Rancang Bangun Sistem dan Metode Penyuluhan

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENYULUHAN PERTANIAN. Dedy Kusnadi, SP., M.Si.

JENIS - JENIS METODE PENYULUHAN PERTANIAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Reni Febriyenti, 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Penyuluhan Pertanian. Metode.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

II. KAJIAN PUSTAKA. merupakan bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeyen Yeni Aminah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB II KAJIAN TEORI. mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai siswa yaitu menemukan pokok-pokok berita (apa, siapa, mengapa,

PENYULUHAN DAN KEBERADAAN PENYULUH

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting

Capaian Pembelajaran. Menerapkan keterampilan dasar mengajar dalam kegiatan pembelajaran. Sudarmantep.com

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi dalam hidup bermasyarakat bukan hanya melalui lisan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era globalisasi ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia itu sendiri (Dwi Siswoyo,dkk, 2007: 16). Oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

PENGERTIAN PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

TEMANGGUNG (25/11/2015)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. potensi, kecakapan dan karakteristik pribadi peserta didik. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dibekali kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dengan

INISIASI UNIT 3 PENGERTIAN STRATEGI, METODE, DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAH SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

PERPADUAN KONSEP METODE PEMBELAJARAN SOMATIS AUDITORY VISUAL INTELEKTUAL (SAVI) DENGAN METODE DRILL DALAM PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam membangun dan mengembangkan kapabilitasnya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar mengajar. Kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

MODEL PEMBELAJARAN MENYIMAK INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB PADA SISWA KELAS X SMK SETIA BAKTI GARUT TAHUN PELAJARAN

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah melanda dunia. Dunia yang luas seolah-olah

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa adalah alat komunikasi utama dalam kehidupan. Kemampuan

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. tepat dan artikulasi serta volume suara yang jelas (silabus Depdiknas, 2006: 46).

V. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh Semua Peubah Bebas (Xi) Terhadap Peubah Tidak Bebas (Y)

BAB I PENDAHULUAN. dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mentransfer nilai-nilai moral. Maka dalam pelaksanaannya, ketiga kegiatan tadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelajaran matematika dimata siswa kelas I MI Ittihadil Ikhwan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. KERANGKA TEORITIS Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan menjadi hal yang sangat fundamental bagi kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuli Yuliani Disfana, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dapat diungkapkan secara lisan maupun tulisan. Penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang dapat

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Usulan Penelitian B. Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

UPAYA PENYULUH KABUPATEN BEKASI DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA NELAYAN MELALUI DIVERSIFIKASI PRODUK PERIKANAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal penting dan kunci keberhasilan suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. seperti industri, jasa, pemasaran termasuk pertanian. Menurut Rogers (1983),

BAB I PENDAHULUAN. mengarahkan pendidikan menuju kualitas yang lebih baik. Berbagai. Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaku pembangunan pendidikan berupaya untuk menaikkan derajat mutu

Transkripsi:

Rancang Bangun Sistem dan Metode Penyuluhan Oleh : Agussalim, S.ST (Penyuluh Perikanan di Aceh Utara, Aceh) Sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha dikembangkan melalui penyuluhan. Penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumberdaya lainnya,sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup. Rancang bangun sistem penyuluhan adalah sebuah "rumusan sistemik" tentang penyuluhan yang dikemas secara utuh, terukur, terpola, holistik dan komprehensif sebagai upaya untuk lebih menajamkan dan membumikan kebijakan, strategi dan program penyuluhan agar tidak hanya muncul sebagai wacana, namun akan benar-benar terasakan manfaat nya oleh pelaku utama dan pelaku usaha di pedesaan. Sebagai suatu sistem, yang nama nya "rancang bangun", memang harus ditopang oleh beragam sub sistem yang mendukung nya. Secara realistik, rancang bangun sistem penyuluhan, mesti nya mampu kita arahkan ke dalam dua suasana yang saling mendukung. Pertama adalah sampai sejauh mana kita mampu menjadikan sistem penyuluhan sebagai "prime mover" atau "penggerak utama" pembangunan perikanan dan yang ke dua adalah bagaimana kesungguhan kita untuk menjadikan para penyuluh di pedesaan menjadi "integrator" pembangunan yang mampu mendampingi, mengawal, mengawasi dan mengamankan program-program pembangunan yang bersuliweran di daerah. Kita tidak ingin jika bantuan itu hanya sekedar numpang lewat atau ibarat menggarami lautan semata. Justru yang kita dambakan adalah bagaimana cara nya agar bantuan yang diberikan itu tetap berbasis pada pola pembelajaran untuk melahirkan warga bangsa yang mandiri dan berkarakter. Senafas dengan jati diri yang dimiliki nya, seorang penyuluh sudah seharus nya mampu memainkan "standing posision" nya, selaku "agent of

change" di tempat diri nya berada. Penyuluh adalah juru penerang yang diharapkan mampu menawarkan sebuah perbaikan kualitas hidup. Dari suasana miskin harus berganti dengan ketidak-miskinan. Dari kondisi "laggard" tentu harus bergeser ke "motivator". Dan tentu saja penyuluh juga berkewajiban untuk mengganti subsistensi pelaku utama dan pelaku usaha kearah yang mampu berbisnis secara profesional. Penyuluh juga dituntut untuk selalu mampu berperan untuk dapat menularkan setiap pengetahuan, inovasi, informasi dan teknologi yang ada. Bahkan penyuluh sebagai sosok yang serba bisa dan dianggap mampu menjadi "problem solver" pun sudah waktu nya mendapat perhatian khusus, sekira nya penyuluh ingin memainkan peran sentral nya selaku "prime mover". Penyuluhan memiliki kegiatan tertentu agar tujuan yang diinginkan seperti perbaikan-perbaikan teknologi, cara kerja dan tingkat kehidupan para petani di pedesaan dapat tercapai. Tugas tersebut dapat dilaksanakan oleh seorang penyuluh karena setiap penyuluh pertanian mempunyai tanggung jawab untuk mengkomunikasikan inovasi, dalam arti mengubah perilaku masyarakat sasaran agar tahu, mau, dan mampu menerapkan inovasi demi tercapainya perbaikan mutu hidupnya. Dengan demikian, tepatlah jika Kang dan Song (1984) menyimpulkan bahwa tidak ada satu pun metode yang selalu efektif untuk diterapkan dalam setiap kegiatan penyuluhan. Bahkan menurutnya, dalam banyak kasus, kegiatan penyuluhan harus dilaksanakan dengan menerapkan beragam metode sekaligus yang saling menunjang dan melengkapi. Setiap kegiatan dalam penyuluhan harus dilaksanakan secara teratur dan terarah, tidak mungkin dilaksanakan begitu saja, oleh karena itu memerlukan metode atau cara-cara yang dapat digunakan, yang harus bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan, sehingga para pelaku utama dan pelaku usaha dapat menolong dirinya sendiri (self help), mengubah memperbaiki tingkat pemikiran, tingkat kerja dan tingkat kesejahteraan hidupnya. Sedangkan metoda itu sendiri adalah cara penyuluh untuk mendekatkan dirinya dengan masyarakat sasaran. Landasan dalam memilih metode yang tepat adalah dengan cara memahami prinsip-prinsip metode penyuluhan yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan suatu metode penyuluhan.

Prinsip-prinsip tersebut antara lain : 1. Pengembangan untuk berpikir kreatif Melalui penyuluhan, agar masyarakat sasaran mampu dengan upayanya sendiri mengatasi masalah-masalah yang dihadapi, serta mampu mengembangkan kreatifitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang yang diketahuinya untuk terus menerus dapat memperbaiki mutu hidupnya. Oleh sebab itu, pada setiap kegiatan penyuluhan, seorang penyuluh harus mampu memilih metode yang sejauh mungkin dapat mengembangkan daya nalar dan kreativitas masyarakat sasarannya. Melalui penentuan jadwal dan tempat penyuluhan sehingga Setiap individu sangat mencintai profesinya, karena itu tidak suka diganggu serta selalu berperilaku sesuai dengan pengalamannya sendiri dan kenyataankenyataan yang dihadapinya sehari-hari. Oleh karena itu, kegiatan penyuluhan sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan metode-metode yang dilaksanakan di lingkungan pekerjaan sasarannya. Hal ini dimaksudkan agar tidak banyak menggangu kegiatan rutinnya Penyuluh dapat memahami betul keadaan sasaran, termasuk masalah yang dihadapi dan potensi serta peluang yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan mutu hidup mereka. Kepada sasaran dapat ditunjukkan contoh-contoh nyata tentang masalah dan potensi serta peluang yang dapat ditemukan di lingkungan pekerjaannya sendiri, sehingga mudah dipahami dan diresapi serta diingat oleh sasarannya dan setiap individu terikat dengan lingkungan sosialnya 2. Dengan mengawali penentuan tempat dan metode yang paling baik Kegiatan penyuluhan diawali dengan pemilihan tempat yang paling baik yaitu tempat kegiatan sasaran, menciptakan hubungan yang akrap dengan sasaran dan memberikan sesuatu untuk terjadinya perubahan. Totok Mardikanto (1982), mengenalkan adanya tiga cara pendekatan yang dapat juga diterapkan dalam pemilihan metode penyuluhan, yaitu 1) Metode penyuluhan menurut media yang digunakan 2) Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya 3) Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya

Dari metode-metode pendekatan yang dilancarkan sehubungan dengan kegiatan penyuluhan, kita dapat mengetahui metode mana yang paling efektif dan yang kurang efekti, metode mana yang memerlukan perlakuan-perlakuan intensif dan mana pula yang kurang intensif. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan massal menyampaikan pesan kepada pelaku utama dan pelaku usaha yang mengikuti atau menyimaknya ke tahap kesadaran akan tetapi belum memahaminya secara mendalam. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan kelompok mulai menarik para petani ke tahapan minat, tahapan menilai atau mempertimbangkan, bahkan mncobanya pula. Sedangkan penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan perorangan akan menyampaikan petani ke tahap penerapan, ia mulai menerapkan teknologi baru yang diajarkan atau dikembangkan penyuluh. Sementara ahli mengemukakan bahwa menurut mekanisme diterimanya materi atau isi penyuluhan oleh para petani, maka penyuluhan itu dapat digolongkan atas :1) Metode yang dapat didengar, yang dalam hal ini pesan-pesan penyuluh akan diterima lewat pendengaran, misalnya percakapan secara tatap muka. 2) Metode yang dapat dilihat, pesan-pesan penyuluh dengan metode ini dapat diterima atau dilihat petani oleh penglihatannya, misalnya pesan dalam bentuk gambar, spanduk. 3) Metode yang dapat didengar dan dilihat, pesan-pesan penyuluh disampaikan melalui peragaan yang disertai dengan petunjuk-petunjuk lisan, gambar ditelevisi, film bersuara, dan lain-lainnya. Jadi dalam kegiatan penyuluhan agar kegiatan itu mencapai keberhasilan dalam proses adopsinya dengan lancer atau baik penyuluh perlu memperdengarkan, memperlihatkan dan melakukan praktek terhadap materi yang disuluhkan. Freire (1973), menyatakan bahwa pendidikan adalah merupakan proses penyadaran menuju kepada pembebasan. Oleh sebab itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya menciptakan ketergantungan atau bentuk-bentuk penindasan baru, artinya melalui pendidikan, sasaran didik harus selalu diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya. Selaras dengan hal itu, salah satu cirri utama pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidikan tidak bergantung pada seberapa banyak

materi yang disampaikan, tetapi lebih pada seberapa jauh program pebdidikan tersebut mempu mengembangkan dialog antara pendidik dan yang dididik. 3. Penentuan sasaran dan pemecahan masalah penyuluhan secara tepat Selain itu juga bahwa sasaran pendidikan orang dewasa adalah orang-orang dewasa yang disamping telah memiliki pengalaman, perasaan dan harga diri (tidak ingin dan tidak mudah digurui), mereka umumnya juga memiliki banyak kegiatan dan merupakan pribadi-pribadi yang pada umumnya telah mengalami kemunduran. Program pendidikan orang dewasa harus lebih banyak mengacu pada pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi dari pada dengan upaya penambahan pengalaman belajar baik yang berupa pengetahuan, sikap dan ketrampilan-ketrampilan baru. Scmidt (1974) menekankan agar pemilihan metode pendidikan orang dewasa harus selalu mengacu pada tujuan yang ingin dicapai oleh program pendidikan yang pada dasarnya terbagi menjadi dua,yaitu menata pengalaman masa lampau yang telah dimilikinya dengan cara baru, dan memberikan pengalaman baru dalam hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Beberapa metode penyuluhan yng paling tepat dilakukan pada pelaku utama dan pelaku usaha yaitu : 1. Demonstrasi Demonstrasi dapat mendorong pelaku utama dan pelaku usaha mencoba sendiri inovasi baru. Penyebab masalah dapat ditunjukkan disertai kemungkinan pemecahannya tanpa rincian teknis yang rumit. keuntungan demontrasi adalah kesanggupan melihat suatu metode baru untuk dituangkan dalam praktek. Tidak diperlukan adanya saling mempercayai yang tinggi antara petani dan penyuluh, karena petani dapat melihat sendiri segala sesuatunya dengan jelas. Agen penyuluhan pun tak perlu terlalu melibatkan diri pada penguraian pesan yang kemungkinan bisa keliru diartikan. Demontrasi sangat berguna bagi orang yang tak bisa berpikir secara abstrak. Agart efektif, demontrasi harus diintegrasikan ke dalam program penyuluhan. Cara lain juga dapat digunakan untuk mendorong petani menyaksikan demontrasi dan memutuskan penggunaan informasi baru tersebut di lahan mereka.

2. Diskusi Kelompok Diskusi kelompok merupakan metode penyuluhan yang sangat penting, karena memberi kesempatan untuk mempengaruhi perilaku pesertanya. Peranan agen penyuluhan berbeda, tidak seperti pada pidato / ceramah yang menempatkan agen penyuluhan sebagai sumber informasi sehingga statusnya lebih tinggi daripada hadirin. Pada kelompok diskusi, agen penyuluhan merupakan bagian dari anggota kelompok yang turut memecahkan masalah. Diskusi kelompok membantu proses alih teknologi dari ahlinya kepada kelompok walaupun media cetak dan bahan audio visual serta pidato lebih murah dan tertata rapi serta umumnya lebih efektif. Walaupun demikian, diskusi kelompok membantu anggotanya memadukan pengetahuan dengan memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan, menghubungkan informasi baru dengan yang telah mereka ketahui, dan jika perlu, memperbarui pandangan mereka dapat mendiskusikannya dengan penyuluh. 3. Metode Penyuluhan Individu Keuntungan metode penyuluhan indivudu adalah 1) Memberikan informasi yang diperlukan merupakan cara yang sangat baik untuk memecahkan suatu masalah yang khusus, seperti pengambilan keputusan dalam penanaman modal yang besar. 2) Ada keinginan untuk mengintegrasikan informasi dari pelaku utama dan pelaku usaha dengan informasi dari agen penyuluhan. 3) Agen penyuluhan dapat membantu pelaku utama dan pelaku usaha untuk menjernihkan pikirannya dan memilih antara beberapa tujuan yang masih simpang siur. 4) Agen penyuluhan dapat meningkatkan kepercayaan pelaku utama dan pelaku usaha pada dirinya dengan menunjukkan perhatiannya secara pribadi, situasinya, serta gagasan-gagasannya. 4. Gabungan dari Berbagai Media dan Penggunaan alat Bantu Audio Visual Keuntungan menggunakan alat bantu audio visual adalah 1) Alat bantu dapat menangkap perhatian dari hadirin.

2) Melalui alat bantu, bisa disarikan butir penting dari pembicaraan dengan jelas. 3) Pesan lebih mudah ditangkap melalui beberapa panca indra dibanding yang hanya melalui salah satu panca indera saja. 4) Kemungkinan untuk mengurangi terjadinya penafsiran yang keliru. 5) Beberapa alat bantu dapat membantu menyusun pesan secara sistematis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menetapkan metoda Penyuluhan adalah sebagai berikut : 1. Metoda penyuluhan yang ditentukan harus dapat mengembangkan swakarsa dan swadaya pelaku utama sasaran. 2. Metoda penyuluhan yang ditetapkan harus dapat disampaikannya oleh penyuluh sesuai dengan sasaran, cukup dalam jumlah dan mutu, tepat sasaran dan waktu, mudah diterima dan dimengerti, pengguna fasilitas dan media secara berhasil guna 3. Metode yang digunakan lebih efisien dan efektif bagi penyuluh 4. Harus dapat memungkinkan kelanjutan pelaksanaannya. 5. Harus memungkinkan turut sertanya secara aktif dari sasaran. 6. Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan metode yang terpilih relatif lebih murah (Tulisan ini disusun dari berbagai sumber informasi dan karangan para akademisi dan pengalaman penyuluh perikanan dalam menumbuhkembangkan pelaku utama dan pelaku usaha di lapangan)