PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SEKOLAH DASAR

dokumen-dokumen yang mirip
CERDAS, TERAMPIL, KREATIF, dan KOMPETITIF untuk MERAIH PRESTASI TERBAIK


BAGAIMANA MENGOPTIMALKAN OLIMPIADE MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MATEMATIKA DI SEKOLAH DASAR?

PETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH DASAR TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

Olimpiade Sains Nasional

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2016

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

BAB IV BAB IV LANGKAH-LANGKAH TEROBOSAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Baru-baru ini, banyak sekolah pada tingkat menengah atas di Indonesia

OLIMPIADE MATEMATIKA DAN IPA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH

OLIMPIADE SAINS NASIONAL (MATEMATIKA) SMP

PROSIDING ISBN :

: Q$( / c?l/'r i;,/: li t!

NASKAH SOAL MATEMATIKA HIMSO Tingkat SD/MI 2017

PEDOMAN UMUM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) PADA TK, SD DAN SMP TAHUN PELAJARAN 2017/2018

PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KARYA CIPTA ALAT PERAGA DAN PENELITIAN ILMIAH REMAJA KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017

1. SKPD : DINAS PENDIDIKAN

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2014

MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN PANDUAN LOMBA KARYA JURNALISTIK SISWA (LKJS) SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2015

PENYELENGGARAAN TK-SD SATU ATAP

03/02/2010. Mari kita renungkan bersama sama!!!

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN TINGKAT PROVINSI TAHUN 2015

CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR

Mengembangkan Kemampuan Berpikir Siswa melalui Pembelajaran Matematika Realistik

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK

PELATIHAN STRATEGI-STRATEGI DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA UNTUK GURU SMP/MTS

BAB I PENDAHULUAN. Mutu sumber daya manusia suatu bangsa bergantung pada mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional dan bahkan

Nomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

ANGGARAN 2015 URUT PROGRAM KEGIATAN

P E N G U M U M A N. Nomor : 420/ 0227 / /2016

OLIMPIADE SAINS NASIONAL

PANDUAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TAHUN 2016

Nomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT

KEPUTUSAN KEPALA UPTD SMA NEGERI 1 PARE Nomor : 420 /219/ / 2012

FK UNAIR Gelar Olimpiade Fisiologi Pertama di Indonesia

a. Memberi kesempatan seluas-luasnya bagi penduduk usia sekolah agar memperoleh layanan pendidikan yang sebaik-baiknya;

Sistem Pembinaan dan Karakteristik Soal Olimpiade Matematika

Rapat - rapat Koordinasi dan Konsultasi ke luar daerah - 846,200, ,200,000.00

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber

PETUNJUK PELAKSANAAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL [OSN] SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN 2018

SMA NEGERI 2 MAJALENGKA

PEDOMAN TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL GURU (OSN-GURU ) TINGKAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU DINAS PENDIDIKAN

: Lapangan Universitas Jember (depan perpustakaan Universitas Jember)

CONTOH SOAL FISIKA OSN KE-1 Oleh: Enjang Jaenal Mustopa

Mipa Research Class Students Scientific Center 2018

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Syamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Purnama Adek, 2014

RENCANA KERJA ANGGARAN AS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANDU Tahun Anggaran 2015

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI

Analisis Kompetensi Mahasiswa Calon Guru Fisika Pada Peer Teaching Berdasarkan Kurikulum 2013 Pada Perkuliahan PPL

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG / JASA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU TAHUN ANGGARAN 2011

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PANDUAN PELAKSANAAN SELEKSI OLIMPIADE SAINS TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROVINSI TAHUN 2014

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA

RENCANA UMUM PENGADAAN MELALUI SWAKELOLA

SOSIALISASI PELAKSANAAN SELEKSI OSN TINGKAT KOTAMADYA JAKARTA TIMUR TAHUN 2015 MENUJU OSN JOGYA 2015

LEMBAR INFORMASI OLIMPIADE SAINS TERAPAN TINGKAT KOTA BATAM TAHUN 2014 BIDANG LOMBA FISIKA TERAPAN

JUKNIS LOMBA KARYA CIPTA ALAT PERAGA DAN PENELITIAN ILMIAH REMAJA KABUPATEN GRESIK TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Assalamu alaikum wr. Wb Salam Sejahtera

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU DINAS PENDIDIKAN Jalan Said Mod Desa Rantau Mapesai RENGAT

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

OLIMPIADE SAINS NASIONAL

SOSIALISASI PPDB ONLINE

Lampiran : Peraturan Gubernur Sumatera Utara Nomor : Tanggal :

Monika Rianti, Yanita dan Arrival Rince Putri 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

! "## Pelayanan Administrasi Perkantoran Dinas Pendidikan

PANDUAN APLIKASI. Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN KOLAKA RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2014

REALISASI ANGGARAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2015

PENGUMUMAN Nomor: 422/1418/IV.40/III.2/2017 PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) TAHUN PELAJARAN 2017/2018

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEDOMAN OLIMPIADE PENELITIAN SISWA INDONESIA (OPSI) TAHUN 2013

Lampiran III : SK KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BLITAR Nomor Tanggal. 420/ 09 / / Februari 2016 : :

I. ANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK TAHUN ANGGARAN 2013

Kajian Motivasi Belajar Mandiri Siswa Melalui Pembinaan dan Pendampingan Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Kimia pada Siswa SMA.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN BANYUMAS

Lomba Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi 2017 Tingkat Universitas Esa

I. PENDAHULUAN. analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TUBAN NOMOR : 420/ / /2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan secara nasional adalah hasil nilai Ujian Nasional (UN). Permendikbud

Transkripsi:

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS OLIMPIADE SAINS NASIONAL TINGKAT SEKOLAH DASAR Oleh: Razali Rasyid Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Jakarta ABSTRAK Sejak tahun 23, Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Sekolah Dasar telah menjadi salah satu agenda tahunan Departemen Pendidikan Nasional untuk memacu prestasi siswa-siswi tingkat SD/MI dan telah menjadi salah satu ajang kompetisi adu prestasi antar Sekolah Dasar, dimana juara OSN akan mewakili Indonesia untuk mengikuti International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) for Primary School. Berdasarkan pengamatan terhadap pelaksanaan OSN 23 di Balikpapan, OSN 24 di Pekan Baru, tidak terlihat peran Perguruan Tinggi baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas peserta kompetisi. Dari nilai akhir OSN dapat diketahui bahwa diketahui bahwa sepertiga peserta olimpiade (2 siswa) hanya mendapat nilai dalam rentang sampai 62, dan bahkan sebanyak 24 siswa tidak dapat menjawab separuh jumlah soal-soal yang diberikan. Kelemahan peserta OSN terletak pada soal-soal eksperimen disamping soal-soal teori. Lebih separuh peserta (37 siswa) tidak dapat menyelesaikan atau menjawab soal-soal eksperimen, padahal siswa-siswi tersebut adalah siswa-siswi terbaik yang mewakili setiap provinsi. Secara ideal, pada setiap tahapan seleksi (tingkat Gugus, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi) dan tahapan-tahapan pembinaan di tingkat Provinsi, Perguruan Tinggi seharusnya dapat berperan aktif dan bekerja sama dengan Dinas Pendidikan setempat untuk melakukan seleksi dan membina wakil-wakil Provinsi untuk meraih prestasi yang terbaik. Melalui Seminar Nasional ini diharapkan dapat didiskusikan bentuk dan peran Perguruan Tinggi dalam peningkatan kualitas kompetisi Olimpiade Sains Nasional. Kata kunci: Peranan Perguruan Tinggi, OSN, IMSO *) Disampaikan pada Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta: Selasa, 8 pebruari 2. **) Pembina Tim Indonesia pada IMSO 23-24 PENDAHULUAN Sejak tahun 23, Olimpiade Sains Nasional (OSN) tingkat Sekolah Dasar telah menjadi salah satu agenda tahunan Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Departemen Pendidikan Nasional untuk memacu prestasi siswa-siswi tingkat SD/MI. Dengan moto OSN Cerdas, Terampil, Kreatif dan Kompetitif untuk Meraih Prestasi Terbaik OSN dikompetisikan dalam dua kelompok bidang atau mata pelajaran yaitu Olimpiade IPA dan Olimpiade Matematika. Olimpiade Sains Nasional telah menjadi salah satu ajang kompetisi adu prestasi antar Sekolah Dasar, dimana juara OSN F-412

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2 akan mewakili Indonesia untuk mengikuti International Mathematics and Science Olympiad (IMSO) for Primary School. Berbeda dengan dua kompetisi tahunan lainnya (Lomba Mata Pelajaran dan Indonesian Science Festival), materi soal Olimpiade Sains Nasional setingkat lebih sulit karena sistem kompetisinya mengadopsi sistem Olimpiade Internasional. Disamping itu, pada kompetisi OSN bersifat kompetisi perorangan bukan kompetisi kelompok. Materi soal-soal olimpiade bersumber pada pada kurikulum SD / MI yang berlaku untuk mata pelajaran Matematika dan IPA. Selain itu, bersumber pada buku-buku pelajaran, buku-buku penunjang dan bahan lain yang relevan. Materi olimpiade juga mencakup penalaran, kreativitas serta pemahaman konsep melalui alat peraga, kemampuan menyelesaikan soal-soal eksperimen untuk IPA dan soal eksplorasi untuk Matematika. Peserta OSN adalah juara-juara setiap provinsi (peringkat 1 dan 2) yang telah terseleksi secara berjenjang mulai dari seleksi tingkat gugus, Kecamatan, Kabupaten/Kota dan tingkat Provinsi. Namun demikian, masih banyak dijumpai kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal OSN yang disebabkan adanya kesenjangan antara pengetahuan yang mereka miliki dengan tingkat kesulitan soal OSN. PEMBAHASAN Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional dilaksanakan selama dua hari, dimana pada hari pertama semua siswa harus menyelesaikan dua set soal; soal teori-1 dan soal teori-2. Sedangkan pada hari kedua siswa harus menyelesaikan soal-soal eksperimen. Dari skor perolehan nilai peserta olimpiade dapat diketahui skor tertinggi dan terendah masingmasing jenis soal adalah sebagai berikut; Tabel 1. Perolehan skor tertinggi dan terendah peserta OSN 24 JENIS SOAL SKOR SKOR SKOR MAKS. TERTINGGI TERENDAH TEORI 1 8 68, 21, TEORI 2 8 6, 12, EKSPERIMEN 8 61 6 Untuk mengetahui tingkat penyelesaian siswa terhadap soal-soal yang diberikan dapat dilihat pada grafik distribusi nilai total dibawah ini. F-413

DISTRIBUSI NILAI TOTAL OLIMPIADE SAINS 24 JUMLAH SISWA 2 2 1 1 3-12, 12, - 2, 7 2, - 37, 14 37, -, 2, - 62, 16 62, - 7, 7, - 87, 87, - 1 RENTANG NILAI Grafik 1. Distribusi Nilai Total Olimpiade Sains 24 Dari grafik 1 diatas dapat diketahui bahwa sepertiga peserta olimpiade (2 siswa) hanya mendapat nilai dalam rentang sampai 62, dan bahkan sebanyak 24 siswa tidak dapat menjawab separuh jumlah soal-soal yang diberikan. Sedangkan dari grafik 2, dapat diketahui bahwa kelemahan atau kesulitan peserta Olimpiade Sains terletak pada soal-soal eksperimen disamping soal-soal teori. Lebih separuh peserta (37 siswa) tidak dapat menyelesaikan atau menjawab soal-soal eksperimen. Distribusi Nilai Eksperimen dan Teori Olimpiade Sains Nasional 24 Jumlah Siswa 2 2 1 1 2 3-12, 12, - 2, 1 2, - 37, 2 1 37, -, 16 21, - 62, 2 62, - 7, 2 1 7, - 87, 87, - 1 Rentang Nilai Nilai Eksperimen Nilai Teori Grafik 2. Distribusi nilai eksperimen dan nilai teori Hal ini dapat dipahami karena salah satu ciri soal-soal yang dikeluarkan dalam Olimpiade (soal teori dan soal eksperimen) adalah soal-soal tersebut harus baru tetapi masih tetap dalam lingkup pelajaran tingkat Sekolah Dasar. Pengertian soal baru adalah soal tersebut belum pernah dikeluarkan pada lomba olimpiade sebelumnya atau lombalomba setingkat olimpiade. Hal ini menyebabkan beberapa soal sulit dijawab bahkan terlihat asing bagi siswa maupun bagi guru atau pembina. F-414

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2 Sebagai gambaran tentang tingkat kesulitan soal-soal Olimpiade dapat dilihat pada soal teori-1 nomor 2, OSN 23 ; Jarak antara kota Bandung dan kota Bogor adalah 12 km. Adi berangkat dari kota Bandung pada pukul 7: naik mobil dengan laju rata-rata km/jam. Pukul berapa Adi sampai di kota Bogor. Sementara itu Budi berangkat pukul 7:1 dari kota Bandung. Berapa laju rata-rata mobil Budi harus dijalankan agar sampai di kota Bogor bersamaan dengan kedatangan Adi Sedangkan untuk soal eksperimen, pada soal nomor 1, OSN 23 ; alat / bahan : cermin datar 3 buah laser ponter 1 buah kertas secukupnya soal / pertanyaan : siswa diminta menghitung jumlah cara (ada berapa cara) agar berkas sinar (laser pointer) dapat terpantul kembali ke sumber cahaya dengan menggunakan 3 buah cermin datar. Pada soal eksperimen nomor 4, OSN 24 ; Alat / bahan : Kotak Hitam Disediakan kotak hitam (black box) rangkaian listrik. Dalam kotak hitam terdapat baterai dan tiga buah lampu yang disusun secara seri dan tiga buah saklar. (Lihat gambar) Soal / pertanyaan ; Dengan memainkan (menghidupkan dan mematikan) saklar S 1, S 2, dan S 3, Tebaklah susunan rangkaian listrik di dalam kotak hitam tersebut. Bentuk soal-soal seperti diatas tidak pernah dijumpai siswa dalam pelajaran IPA (Sains) Sekolah Dasar. Namun demikian konsep atau ide yang ditanyakan masih dalam lingkup pertanyaan Sekolah Dasar. F-41

Soal nomor 2 adalah soal aplikasi matematika dalam IPA yang menggunakan konsep KPK (kelipatan persekutuan terkecil). Sedangkan soal eksperimen nomor 1 adalah soal aplikasi dan pengembangan dari konsep pemantulan sinar oleh cermin datar dan pada soal eksperimen kotak hitam merupakan penerapan konsep rangkaian seri / pararel dimana bentuk soalnya berupa tebakan analisis. Peran Perguruan Tinggi dalam OSN Mengingat pelaksanaan OSN dilaksanakan secara periodik tiap tahun (minggu terakhir bulan Agustus), maka masih banyak soal-soal sejenis yang akan dijumpai siswa peserta OSN dan akan muncul soal-soal baru pada OSN selanjutnya. Sehingga untuk mempersiapkan peserta OSN yang baik, guru harus didukung oleh pembina yang menguasai bidangnya. Para pembina diharapkan tidak hanya menguasai bidang Sains SD (Fisika/geografi/biologi) tetapi juga harus menguasai bidang pembelajarannya. Tingkat kesulitan dari soal nomor 2 OSN 23 diatas tidak hanya terletak pada materinya saja tetapi juga terdapat tantangan bagaimana mengajarkan / menjelaskan konsepnya kepada siswa tanpa menggunakan rumus-rumus kinematika (karena siswa SD/MI belum belajar rumus-rumus tersebut). Demikian juga dengan soal-soal eksperimen (misalnya; kotak hitam rangkaian listrik), salah satu tantangannya adalah merancang dan membuat alat-alat eksperimen sejenis sehingga siswa terbiasa dengan model-model eksperimen yang bersifat permainan / tebakan analisis. Dengan demikian peran Perguruan Tinggi (mahasiswa, dosen, prodi, jurusan, dst) sangat diperlukan. Berdasarkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Olimpiade Sains Nasional 24 yang diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Dirjen Dikdasmen Departemen Pendidikan Nasional, keterlibatan Perguruan Tinggi dalam pelaksanaan OSN memang sangat diharapkan. Hal ini dapat dilihat pada buku petunjuk teknis Pelaksanaan Olimpiade pada penjelasan tentang pelaksanaan seleksi pada butir 3.b.;.. 2) seleksi dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi bekerja sama dengan Perguruan Tinggi / Lembaga Pendidikan Tenaga kependidikan,. 6) menyiapkan naskah soal dan kunci jawaban untuk seleksi tingkat kabupaten/kota dan tingkat provinsi serta menggandakannya, bekerjasama dengan Perguruan Tinggi Disamping itu, berdasarkan jadual seleksi OSN 24, maka perkiraan jadual seleksi OSN 2 adalah ; F-416

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan & Penerapan MIPA, Hotel Sahid Raya Yogyakarta, 8 Februari 2 Kegiatan Waktu 1 Seleksi tingkat kecamatan Minggu ke-3 bulan Mei 2 2 Seleksi tingkat kabupaten/kota Minggu ke-3 bulan Juni 2 3 Seleksi tingkat Provinsi Minggu ke-3 bulan Juli 2 4 Batas akhir nama-nama peserta OSN Tanggal 1 Agustus 2 Pembinaan Juli s/d Agustus 2 6 Olimpiade Sains Nasional 2 Minggu terakhir bulan Agustus 2 Dari perkiraan jadual diatas dapat dilihat bahwa waktu yang tersedia untuk persiapan, seleksi dan pembinaan sangat singkat. Diperlukan perencanaan yang matang, seleksi yang akurat dan pembinaan yang tepat untuk dapat mempersiapkan siswa yang benar-benar siap untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional. Dengan demikian sudah saatnya elemen Perguruan Tinggi melakukan sinergi dengan Dinas Pendidikan Dasar setempat (Dinas Dikdas Provinsi atau Dinas Dikdas Kabupaten/kota) dan berperan dalam setiap tahap seleksi baik langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kualitas Olimpiade Sains Nasional. Secara garis besar peran tersebut meliputi ; Peran Langsung Melakukan sosialisasi yang efektif Menyiapkan sistem seleksi Membuat paket-paket soal teori Merancang dan membuat soal-soal eksperimen Terlibat dalam kegiatan pembinaan Mencari sponsor Peran Tidak langsung Melakukan kompetisi-kompetisi olimpiade lokal (tingkat provinsi) Pelatihan-pelatihan untuk guru (mendesain alat peraga sederhana, membuat soal-soal olimpiade) Membuat lomba / kompetisi alat peraga bagi guru dan siswa KESIMPULAN Olimpiade Sains Nasional merupakan salah satu ajang kompetisi tahunan Departemen Pendidikan Nasional yang terkait dengan kompetisi Sains tingkat Internasional (International Mathematics and Science Olympiad for Primary School). Untuk mempersiapkan siswa peserta OSN dengan baik diperlukan peran Perguruan Tinggi (mahasiswa, dosen, Prodi, Jurusan, dst) dalam perencaan, tahap seleksi dan pembinaan sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis Olimpiade Sains Nasional yang dibuat oleh Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Departemen Pendidikan Nasional. F-417

Diperlukan kerjasama dan sinergi yang baik antara Perguruan Tinggi dengan Dinas Pendidikan Dasar (Dinas Dikdas Provinsi atau Dinas Dikdas Kabupaten/kota) untuk melakukan persiapan, seleksi dan pembinaan. Diperlukan perencanaan yang matang, seleksi yang akurat dan pembinaan yang tepat untuk dapat mempersiapkan siswa yang benar-benar siap untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional. DAFTAR PUSTAKA Direktorat Pembinaan TK/SD Depdiknas (24). Pedoman Pelaksanaan Olimpiade Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam SD/MI Tingkat Nasional Tahun 24. Jakarta: SEQIP. Tim Juri Olimpiade Sains Nasional 24 (24). Rekapitulasi Hasil Olimpiade Sains Nasional SD/MI 24. Diambil dari Surat Keputusan Tim Juri OSN tingkat SD/MI 24. Tim Juri Olimpiade Sains Nasional 23 (23). Set Soal Teori-1 Olimpiade Sains Nasional SD/MI 23. Jakarta : Bagian Proyek Peningkatan Mutu Pelajaran IPA. Tim Juri Olimpiade Sains Nasional 23 (23). Set Soal Eksperimen Olimpiade Sains Nasional SD/MI 23. Jakarta : Bagian Proyek Peningkatan Mutu Pelajaran IPA. F-418