UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN GEOTEKSTIL PADA UNIT SLOW SAND FILTER UNTUK MENGOLAH AIR SIAP MINUM

Studi Kinerja Slow Sand Filter dengan Bantuan Lampu Light Emitting-Diode (LED) Putih

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANG PILANG TERHADAP PARAMETER FISIK

TUGAS AKHIR UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI PERFORMANCE TEST OF STONE MEDIA ON PRE-SEDIMENTATION BASIN. Oleh : Edwin Patriasani

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

II. METODE PENELITIAN

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

EFEKTIFITAS UNIT SLOW SAND FILTER DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN, SALINITAS, TDS SERTA COD PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH

Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas ABSTRAK

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

KINERJA BIOSAND FILTER DALAM MENYISIHKAN TOTAL COLIFORM DI AIR TANAH DANGKAL

Dosen Pembimbing: Prof. DR. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc

BAB I PENDAHULUAN. memasak, mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya. Secara biologis air

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

Pengaruh Ketebalan Media Geotekstil dan Arah Aliran Terhadap Penyisihan Kekeruhan dan Total Coli pada Slow Sand Filter Rangkaian Seri

Resirkulasi Air Tambak Bandeng Dengan Slow Sand Filter

ANALISIS KINERJA AERASI, BAK PENGENDAP, DAN BIOSAND FILTER SEBAGAI PEREDUKSI COD, NITRAT, FOSFAT DAN ZAT PADAT PADA BLACK WATER ARTIFISIAL

Hardini, I. 1) Karnaningroem, N. 2) 1) Mahasiswi Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP ITS Surabaya,

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANGPILANG TERHADAP PARAMETER KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

KAJIAN INTERMITTENT SLOW SAND FILTER SKALA RUMAH TANGGA UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS AIR PDAM Dwi Ermawati Rahayu ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

PENGOLAHAN AIR LIMBAH PENCUCIAN MOBIL DENGAN REAKTOR SARINGAN PASIR LAMBAT DAN KARBON AKTIF

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

BAB 5 TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR LIMBAH FASILITAS LAYANAN KESEHATAN SKALA KECIL

APLIKASI BIOSAND FILTER DENGAN PENAMBAHAN MEDIA KARBON (ARANG KAYU) UNTUK PENGOLAHAN AIR SUMUR DAERAH GAMBUT

Pengolahan Air Limbah Domestik Menggunakan Proses Aerasi, Pengendapan, dan Filtrasi Media Zeolit-Arang Aktif

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

ANALISA KINERJA HORISONTAL BIO-BALL FILTER UNTUK PENGOLAHAN GREY WATER (LIMBAH DOMESTIK)

PENGARUH MIKROFILTER LILITAN KAIN TERHADAP KUALITAS AIR DARI PDAM CEPU DITINJAU DARI PARAMETER KEKERUHAN, WARNA DAN ZAT ORGANIK

FILTRASI 12. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

Penggunaan Filter Tembikar untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah. Dangkal (Studi Kasus Rumah Tinggal di Kelurahan Pogot, Surabaya)

Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3

BAB 7 UNIT FILTRASI. Pada filtrasi dengan media berbutir, terdapat mekanisme filtrasi sebagai berikut:

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

PENGARUH ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER DALAM PENGOLAHAN AIR MINUM DENGAN AIR BAKU DARI INTAKE KARANGPILANG TERHADAP PARAMETER BIOLOGIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

DESAIN ALTERNATIF INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DENGAN PROSES AEROBIK, ANAEROBIK DAN KOMBINASI ANAEROBIK DAN AEROBIK DI KOTA SURABAYA

STUDI EFEKTIVITAS BIOSAND FILTER TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS LIMBAH CAIR RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI LUAS PERMUKAAN DAN TINGGI FREEBOARD JURNAL

lapisan biofilm melekat pada media seperti pasir. Air sebagai nutrien, dialirkan

PEMANFAATAN AERASI UNTUK MENGURANGI KADAR COD DAN FOSFAT DALAM AIR LIMBAH CAR WASH

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN MEDIA FILTER BATU APUNG

STUDI PENGOLAHAN AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

PENERAPAN METODE FILTER CORING DALAM EVALUASI KINERJA FILTER CEPAT PADA PDAM SIDOARJO

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

STUDI KINERJA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR MINUM DITINJAU TERHADAP PARAMETER WARNA DAN E. COLI

PERENCANAAN SUBSURFACE FLOW CONSTRUCTED WETLAND PADA PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI AIR KEMASAN (STUDI KASUS : INDUSTRI AIR KEMASAN XYZ)

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

Optimasi Penggunaan Koagulan Dalam Proses Penjernihan Air

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

1. PENDAHULUAN. yang disebabkan limbah yang belum diolah secara maksimal.

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN TEKNOLOGI BIOSAND FILTER DUAL MEDIA

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

ANALISIS PENGOLAHAN HASIL SAMPING N₂O DENGAN KARBON AKTIF DAN SEDIMENTASI UNTUK MENURUNKAN NILAI TDS DAN TSS

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN

TUGAS MANAJEMEN LABORATORIUM PENANGANAN LIMBAH DENGAN MENGGUNAKAN LUMPUR AKTIF DAN LUMPUR AKTIF

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Unit Aerasi, Sedimentasi, dan Biosand Filter Sebagai Pereduksi COD, TSS, Nitrat, dan Fosfat Air Limbah Artificial (Campuran Grey dan Black Water)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Perencanaan instalasi saringan pasir lambat

Air merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

PENDAHULUAN. 1 dan 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN HORIZONTAL ROUGHING FILTER DENGAN MEDIA ANTRASIT DAN PENAMBAHAN KOAGULAN

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

PENAMPILAN SARINGAN PASIR LAMBAT PIPA (SPL-P) PADA BERBAGAI TINGGI GENANGAN (HEADLOSS) DALAM MEMISAHKAN POLUTAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Hamimal Mustafa R 1), Nurina Fitriani 2) dan Nieke Karnaningroem 3) 1) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Email: hamimrizki@ymail.com 2) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi 3) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Email: nieke@enviro.its.ac.id ABSTRAK Kali Wonokromo merupakan salah satu sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat Kota Surabaya, namun kualitasnya yang semakin menurun akibat dari banyaknya bahan pencemar yang masuk maka sebelum digunakan air kali Wonokromo harus diolah terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan kebutuhan koagulan semakin banyak dan pengolahan air menjadi semakin mahal sehingga dibutuhkan suatu pengolahan yang efektif, efisien, murah, dan layak diterapkan. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh efisiensi persentase penyisihan unit slow sand filter sebagai unit pengolah untuk menyisihkan kekeruhan, COD, dan total coliform. Dalam penelitian ini parameter yang digunakan yaitu kekeruhan, total coliform, dan COD. Unit yang digunakan adalah Slow Sand Filter (SSF) dengan ketebalan media 60 cm. Kecepatan pengaliran air dengan flow rate 0,3 m 3 /m 2.jam. Dari hasil penelitian didapatkan Persentase rata-rata penurunan kekeruhan, total coliform, dan COD dengan flow rate 0,3 m/jam unit slow sand filter masing-masing sebesar 96,08%, 90,25%, dan 36,90%. Kata kunci: COD, Kekeruhan, Slow Sand filter, Total Coliform. PENDAHULUAN Slow sand filter atau filter pasir lambat adalah filter yang mempunyai kecepatan filtrasi lambat, yaitu sekitar 0,1 hingga 0,4 m / jam. Kecepatan filter yang lebih lambat ini disebabkan ukuran media pasir lebih kecil ( effective size = 0,15 0,35 mm ).Slow sand filter memiliki umur operasi yang lebih lama, yaitu berkisar antara 45-60 hari. Dengan kecepatan filter, media saring, dan kualitas air baku yang sesuai, slow sand filter dapat menghasilkan effluen dengan nilai kekeruhan yang rendah dan juga mampu mengurangi mikrobakteri secara efektif (AWWA, 1990). Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang mudah, murah dan efesien. Saringan pasir lambat memiliki keefisienan yang tinggi untuk menurunkan kekeruhan, rasa, dan bau pada air, bahkan mampu menghilangkan bakteri dengan baik (Reynold,1982). Kali Wonokromo merupakan salah satu sumber air minum yang digunakan oleh masyarakat Kota Surabaya, namun kualitasnya yang semakin menurun akibat dari banyaknya bahan pencemar yang masuk maka sebelum digunakan air kali Wonokromo harus diolah terlebih dahulu. Keberadaan bakteri coliform dalam air minum sangat tidak diinginkan. Adanya coliform digunakan sebagai indikator adanya pencemaran tinja dalam analisis kualitas air, selain itu keberadaan coliform dalam air menunjukkan bahwa adanya pencemaran oleh mikroorganisme patogen penyebab penyakit. D-3-1

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Kurnia (2010), menunjukkan bahwa penurunan nilai kekeruhan oleh slow sand filter sebesar 96,73%, sedangkan removal coliform oleh slow sand filter sebesar 98% (Rahmayanti, 2012). Oleh karena itu pada penelitian ini mengarah pada penelitian penggunaan unit slow sand filter sebagai unit pemulihan kualitas outlet prasedimentasi di PDAM Ngagel 1 Surabaya dimana air baku berasal dari air Kali Wonokromo. Dengan adanya pengolahan tersebut akan dihasilkan effluen yang memenuhi baku mutuair minum sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.492/MENKES/PER/IV/2010, untuk parameter kekeruhan, COD, dan total coliform. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi unit slow sand filter dalam menurunkan parameter kekeruhan, total coliform, dan COD, sehingga hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya. METODE Penelitian ini dilakukan di PDAM Ngagel I Surabaya, air baku diambil dari outlet prasedimentasi, sedangkan analisa parameter yang diteliti dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS Surabaya. Sistem aliran yang digunakan adalah sistem kontinyu dimana reaktor dioperasikan 24 jam/hari dengan flow rate 0,3 m 3 /m 2.jam dilaksanakan selama 13 hari. Parameter yang di analisa yaitu kekeruhan, COD, dan total coliform. Pengambilan titik sampel dilakukan pada dua titik yaitu pada inlet slow sand filter dan outlet slow sand filter. Sebelum analisa kekeruhan, COD, dan total coliform, dilakukan aklimatisasi untuk menumbuhkan lapisan mikroorganisme yang disebut lapisan schmutzdecke. Lapisan ini mengandung bakteri, fungi, protozoa, rotifera dan larva serangga air. Aklimatisasi dilakukan selama ± 3 minggu dengan cara mengalirkan air baku secara kontinyu selama 24 jam/hari dengan kecepatan filtrasi sesuai rencana yaitu 0,3m 3 /m 2.jam atau 30 ml/detik sehingga akan tumbuh suatu lapisan pada permukaan media. Unit slow sand filter dioperasikan dengan mengalirkan air outlet prasedimentasi ke bak penampung dengan menggunakan pompa, dari bak penampung air akan didistribusikan ke unit slow sand filter secara gravitasi sehingga bak penampung harus lebih tinggi dari bak slow sand filter. Unit slow sand filter dioperasikan dengan kecepatan filtrasi 0,3 m 3 /m 2.jam atau 30 ml/detik. Analisa dilakukan di Laboratorium Teknik Lingkungan ITS Surabaya yaitu untuk kekeruhan, air sampel inlet dan outlet slow sand filter langsung dianalisa dengan menggunakan alat Turbidimeter HACH 2100A. Analisa total coliform dilakukan saat sampel ditanam pada media lactose broth selama ± 24 jam dengan menggunakan metode MPN. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis penurunan setiap parameter pada unit slow sand filter dengan media pasir kali dengan kecepatan pengaliran 0,3 m 3 /m 2.jam dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Analisis Penurunan Kekeruhan Pada Kecepatan Pengaliran 0,3 m/jam Hari ke- (NTU) Kekeruhan Total Coliform COD (MPN/g) (mg/l) NTU Jumlah Efesiensi mg/l (MPN/g) 1 84.2 2.18 97.41 33 0 100.00 13.91 12.42 10.75 2 30.7 1.72 94.40 49 0 100.00 11.86 8.47 28.57 D-3-2

Hari ke- (NTU) Kekeruhan Total Coliform COD (MPN/g) (mg/l) NTU Jumlah Efesiensi mg/l (MPN/g) 3 51.3 2.15 95.81 1600 0 100.00 45.00 13.33 70.37 4 58.9 3.39 94.24 350 130 62.86 10.43 8.70 16.67 5 207 5.82 97.19 240 0 100.00 13.33 10.00 25.00 6 84.2 3.45 95.90 79 0 100.00 10.00 5.00 50.00 7 67.9 2.63 96.88 27 0 100.00 20.47 11.16 45.45 8 75.5 3.83 94.93 27 14 48.15 19.05 7.62 60.00 9 94.5 3.05 96.77 130 49 62.31 21.89 19.90 9.09 10 64.3 2.42 96.24 130 0 100.00 22.00 18.00 18.18 11 66.8 3.28 95.09 23 0 100.00 8.70 1.74 80.01 12 204 5.89 97.11 110 0 100.00 15.65 6.96 55.54 13 202 5.84 97.11 33 0 100.00 17.39 15.65 10.03 Rata2 112.51 3.96 96.15 115 19 87.33 15.89 10.47 37.00 Sumber: Hasil analisis dan perhitungan Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 1 dapat dilihat bahwa pada hari pertama analisis efisiensi penurunan tiap parameter sudah cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa proses aklimatisasi yang dilakukan selama ± 3 minggu sebelum penelitian dilakukan telah berhasil menumbuhkan lapisan schmutzdecke sehingga media filter mampu menadsorpsi bahan pencemar yang ada pada air outlet prasedimentasi. Adanya mikroorganisme yang telah tumbuh pada butiran media ikut berperan dalam menurunkan beberapa pencemar dalam air meskipun lapisan schmutzdecke belum terbentuk. Hal inilah yang menyebabkan dari awal operasi efisiensi penurunan parameter kekeruhan, total coliform dan COD pada SSF sangat besar. Apabila schmutzdecke sudah terbentuk dapat membantu proses filtrasi maupun adsorpsi pada media pasir yang ada dibawahnya sehingga berapun kekeruhan pada inlet, nilai outlet pada SSF tetap konstan, dimana lapisan Schmutzdecke adalah lapisan yang melakukan pemurnian efektif dalam pengolahan air minum. Selama air melewati Schmutzdecke, partikel akan terperangkap dan organik terlarut akan teradsorpsi, diserap dan dicerna oleh bakteri, fungi dan protozoa. Proses yang terjadi dalam Schmutzdecke sangat kompleks dan bervariasi, tetapi yang utama adalah mechanical straining terhadap kebanyakan bahan tersuspensi dalam lapisan tipis yang berpori-pori yang sangat kecil, kurang dari satu mikron. Ketebalan lapisan ini meningkat terhadap waktu hingga mencapai 25 mm, yang menyebabkan aliran mengecil (Huisman, 1974). Proses fisik yang terjadi pada unit ini adalah proses mekanikal straining dan proses sedimentasi, dimana pada proses mekanikal straining bahan pencemar dan partikel-partikel penyebab kekeruhan tersisihkan dan tersaring pada rongga antar butiran media pasir yang ukurannya lebih kecil daripada ukuran partikel pencemar. Proses sedimentasi terjadi apabila partikel pencemar yang lolos pada proses mekanika straining akan mengendap pada permukaan butiran media pasir yang ukurannya lebih kecil daripada partikel bahan pencemar dan partikel penyebab kekeruhan sehingga terjadi penyisihan kekeruhan pada air baku yang melewati filter (Huisman, 1974). D-3-3

penurunan parameter kekeruhan, total coliform, dan COD jika ditampilkan dalam bentuk grafik maka dapat dilihat pada Gambar 1. 120.00 100.00 80.00 60.00 40.00 20.00 Kekeruhan Coliform COD 0.00 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Hari ke Gambar 1 Grafik Penurunan Parameter Kekeruhan, Total Coliform, dan COD penyisihan parameter kekeruhan, total coliform, dan COD setiap harinya memiliki nilai yang bervariasi baik inlet maupun outletnya. parameter kekeruhan memiliki nilai yang cukup tinggi yaitu mencapai 204 NTU, padahal unit slow sand filter hanya mampu mengolah air dengan kekeruhan <50 NTU sehingga apalila air baku yang masuk melebihi 50 NTU maka besar kemungkinan akan terjadi clogging yang lebih cepat dari kriteria desain yang seharusnya mencapai 45-60 hari (AWWA, 1990). penurunan total coliform sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan mikroorganisme yang tumbuh pada lapisan Schmutzdecke, selama air melewati lapisan Schmutzdecke, partikel akan terperangkap dan organik terlarut akan teradsorpsi, diserap dan dicerna oleh bakteri, fungi dan protozoa. penurunan COD tidak memiliki nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan efisiensi penurunan kekeruhan dan total coliform, hal ini terjadi karena proses yang dominan yang terjadi pada unit slow sand filter adalah proses secara biologis dan fisik, adapun proses secara kimia belum mencapai maksimal, proses kimia merupakan proses dimana partikel yang terlarut diuraikan menjadi substansi sederhana dan tidak berbahaya atau diubah menjadi partikel tidak terlarut, sehingga dapat dihilangkan dengan proses penyaringan, sedimentasi, dan adsorpsi pada media filter (Huisman, 1974). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisa penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa unit slow sand filter mampu menurunkan parameter kekeruhan, total coliform, dan COD. Penurunan parameter kekeruhan mencapai 97,41%, sedangkan penurunan total coliform mencapai 100%, dan penurunan parameter COD mencapai 36,90%. penurunan parameter yang dianalisa dipengaruhi oleh kualitas air baku yang masuk dan kondisi alam pada saat penelitian dilakukan, karena yang berperan dalam penurunan parameter pencemar pada unit slow sand filter adalah mikroorganisme berupa lapisan schmutzdecke. Saran yang perlu dibeikan untuk penelitian selanjutnya yaitu sebaiknya penelitian dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar dapat diketahui apakah efisiensi penurunan bahan pencemar dapat secara stabil atau tidak dan dapat diketahui berapa lama reakor akan terjadi clogging dan dilakukan pencucian media filter. D-3-4

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010. Peraturan Mentri Kesehatan RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. AWWA. 1990. Water Treatment Design. Third Edition. Mc Graw Hill: New York. Huisman, L and Wood, W. E. 1974. Slow Sand Filter. WHO. Rahmayanti, S. 2012. Analisis Penggunaan Downflow Slow Sand Filter untuk Pengolahan Air Sumur untuk Menjadi Air Minum dengan Variasi Ketebalan Media dan Kecepatan Filtrasi. Tugas Akhir Jurusan Teknik Lingkungan ITS: Surabaya. Reynolds, Tom D. 1982. Unit Operations and Processes in Environmental Engineering. Second Edition. Boston: PWS Publishing Company. D-3-5