PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN ACEH TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI STATISTIKA


PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

IMPLEMENTASI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandar

DAFTAR ISI. ABSTRAK... KATA PENGANTAR. DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Penggunaan Model Kooperatif Tipe CIRC Berbasis Konstruktivisme Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandarlampung yang terletak di Jl.

InfinityJurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Vol 4, No.1, Februari 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Metakognitif Berbasis Soft Skill

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR LAMPIRAN... xi

STRATEGI FORMULATE SHARE LISTEN CREATE UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MATHEMATICAL PROBLEM POSING SISWA SMP

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Bandarlampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. masalah (problem solving) matematis siswa dengan menerapkan model

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 25 Bandar Lampung yang terletak di

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBASIS LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI

BAB III METODE PENELITIAN. bentuk Nonequivalent Control Group Design karena pada kenyataanya penelitian

JURNAL ILMU PENDIDIKAN INDONESIA Volume : 4 Nomor : 2 1 Juni 2016

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol.4 No 1 Pebruari 2017 ISSN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION (AIR) TERHADAP PENINGKATAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi Matematis Siswa SMAN 3 Banda Aceh melalui Penerapan Model Problem Based Learning

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen kuasi

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN REPRESENTASI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 19 Bandar Lampung. Populasi dalam

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Pekalongan. Populasi dalam

PENGARUH CHALLENGE BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 GETASAN KABUPATEN SEMARANG

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN PEER ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DAN DIRECT INSTRUCTION

[JURNAL PENDIDIKAN UNSIKA] ISSN

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

PENGELOLAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI KEWIRAUSAHAAN MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

MATERI STATISTIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA MTS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran di SMP

BAB III METODE PENELITIAN. 2015/2016, dengan pokok bahasan Lingkaran. eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang diterapkan adalah penelitian eksperimen dengan dua kelompok

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas XI MAN 1 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 14

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

DAFTAR ISI Andoko Ageng Setyawan, 2013

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN N PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Negeri 1 Gadingrejo tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 248 siswa dan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Desain ini sama

BAB III METODE PENELITIAN. sasaran penelitian atau objek oleh peneliti adalah siswa SMK Farmasi

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENGARUH MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER BERBANTUAN GEOGEBRA TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

BAB IV HASIL PENELITIAN. Pengetahuan Sosial dengan melibatkan tiga indikator yaitu: 1. Menggambar peta Indonesia dengan memberi simbol

PENERAPAN METODE MIND MAPPING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH KALKULUS I

BAB III METODE PENELITIAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA SMP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan pemahaman matematik siswa dan data hasil skala sikap.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di kelas X SMK Telkom

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 58 A. Analisis Data Kemampuan Pemahaman Matematis B. Analisis Data Kemampuan Komunikasi Matematis 72 C.

PENERAPAN MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI SISWA PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA. Aden Arif Gaffar 1

Model Pembelajaran Missouri Mathematics Project dengan Metode Two Stay Two Stray

BAB III METODE PENELITIAN

1) Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret 2) Dosen Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Sebelas Maret

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Bandar Lampung yang terletak di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mempengaruhi pemahaman konsep matematika siswa. Penelitian ini

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMP MUHAMMADIYAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING (DLPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI 5 LANGSA SKRIPSI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA (PMRI)

Lectura Vol. 03 No. 02, Agustus halaman 171 s/ d 179

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIK SISWA SMP MELALUI PENDEKATAN PROBLEM POSING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diperbandingkan kedua model pembelajaran tersebut untuk mengetahui model

PEMBELAJARAN PENEMUAN UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMP

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

III. METODE PENELITIAN. data dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. hanya pada ranah kognitif. Tes hasil belajar sebelum diperlakukan diberi

BAB III METODE PENELITIAN

OLEH : LITA DEWI SUSANTARI NPM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Cilegon yang berlokasi di Jl.

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB II PEMBELAJARAN IPA TERPADU MODEL CONNECTED, PENGUASAAN KONSEP KEPENDUDUKAN DAN LINGKUNGAN, DAN SIKAP ILMIAH SISWA...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. M. Gilar Jatisunda 1)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

peningkatan hasil belajar melalui metode pembelajaran Accelerated Learning menggunakan langkah M-A-S-T-E-R siswa SMAN 2 Siak Hulu.

SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN OPEN-ENDED DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Transkripsi:

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS KABUPATEN ACEH TENGAH Khairul Asri Pendidikan Matematika Universitas Serambi Mekkah Email: Khairulasri3@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini berjudul, Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas Kabupaten Aceh Tengah. Masalah yang diangkat apakah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) dan Apakah terdapat interaksi antara faktor pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang peningkatan kemampuan siswa XI SMA Negeri 7 Takengon untuk memecahkan masalah matematis dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 7 Takengon pada siswa kelas XI 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI 2 sebagai kelas kontrol. Prosedur penelitian berupa tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap pengolahan data. Instrument tes berbentuk soal uraian. Teknik pengolahan data dianalisis dengan statistic kuantitatif menggunakan bantuan SPSS 17.0. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan keseluruhan siswa (0,00 < 0,05), peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan pengelompokkan siswa [tinggi (0,014 < 0,05), sedang (0,001 < 0,05), rendah (0,0135 < 0,05)]. Tidak terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran dan pengelompokkan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa, dikarenakan kelompok tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah (0,996 > 0,05). Kata Kunci : Jigsaw, Pemecahan Masalah, Matematis Siswa PENDAHULUAN Matematika adalah salah satu pengetahuan dasar yang menjadi pendukung disegala bidang pengetahuan, perlu diajarkan sejak dini dengan baik dari sekolah dasar sampai ke jenjang perguruan tinggi. Sehubungan dengan itu diperlukan usaha yang serius dan terus berupaya meningkatkan mutu pengajaran matematika. Hal ini 16

disebabkan mutu pelajaran matematika mempunyai peranan yang sangat penting bagi kemajuan bangsa. Simanjuntak (1993: 69) menyatakan bahwa Hendaknya sejak dini konsep matematika dapat diajarkan oleh guru dengan baik, dengan metode dan penyampaian yang tepat, sehingga siswa diharapkan dapat menguasai dengan baik suatu materi matematika yang kemudian dapat menjadi dasar bagi materi selanjutnya. Kenyataan menunjukkan kemampuan matematika siswa pada setiap jenjang pendidikan kurang menggembirakan. Prestasi siswa dalam matematika umumnya rendah. Lembaga survei PISA (Program for International Student Assessment) menunjukkan rendahnya kemampuan matematika siswa indonesia jika dibandingkan negara-negara lain di dunia (Sahmadi, 2007). Dalam penelitiannya, PISA mengukur kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan membandingkan sejauh mana siswa siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Soal yang diberikan menuntut siswa untuk memecahkan masalah (problem solving), mulai dari mengenali dan menganalisa masalah, memformulasikan resoning-nya dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang dimilikinya. Untuk mengatasi permasalahan di atas, diperlukan model-model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satunya pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang mengutamakan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah salah satu pembelajaran kooperatif dimana pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan menerapkan model pembelajaran tipe jigsaw yang diyakini peneliti dapat meningkatkan kemapuan pemecahan masalah matematis siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel yang diamati adalah kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Penelitian ini melibat dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Desain penelitian dari kedua kelas tersebut adalah Randomized Pretest-postest Control Group Design (Fraenkel dan Wallen, 1990). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 7 yang terletak di Kecamatan Bintang, Kabupaten Aceh Tengah. Penelitian ini menggunakan purposif sampling dalam menentukan sampel. Sampel diambil 2 kelas dari selurus kelas XI SMA Negeri 7 Takengon, yaitu kelas XI 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI 2 sebagai kelas kontrol yaitu kelas yang menggunakan pembelajaran biasa (konvensional). Data dikumpulkan dengan cara memberikan test tertulis berbentuk uraian. Soal di uji coba terlebih dahulu kesekolah lain sebelum digunakan untuk menguji kemampuan pemecahan masalah matematis siswa untuk diketahui validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaransoal. Teknik pengolahan data dianalisis dengan statistic kuantitatif. Untuk pengolahan data peneliti menggunakan bantuan SPSS 17.0. Analisis statistik yang dilakukan berupa memberikan skor pretes dan postes, menghitung rataan dan standar deviasi, menguji normalitas dan uji homogenitas data pretes sebagai syarat Uji kesamaan rata-rata, menghitung N-Gain, melakukan uji normalitas N-Gain, melakukan uji perbedaan N-Gain, dan melakukan pengujian 17

Khairul Asri interaksi antara faktor pembelajaran terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskrepsi statistik meliputi rata-rata, standar deviasi dan jumlah siswa berdasarkan pembelajaran yang digunakan disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Berdasarkan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Konvensional Kelas N Tes Skor Maks Skor Min SD Var Eksperiman 26 Pretest 25 3 11,42 4,85 23,534 Postest 29 10 22,35 5,37 28,875 Kontrol 26 Pretest 20 7 12,92 3,04 9,274 postest 29 12 18,92 4,27 18,234 Tabel di atas memperlihatkan bahwa skor rata-rata pretes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa untuk kelas eksperimen lebih rendah dari kelas kontrol. a. Uji Perbedaan Rata-rata Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Uji perbedaan rata-rata juga menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan = 0,05. kriteria pengujian adalah : tolak Ho apabila Sig = 0,05. Hasil uji-t menggunakan SPSS 17.0 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Hasil Uji Perbedaan Rata-Rata Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Sebelum Perlakuan Kelas T hitung Sig. (2-tailed) Kesimpulan Keterangan Eksperimen Kontrol -1,335 0,188 Terima H o Tidak ada perbedaan Berdasarkan Tabel diketahui nilai sig. (2-tailed) adalah 0.188, karena 0.188 > 0.05 mengakibatkan terjadi penerimaan H o yang berarti tidak terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematis antara siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol sebelum perlakuan. b. Uji Normalitas Dan Homogenitas Rata-rata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pengujian ini menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan = 0,05. Kriteria pengujian adalah : Tolak Ho apabila Sig < = 0,05. Hasil uji normalitas terhadap kedua data N-Gain dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3 Hasil Uji Normalitas N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Kolmogorov-Semirnov Sig Kelas eksperimen 0,064 Kelas kontrol 0,200 18

Berdasarkan hasil uji normalitas kemampuan pemecahan masalah Matematis terlihat pada tabel diperoleh: a. Nilai sig. 0.064 > 0,05 untuk pretest kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol, akibatnya terima H o, artinya data pretes kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol berdistribusi normal. b. Nilai sig. 0.200 > 0,05 untuk pretest kemampuan pemecahan masalah kelas kontrol, akibatnya terima H o, artinya data pretes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen berdistribusi normal. c. Uji Perbedaan Rata-rata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Keseluruhan Siswa Pengujian ini menggunakan SPSS 16.0 dengan taraf signifikan = 0,05. Kriteria pengujian adalah : Tolak Ho apabila Sig < = 0,05. Hasil pengujian uji perbedaan rata-rata nilai N-Gain dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 4 Uji Perbedaan Rata-rata Nilai N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas T hitung Sig. (2-tailed) Sig. (1-tailed) Kesimpulan Eksperimen Kontrol 4,103 0,000 0 Tolak H o Berdasarkan hasil Uji-T pada tabel menunjukkan nilai Sig. (2-tailed) = 0,000, sehingga nilai Sig. (1-tailed) = 0,000/2 = 0. Berdasarkan kriteria pengujian Tolak H 0 jika nilai Sig. (1-tailed) < 0,05. Diketahui bahwasanya nilai Sig. (1-tailed) = 0, sehingga berakibat terjadi penerimaan H 1. d. Uji Perbedaan Rata-rata N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Berdasarkan Pengelompokkan Siswa Pengelompokkan siswa ke dalam kelompok tinggi berdasarkan pembagian jumlah siswa terhadap 3 kelompok. 30% berada pada kelompok tinggi, 35% pada kelompok sedang, dan 35% pada kelompok rendah. Tabel 5. Data N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen dan Kontrol Kelas Kelompok Rata-rata N-Gain Eksperimen Tinggi 0,69 Sedang 0,64 Rendah 0,49 Kontrol Tinggi 0,45 Sedang 0,39 Rendah 0.26 e. Interaksi Antara Pembelajaran dan Pengelompokkan Siswa Terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Pengujian menggunakan Uji Anova dua jalur (Two Way Anova) dengan bantuan SPSS 17.0 menggunakan taraf signifikasi = 0,05. Dengan kriteria pengujian Tolak H 0 jika sig <. Ringkasan interaksi antara pembelajaran dan pengelompokan siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dapat dilihat pada tabel berikut 19

Khairul Asri Tabel 6. Uji Interaksi Antara Pendekatan dan Pengelompokkan Siswa terhadap Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Source Type III Sum of Squares df Mean Square F Sig. Intercept Hypothesis 12.265 1 12.265 16.642.153 Error.737 1.737 a KelompokPM Hypothesis.354 2.177 1.052E3.007 Error.000 2.000 b Pembelajaran Hypothesis.737 1.737 3.176E3.000 Error.001 3.792.000 c KelompokPM * Pembelajaran Hypothesis.000 2.000.004.996 Error 1.842 46.040 d Berdasarkan deskripsi data pada tabel diketahui nilai Sig.0,996 > taraf signifikan = 0,05. Kemudian kelompok tidak memberikan hasil yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis yang ditunjukkan dengan > 0,05. Namun pembelajaran ternyata memberikan hasil yang berbeda terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis dengan nilai Sig 0,000 < 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh secara bersama-sama yang diberikan oleh model pembelajaran dengan kelompok siswa terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan keseluruhan siswa. 2. Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang memperoleh pembelajaran dengan kooperatif tipe Jigsaw lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan pembelajaran biasa (konvensional) berdasarkan pengelompokkan siswa. 3. Tidak terdapat interaksi antara penerapan pembelajaran dan pengelompokkan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan di atas, maka perlu kiranya penulis memberikan saran. Adapun saran-saran yaitu: 1. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran matematika, khususnya untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 2. Diharapkan guru dapat memperkaya pengetahuan tentang memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat mengoptimalkan aktivitas siswa 20

DAFTAR PUSTAKA Fraenkel, J. R. dan Wallen, N. E. (1990).How to Design and Evaluate Research in Education (second ed.). New York: McGraw-Hill Publishing Company. Gie, The Liang. 1999. Filsafat Matematika. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna. Hollands, Roy. 1995. Kamus Matematika. Jakarta: Erlanga. Johnson DW & Johnson, R, T (1991) Learning Together and Alone. Allin and Bacon : Massa Chussetts. Ruseffendi, E. T. (1988). Pengantar Kepada Membantu GuruMengembangkan Kompetensinya Dalam Pengajaran UntukMeningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito. Sahmadi, S.H. (2007). Mengukur Kualitas [online]. Tersedia. http:www.kompascetak. com Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Simanjuntak, Lisnawati ( 1993). Metode Pengajaran Matematika Jilid 1. Jakarta: Rineka cipta. Slavin, R.E. (1995). Cooperative learning : Theory, Research, and Practice, (Second ed). Boston: Allyn and Bacon. Sumarmo, U. (2003). Pembelajaran Keterarnpilan Membaca Matematika pada Siswa Sekolah Menengah. Makalah pada Seminar Nasional Pendidikan MIPA di FPMIPA UPI Bandung. 21