PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN CENGKEH BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN LADA BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERKELANJUTAN TAHUN 2015

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Rempah Tahun

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN JAMBU METE TAHUN 2013

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA (NEW INISIATIF) TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN SAGU TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan, Ir. Gamal Nasir, MS Nip

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR BERKELANJUTAN TAHUN 2015

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Semusim dan Rempah di Lahan Kering Tahun

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2014

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN BENIH TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR LAMPIRAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, 2015 Direktur Jenderal, Sumarjo Gatot Irianto Nip

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN BERBASIS TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi...

PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PERLUASAN TANAMAN TAHUNAN DAN PENYEGAR DI LAHAN KERING TAHUN 2016

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

KATA PENGANTAR. Ir. Gamal Nasir, MS. NIP i

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

KATA PENGANTAR. Petunjuk teknis ini disusun untuk menjadi salah satu acuan bagi seluruh pihak yang akan melaksanakan kegiatan tersebut.

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PEMBERDAYAAN PEKEBUN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2013

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN INTENSIFIKASI/ REHABILITASI TEH TAHUN 2010

PEDOMAN TEKNIS SELEKSI TENAGA PENDAMPING KEGIATAN PENGEMBANGAN KAKAO BERKELANJUTAN

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA. PEDOMAN TEKNIS Peralatan Penanganan Pascapanen Tanaman Perkebunan Tahun 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENGEMBANGAN /REHABILITASI KOPI ROBUSTA TAHUN 2010

DRAFT Pedoman Teknis Pelaksanaan Kegiatan Kapas Tahun 2015 i

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (TERM OF REFERENCE) SEKOLAH LAPANG PENGENDALIAN HAMA TERPADU (SL-PHT) TAHUN 2013

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung yang memiliki luas wilayah 3.921,63 km 2 atau sebesar 11,11% dari

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

CUPLIKAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 37/Permentan/SR.130/5/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM BANTUAN LANGSUNG PUPUK TAHUN ANGGARAN

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KATA PENGANTAR Pedoman Teknis Pelaksanaan Penanaman Tanaman Nilam Tahun 2013

Jakarta, Januari 2010 Direktur Jenderal Tanaman Pangan IR. SUTARTO ALIMOESO, MM NIP

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN. PEDOMAN TEKNIS PENANGANAN DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TAHUN 2018 (Demplot Pembukaan Lahan Perkebunan Tanpa Membakar)

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KARET TAHUN 2013

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN KAKAO BERKELANJUTAN TAHUN 2015

KATA PENGANTAR Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, 3 Januari 2017 Direktur Jenderal Tanaman Pangan, HASIL SEMBIRING NIP

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

- 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 04/Permentan/HK.140/2/2016 TANGGAL : 5 Pebruari 2016

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan. Ir. Gamal Nasir, MS NIP

DUKUNGAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

PENINGKATAN PRODUKSI, PRODUKTIVITAS DAN MUTU TANAMAN TAHUNAN

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KATA PENGANTAR. LAKIP- Direktorat Tanaman Semusim 2013

PETUNJUK TEKNIS PETANI PENGAMAT TAHUN 2018

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 207.1/HK.140/C/02/2016 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN DESA MANDIRI BENIH TAHUN ANGGARAN 2016

DIREKTORAT JENDERAL HORTIKULTURA

DUKUNGAN PASCAPANEN DAN PEMBINAAN USAHA

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN PEMBIBITAN BABI TAHUN 2012 DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

Transkripsi:

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR PEDOMAN TEKNIS PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

KATA PENGANTAR Dalam rangka lebih meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani pala, berbagai upaya dilakukan, diantaranya program peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pala berkelanjutan melalui kegiatan intensifikasi, peremajaan dan rehabilitasi tanaman pala pada wilayah sentra produksi pala. Agar terwujudnya pemahaman dan persepsi yang sama untuk pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan tahun 2015, maka perlu disusun Pedoman Teknis kegiatan tersebut yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi penanggung jawab kegiatan baik di pusat maupun daerah. Selanjutnya pedoman ini dijabarkan lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (JUKLAK) di tingkat provinsi dan Petunjuk Teknis (JUKNIS) di tingkat kabupaten/kota sesuai dengan kegiatan yang tertampung dalam DIPA TA. 2015 dan potensi sumberdaya serta kebutuhan di daerah masing-masing. Semoga pedoman teknis ini dapat menjadi acuan kerja bagi para petugas dalam melaksanakan kegiatan dengan baik. Jakarta,11 Maret 2015 Direktur Jenderal Perkebunan Ir. Gamal Nasir, MS NIP. 195607281986031001 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR LAMPIRAN i ii iii I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Sasaran Nasional 4 C. Tujuan 5 II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN 6 A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan 6 Kegiatan B. Spesifikasi Teknis 9 III. PELAKSANAAN KEGIATAN 10 A. Ruang Lingkup 10 B. Pelaksana Kegiatan 13 C. Lokasi, Jenis dan Volume D. Simpul Kritis 16 17 IV. PROSES PENGAJUAN DAN PENYALURAN BANTUAN 18 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 ii

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN 19 VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN 21 VII. PEMBIAYAAN 23 VIII. PENUTUP 24 LAMPIRAN Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 iii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lokasi, Jenis dan Volume Bantuan Kegiatan Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun Anggaran 2015 Standar Mutu Benih Pala Siap Tanam (Berdasarkan Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Induk Pala) Spesifikasi Peralatan Pengolahan Pala Rencana Kerja Dana Tugas Pembantuan Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Laporan Realisasi Kinerja Dana Tugas Pembantuan 26 28 29 30 31 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 iv

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komoditas pala merupakan komoditas penting dan potensial dalam perekonomian nasional. Penting karena menjadi salah satu pendapatan utama bagi petani di wilayah timur Indonesia, khususnya di daerah sentra produksi pala. Komoditas potensial karena mampu mensuplai 60-75% kebutuhan pangsa pasar dunia serta mempunyai banyak manfaat baik dalam bentuk mentah atau pun produk turunannya. Disamping hampir semua bagian buahnya dapat dimanfaatkan, pala termasuk tanaman yang mempunyai keunggulan komparatif alamiah karena berumur panjang, daunnya tidak pernah mengalami musim gugur sepanjang tahun sehingga baik untuk penghijauan dan dapat tumbuh dengan pemeliharaan minim. Dengan demikian potensi pala cukup kompetitif dan dapat diandalkan dalam membantu pertumbuhan perekonomian di daerah sentra produksi. Bagian tanaman pala yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi adalah biji buah dan fulinya yang digunakan sebagai bahan industri minuman, makanan, farmasi dan kosmetik. Pengusahaan tanaman pala di Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 1 1

Indonesia merupakan pertanaman rakyat dan sudah sejak lama diusahakan. Pada tahun 2012 luas areal tanaman pala 134.709 Ha dengan jumlah produksi 25.321 ton. Indonesia merupakan negara pengekspor pala terbesar di dunia. Perkembangan volume ekspor biji pala Indonesia selama 5 (lima) tahun terakhir (2008 2012) mengalami fluktuasi, ekspor pada tahun 2012 sebesar 12.849 ton dengan nilai US$ 140.018.000. Bentuk komoditas pala yang diekspor oleh Indonesia adalah dalam bentuk biji pala, fuli, dan pala glondong. Oleoresin pala umumnya diproduksi oleh negaranegara pengimpor biji pala seperti Singapura, Amerika Serikat dan negaranegara di Eropa Barat. Pengolahan lebih lanjut dari biji dan fuli pala menjadi oleoresin di dalam negeri akan meningkatkan nilai tambah produk dan memperluas lapangan kerja. Ekspor komoditas pala dalam bentuk oleoresin memang sangat menguntungkan, karena biaya produksinya rendah (volumenya relatif kecil dan nilai per unitnya lebih tinggi), mudah dilakukan standarisasi mutu karena dihasilkan oleh industri dan daya simpannya lebih lama. Untuk beberapa daerah, tanaman pala mempunyai peranan ekonomi dan sosial Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 2 2

yang sangat penting, karena komoditas pala merupakan komoditas unggulan daerah dan merupakan sumber pendapatan daerah, di samping itu juga banyak petani yang pendapatannya sangat tergantung dari komoditas pala. Sekalipun Indonesia merupakan negara pengekspor pala terbesar di dunia, namun secara keseluruhan mutu pala Indonesia masih kalah dibanding mutu pala dari Granada dan negara lainnya. Rendahnya mutu pala tersebut disebabkan beberapa faktor antara lain kurangnya pemeliharaan, produktivitas rendah karena sebagian tanaman tua/tidak produktif dan belum menggunakan bibit unggul, kelembagaan petani masih lemah dan mutu produksi rendah. Untuk dapat bersaing di pasar dunia, sangat dibutuhkan peningkatan produktivitas dan mutu produk yang memenuhi standar pasar internasional. Dalam rangka meningkatkan peran komoditas pala baik dalam negeri maupun internasional serta untuk meningkatkan kesejahteraan petani, maka diperlukan upaya yang tepat yaitu melalui pengembangan tanaman pala di sentra-sentra produksi pengembangan pala. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 3 3

Untuk tahun 2015 kegiatan yang ditempuh yaitu intensifikasi, peremajaan dan rehabilitasi tanaman pala. Dengan pertimbangan bahwa kemampuan anggaran APBN-P yang tersedia dibanding masalah yang dihadapi sangat kecil, maka pelaksanaan kegiatan tersebut bertujuan sebagai stimulan dan untuk menggugah kepedulian masyarakat perkebunan terhadap potensi ancaman bencana alam yang dihadapi. Berkenaan dengan hal tersebut, maka kegiatan yang bersumber dari APBN-P akan diupayakan pengutuhannya melalui partisipasi petani masyarakat perkebunan pada umumnya. B. Sasaran Nasional Sasaran nasional kegiatan ini adalah melakukan intensifikasi, peremajaan dan rehabilitasi tanaman pala. C. Tujuan Tujuan dari kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan adalah: 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas pala sebagai salah satu andalan ekspor nasional. 2. Meningkatkan pendapatan petani pala yang sekaligus mempercepat Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 4 4

pengurangan tingkat kemiskinan khususnya di daerah sentra produksi pala. 4. Mempercepat peningkatan perekonomian dan pembangunan wilayah. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 5 5

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan dilakukan melalui pendekatan teknis seperti yang dilakukan selama ini dan pendekatan sosial budaya yang mampu merangsang perubahan sikap, perilaku dan peran serta petani yang disinergiskan dengan program pembangunan dan pengembangan pertanian di kabupaten/ kota. Paket bantuan merupakan hibah yang pelaksanaan pengadaannya dilakukan dengan kontraktual dan mengacu pada Pedoman Pengadaan dan Pengelolaan Barang dan Jasa lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. Pelaksanaan kegiatan dapat diatur lebih rinci dalam Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) yang disusun oleh provinsi sesuai dengan kondisi wilayah yang ada. Selanjutnya secara spesifik dijabarkan dalam Petunjuk Teknis (Juknis) oleh kabupaten/kota sesuai dengan kondisi petani dan budaya setempat. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 6 6

a)lokasi Kegiatan Lokasi kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan ditetapkan dengan kriteria sebagai berikut: Merupakan daerah sentra produksi pala, secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk pengembangan budidaya pala. Lahan milik petani, berada dalam satu wilayah atau hamparan serta tidak dalam sengketa. b) Petani sasaran Calon Petani (CP) sasaran sebagai penerima bantuan adalah anggota kelompok tani yang telah diseleksi dan selanjutnya ditetapkan sebagai petani peserta penerima bantuan dengan surat keputusan bupati/ walikota atau kepala dinas kabupaten setempat yang membidangi perkebunan. Untuk kegiatan yang dananya ditampung pada DIPA provinsi, maka penetapan petani peserta penerima bantuan dilaksanakan oleh kepala dinas yang membidangi perkebunan provinsi setempat atas usulan kepala dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 7 7

Kriteria umum kelompok sasaran adalah kelompok tani yang sudah ada dan aktif, bukan bentukan baru, berpengalaman serta dapat dipercaya, jumlah anggota lebih kurang 25 orang. c) Standar Teknis Intensifikasi tanaman pala dilakukan pada kebun yang jumlah tegakannya lebih dari 80% tegakan anjuran, dengan persyaratan sebagai berikut : kondisi perakaran tanaman masih kuat dan produktivitas rendah yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan; Peremajaan tanaman pala dilakukan pada kebun pala dengan tanaman yang sudah tua dan tidak produktif lagi, tersedia benih bina serta secara teknis memenuhi persyaratan agroklimat untuk dilanjutkan pengembangan budidaya pala. Untuk areal bekas terserang Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) utama, terlebih dahulu dieradikasi kebun sebelum dilakukan penanaman. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 8 8

Rehabilitasi tanaman pala dilakukan pada kebun pala dengan tegakan produktif ± 50% dari tegakan anjuran dan tersedia benih bina. B. Spesifikasi Teknis 1. Benih - Benih yang digunakan adalah benih bina dengan spesifikasi teknis sesuai dengan Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Induk Pala (Lampiran 2). - Benih yang siap tanam sebelum disalurkan kepada petani harus dilakukan pengujian sertifikasi benih (pengujian mutu benih) oleh institusi yang berwenang (BP2MB, IP2MB atau UPTD Perbenihan). 2. Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik non subsidi dan NPK non subsidi yang efektif, terdaftar dan mendapat izin dari Menteri Pertanian; 3. Alat pertanian kecil (Parang dan Cangkul); 4. Bantuan Upah. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 9 9

5. Peningkatan Mutu Paket yang diberikan berupa naungan pengering, lantai jemur dan para-para. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 10 10

III. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Ruang Lingkup Ruang lingkup kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan meliputi persiapan, identifikasi dan seleksi CP/CL serta penetapan kelompok sasaran; pengadaan benih dan sarana produksi; pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan; monitoring, evaluasi dan pelaporan. 1. Persiapan a. Sosialisasi Sosialisasi dilakukan dalam rangka menyamakan persepsi, membangun komitmen, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan kegiatan. b. Penetapan petani peserta 1) Dinas Kabupaten yang membidangi perkebunan melakukan inventarisasi CP/CL. Seleksi calon petani peserta dilakukan berdasarkan persyaratan sebagai berikut : Petani - Pemilik Kebun. - Berdomisili di wilayah kegiatan yang dibuktikan dengan identitas lengkap Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 11 11

seperti KTP dan Kartu Keluarga (KK). - Bersedia melaksanakan kegiatan dan mengikuti ketentuan kegiatan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan (membuat pernyataan tertulis). - Jumlah anggota kelompok sasaran sebanyak 20-30 orang. Kebun - Luas kebun yang ikut serta kegiatan 3 (tiga) hektar untuk setiap petani. - Lahan harus dapat disertifikasi. c. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) Berdasarkan Pedoman Teknis yang disusun oleh Pusat, maka dinas yang membidangi perkebunan provinsi menyusun Juklak kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten menyusun Juknis kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 12 12

d. Pembentukan Tim Pembina Provinsi dan Tim Teknis Kabupaten Dalam melaksanakan kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan, dinas yang membidangi perkebunan provinsi membentuk tim pembina dan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten membentuk tim teknis. 2. Identifikasi dan Seleksi CP/CL serta Penetapan Kelompok Sasaran Dinas kabupaten/ kota yang membidangi perkebunan melakukan identifikasi, inventarisasi CP/ CL dan penetapan kelompok sasaran. Seleksi calon petani peserta mengacu kepada peraturan Menteri Pertanian yang mengatur tentang Pengelolaan Bantuan Sosial Kementerian Pertanian. 3. Proses pengajuan dan penyaluran paket bantuan kepada petani Proses pengajuan dan penyaluran paket bantuan kepada petani mengacu pada peraturan Menteri Pertanian yang mengatur tentang pengelolaan bantuan sosial Kementerian Pertanian. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 13 13

4. Proses Pengadaan Pengadaan paket bantuan dilaksanakan berdasarkan Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) serta Pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang Lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan. 5. Pembinaan, Pengendalian, Pengawalan dan Pendampingan. Pembinaan, pengendalian, pengawalan dan pendampingan kegiatan dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi/kabupaten/kota. 6. Pelaporan Pelaporan kegiatan dilaksanakan secara berjenjang oleh dinas yang membidangi perkebunan di tingkat kabupaten ke dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi, selanjutnya dari provinsi dilaporkan ke tingkat pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan). Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 14 14

B. Pelaksana Kegiatan 1. Kegiatan Pusat Pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan di Pusat (Direktorat Jenderal Perkebunan) meliputi : a. Menyiapkan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala. b. Melakukan sosialisasi kegiatan bersama dinas provinsi dan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. c. Melakukan konsultasi dan koordinasi perencanaan pelaksanaan kegiatan. d. Melakukan pemantauan, monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan. e. Menyusun laporan akhir kegiatan. 2. Kegiatan Provinsi a. Menetapkan tim pembina provinsi, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan. b. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) sesuai kondisi daerah. c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 15 15

kelompok sasaran berdasarkan usulan dari dinas kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait. e. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi untuk kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan. f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan. g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman pala secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. 3. Kegiatan Kabupaten/Kota a. Menetapkan tim teknis kabupaten, melalui surat keputusan kepala dinas yang membidangi perkebunan. b. Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) sesuai kondisi daerah. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 16 16

c. Melakukan sosialisasi, identifikasi, seleksi CP/CL dan penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah kabupaten atau dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. Jika kegiatan merupakan TP provinsi maka penetapan kelompok sasaran oleh pemerintah daerah provinsi atau dinas provinsi yang membidangi perkebunan atas usulan dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. d. Melakukan konsultasi dan koordinasi kepada instansi terkait. e. Melaksanakan pengadaan benih dan sarana produksi kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan untuk kabupaten/ kota satker mandiri. f. Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawalan dan pengendalian pelaksanaan kegiatan. g. Melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan. h. Menyiapkan dan menyampaikan laporan perkembangan kegiatan pengembangan tanaman pala Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 17 17

berkelanjutan secara berkala (triwulan) yang ditujukan kepada dinas provinsi yang membidangi perkebunan cq Direktur Jenderal Perkebunan cq Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. 4. Kelompok Tani a. Menyusun dan mengusulkan Rencana Usaha Kelompok (RUK). b. Penetapan jadual pelaksanaan kegiatan yang disesuaikan dengan keadaan masing-masing daerah. c. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. d. Memanfaatkan paket bantuan secara benar dan tepat. e. Menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan kelompok kepada dinas kabupaten yang membidangi perkebunan. C. Lokasi, Jenis dan Volume 1. Lokasi kegiatan pengembangan pala berkelanjutan tahun 2015 tersebar pada daerah sentra pengembangan pala (Lampiran 1). 2. Jenis dan Volume Jenis dan volume bantuan yang diberikan kepada petani per hektar Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 18 18

untuk kegiatan intensifikasi tanaman pala berupa: pupuk organik 870 kg, parang 1 unit dan cangkul 1 unit. Jenis dan volume bantuan yang diberikan kepada petani per hektar untuk kegiatan peremajaan tanaman pala berupa: benih pala 100 batang, pupuk NPK 325 kg dan cangkul 1 unit. Jenis dan volume bantuan yang diberikan kepada petani per hektar untuk kegiatan peremajaan tanaman pala berupa: benih pala 30 batang, alat pertanian kecil 1 unit dan bantuan upah. 3. Peningkatan Mutu Paket yang diberikan berupa naungan pengering 1 paket, lantai jemur 1 paket dan para-para 1 unit. D. Simpul Kritis Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan, diprediksi adanya simpul kritis sebagai berikut: 1. Tahap sosialisasi yang dilakukan oleh tim pengarah/pembina di pusat/ provinsi dan tim teknis dari kabupaten/kota seringkali kurang Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 19 19

tertib, kurang efektif dan kurang optimal; 2. Identifikasi CP/CL seringkali tidak tepat sasaran, baik persyaratan petani maupun persyaratan tanaman; 3. Proses pengadaan melalui kontraktual (lelang) kemungkinan terjadinya sanggah dan atau sanggah banding yang akan mengakibatkan proses pengadaan mundur/terlambat sehingga berpengaruh terhadap realisasi fisik dan keuangan; 4. Musim hujan (waktu tanam) yang tidak menentu seringkali menjadi penghambat waktu penanaman di lokasi kegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 20 20

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN KEPADA PETANI Proses pengadaan dan penyaluran kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Penetapan kelompok sasaran berdasarkan keputusan kepala dinas provinsi (TP. Provinsi) atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota atau Kepala Dinas Kabupaten (TP. Kabupaten) atau pejabat yang ditunjuk. 2. Prosedur pengadaan dan penyaluran mengacu pada Perpres 54 Tahun 2010 berikut perubahannya (Perpres 70 Tahun 2012) serta Pedoman Pengadaan dan Penatausahaan Barang Lingkup Satker Direktorat Jenderal Perkebunan. 3. Kontrak pengadaan paket bantuan ditandatangani paling lambat triwulan II tahun 2015. 4. Penyaluran paket bantuan kepada petani paling lambat menjelang awal musim hujan tahun 2015, dengan berita acara serah terima barang sebagaimana format yang telah ditetapkan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 21 21

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN A. Pembinaan Pembinaan kelompok dilakukan secara berkesinambungan sehingga mampu mengembangkan usahanya secara mandiri. Untuk itu diperlukan dukungan dana pembinaan lanjutan yang bersumber dari APBD. Agar pelaksanaan kegiatan ini memenuhi kaidah pengelolaan sesuai prinsip pelaksanaan pemerintah yang baik (good governance) dan pemerintah yang bersih (clean goverment), maka pelaksanaan kegiatan harus mematuhi prinsip-prinsip: 1. Mentaati ketentuan peraturan dan perundangan; 2. Membebaskan diri dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN); 3. Menjunjung tinggi keterbukaan informasi, transparansi dan demokratisasi; 4. Memenuhi asas akuntabilitas. B. Pengendalian Pengendalian kegiatan pengembangan tanaman pala dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan (tidak sesuai dengan perencanaan) dalam pelaksanaan. Oleh Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 22 22

karena itu, pengendalian dilakukan sejak perencanaan hingga pelaksanaan. C. Pengawalan dan Pendampingan Pengawalan kegiatan perlu dilakukan untuk menjamin bantuan diterima oleh petani/kelompok tani dan kegiatan dilaksanakan sesuai jadual, sehingga pemanfaatan bantuan benar-benar dapat dirasakan oleh masyarakat setempat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Pengawalan dan pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan dinas provinsi/ kabupaten/kota yang membidangi perkebunan. Kegiatan ini untuk mengawal, mengawasi dan memberikan petunjuk dalam pelaksanaan kegiatan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 23 23

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman Sistem Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan Pembangunan Pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan: 1. Pelaporan Laporan berisi tentang : Rencana kerja dana tugas pembantuan (Lampiran 3); Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja; Perkembangan kelompok sasaran dalam pengelolaan kegiatan lapangan berikut realisasi fisik dan keuangan; Permasalahan yang dihadapi dan upaya penyelesaian di tingkat provinsi dan kabupaten; Format laporan menggunakan format yang telah ditentukan (Lampiran 4-5). Laporan perkembangan fisik yang sesuai tahapan pelaksanaan kegiatan dengan materi meliputi: nama petani/kelompok tani, desa/kecamatan/kabupaten, luas areal (target dan realisasi), waktu Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 24 24

pelaksanaan, perkembangan, permasalahan dan upaya pemecahan masalah. Laporan Akhir Kegiatan yang menyangkut seluruh pelaksanaan kegiatan ini. 2. Waktu penyampaian laporan: a. Laporan Monev dibuat per bulan dengan ketentuan: Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten ditujukan kepada provinsi, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan provinsi ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 7 bulan laporan. b. Laporan Perkembangan Fisik dibuat per triwulan, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan. c. Laporan Akhir ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar Direktorat Jenderal Perkebunan, disampaikan paling lambat tanggal 31 Desember 2015. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 25 25

VII. PEMBIAYAAN Pembiayaan Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 bersumber dari dana APBN-P yang dialokasikan pada DIPA Provinsi/Kabupaten sebagai dana Tugas Pembantuan (TP). Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 26 26

VIII. PENUTUP Penyusunan Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 dimaksudkan sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dalam kegiatan pengembangan tanaman pala berkelanjutan. Pedoman Teknis ini akan ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) oleh Provinsi dan Petunjuk Teknis (Juknis) oleh Kabupaten. Diharapkan dengan adanya Pedoman Teknis ini, kegiatan pengembangan tanaman pala tahun 2015 dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jakarta, Maret 2015 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan Tahun 2015 27 27

L A M P I R A N

Lampiran 1 LOKASI DAN VOLUME BANTUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN INTENSIFIKASI TANAMAN PALA TAHUN ANGGARAN 2015 No Provinsi/Kabupaten Volume (Ha) 1 Maluku 2.600 1. Seram Bagian Timur 850 2. Maluku Tengah 950 3. Seram Bagian Barat 800 2 Maluku Utara 2.400 4. Halmahera Selatan 800 5. Halmahera Utara 800 6. Halmahera Tengah 800 3 Sulawesi Utara 2.750 7. Sangihe 950 8. Talaud 900 9. Kepulauan Sitaro 900 Jumlah 7.750 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan 2015 26

Lampiran 1 (lanjutan) LOKASI DAN VOLUME BANTUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN PEREMAJAAN TANAMAN PALA TAHUN ANGGARAN 2015 No Provinsi/Kabupaten Volume (Ha) 4 Aceh 1.000 10. Aceh Selatan 1.000 Jumlah 7.750 LOKASI DAN VOLUME BANTUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN PALA BERKELANJUTAN REHABILITASI TANAMAN PALA TAHUN ANGGARAN 2015 No Provinsi/Kabupaten Volume (Ha) 5 Papua Barat 500 11. Fak-fak 500 Jumlah 500 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan 2015 27

Lampiran 2 STANDAR MUTU BENIH PALA SIAP TANAM (BERDASARKAN PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN KEBUN INDUK PALA) No Kriteria Standar Mutu Benih Benih dalam polibeg 1. Asal Benih Berasal dari pohon induk varietas pala yang sudah dilepas Mentan 2. Umur Benih 6 s.d. 20 bulan 3. Tinggi Benih 30 s.d. 60 cm 4. Diameter Batang Minimal 0,30 cm 5. Jumlah Daun Minimal 5 lembar 6. Warna Daun Hijau sampai hijau tua 7. Kesehatan Bebas dari hama dan penyakit Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan 2015 28

Lampiran 3 SPESIFIKASI PERALATAN PENGOLAHAN PALA Jenis No Bantuan 1 Naungan Pengering 2 Lantai Jemur Spesifikasi - Bangunan permanen dilengkapi pengering buatan - Luas bangunan p x l = 1175 cm x 550 cm - Dinding batako finishing plester semen dilengkapi lubang angin untuk ventilasi - Tinggi dinding 325 cm - Plafon triplek, atap seng gelombang - Tinggi bumbungan dari plafon 156 cm - Pondasi batu kali dan slope beton - Pintu triplek rangka kayu - Alat pengering terdiri dari tungku, blower dan ducting, rak dan para para serta corong asap - Ukuran : 15X10 m2 - Ketebalan: 0,2 meter - Coran beton bertulang 4 Terpal Ukuran 6 x 5 m2 Type bahan terpal A12 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan 2015 29

Lampiran 4 Form 01 Ditjen Perkebunan RENCANA KERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA.... KABUPATEN... DATA UMUM : Nomor Satker : Satker : Nama KPA : Bendaharawan : Alamat Kantor : Telp. Kantor : Fax Kantor : Nama / No. HP Contact Person : DATA RENCANA KINERJA No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan 2015 30

Lampiran 5 Form 02 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGAN DANA TUGAS PEMBANTUAN TAHUN 2015 DI KABUPATEN... NAMA SATKER :... LAPORAN BULAN :... PAGU DIPA REALISASI S/D BULAN INI KODE KEGIATAN Fisik Anggaran Keuangan Fisik Satuan (Ribu Rp.) (Ribu Rp.) % Satuan % Kendala Utama (Masalah) Solusi Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan 2015 31

Lampiran 6 TRIWULAN : Form 03 Ditjen Perkebunan LAPORAN REALISASI KINERJA DANA TUGAS PEMBANTUAN DITJEN PERKEBUNAN TA. 2015 KABUPATEN... No. KEGIATAN INPUT OUTPUT OUTCOME BENEFIT 1. 2. 3. 4. 5. 6. Catatan: Dilaporkan per tiga bulan, paling lambat pada tanggal 5 bulan April, Juli, dan Oktober serta pada akhir Desember 2015. Laporan melalui faximile nomor (021) 7815681 dan email ke budidayaregar@yahoo.com, ditujukan kepada Direktorat Tanaman Rempah dan Penyegar, Direktorat Jenderal Perkebunan. Pedoman Teknis Pengembangan Tanaman Pala Berkelanjutan 2015 32