AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS. bandi.staff.fe.uns.ac.id 1

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I. Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

Bab II. Audit Laporan Keuangan & Tanggungjawab Auditor. Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

ETIKA PROFESI FAKLULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI JURUSAN TEKNIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA. Disusun Oleh : : Eko Aprianto Nugroho NPM :

KODE ETIK IKATAN AKUNTAN INDONESIA

BAHAN AJAR PEMERIKSAAN AKUNTAN 1. Oleh: Erni Suryandari F, SE., M.Si

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1. Dr. Bandi, M.Si., Ak

Gambar 2.1 Hirarki Standar Auditing Sumber: SPAP Per 1 Januari 2001 (IAI, 2001: )

BAB II KAJIAN PUSTAKA. harus memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut Simamora (2002) ada 8 prinsip. dalam semua kegiatan yang dilakukannya.

AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS. 16/04/2015 bandi.staff.fe.uns.ac.id

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

Standar Auditing & Kode Etik

BAB II LANDASAN TEORI. akuntan. Ada beberapa pengertian auditing atau pemeriksaan akuntan menurut

2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

STANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga

BAB I PENDAHULUAN. dikelolanya. Berbagai cara digunakan manajemen perusahaan, tidak hanya dengan

Makalah Kode Etik Akuntan Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut De Angelo (1981) dalam Watkins et al (2004) mendefinisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pada bagian kajian pustaka dan hipotesis penelitian akan diuraikan teoriteori

DAN KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK by Ely Suhayati SE MSi Ak Ari Bramasto SE Msi Ak

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menjelaskan independensi. Teori tersebut menyatakan bahwa perilaku ditentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AUDIT I. The Audit Standars Setting Proces. Afly Yessie, SE, Msi, Ak, CA. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi AKUNTANSI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Pengertian audit menurut Arens et al (2008 : 4) adalah sebagai berikut:

SURAT PERIKATAN AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KODE ETIK IAI Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PREVIEW AUDIT LAPORAN KEUANGAN (GENERAL AUDIT)

BAB II KAJIAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

STANDAR UMUM DAFTAR I SI. 201 Sifat Standar Umum Tanggal Berlaku Efektif 02

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. objektif dengan bantuan indera, (2) kesadaran dari proses-proses organis, (3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan dunia usaha dan industri

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan audit atas laporan keuangan tidak semata mata bekerja untuk. dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

KUESIONER PENGARUH PERSEPSI ETIKA BISNIS DAN ETIKA PROFESI AKUNTAN TERHADAP PERILAKU ETIS AKUNTAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

PERBEDAAN ANTARA AUDITING DAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

TIU : Mahasiswa dapat memahami hal-hal yang berhubungan dengan pemeriksaan akuntan TIK : Mahasiswa mengerti etika profesi akuntan publik

Chapter 2 STANDAR AUDITING

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

a. Pemisahan tugas yang terbatas; atau b. Dominasi oleh manajemen senior atau pemilik terhadap semua aspek pokok bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

IKATAN AKUNTANSI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

RISIKO AUDIT DAN MATERIALITAS DALAM PELAKSANAAN AUDIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Buku Wajib: Standar Profesional Akuntan Publik, 2007, Ikatan Akuntan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REPRESENTASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. diantara pelaku bisnis semakin meningkat. Para pelaku bisnis melakukan berbagai

STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mencari keterangan tentang apa yang dilaksanakan dalam suatu entitas yang

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

AUDITING DAN JASA ASSURANCE

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan go public harus memberikan informasi berupa laporan keuangan yang sudah diaudit oleh jasa

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

Pengaruh Akuntabilitas Dan Etika Auditor Terhadap Kualitas Audit

MATERIALITAS DAN RISIKO AUDIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

ETIKA PROFESI AKUNTAN DAN PERMASALAHAN AUDIT STUDI KASUS SKANDAL TESCO DAN KAP PwC

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB II LANDASAN TEORI. karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir

Transkripsi:

AKUNTANSI KEUANGAN MAGISTER PENDIDIKAN FKIP UNS bandi.staff.fe.uns.ac.id 1 20/06/2015

Materi14 PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN 2

SIKLUS (PROSES) AKUNTANSI KEUANGAN penjurnalan Bukti Bk Jurnal Bk Besar BB Pembantu LAP KEUANGAN: ~Neraca ~Lap. Laba Rugi ~Lap. Perubahan Modal ~Lap. Arus Kas posting bandi.staff.fe.uns.ac.id 3 20/06/2015

LOGIKA (PROSES) AUDIT LAPORAN KEUANGAN BUKTI Bk Jurnal Bk Besar BB Pembantu LAP KEUANGAN: ~Neraca ~Lap. Laba Rugi ~Lap. Perubahan Modal ~Lap. Arus Kas 4

PENGAUDITAN (AUDITING) Auditor menilai Lap Keuangan Independen dan profesional Sesuai standar STANDAR Laporan Keuangan 5

Financial Statement Links - Kodak Balance Sheet Dec. 31, 2000 Assets Cash $ 246 Non-Cash Assets 13,966 Total Assets $14,212 Liabilities & Equity Total liabilities $ 10,784 Equity: Share Capital 1,849 Retained Earnings 7,387 Treasury Stock (5,808) Total equity $ 3,428 Liabilities & Equity $14,212 Statement of Cash Flows for Year Ended Dec. 31, 2001 Operating Cash flows $ 2,065 Investing Cash flows (1,047) Financing Cash flows (808) Exchange rate changes on cash (8) Net Change in Cash $ 202 Cash Balance, Dec. 31, 2000 246 Cash Balance, Dec. 31, 2001 $ 448 Income Statement for Year Ended Dec. 31, 2001 Sales $13,234 Expenses (13,158) Net Earnings $ 76 Other Comprehensive Income (115) Comprehensive Income $ (39) Statement of Shareholders Equity for Year Ended Dec. 31, 2001 Share Capital, Dec. 31, 2000 $ 1,849 Adjustments/Stock Issue (22) Share Capital, Dec. 31, 2001 $ 1,827 Retained Earnings, Dec. 31, 2000 $ 7,387 Add: Comprehensive Income (39) Less: Dividends (514) Retained Earnings, Dec. 31, 2001 $ 6,834 Balance Sheet Dec. 31, 2001 Assets Cash $ 448 Non-Cash Assets 12,914 Total Assets $13,362 Liabilities & Equity Total liabilities $10,468 Equity: Share Capital 1,827 Retained Earnings 6,834 Treasury Stock (5,767) Total equity $ 2,894 Liabilities & Equity $13,362 (Point in time) Treasury Stock, Dec. 31, 2000 $ 5,808 Treasury Stock Issued 82 Treasury Stock Repurchased (41) Treasury Stock, Dec. 31, 2001 $ 5,767 6 Dec. 31, 2000 (Period of time) Dec. 31, 2001 (Point in time)

DEFINISIPENGAUDITAN Suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian antara asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikanhasilnyakepadapihak-pihakyang berkepentingan 7

HUBUNGAN AKUNTANSI DENGAN PENGAUDITAN Akuntansi: Pengauditan BerdasarkanPABU Tanggung jawab Manajemen auditing Berlandaskan standar Tanggung jawab auditor 8

HUBUNGANAKUNTANSIDENGAN PENGAUDITAN Akuntansi: Menganalisis kejadian & transaksi Pengauditan Mendapatkan & mengevaluasi bukti tentang LK Mengukur dan mencatat data transaksi Memeriksa bahwa LK telah disusun sesuaidenganpabu Mengelompokkan dan meringkas data Menyatakan pendapat dalam Laporan Auditor Menyusun LK sesuai dengan PABU Menyerahkan laporan kepada klien Mendistribusikan LK dan Lap Auditor kpd stockholder 9

JENISJASAPENGAUDITAN Jasa Penjaminan(Assurance Services) Jasa Bukan Penjaminan(Nonassurance Services) Jasa Atestasi(Attestation Services) 10

JENISJASAPENGAUDITAN Jasa Penjaminan(Assurance Services) 1. Jasa Pengujian 2. Jasa Pemeringkatan Jasa Bukan Penjaminan(Nonassurance Services) 1. Konsultasi 2. Penyusunan Laporan Keuangan, Perpajakan 11

JENISJASAPENGAUDITAN Jasa Atestasi(Attestation Services) 1. Audit 2. Pemeriksaan 3. Review 4. Prosedur yang Disepakati 12

HUBUNGAN ANTARA JASA PENJAMINAN, ATESTASI, DAN BUKAN PENJAMINAN Jasa Penjaminan Jasa Bukan Penjaminan Jasa Atestasi Jasa Pemeriksaan Jasa Audit Jasa Review Jasa Prosedur tertentu Jasa Konsultasi Manajemen Tertentu Jasa Konsultasi Manajemen Lain Jasa Kompilasi Jasa Perpajakan Jasa Penjaminan Lainnya 13

SYARAT LAPORAN KEUANGAN DAPAT DIAUDIT Data harus dapat diverifikasi Audit oleh 2 orang, hasilnyasama Data Valid Bersifat otentik, benar, baik, atau berdasar Data tepat Data sesuai dengan Kebijakan/ aturan akuntansi yg telah ditetapkan 14

ALASANPENTINGNYAPENGAUDITAN Audit sangat penting dilakukan karena adanya RisikoInformasi, yaitu kemungkinan informasi yang digunakan untuk menilai risiko bisnis tidak dibuat secara tepat, yang bisa disebabkan: Informasiditerimadaripihaklain Bias dan motivasi pembuat informasi Volume data Kerumitan transaksi 15

ALASANPENTINGNYAPENGAUDITAN Cara mengurangi Risiko Informasi: Pemakai laporan melakukan sendiri verifikasi atas informasi Pemakai membebankan risiko informasi pada manajemen Disediakan laporan keuangan yang telah diaudit 16

MANFAATPENGAUDITAN Laporan keuangan auditan dapat bermanfaat: Akseskepasarmodal Biaya modal menjadi lebih rendah Pencegah terjadinya ketidakefisienan dan kecurangan Perbaikan dalam pengendalian dan operasional 17

KETERBATASANPENGAUDITAN Kendala dari akuntansi: PABU fleksibel(penggunaan kebijakan dan prinsip-prinsip pengukuran) Pertimbangan yg harus dilakukan sebelum diterapkan suatu transaksi atau kejadian pada situasi tertentu Interpretasi Kendala dari audit: Proses audit Teknologi audit 18

PIHAK-PIHAK YANG BERINTERAKSI DENGAN AUDITOR Manajemen perusahaan (organisasi) Dewan Komisaris dan Komite Audit Auditor Intern (Internal Auditor) Pemegang Saham 19

STANDARAUDITING STANDARUMUM 1. Audit dilaksanakan oleh orang yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup 2. Independensi harus dimiliki 3. Auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama 20

STANDAR AUDITING STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN 1. Perencanaan sebaik-baiknya dan supervisi asisten (bila ada) 2. Pemahaman yang memadai tentang struktur pengendalian intern untu perencanaan dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian 3. Bukti audit kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, wawancara, konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat 21

STANDARAUDITING STANDARPELAPORAN 1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan sesuai dengan PABU 2. Jikaadapenerapanprinsipakuntansiyang tidak konsisten, harus dilaporkan 3. Pengungkapan informatif 4. Laporan audit harus memuat suatu pendapat atas LK secara keseluruhan 22

HUBUNGANANTARASTANDARAUDITING DENGAN PROSEDUR AUDITING Standar Auditing: Berkaitan dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan (mutu profesional) Tolok ukur tujuan yang hendak dicapai Dapat diterapkan pada setiap audit tanpa melihat besar kecil perusahaan klien(berlaku sama) Prosedur Auditing Menyangkutlangkahyang harus dilaksanakan selama audit berlangsung Alat untuk mencapai tujuan audit Penerapannya berbeda-beda tergantung ukuran perusahaan klien, karakteristik, sifat, serta kompleksitas operasi 23

LAPORANAUDIT Bentuk Baku Terdiridari3 alinea: Pendahuluan(isinyaal: tujuan,& pemisahan tanggung jawab) Lingkup/cakupan menunjukkansifat& lingkup serta keterbatasan audit Pendapat, berisi kesimpulan Bentuk Tidak Baku Terdiri dari 3 alinea(sama dengan laporan bentuk baku) ditambah paragraf penjelas Terdiri dari 3 alinea, tetapi dengan jenis pendapat lain 24

LAPORANAUDIT Bentuk Baku Paragraf pendapat berisi opini wajar tanpa pengecualian(wajar tanpa syarat) Bentuk Tidak Baku Jenispendapatlain tersebut antara lain: Wajar dengan pengecualian Tidak wajar Menolak memberi pendapat 25

TANGGUNG JAWAB AUDITOR & KESENJANGAN EKSPEKTASI Harapan publik terhadap auditor: Melakukan audit dengan kompetensiteknis, integritas, independen, & obyektif Mencari& mendeteksi salah saji material yg disengaja maupun tidak disengaja MencegahditerbitkannyaLK yang menyesatkan Tidak terpenuhi Kesenjangan Ekspektasi 26

KESENJANGANEKSPEKTASI Terkait dengan 3 hal berkut: 1. Menemukan dan melaporkan kekeliruan dan ketidakberesan, terutama kecurangan 2. Mendeteksi dan melaporkan pelanggaran hukum yang dilakukan klien 3. Melaporkan apabila disinyalir ada masalah ketidakpastian kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya 27

JENIS-JENISAUDIT Audit Laporan Keuangan Audit Kesesuaian Audit Operasional 28

JENIS-JENISAUDITOR Auditor Pemerintah Auditor Intern Auditor Independen (Akuntan Publik) 29

PersyaratanAkuntanPublikdiIndonesia Domisili Indonesia Memiliki register akuntan publik(ak) Menjadi anggota IAPI Lulus ujian Sertifikasi Akuntan Publik Pengalaman kerja minimal 3 tahun(3.000 jam) Menjadi ketua audit min 1 tahun Wajib memiliki KAP atau bekerja pada Koperasi Jasa Audit 30

STANDARPROFESIONALAKUNTANPUBLIK Standar Auditing: pedoman audit laporan keuangan historis Berisi 10 standar yg dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA) PSA diinterpretasikan ke dalam IPSA Kepatuhan bersifat mandatory Standar Atestasi: rerangka untuk fungsi atestasi yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi yg diberikan dalam jasa audit LK historis maupun tingkat keyakinan yg lebih rendah untuk jasa nonaudit Berisi 11 Pernyataan Standar Atestasi (PSAT)IPSAT Kepatuhan bersifat mandatory 31

StandarProfesionalAkuntanPublik Standar Jasa Akuntansi dan Review rerangka untuk fungsi nonatestasi yang mencakup jasa akuntansi dan review. Berisi Pernyataan Standar Jasa Akuntansi dan Review (PSAR)IPSAR Kepatuhan bersifat mandatory Pedoman Audit Industri Khusus 32

STANDARPENGENDALIANMUTU Terdiri dari 9 elemen Penerapannya bersifat sukarela 33

ELEMEN-ELEMENPENGENDALIANMUTU 1. Independensi 2. Penetapan personil pada suatu penugasan 3. Konsultasi 4. Supervisi 5. Pengangkatan pegawai 6. Pengembangan profesional 7. Pengembangan karyawan 8. Penerimaan dan keberlanjutan karyawan 9. Inspeksi 34

HUBUNGANSTANDARAUDIT DENGAN STANDARPENGENDALIANMUTU Standaraudit yang ditetapkanolehiai berkaitan dengan pelaksanaan penugasan audit secara individual; Standar pengendalian mutu berkaitan dengan praktik audit kantor akuntan publik secara keseluruhan 35

KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA Terdiri dari tiga bagian: Prinsip Etika Kerangka dasar bagi aturan etika Prinsip-prinsip etika profesi IAI yang ditetapkan dalam kongres ke VIII IAI di Jakarta tahun 1998 Aturan Etika Aturan etika secara khusus digunakan untuk mengatur perilaku profesioanal yang menjadi anggota kompartemen akuntan publik. Interpretasi Etika bandi.staff.fe.uns.ac.id 36 20/06/2015

PRINSIP-PRINSIP ETIKA BAGI AKUNTAN Arens dan Loebbecke (1994)Prinsip yang berhubungan dengan perilaku etis: kejujuran (honesty) integritas (intregity) memegang janji (promise keeping) loyalitas (loyality) keadilan(fairness) kepedulian pada orang lain (caring for others) menghargai orang lain (respect for others) warga negara yang bertanggung jawab (responsible citizenship) mencapai yang terbaik (pursuit of excellence) akuntabilitas(accountability) bandi.staff.fe.uns.ac.id 37 20/06/2015

PRINSIP ETIKA IAI 1. Tanggung Jawab Profesi Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukan 2. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, dan menunjukkan komitmen atas profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya bandi.staff.fe.uns.ac.id 38 20/06/2015

PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 3. Integritas Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji semua yang diambilnya. bandi.staff.fe.uns.ac.id 39 20/06/2015

PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 4. Obyektifitas Setiap anggita harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya. Prinsip obyektifitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain. bandi.staff.fe.uns.ac.id 40 20/06/2015

PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggora harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik legislasi dan teknik yang paling mutakhir. Mekanismenya melalui dua fase: Pencapaian Kompetensi Profesional(Pendidikan dasar) Pemeliharaan Kompetensi Profesional(Pendidikan berkelanjutan) bandi.staff.fe.uns.ac.id 41 20/06/2015

6. Kerahasiaan PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkan. Informasi rahasia dapat diungkapkan jika: 1. Apabila pengungkapan diijinkan 2. Pengungkapan diharuskan oleh hukum 3. Ketika ada kewajiban atau hak profesional untuk mengungkapkan bandi.staff.fe.uns.ac.id 42 20/06/2015

PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 7. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tidakan yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum. bandi.staff.fe.uns.ac.id 43 20/06/2015

PRINSIP ETIKA IAI (Lanjutan) 8. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhatihati anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerimaan jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas. bandi.staff.fe.uns.ac.id 44 20/06/2015

Referensi Weygandt, Jerry J.; Paul D. Kimmel; and Donald E.Kieso. 2012. Accounting Principles, 10th ed., John Wiley & Sons, Inc., Mustikawati dan Indarto W. 2015, Bab I, Pengauditan dan ProfesiAkuntanPublik. https://shandy07.files.wordpress.com/2011. diunduh Sabtu, 20 Juni 2015, pukul 6:31:26 Wikipedia. 2013. Standar Profesional Akuntan Publik. Id.wikipedia.org. Diunduh 26 Maret 2013 45