BAB I PENDAHULUAN. Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

negeri namun tetap menuntut kinerja politisi yang bersih.

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam (internal) dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan

BAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Qacan Kritis Teks Jurnalistik Pada Surat Kabar Online Le Monde

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

UNGKAPAN DISFEMIA PADA RUBRIK GAGASAN SURAT KABAR SUARA MERDEKA

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB I PENGANTAR KHAZANAH ANALISIS WACANA. Deskripsi Singkat Perkuliahan ini membelajarkan mahasiwa tentang menerapkan kajian analisis wacana.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jurnalisme online pada saat sekarang ini lebih banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMAKAIAN DISFEMIA PADA OPINI POLITIK.COM DI INTERNET

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

BAB I PENDAHULUAN. lebih dari dua makna. Sebagian besar orang salah mengartikan apa yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah alat yang dekat dan mampu berinteraksi secara eksplisit dan implisit

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu berintraksi dengan sesama manusia. Manusia dalam kegiatan

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menyampaikan ide atau gagasan pada orang lain, baik secara lisan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000: ) yakni publisitas yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pergeseran makna pada BT, oleh sebab itu seorang penerjemah harus

91. Mata Pelajaran Bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Eufemisme berupa ungkapan-ungkapan yang tidak menyinggung perasaan

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sasaran. Hatim dan Mason (1997:1) mendefinisikan penerjemahan sebagai salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penulisan di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perubahan makna kasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdemokrasi seperti saat ini. William L. Rivers menempatkan media massa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Bahasa sudah diajarkan sejak dulu baik di keluarga maupun di. peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan. Seperti yang dinyatakan (Sumarlam, 2008:1) Sarana yang

96. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

94. Mata Pelajaran Bahasa Jerman untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Pilihan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

Filipina: Perubahan Tanpa Ideologi Mendasar

TEKNIK PENULISAN OPINI UNTUK MEDIA MASSA

BAB I PENDAHULUAN. dengan manusia lainnya, baik sebagai makhluk individu maupun mahluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan dan menerima informasi atau pesan.

BAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran yang sempurna diantara makhluk-makhluk ciptaannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. puisi antara lain Oidipus, Hamlet, Mahabaratha, Ramayana, dan sebagainya

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Masuknya istilah-istilah asing, terutama dari bahasa Inggris ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

95. Mata Pelajaran Bahasa Perancis untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/ Madrasah Aliyah (MA) Program Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Anggota dari Polisi merupakan anggota masyarakat, walaupun ada aspek yang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (21/3) masyarakat Indonesia khususnya dunia musik underground dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan bahwa pendidikan tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil pengamatan penulis di lapangan, ternyata pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika menulis sebuah teks, penulis harus berupaya menarik minat pembaca untuk membaca apa yang ditulisnya. Salah satu caranya adalah dengan menggunakan gaya bahasa. Eufemisme merupakan salah satu gaya bahasa yang berperan penting dalam interaksi sosial, terutama untuk menjaga keharmonisan hubungan sosial. Hal tersebut disebabkan gaya bahasa eufemisme berfungsi untuk mengganti kata atau ungkapan yang bermakna kasar dengan kata atau ungkapan yang lebih halus. Dengan menggunakan eufemisme, seorang penulis bisa menyampaikan pesan dengan lebih beretika, santun, dan sopan. Dalam kehidupan sehari-hari, eufemisme banyak digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat dengan berbagai tujuan, misalnya, pada kalangan politisi. Pada masa pemerintahan Orde Baru, eufemisme sering digunakan oleh pemerintah, bahkan penggunaannya tampak berlebihan hingga memunculkan kecenderungan hiprokrit. Hal ini tentunya tidak bisa dilepaskan dari tujuan politik yang diinginkan oleh rezim Soeharto agar tidak menimbulkan gejolak dalam masyarakat. Ungkapan diamankan digunakan untuk menghaluskan kata ditangkap. Contoh eufemisme ini sangat populer dipakai pada masa itu. Melihat pentingnya eufemisme dalam interaksi sosial; baik dalam berbahasa lisan maupun tulisan, eufemisme perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pemerhati bahasa. Hal tersebut disebabkan eufemisme merupakan strategi untuk mengganti sebuah kata atau ungkapan yang ada ke makna yang 1

lebih halus. Tentunya, penggantian tersebut juga bisa mengaburkan makna yang ingin disampaikan penulis. Dari sisi ini, pemerhati bahasa bertugas menjadi jembatan penafsir antara penulis dan pembaca sehingga pesan yang diinginkan penulis sampai kepada pembaca. Di sisi lain, eufemisme bukan saja sebagai penghalusan bahasa semata tetapi juga melatih kecerdasan masyarakat untuk berfikir abstrak. Berfikir abstrak berarti menginterpretasikan eufemisme yang muncul berdasarkan kenyataan serta mengetahui makna yang ada di balik ungkapan eufemisme itu. Apabila ada istilah-istilah baru yang digunakan para politikus maupun para kritikus di berbagai media, baik media massa maupun media sosial, masyarakat bisa menelaah istilah tersebut. Media sosial sebagai produk dari era teknologi informasi tidak bisa lepas dari permasalahan kebahasaan. Salah satu contohnya adalah blog. Blog atau web log merupakan aplikasi di jejaring internet yang berbentuk tulisan-tulisan sebagai isi sebuah halaman web. Ini bisa diartikan bahwa blog merupakan tempat disimpan sekaligus diterbitkannya sebuah tulisan; baik fiksi maupun non-fiksi. Salah satu blog yang aktif menampilkan tulisan dan artikel lepas yakni blog Kajian Timur Tengah yang penulis sekaligus pengelolanya adalah Dina Y. Sulaeman. Blog tersebut beralamat dinasulaeman.worpress.com. Berawal dari ketertarikan peneliti membaca artikel-artikel Dina, peneliti melihat adanya fenomena kebahasaan yang menggunakan eufemisme dalam tulisannya. Sebagai contoh bentuk penggunaan eufemisme pada artikel Dina Y. Sulaeman adalah sebagai berikut. Khusus untuk Suriah, antara lain yang menjadi pertanyaan, mengapa media massa internasional sedemikian mem-blow-up kasus migran Suriah setelah 2

adanya foto jasad bocah Kurdi-Suriah, Aylan, yang terdampar di pantai Turki? (Sumber: KS/15/9/15) Dari contoh data di atas terlihat adanya penggunaan eufemisme dalam penulisan artikel. Frasa blow-up merupakan bentuk eufemisme. Bentuk penggunaan eufemisme dapat dilihat dari satuan gramatikal bahasa, yakni pada tataran kata, frasa, klausa, dan kalimat. Selain itu, pembentukan eufemisme dapat dilihat dari bentuk struktural atau inovasi formal dan inovasi semantis. Pada contoh di atas, blow-up adalah bentuk eufemisme dalam kategori inovasi formal yang terdapat pada tataran kata pinjaman (loan word). Jika ditinjau dari satuan gramatikal bahasa, bentuk eufemisme tersebut adalah berbentuk frasa. Frasa blow-up berasal dari dua kata yakni blow dan up, yang diadopsi dari bahasa Inggris tanpa merubah ejaan. Kata pinjaman blow-up menurut konteks artikel di atas bermakna membesar-besarkan berita atau menyebarluaskan berita secara masif. Di tinjau dari fungsi penggunaan eufemisme, frasa blow-up termasuk ke dalam fungsi provokasi. Menurut Burridge (2012) fungsi provokasi adalah penggunaan kata atau ungkapan untuk mempengaruhi, membangkitkan, menghasut untuk berbicara lebih sopan. Dari contoh eufemisme pada artikel di atas, dapat dilihat bahwa bentuk tersebut bisa saja memberikan pengaruh positif dan negatif kepada pembaca. Berdasarkan penjelasan di atas, penggunaan eufemisme dalam artikel Dina Y. Sulaeman pada penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk, makna, dan fungsi penggunaan eufemisme dalam artikel-artikelnya yang diterbitkan lewat blog pribadinya. Dalam blog tersebut, Dina banyak menulis artikel tentang konflik 3

di Timur Tengah, seperti; Palestina, Iran, Lybia, Suriah, Irak, Turki, dan lain sebagainya. Dari banyaknya tema artikel yang ditulis oleh Dina, peneliti tertarik untuk meneliti penggunaan eufemisme pada wacana konflik Suriah. Satu hal yang paling menarik untuk menelaah artikel Dina bertema konflik Suriah adalah karena Dina merupakan salah satu pengamat yang intens dalam menganalisis konflik Suriah di Indonesia. Dalam blognya, Dina telah mulai mengkaji permasalahan Suriah semenjak tahun 2012. Lebih menariknya, Dina adalah pengamat yang anti-perang atau tidak sepakat dengan opini bahwa pemberontakan bersenjata di Suriah itu wajar. Ini membuat Dina Y. Sulaeman melawan arus permikiran mainstream di tengah masyarakat Indonesia yang cendrung mendukung pemberontak dalam penumbangan rezim pemerintahan yang sah di Suriah. Contohnya dalam artikel Syiria di Republika, Dina mengkritik jurnalis senior dari koran nasional Republika yang pro-oposisi berdasarkan sebuah video amatir tak terverifikasi. Dengan keras Dina menulis bagaimana mungkin seorang jurnalis senior sampai tidak tahu bahwa perang Syria sangat diwarnai perang propaganda dan bahkan disebut-sebut sebagai A Photoshoped Revolution saking banyaknya rekayasa informasi foto yang diunggah melalui internet untuk memprovokasi opini publik. Dari nukilan tersebut, Dina menyatakan bahwa seorang jurnalis senior pun terkecoh dengan sengkerutnya informasi di internet berkenaan dengan Suriah. Bila jurnalis hebat saja terkecoh, tentunya masyarakat awam bisa lebih parah lagi. 4

Coser (1967:32) menterjemahkan konflik sebagai sebuah perjuangan yang berkaitan dengan nilai, tuntutan, status, dan kekuasaan yang bertujuan untuk menetralkan, mencederai, atau melenyapkan lawan. Konflik Suriah menjadi lebih gaduh karena banyaknya berita, artikel, komentar, dan tulisan lainnya berkaitan dengan konflik di negeri para nabi ini. Secara harfiah, perseteruan bersenjata di Suriah terjadi karena adanya kelompok opisisi yang ingin mengganti rezim pemerintahan Bashar Assad. Sang presiden yang didukung oleh sebagian besar rakyat Suriah gagal digulingkan melalui demontrasi-demontrasi. Hingga akhirnya, pihak opisisi pun melancarkan gerakan bersenjata untuk merebut kekuasaan di Suriah pada akhir tahun 2011. Hingga saat ini, konflik Suriah telah menjadi konflik bersenjata yang menyeret banyak pihak dan banyak negara. Dari pengamatan penulis, artikel berisi analisis konflik Suriah yang ditulis Dina banyak menggunakan eufemisme. Pembaca yang tidak terbiasa dengan gaya bahasa eufemisme bisa menjadi terbiasa karena pengaruh fenomena bahasa tersebut yang selalu muncul secara berkelanjutan pada kumpulan artikel konflik Suriah dalam blog Dina Y. Sulaeman. Berdasarkan fenomena tersebut, pemakaian eufemisme dalam kumpulan artikel konflik Suriah menarik untuk diteliti dan dikaji lebih dalam. Hal ini disebabkan, dari hasil penelusuran peneliti, pembahasan tentang kajian eufemisme dalam artikel Dina bertema konflik Suriah belum ada. Penelitian ini pun menjadi lebih menarik lagi mengingat bagaimana Dina memaparkan dan membalas informasi-informasi provokasi perang dengan bahasa halus. Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk mengkaji dan meneliti penggunaan 5

eufemisme dalam artikel Dina Y. Sulaeman berkaitan dengan konflik Suriah berdasarkan pada dua landasan pemikiran. Pertama, eufemisme sebagai gaya bahasa dapat mengajak pembaca berpikir reflektif dan kritis. Kedua, peneliti ingin membuktikan apakah dengan menggunakan eufemisme sebuah konflik bisa dijelaskan secara halus dan komprehensif. 1.2 Batasan Masalah Dalam kajian semantik, jenis perubahan makna terdiri atas perubahan makna meluas, menyempit, mengasar (disfemisme), menghalus (eufemisme), dan perubahan total (Chaer, 1995). Namun, kajian dalam penelitian ini hanya dibatasi pada ruang lingkup eufemisme. Pemakaian eufemisme dapat dijumpai pada bahasa lisan dan bahasa tulisan. Sebagai contoh dapat kita jumpai pada berita, artikel, opini, ataupun iklan. Pembaca berita, presenter, pembaca pidato, bahasa di lingkungan perkantoran, sekolah dan bahkan bahasa yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat dapat juga dijumpai pemakaian eufemisme. Namun, penelitian ini membahas pemakaian eufemisme yang digunakan pada tulisan yang ditulis oleh Dina Y. Sulaeman dalam artikelartikelnya yang terdapat di blognya, yaitu Kajian Timur Tengah. Dina Y. Sulaeman adalah seorang pengamat politik Timur Tengah. Dia telah menulis beberapa buku ataupun artikel berkaitan dengan Palestin, Iran, Suriah, dan konflik-konflik yang terjadi di Timur Tengah. Dalam blognya, Dina Y. Sulaeman menulis artikel dengan berbagai tema berkaitan dengan hubungan internasional di berbagai negara timur tengah. Contohnya artikel dengan tema palestina, iran, afganistan, libia, suriah, irak, mesir, dan lain sebagainya. Namun, 6

dalam penelitian ini hanya mengkaji eufemisme dalam artikel yang bertema konflik Suriah Pembahasan eufemisme dapat dilihat dari struktur gramatikal bahasa, bentuk, makna, fungsi, jenis wujud, nilai, dan ideologi. Namun, penulis membatasi masalah pada tataran bentuk, makna, dan fungsi yang terdapat pada eufemisme dalam menyampaikan informasi kepada pembaca. Berdasarkan fenomena tersebut, penulis membatasi penelitian ini pada pemakaian eufemisme yang terdapat dalam kumpulan artikel Dina Y. Sulaeman, yaitu wacana konflik Suriah yang terdapat dalam blognya dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. Penulis memberikan batasan masalah penelitian ini agar dapat dideskripsikan lebih jelas dan menghindari ketikakuratan data yang dianalisis. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1) Bagaimanakah pembentukan eufemisme yang digunakan Dina Y. Sulaeman dalam menulis artikel wacana konflik Suriah? 2) Apa makna eufemisme yang digunakan Dina Y. Sulaeman dalam menulis artikel wacana konflik Suriah? 3) Apakah fungsi eufemisme yang digunakan Dina Y. Sulaeman dalam menulis artikel wacana konflik Suriah? 1.4 Tujuan Penelitian Kajian penelitian ini adalah tentang eufemisme dalam kumpulan artikel wacana konflik Suriah Dina Y. Sulaeman. Kajian penelitian ini dimaksudkan 7

untuk mengetahui eufemisme yang ada dalam artikel wacana konflik Suriah. Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah untuk: 1) Mendeskripsikan pembentukan eufemisme yang digunakan Dina Y. Sulaeman dalam menulis artikel wacana konflik Suriah? 2) Mendeskripsikan makna eufemisme yang digunakan oleh Dina Y. Sulaeman dalam menulis artikel wacana konflik Suriah. 3) Mendeskripsikan fungsi eufemisme yang digunakan oleh Dina Y. Sulaeman dalam menulis artikel wacana konflik 1.5 Manfaat Penelitian Suatu penelitian diharapkan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat secara keilmuan dan praktis. Secara keilmuan, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat linguistik. Selain itu, diharapkan penelitian ini menjadi salah satu rujukan dan referensi peneliti yang berminat dalam mengembangkan kajian jenis perubahan makna, khususnya dalam gaya bahasa, eufemisme. Penelitian ini juga bermanfaat untuk melihat kelayakan bahasa yang tedapat dalam sebuah artikel. Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam penulisan artikel. Penulis diharapkan mampu memilih eufemisme yang tepat agar maksud dan tujuan yang disampaikan mudah dipahami serta tidak menimbulkan tafsiran yang ganda atau membingungkan pembacanya. Selain itu, penelitian ini diharapkan membantu pembaca menerapkan atau menggunakan eufemisme dalam berkomunikasi atau menyampaikan maksud dan tujuan sesuai dengan konteks yang tepat. Untuk institusi, manfaat penelitian ini adalah untuk 8

pengembangan ilmu program studi linguistik. Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan konstribusi pada bidang ilmu linguistik sehingga orang-orang lebih memahami dan mengenal bentuk kebahasaan eufemisme terutama dalam artikel tulisan Dina Y. Sulaeman yang berkaitan tentang konflik Suriah. Sementara, penelitian ini juga bermanfaat untuk peneliti yakni peneliti dapat menelaah dan mengetahui sisi positif dan negatif penggunaan eufemisme dalam kehidupan masyarakat. 9