakan perilaku tidak menyetujui segala instruksi atau anjuran yang diberikan (Stanley, Blair dan Beare, 2005). Kepatuhan dan ketidakpatuhan dipengaruhi oleh faktor interaksi nilai, pengalaman hidup, dukungan keluarga, kemampuan dari tenaga kesehatan, dan kompleksitas cara atau aturan hidup yang 143

diadopsi oleh penderita. Dampak yang diakibatkan oleh karena ketidakpatuhan dalam pengelolaan hipertensi adalah peningkatan jumlah penderita hipertensi (Stanhope & Lancaster, 2004). Pengembangan konsep kepatuhan berhubungan dengan interaksi perilaku dengan kepercayaan kesehatan seseorang adalah Health Belief Model (HBM). Rosenstock (1966) menyatakan bahwa HBM dapat digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan yaitu didasarkan pada perilaku individu yang ditentukan oleh motif dan kepercayaan individu. Konsep HBM menjelaskan bahwa perilaku individu tergantung pada nilai, hasil tertentu atau manfaat yang dirasakan dan perkiraan hasil yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan (Erackel et al, 1984 dalam Stanley & Bare, 1999). 1.1 Rumusan Masalah dalam Keperawatan Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi kepatuhan penderita hipertesni dalam perawatan hiperetensi. 1.2 Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum: Mendapatkan gambaran tentang faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita hipertensi dalam perawatan hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya. 2. Tujuan Khusus: 1) Persepsi tentang keseriusan penyakit hipertensi yang perawatan hipertensi. 2) Persepsi tentang dampak fisiologis penyakit hipertensi yang perawatan hipertensi. 3) Persepsi tentang dampak psikososial penyakit hipertensi yang perawatan hipertensi 4) Persepsi tentang dampak spiritual penyakit hipertensi yang perawatan hipertensi 5) Persepsi tentang biaya perawatan penyakit hipertensi yang perawatan hipertensi. 6) Dukungan keluarga yang kepatuhan dalam perawatan hipertensi. 7) Dukungan lingkungan yang kepatuhan dalam perawatan hipertensi. 8) Pendidikan yang kepatuhan dalam perawatan hipertensi. 9) Terapi farmakologis dan non farmakologis yang 144

kepatuhan dalam perawatan hipertensi. 10) Hubungan faktor yang paling berpengaruh dalam tingkat perawatan hipertensi. 1.3 Manfaat Penelitian 1) Perkembangan Ilmu Keperawatan Komunitas Hasil penelitian ini dapat memebrikan gambaran tentang adanya faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam pengelolaan perawatan hipertensi sehingga dapat dipergunakan dalam pengembangan desain dalam asuhan keperawatan keluarga dan komunitas. 2) Perawat komunitas Penelitian ini dapat memebrikan masukan bagi perawat komunitas dalam memberikan pelayanan keperawatan secara komprehensif pada lanjut usia yang menderita hipertensi dan keluarga yang bertanggung jawab dalam mengelola penyakit yang diderita oleh anggota keluarganya agar dapat memeprtahankan dalam keadaan normal / normotensi. 3) Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikaninformasi kepada masyarakat dan memberikan dampak positif sebagai wujud partisipasi aktif masyarakat dibidang kesehatan dalam bentuk perubahan perilaku dan perubahan gaya hidup yang dapat meningkatkan dukungan serta kepatuhan pengelolaan perawatan hipertensi di keluarga dan masyarakat. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita hipertensi dalam perawatan penyakit hipertensi. 3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien penderita hipertensi yang berada di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota. 3.2.2 Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah penderita hipertensi yang berobat ke Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya dengan kriteria sebagai berikut: a. Bersedia menjadi responden b. Bisa membaca dan menulis c. Bisa mendengar dengan jelas d. Mengerti bahasa Indonesia e. Dinyatakan sedang menderita hipertensi oleh petugas kesehatan dengan tekanan darah sistolik 140 mmhg dan tekanan darah diastolik 90 mmhg. 145

\3.2.3 Teknik Sampling Teknik sampling yang digunakan adalah dengan cara consecutive sampling yaitu sampel diambil dari penderita hipertensi yang berobat ke puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya sesuai dengan kriteria sampel yang ditetapkan sampai batas jumlah sampel yang ditentukan. 3.2.4 Variabel Penelitian Variabel penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita hipertensi dan perawatan hipertensi 3.2.5 Rancangan Analisis Data Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. a) Analisis data univariat Analisa univariat digunakan untuk menjelaskan variabel karakteristik responden, persepsi penderita tentang ancaman penyakit hipertensi, petunjuk penderita dalam perawatan hipertensi. Variabel dengan data numerik dianalisis dengan menggunakan mean, median, standar deviasi dan nilai minimum-maksimum. Semua data dianalisis dengan tingkat kemaknaan 95%. Variabel dalam bentuk data dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi dan presentase atau proporsi. b) Analisis data bivariat Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan yang bermakna antara dua variabel. Analisa bivariat data kategorik pada sampel yang tidak berpasangan dengan skala data nominal digunakan uji Chi-square. 3.2.6 Tempat Penelitian Penelitian tentang analisis faktorfaktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita hipertensi dalam perawatan hipertensi dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya. 3.2.7 Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Nopember sampai dengan Januari 2016. 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi, umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, status tempat tinggal, sosial ekonomi, riwayat keluarga, indeks massa tubuh, lama menderita hipertensi, lama pengobatan hipertensi dan pengetahuan tentang hipertensi. Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 4.1 146

Tabel 4.1 Persentase karakteristik responden di Wilayah Kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya (n=67 ) Karakteristik responden Jumlah presentase n % Kelompok Usia 45-64 65 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Pendidikan SD-SLTP SLTA-PT Tekanan darah 120/80-139/89 mmhg 140/90-159/99 mmhg >160/>100 mmhg Status tinggal Tinggal sendiri Tinggal bersama keluarga Sosial ekonomi : < 1.600.000 : 1.600.000 Riwayat keluarga Tidak ada menderita Ada menderita Lama menderita hipertensi Rentang waktu < 1 tahun Rentang waktu 1 tahun Lama Pengobatan Rentang waktu < 1 tahun Rentang waktu > 1 tahun Pengetahuan tentang hipertensi Baik kurang 53 14 15 52 62 5 4 25 38 25 42 61 6 40 27 40 27 55 12 56 11 79,1 20,9 22,4 77,6 92,5 7,5 6 37,3 56,7 37,3 62,7 91 9 59,7 40,3 59,7 40,3 82,1 17,9 83,6 16,4 4.1.2 Persepsi ancaman keseriusan penyakit hipertensi Data persepsi ancaman keseriusan penyakit hipertensi dalam penelitian ini menggambarkan persepsi responden di wilayah kerja puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya yang menderita hipertensi tentang keseriusan penyakit hiertensi, biaya pengobatan hipertensi, dampak fisiologis yang dirasakan akibat menderita hipertensi, dampak psikologis yang dirasakan akibat menderita hipertensi, dan dampak spiritual yang dirasakan akibat menderita hipertensi. Hasil analisis masing-masing variabel tentang persepsi keseriusan ancaman penyakit hipertensi ditunjukkan dalam tabel 4.2 Tabel 4.2 Persepsi persepsi ancaman keseriusan penyakit hipertensi pada penderita hipertensi di Wilayah Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya tahun (n = 67 ) Persepsi ancaman keseriusan penyakit hipertensi Persepsi keseriusan penyakit Jumlah Persentase n % 147

Persepsi ancaman keseriusan penyakit hipertensi Tidak serius Serius Jumlah Persentase n % 36 53,7 31 46,3 Biaya pengobatan Mahal Murah Dampak Psikososial Kecil Besar Dampak fisikologis Negatif Positif Dampak spiritual Rendah Tinggi 19 48 54 13 55 12 49 18 27,9 70,6 79,4 19,1 80,9 17,6 72,1 26,5 4.1.3 Persepsi ancaman keseriusan penyakit hipertensi Petunjuk alternatif bermanfaat dalam perawatan hipertensi yaitu sebagai petunjuk atau informasi yang dimiliki atau diterima oleh penderita hipertensi. Data petunjuk alternatif bermanfaat dalam perawatan hipertensi yaitu dukungan keluarga, dukungan lingkungan, manfaat terafi farmakologis dan pendidikan kesehatan. Data kategorik hasil analisis berupa frekuensi dan presentase masingmasing variabel dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Presentase petunjuk alternatif bermanfaat bagi penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya (n=67) Petunjuk alternatif bermanfaat dalam perawatan hipertensi Dukkungan Keluarga Kuat Dukungan Lingkungan Kuat Manfaat terafi Farmakologis bermanfaat Sangat bermanfaat Pendidikan Kesehatan Baik Jumlah Persentase n % 41 26 46 21 37 30 36 31 60,3 38,2 67,6 30,9 54,4 44,1 52,9 45,6 4.1.4 Kepatuhan penderita Dalam Perawatan Hipertensi Tabel 4.4 Presentase perawatan hipertensi di wilayah kerja puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya (n=67) Kepatuhan penderita dalam perawatan hipertensi patuh patuh Jumlah Persentase n % 57 83,8 10 14,7 148

4.2 Analisis Bivariat 4.2.1 Karakteristik Penderita dan Kepatuhan dalam Perawatan Hipertensi Karakteristik penderita dan kepatuhan dalam perawatan hipertensi dapat dilihat dalam tabel 4.5 yang menggambarkan adanya hubungan antara karakteristik penderita dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya. Tabel 4.5 Hubungan karakteristik penderita dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya (n=67) Karakteristik penderita hipertensi Umur 46-65 >65 Jenis kelamin Laki-laki perempuan Pendidikan Rendah Tinggi Status tinggal Sendiri Bersama keluarga Sosial ekonomi Baik Riwayat penyakit keluarga Tidak ada Ada Lama menderita > 1 tahun < 1 tahun Lama Pengobatan > 1 tahun < 1 tahun Pengetahuan Baik p value Keterangan 0,078 0,531 0,102 0,368 0,18 0,755 0,034 Ada Hubungan 0,109 0,5 Berdasarkan tabel 4.5 Hubungan karakteristik penderita dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada penderita hipertensi ada hubungannya pada faktor lamanya responden mnederita hipertensi terhadap kepatuhan dengan nilai p = 0,034 atau p< 0,05 4.2.2 Persepsi keseriusan ancaman penyakit hipertensi dan kepatuhan perawatan hipertensi. Tabel 4.6 hubungan persepsi keseriusan ancaman penyakit hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Cibeureum Kota Tasikmalaya (n= 67) 149

Persepsi keseriusan penyakit p value Keterangan Persepsi keseriusan penyakit Tidak serius Serius 0,263 Biaya mahal 0,90 murah Dampak psikologis Kecil 0,852 Besar Dampak Fisiososial Positif 0,93 Negatif Dampak spiritual Rendah Tinggi 0,74 Berdasarkan tabel 4.6 hubungan persepsi keseriusan ancaman penyakit hipertensi tidak ada kepatuhan dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada penderita hipertensi 4.2.3 Petunjuk alternatif bertindak dalam perawatan hipertensi dan kepatuhan dalam perawatan hipertensi Tabel 4.7 Hubungan petunjuk alternatif bertindak dalam perawatan hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas Cieureum Kota Tasikmalaya Petunjuk alternatif bertindak p value Keterangan Dukungan Keluarga 0,456 Kuat Dukungan Lingkungan 0,402 Kuat Manfaat Terapi Farmakologi Sangat bermanfaat 0.719 Pendidikan Kesehatan Baik 0,011 Ada hubungan Berdasarkan tabel 4.7Hubungan petunjuk alternatif bertindak dalam perawatan hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi pada penderita hipertensipada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap kepatuhan penderita hipertensi nilai p = 0,01 atau p< 0,05 Kesimpulan Berdasarkan analisis univariat bahwa kepatuhan dan ketidakpatuhan penderita dalam perawatan hipertensi memiliki proporsi kurang patuh lebih besar yaitu 83,8%. Berdasarkan lama menderita hipertensi ada hubungan yang signifikan terhadap kepatuhan penderita dalam perawatan hipertensi. Kepatuhan penderita hipertensi dapat meningkat 150

0,132 kali. setiap individu memiliki motivasi yang berbeda, kondisi yang bervariasi terhadap status kesehatan yang dapat memengaruhi kehidupan seseorang. Akan tetapi hal tersebut membutuhkan tuntutan serta komitmen yang berbeda, kekuatan dan dukungan keluarga dan lingkungan yang dimiliki oleh seseorang yaitu diantaranya adalah tenaga kesehatan yang profesional dan sistem pendukung lainnya. Berdasarkan pendidikan kesehatan ada hubungan pendidikan kesehatan tentang perawatan hipertensi dengan kepatuhan dalam perawatan hipertensi. Penderita yang pernah menerima pendidikan kesehatan tentang perawatan hipertensi baik memiliki peluang dapat meningkatkan kepatuhannya dalam perawatan hipertensi sebesar 0,096 kali dibandingkan dengan yang kurang mendapatkan pendidikan kesehatan dalam peraatan hipertensi. Saran 5.1 Bagi Pelayanan Kesehatan 1) Pengelola Pelayanan Kesehatan, yaitu puskesmas, posyandu, praktek mandiri dan rumah sakit sebagai tempat berobat perlu memfasilitasi kebutuhan penderita untuk melakukan kontrol atau pengobatan dan perawatan secara rutin dengan menggunakan pendekatan secara holistik. Penderita yang patuh dalam perawatan hipertensi secara beragam dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan, baik puskesmas atau rumah sakit maupun klinik swasta. Setiap penderita yang berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan harus mnedapatkan penyuluhan kesehatan yang sesuai dengan kondisinya masing-masing. 2) Puskesmas perlu mengoptimalkan peran tenaga kesehatan yang ada di puskesmas untuk lebih banyak melakukan home visit dalam memberikan penyuluhan kesehatan. Melalaui penyuluhan kesehatan yang melibatkan penanggung jawab perawat penyakit tidak menular dan penanggung jawab keluarga diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan kepatuhan dalam perawatan hipertensi di rumah. 5.2 Bagi Profesi Keperawatan 1) Upaya memandirikan penderita yang menderita hipertensi dan keluarga dalam hal kepatuhan dalam perawatan hipertensi, perlu melibatkan kader kesehatan dengan membentuk support group penderita yang dapat menjadi kelompok peduli dan kelompok pendukung bagi penderita yang menderita hipertensi. 2) Mengembangkan suatu strategi yang dapat mempermudah penderita dalam melakukan kepatuhan mengontrol tekanan darah, yaitu melalui upaya pelayanan dan perawatan 151

hipertensi di wilayah kerja puskesmas sebagai program unggulan. Meningkatkan frekuensi pelayanan yang bersifat promotif dan preventif seperti pendidikan kesehatan tentang hipertensi di rumah secara berkala dan berkesinambungan. 3) Mengembangkan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan bagi keluarga (caregiver) tentang perawatan hipertensi dan pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan perawatan hipertensi di rumah yang diikuti oleh keluarga terhadap perawatan hipertensi dan membuat panduan perawatan hipertensi yang praktis untuk perwatan hipertensi di rumah. Daftar Pustaka 1 Black, J.M., & Hawks, J.H. 2005. Medical surgical nursing. Clinical management for positive outcome, Volume II (7th ed). Elsevier S Health Sciences Right Departement : Philadelphia. 2 DepKes RI. 2007. Pedoman Surveilans Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 3 Saha, M.S., Sana, N.K., & Shaha, R.k. 2006. Serum lipid profile of hypertensive patients in the northern region of bangladesh. Journal of Bio science, 14, 93-39. 4 Stanhope, M & Lancaster, J (2004). Community and public health nursing. 6 th edition. USA. Mosby. 152