BAB I PENDAHULUAN. daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
film mudah dipengaruhi, maka film banyak dipengaruhi campuran tangan. 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan seni film mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, juga sering disebut movie (semula pelesetan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Film merupakan salah satu produk media massa yang selalu berkembang

BAB I PENDAHULUAN. film memiliki realitas tersendiri yang memiliki dampak yang dapat membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memperlihatkan pihak Amerika sebagai penyelamat bagi negara-negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

BAB I PENDAHULUAN. lain, seperti koran, televisi, radio, dan internet. produksi Amerika Serikat yang lebih dikenal dengan nama Hollywood.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. film video laser setiap minggunya. Film lebih dahulu menjadi media hiburan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup, yang juga sering disebut movie atau sinema. Film adalah sarana

BAB I PENDAHULUAN. Film dalam perspektif praktik sosial maupun komunikasi massa, tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi telah mempengaruhi kehidupan kita tanpa

BAB I PENDAHULUAN. menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Film bermula pada akhir abad ke-19 sebagai teknologi baru, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Film adalah gambar hidup, sering juga disebut movie, film sering

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau

BAB I PENDAHULUAN. dan film terhadap masyarakat, hubungan antara televisi, film dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Media Massa saat ini, telah menjadi bagian penting dalam hidup. keseharian masyarakat. setiap orang pasti pernah menonton televisi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembanganmasyarakat perkotaan dan industri, sebagai bagian dari budaya

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi. potret) atau untuk gambar positif (yang di mainkan di bioskop).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Media massa, akhir-akhir ini perkembangan media massa sangat pesat, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. khalayak melalui sebuah media cerita (Wibowo, 2006: 196). Banyak film

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, yang pada masanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film merupakan salah satu bentuk dari media massa yang sudah tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. budaya yang melatar belakanginya. Termasuk pemakaian bahasa yang tampak pada dialog

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, televisi. 1. yang cukup efektif dalam menyampaikan suatu informasi.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan penerangan (Shadily, 1980, p.1007). bergerak. Dalam bahasa Indonesia, dahulu dikenal istilah gambar hidup, dan

BAB I PENDAHULUAN. atau di antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu.komunikasi massa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada awalnya film merupakan hanya sebagai tiruan mekanis dari realita atau

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertipe deskriptif dengan menggunakan pendekatan

BAB 1 PENDAHULUAN. sinematografi, memanfaatkan pencahayaan dan lensa serta sense of art yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dianalisis dengan kajian semiotik.semiotika adalah cabang ilmu yang semula berkembang dalam

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi adalah sebuah kebutuhan manusia dan bisa dibilang yang utama,

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah unsur-unsur tadi, film itu sendiri mempunyai banyak unsur-unsur

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lain walaupun kita berbeda dibelahan bumi. Walaupun dibelahan. banyak dipilih untuk menyampaikan berbagai pesan.

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang menonton, dan juga merupakan bagian dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam reaksi oleh lingkungan sekitarnya. Hal itu terjadi karena lesbian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambar bergerak (film) adalah bentuk dominan dari komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya di takdirkan untuk menjadi seorang pemimpin atau leader, terutama

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini film adalah media yang paling populer. Kemunculan sebuah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

STUDIO PRODUKSI FILM DI JAKARTA PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MORPHOSIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di dalam mencari fakta fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Jadi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. pada keberhasilan khalayak dalam proses negosiasi makna dari pesan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, seni, lukisan, dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. efektif selain dari media cetak dan media elektronik seperti televisi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan hal yang paling mendasar dan paling penting dalam interaksi sosial. Manusia berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Pesatnya perkembangan media massa juga ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kehidupan manusia sehari-hari tidak dapat terpisahkan dengan komunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kini, film merupakan salah satu pilihan utama masyarakat untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sarana cerita itu, penonton secara tidak langsung dapat belajar merasakan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Media massa sudah menjadi sumber informasi masyarakat dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. ingin disampaikan kepada masyarakat luas tentang sebuah gambaran, gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di bidang seni, film merupakan suatu fenomena yang muncul secara

KRITERIA PENILAIAN Faslitasi Pembuatan Film Pendek dan Dokumenter 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan. pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dalam keluarga.anak sudah. selayaknyadilindungi serta diperhatikan hak-haknya. Negarapun dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Istilah surealisme memang masih asing terdengar di telinga masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurut John Vivian, film bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dapat dilihat bahwa media massa memiliki pengaruh yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang utama adalah menyampaikan suatu pesan. Dengan semakin majunya zaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DATA. Film sebagai salah bentuk komunikasi massa yang digunakan. untuk menyampaikan pesan yang terkandung didalamnya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. sekalipun. Sejalan dengan waktu, para ahli berlomba-lomba untuk. kemudian memproyeksikannya ke dalam layar.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan film, pasti mengharapkan filmnya ditonton orang sebanyakbanyaknya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

SINEPLEX DAN SINEMATEX DI YOGYAKARTA Dengan pendekatan desain arsitektur post modern

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Film merupakan media komunikasi massa pandang dengar dimana film mengirimkan pesan atau isyarat yang disebut simbol, komunikasi simbol dapat berupa gambar yang ada di film. Gambar di film menunjukkan kekuatan umum, film dipandang sebagai media tersendiri, film merupakan sarana pengungkapan daya cipta dari beberapa cabang seni sekaligus. 1 Gambar bergerak adalah bentuk dominan dari komunikasi massa. Film lebih dulu menjadi media hiburan dibanding radio siaran dan televisi. Menonton televisi. Menjadi aktivitas populer bagi orang Amerika pada tahun 1920-an sampai 1950-an. Film adalah industri bisnis yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika. 2 Film memerlukan penanganan yang lebih sunguh-sunguh dan konstruksi yang lebih artifisual pula (melalui manipulasi) oleh media lain, karena film memiliki jangkauan, realisme, pengaruh, emosional, dan popularistas yang hebat. Dan juga film mudah dipengaruhi, maka film banyak dipengaruhi campuran tangan. 3 1 Denis Mcquail, 1987. Teori komunikasi Massa Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta, Hlm 14. 2 Elvinaro, 2004, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Simbiosa Rekatama Media, Bandung, Hlm 134. 3 Op.Cit Denis Mcquail, Hlm 14. 1

2 Film punya nilai intrik berupa rangkaian keterampilan teknik yang bahkan lebih kompleks ketimbang karya seni lainnya. Film membutuhkan keterampilan menulis, akting, seni rupa, fotografi dan sinematografi hingga arsitektur. Teknik dasar pembuatan film ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan proyektor. Kekuatan dan kemampuan film menjangkau banyak segmen sosial meyakinkan para ahli bahwa film memiliki potensi untuk mempengaruhi khalayaknya, maka merebaklah berbagai penelitian yang hendak melihat dampak film terhadap masyarakat. Dalam banyak penelitian film dipahami secara linear, artinya film mempengaruhidan membentuk masyarakat berdasarkan muatan pesan (message) di baliknya, tanpa pernah berlaku sebaliknya. Kritik yang muncul terhadap perspektif ini didasarkan atas argumen bahwa film adalah potret dari masyarakat dimana film itu dibuat. Film selalu merekam realitas yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat kemudian memproyeksikannya ke atas layar. Sebagai media komunikasi massa film adalah proses film itu sendiri. Film mengekspresikan budaya yang berasal dari interaksi antara pembuat film dan penontonnya. Sehingga film mampu menjadi media yang dapat memberikan kontribusi pemahaman makna atau pesan tentang penggambaran yang muncul berdasarkan dimensi-dimensi yang ada dilingkungannya. Film sebagai media komunikasi massa adalah produk yang akan di apresiasikan oleh masing-masing

3 individu berdasarkan kemampuan berpikirnya yang mungkin di pengaruhi faktor pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya. 4 Seperti halnya televisi siaran, tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh hiburan. Akan tetapi dalam film dapat terkandung fungsi informatif maupun edukatif, bahkan persuasif. Hal ini pun sejalan dengan misi perfilman nasional sejak tahun 1979, bahwa selain sebagai media hiburan, film nasional dapat digunakan sebagai media edukasi untuk generasi muda dalam rangka nation and character building (Effendy, 1981:212). Fungsi edukasi dapat tercapai apabila film nasional memproduksi filmfilm sejarah yang objektif, atau film dokumenter dan film yang diangkat dari kehidupan sehari-hari secara seimbang. 5 Pada dasarnya film dapat dikelompokan ke dalam dua pembagian dasar, yaitu kategori film cerita dan non cerita. Pendapat lain menggolongkan menjadi film fiksi dan non fiksi. Film cerita adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang dikarang, dan dimainkan oleh aktor dan aktris. Pada umumnya film cerita bersifat komersial, artinya dipertunjukan di bioskop dengan harga karcis tertentu atau diputar di televisi dengan dukungan sponsor iklan tertentu. Film non cerita adalah film yang mengambil kenyataan sebagai subyeknya, yaitu merekam kenyataan dari pada fiksi tentang kenyataan. 6 Pada kesempatan kali ini penulis berkesempatan meneliti sebuah film yang bertemakan perkelahian antar kelompok sepak bola yaitu film Green Street 3 : 4 Himawan Pratista. Memahami Film. Homerian Pustaka : Yogyakarta,2007. Hal 3 5 Ibid. Elvinaro Ardianto Hlm 145. 6 Marselli Sumarno. 1996, Dasar-dasar apresiasi film, Jakarta : Gramedia. Hlm 10.

4 Never Back Down ini tentang fanatiknya seorang suporter yang ingin sekali membuat nama club bola yang di cintai sangat disegani oleh suporter lain. Mereka bisa melakukan apa saja agar dapat menjadi disegani, dan akhirnya mereka melakukan pertarungan bebas antara suporter laindengan menampilkan kekerasan secara langsung di antaranya pembunuhan, mematahkan kaki yang diperlihatkan secara langsung di setiap adegannya. Di film ini tindakan anarkis berupa kekerasan kepada orang lain yang sangat jelas diperlihatkan oleh sutradara, berupa pengeroyokan, pembunuhan. Film Green Street 3 : Never Back Down yang di produksi dai inggris dan mulai tayang pada 21 Oktober 2013 ini memang tidak banyak tayang di layar bioskop seperti film pada umumnya. Film Green Street 3 : Never Back Down ini menjadi menarik ketika muatan pesan yang hendak disampaikan begitu kontras dan dapat dengan muda dikenali oleh penonton awam sekalipun. Terlihat dalam film ini banyaknya aksi anarkis yang di pertontonkan, Anarkis sendiri pada dasarmya adalah suatu sikap yang mempercayai bahwa segala bentuk aturan yang dibentuk dengan kekuasaannya adalah lembaga-lembaga yang menumbuhsuburkan penindasan terhadap kehidupan dan merupakan suatu bentuk susunan tata paksa yang sesuai jika diterapkan dalam tatanan kehidupan masyarakat yang masih primitieve namun tidak untuk masyarakat modern. Menurut willian godwin dan joseph proundhon, berkeyakinan bahwa pada suatu saat negara pasti akan lenyap dan muncullah masyarakat penuh kebebasan, tanpa paksaan, tanpa pemerintahan serta negara. Penganut faham anarki kerap menggunakan keganasan dan pembunuhan untuk meneruskan tujuan mereka. Dalam sejarahnya, para anarkis di berbagai

5 gerakannya kerap kali menggunakan kekerasan sebagai metode yang cukup ampuh dalam memperjuangkan ide-idenya. Alasan Peneliti mengambil film Green Street 3: Never Back Down sebagai objek penelitian karena peneliti ingin memperlihatkan kepada publik bahwa di dalam film tersebut banyak sekali tindakan anarkis seperti perkelahian, pengerusakan fasilitas publik sampai pembunuhan yang di pertontonkan di film tersebut. Dari berbagai selisih paham antar anarkis dalam mendefinisikan suatu ide kekerasan sebagai sebuah metode, gerakan dengan menggunakan aksi langsung (perbuatan yang nyata) sebgai jalan yang ditempuh, yang berarti juga melegalkan pengrusakan,kekerasan, maupun penyerangan. 7 Anarkis dalam bentuk kekerasan biasanya penerapan yang tidak sesuai dengan arti yang sebenarnya. Karena anarki tersebut akan bercondong pada perilaku kekerasan seperti tindakan agresif bernuansa fisik seperti memukul, menendang, memaksa, melukai, menghancurkan harta benda atau rumah dan dapat menimbulkan dampak yang negatif serta dapat menyebabkan kesakitan fisik, luka, kerusakan temporer atau permanen, bahkan menyebabkan kematian. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling membangun antara satu dengan yang lainnya. Dimana masyarakat yang penuh kebebasan tanpa pemerintahan akan dapat diwujudkan melalui evolusi walaupun dengan sedikit kekerasan. Seseorang 7 Loren Bagus, 1996, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, hal 48

6 yang menunjukan sikap anarkis juga merupakan bentuk tindakan, intnsional atau karena pembiaran dan kemasa-bodohan yang menyebabkan manusia (lain) mengalami penghancuran bukan cuma dalam artian fisik. Hal ini apabila terdapat dalam suatu adegan film dapatmempengaruhi penerimaan audiens terhadap media sehingga menciptakan persepsi bagi setiap audiens. Deskripsi dalam penelitian ini adalah suatu bentuk wacana yang berusaha untuk melukiskan atau menggambarkan dengan kata-kata, wujud atau sifat lahiriah dari suatu obyek. Deskripsi merupakan salah satu teknik menulis menggunakan detail dengan tujuan membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan. Menulis deskripsi bisa membuat karakter yang digambarkan lebih hidup gambarannya di benak pembaca. Peneliti pmemilih Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya. konstruktivis juga digunakan dalam penelitian ini untuk memperlajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari konstruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. juga analisis yang dimaksud bertujuan penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab,penyebab sebenarnya, dan sebagainya) Peneliti dalam meneliti film Green Street 3 : Never Back Down menggunakan semiotika Charles Sanders Peirce sebagai landasan teori. Alasan

7 dipilihnya teori Peirce dalam penelitian ini karena berdasarkan fakta bahwa Peirce merupakan ahli filsafat dan ahli logika, juga semiotika peirce digunakan untuk mengetahui produksi tanda dalam penelitian. Teori darinya menjadi teori mutakhir dan paling banyak dipakai dalam berbagai bidang tidak lepas dari gagasan yang bersifat menyeluruh (mengaitkan unsur tanda secara logis), serta deskripsi struktural dari semua sistem penandaan. Selain itu, semiotika Peirce bersifat pragmatik, yakni semiotika yang mempelajari hubungan di antara tanda-tanda dengan interpreternya atau para pemakainya. 1.2 Fokus Penelitian Uraian latar belakang di atas maka yang menjadi fokus penelitian mendeskripsikan Tindak Anarkis? 1.3 Identifikasi Masalah Sedangkan rumusan masalah yang berdasarkan latar belakang penelitian diatas, gejala yang terkait dengan pemilihan topik penelitian adalah bahwasanya adalah anarkis adalah suatu kondisi di saat terjadi tindakan yang tidak bisa di kontrol terhadap seseorang oleh orang lain. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan:

8 1. Ingin mendeskripsikan konten dalam Film Green Street3 : Never Back Down 2. Ingin mendeskripsikan Tindak Anarkis yang dilakukan suporter bola dalam Film Green Street3 : Never Back Down 3. Pesan yang disampaikan film Green Street3 : Never Back Down kepada penonton. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini dimaksudkan dapat dimanfaatkan pemikiran dibidang komunikasi, khususnya mengenai film dan semiotika. Penelitian yang dilakukan oleh oleh penulis diharapkan dapat memberikan manfaat serta memperkaya, memperlengkap, dan dapat di jadikan sebagai bahan refrensi di perpustakaan. 1.5.2 Manfaat Praktis Secara Praktis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan dan bahan masukkan yang berarti khususnya di bidang komunikasi dan perfilman.