KESIAPAN SUAMI SEBAGAI PENDAMPING PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

PERSEPSI IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG DUKUNGAN SUAMI MENJELANG PROSES PERSALINAN DI PUSKESMAS KRETEK

BAB I PENDAHULUAN. akan menghadapi risiko yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap

PERAN SUAMI DALAM MEMBERIKAN DUKUNGAN MORIL PERSIAPAN PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL

Jurnal Kesehatan Masyarakat. ZAHRATUN NIDA Mahasisiwi Kebidanan STIKes U Budiyah Banda Aceh. Inti Sari

BAB I PENDAHULUAN. emosi ibu hamil. Melalui senam hamil ibu hamil akan diajarkan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TENTANG PERDARAHAN POST PARTUM Sri Sat Titi Hamranani* ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. orang. Menurut (World Health Organization,2012) kesehatan adalah suatu

kelahiran hidup. Di Yogyakarta pada

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

Devita Zakirman Stikes Jend. A. Yani Cimahi

SIKAP IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE PERTAMA (K1) COMPLIANCE WITH THE ATTITUDE OF PREGNANT WOMEN PRENATAL CARE FIRST VISIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

PENINGKATAN PERAWATAN KEHAMILAN MELALUI KELAS IBU HAMIL DI PUSKESMAS LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN MINAT IBU MENYUSUI DENGAN PERAWATAN PAYUDARA DI RS PKU MUHAMMADIYAH KOTAGEDE

PENGARUH BINA KELUARGA MANDIRI TERHADAP KEMANDIRIAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN SELAMA PROSES PERSALINAN KALA I SAMPAI KALA III

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET BANTUL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI POLI KIA PUSKESMAS TUMINTING

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN RESIKO TINGGI DIPUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bayi. Perasaan negatif meliputi rasa cemas dan takut dengan persalinan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

Trisna Ebtanastuti 2, Anjarwati 3 INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG KUNJUNGAN ULANG MASA NIFAS DI PUSKESMAS TEPUS 1 KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

III TAHUN Disusun Oleh WIWEN INDITA PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

Agus Byna 1, Laurensia Yunita 2, Indah Ratna Sari * *Korespondensi Penulis, Telepon : ,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Ria Yulianti Triwahyuningsih Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kalender atau 40 minggu atau 280 hari (Megasari, 2015). Kehamilan secara umum

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI KABUPATEN TABANAN

Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Kunjungan Masa Nifas

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG ANTENATAL CARE DIPUSKESMAS JEPON KABUPATEN BLORA. Oleh

A ALISIS FAKTOR-FAKTOR YA G MEMPE GARUHI KECEMASA IBU DALAM ME GHADAPI PERSALI A KALA I DI RUMAH BERSALI MARDI RAHAYU SEMARA G

BAB 1 PENDAHULUAN. persalinan. Selama proses tersebut seorang ibu akan mengalami berbagai

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan respon ketidaknyamanan bagi ibu hamil (Bartini, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

HUBUNGAN PENDAMPINGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA DALAM MENGHADAPI PROSES PERSALINAN KALA I DI RUMAH BERSALIN WILAYAH KOTA UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. lahir sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. seluruh kematian ibu terjadi di negara berkembang. Tingginya jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi merupakan salah satu topik penting di bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

1 BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan

PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG ANEMIA DI PUSKESMAS CEMPAKA BANJARBARU TAHUN 2013

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

Pengaruh Pelaksanaann Kelas Ibu Hamil Terhadap Pengetahuan Tentang Persiapan Persalinan

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

PERSIAPAN PERSALINAN IBU HAMIL DITINJAU DARI JUMLAH PERSALINAN DAN JUMLAH KUNJUNGAN KEHAMILAN

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

Volume 3 No. 1 Maret 2012 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN TRIMESTER III DI PUSKESMAS SEDAYU II KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

Hubungan Pelaksanaan Asuhan Sayang Ibu Dengan Lamanya Persalinan

HUBUNGAN SIKAP DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN PENGGUNAAN PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS JETIS II BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

HUBUNGAN SENAM HAMIL TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYAT KLATEN

STIKES Nani Hasanuddin Makassar 2. STIKES Nani Hasanuddin Makassar 3. STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 12, No. 2 Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan di Kairo Mesir tahun 1994 menekankan bahwa kondisi kesehatan tidak sekedar terbebas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB I PENDAHULUAN. semua orang disegala usia adalah salah satu tujuan dari. Development Goals (SDGs). Tak luput dari sasaran SDGs angka kematian ibu

Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan jumlah kematian ibu melahirkan di Kabupaten

mempelajari berbagai hal. Dalam bidang ilmu kesehatan, bisa mempelajari salah satu peristiwa tersebut adalah kehamilan. Kehamilan dan persalinan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Transkripsi:

Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 75 KESIAPAN SUAMI SEBAGAI PENDAMPING PERSALINAN DI PUSKESMAS PLERET KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA Rizky Eka Noviana 1, Dian Puspitasari 1 1 Program Studi Kebidanan (D-3), Stikes Jenderal Achmad Yani Yogyakarta E-mail: dian.ayaniyka@gmail.com ABSTRACT Background: On the third trimester of pregnancy, stressors of mother, her husband and family will increasedue to their physical and emotional preparations. Social support is very important for mother prior to labor. Husband s companion in delivery process is perceived very significant. World Health Organization (WHO) suggested that the companion in delivery processis a mother s choice. In Indonesia 68% delivery are not accompanied by husband. A companion, in particular a significant personduring the process of delivery can shortenthe delivery period, decrease the pain level, lessen the laceration and promote APGAR s score. Aim: To explore husbands readiness as companion in delivery process at Puskesmas Pleret, Bantulregency. Method: This research was a descriptivequantitative research. Samples in the research were chosen with a quota sampling method, consisted of 37 husbands of trimester III mothers and fit in with inclusion and exclusion criteria. Data were collected with a closed questionnaire and were analyzed with univariate analysis. Result: The majority of respondents were ready as companions in stage I, stage II, stage III and stage IV of the delivery process (86.5%, 70.3%, 91.9%, and 83.8%, respectively). Conclusion: The majority of husbands wereready to accompanythe delivery process at Puskesmas Pleret, Bantul regency(70,3% respondents). Keywords: readiness, companion of delivery. PENDAHULUAN Data World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, setiap tahun wanita yang bersalin meninggal dunia mencapai lebih dari 536.000 orang. Di negara-negara berkembang hampir 99% kematian ibu disebabkan persalinan. Rasio kematian ibu di negaranegara berkembang merupakan angka tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 kelahiran bayi hidup. (1) Pada tahun 2015 Indonesia memunyai komitmen untuk mencapai target Development Goals Millenium (MDGs), salah satunya menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) dari 68 m enjadi 23 per 1000 kelahiran hidup. Berdasarkan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Semakin tinggi AKI di Indonesia tersebut diperkirakan target MDGs tahun 2015 tidak mudah tercapai. Indonesia merupakan negara dengan AKI tertinggi di Asia Tenggara. Penyebab kematian tertinggi di Indonesia adalah pendarahan sebesar 22, 42%, eklampsi sebesar 28, 76%, infeksi sebesar 3,54%, dan lain-lain sebesar 45, 28% yang salah satu penyebabnya adalah persalinan lama dan tingginya fertilitas pada usia remaja. (1) Tahun 2008 AKI di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 104 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan pada tahun 2011, jumlah kasus kematian ibu yang dilaporkan mencapai 56 kasus. Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun menjadi 40 kasus,

76 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 sehingga apabila dihitung menjadi AKI dilaporkan sebesar 87,3 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2010 AKB di Yogyakarta pada laki-laki sebesar 20 bayi per 1000 kelahiran dan perempuan sebesar 14 bayi per 1000 kelahiran hidup. (2) Pada tahun 2012 AKI di Kabupaten Bantul sebesar 52,2 per 100.000 kelahiran hidup. Faktor penyebab AKI di Kabupaten Bantul adalah Pre Eklampsia Berat (PEB) sebesar 29%, pendarahan sebesar 43%, akibat emboli air ketuban sebesar 14%, dan Cardiomyopati Peripartum sebesar 14%. AKB di Kabupaten Bantul sebesar 8,6 per 1.000 kelahiran hidup, penyebab kematian bayi terbesar adalah karena asfiksia sebanyak 29 kasus, kematian karena dehidrasi merupakan penyebab terkecil sejumlah 1 kasus.. (3) WHO telah merekomendasikan bahwa pendamping persalinan adalah atas pilihan ibu sendiri, saat ini partisipasi suami dalam kesehatan reproduksi masih rendah. Pendamping, terutama orang terdekat ibu selama proses persalinan dapat membuat persalinan menjadi lebih singkat, nyeri berkurang, robekan jalan lahir jarang, serta nilai APGAR menjadi lebih baik. Masih banyak suami yang belum mampu menunjukkan dukungan penuh terhadap proses persalinan, di Indonesia terdapat 68% persalinan yang tidak didampingi suami selama proses persalinan. (4) Pada kehamilan trimester III tingkat stresor ibu hamil, suami, dan keluarga akan meningkat karena harus mulai mempersiapkan persalinan baik secara fisik maupun emosional. Dukungan sosial sangatlah penting diberikan kepada ibu hamil menjelang persalinan dan pada saat persalinan. Pada tahun 1999-2000 pemerintah mengampanyekan program Suami Siaga dan pada tahun 2007 pemerintah membentuk Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan pemasangan stiker persalinan pada semua rumah ibu hamil. (5) persalinan dirasakan sangat penting dalam membentuk perilaku seseorang, sehingga beberapa tempat bersalin di Indonesia membuat kebijakan untuk mengikutsertakan suami dalam asuhan kebidanan sebagai pendamping persalinan. Walaupun demikian kebijakan tersebut masih menyimpan keraguan di antara praktisi kesehatan terhadap kesiapan suami sebagai pendamping persalinan. Tenaga kesehatan ikut berperan serta untuk mempersiapkan suami sebagai pendamping persalinan yang baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh tenaga kesehatan. (6) Setelah peneliti melakukan studi pendahuluan pada tanggal 20 Januari 2015 di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul peneliti mendapatkan data berupa: Cakupan persalinan yang dilihat dari partograf pada bulan Oktober - Desember 2014 sebanyak 11 persalinan (100%). Dari 11 persalinan tersebut, persalinan yang didampingi oleh keluarga sebanyak 7 orang (64%) dan didampingi suami sebanyak 4 orang (36%).Hasil wawancara pada 9 orang suami ibu hamil trimester III (100%), sebanyak 6 orang suami (66,6%) mengatakan

Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 77 ketidaksiapannya untuk menjadi pendamping persalinan dikarenakan belum pernah mendampingi persalinan sebelumnya dan pekerjaan yang tidak dapat ditinggalkan, 3 orang suami (33,3%) mengatakan siap untuk menjadi pendamping persalinan dikarenakan sebelumnya sudah pernah menjadi pendamping persalinan. BAHAN DAN CARA PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatifdan menggunakan alat ukur berupa kuesioner tes tertutup secara tertulis. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 dengan sampel suami ibu hamil trimester III yang berada di Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta berjumlah 37 responden dengan teknik quota sampling. Variabel yang digunakan adalah variabel tunggal yaitu kesiapan suami sebagai pendamping persalinan. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat. HASIL DAN PEMBAHASAN persalinan dijelaskan berdasarkan kategori siap dan tidak siap. Berdasarkan tabel 1 di bawah ini dapat diketahui bahwa dari 37 suami, mayoritas usia suami berada pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 30 responden(81,1%), mayoritas kehamilan istri multigravida sebanyak 25 responden (67,6%), mayoritas suami berpendidikan SMP sebanyak 20 responden (54,1%), dan mayoritas suami bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 17 responden (45,9%). Tabel 1 Distribusi Frekuensi Suami berdasarkan Usia, Pendidikan, Paritas, dan Pekerjaan di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul. Karakteristik F (%) Usia 15-19 tahun 3 8,1 20-35 tahun 30 81,1 36-45 tahun 4 10,8 Kehamilan Kehamilan pertama 13 35,1 Kehamilan ke 2 dan 3 24 64,9 Pendidikan SD 3 8,1 SMP 20 54,1 SMA 12 32,4 Perguruan Tinggi 2 5,4 Pekerjaan Buruh 9 24,3 Petani 10 27 PNS 1 2,7 Wiraswasta 17 45,9 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kesiapan Suami Sebagai di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul Kesiapan Suami sebagai F (%) Siap 26 70,3 Tidak Siap 11 29,7 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa kesiapan suami sebagai pendamping persalinan dalam kategori siap sebanyak 26 responden (70,3%), dan dalam kategori tidak siap sebanyak 11 responden (29,7%). Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala I mayoritas dalam kategori siap sebanyak 32 responden (86.5%), kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala II mayoritas dalam kategori siap sebanyak

78 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 26 responden (70.3%), kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala III mayoritas dalam kategori siap sebanyak 34 responden (91.9%), kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala IV mayoritas dalam kategori siap sebanyak 31 responden (83.8%). Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Persalinan di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul Kesiapan Suami sebagai n (%) pada Kala I Siap 32 86.5 Tidak Siap 5 13.5 Kesiapan Suami Sebagai n (%) pada Kala II Siap 26 70.3 Tidak Siap 11 29.7 Kesiapan Suami Sebagai n (%) pada Kala III Siap 34 91.9 Tidak Siap 3 8.1 Kesiapan Suami Sebagai n (%) pada Kala IV Siap 31 83.8 Tidak Siap 6 16.2 Persalinan Dalam penelitian ini kesiapan suami sebagai pendamping persalinan dijelaskan berdasarkan kategori siap dan tidak siap. Dari hasil penelitian pada perilaku atau kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada ibu hamil trimester III menunjukan bahwa mayoritas suami dalam kategori siap sebanyak 26 responden (70,3%). Pendampingan suami adalah suami yang mendampingi istri atau menemani dalam proses persalinan. (7) Pendamping persalinan harus ditentukan jauh sebelum hari persalinan dan pastikan pendamping persalinan cukup usia, cukup matang, dan memiliki kesiapan mental untuk mendukung ibu secara emosional. Dalam hal ini, suami dapat menjadi calon terkuat untuk mendampingi ibu, karena ikatan emosional istri dan suami memang lebih kuat dibandingkan dengan keluargalainnya. Suami bertanggung jawab penuh atas keselamatan istri dan anaknya. Sebagai pendamping persalinan, suami seharusnya membekali dirinya dengan hal-hal berikut yaitu, siap mengajukan pertanyaaan, membawa bekal untuk diri sendiri, mengetahui hal apa yang akan dihadapi, bersikap fleksibel, menemukan pengalihan perhatian, menjadi supporter ibu, mengetahui kapasitas sebagai pendamping, bersiap mengambil alih, siap menunggu, dan selalu di samping ibu. (8) Hasil tabulasi berdasarkan karakteristik usia suami, kategori siap mayoritas ditunjukan pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 22 responden (59,5%). Suami yang berusia matang (dewasa) akan berusaha semaksimal mungkin memberikan dukungan pendampingan persalinan pada saat istrinya melahirkan. (9) Hal ini dikarenakan kematangan usia untuk berusaha mengerti tentang psikologis istri pada saat persalinan. Hasil tabulasi berdasarkan karakteristik riwayat kehamilan, kategori siap mayoritas ditunjukan pada suami ibu hamil ke 2 dan 3

Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 79 sebanyak 24 responden (64,9%). S uami yang memiliki pengalaman sebelumnya di kehamilan pertama akan memiliki kesiapan yang lebih sebagai pendamping persalinan dibandingkan suami yang belum pernah menjadi pendamping persalinan atau suami ibu hamil primigravida. (8) Hasil tabulasi tingkat pendidikan, kategori siap mayoritas ditunjukan pada jenjang pendidikan SMP sebanyak 13 responden (35,2%). Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden telah menempuh pendidikan dasar hingga tingkat pendidikan menengah. Individu yang berpendidikan akan mempunyai pengetahuan tentang pentingnya pendampingan pada saat persalinan, sebaliknya individu yang tidak berpendidikan pengetahuannya akan kurang dan mereka cenderung tidak melakukan pendampingan saat persalinan. (9) Hasil tabulasi pada tingkat pekerjaan responden, kategori siap mayoritas responden bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 12 responden (32,4%). P ekerjaan dan keadaan sosial ekonomi keluarga akan memengaruhi proses pendampingan suami ketika istri melahirkan, suami memunyai tingkat sosial ekonomi yang mapan akan lebih cenderung memperhatikan dan mendampingi istrinya pada saat melahirkan, hal ini berbeda dengan suami yang memunyai status sosial ekonomi yang kurang mampu, suami lebih sibuk untuk mencari biaya persiapan persalinan bagi istrinya. (8) Persalinan pada Kala I Hasil tabulasi tentang kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala I menunjukkan hasil perhitungan dengan persentase kategori siap sebanyak 32 responden (86,5%). Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa tingkat kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala I sudah baik. Namun dari hasil tabulasi juga didapatkan data yang menunjukkan bahwa 13 responden tidak siap membantu ibu untuk melakukan teknik relaksasi, dan 14 responden tidak siap untuk memantau istri secara langsung dalam proses persalinan dengan memperhatikan kontraksi. Suami sebagai pendamping persalinan ikut memainkan peranan penting dalam mengikuti seluruh proses persalinan. Berbagai cara yang dilakukan suami saat mendampingi persalinan antara lain: mengukur lamanya waktu kontraksi, bernapas seirama, membantu menopang istrinya, memberi pijatan lembut pada punggung atau perut ibu, menyuguhkan minum, menyampaikan pesan istri kepada petugas kesehatan, memberikan perhatian, dan mendorong semangat. (9) Persalinan pada Kala II Hasil tabulasi data kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala II menunjukkan hasil perhitungan dengan persentase kategori siap sebanyak 26 responden (70,3%), hal tersebut mengalami penurunan kesiapan dibandingkan dengan kesiapan suami pada kala I. Meski mengalami

80 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 penurunan persentase, hasil tersebut memberikan gambaran bahwa tingkat kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala II sudah baik. Namun dari hasil tabulasi tiap poin dalam kuesioner didapatkan data yang menunjukkan bahwa 13 responden tidak siap untuk mendampingi istri pada saat proses persalinan keluarnya bayi, 19 responden lebih suka mendampingi istri hingga bayi lahir saja dan setelah itu keluar dari ruang bersalin, 14 responden memilih menunggu di luar ruang bersalin saat mendampingi istri, dan 14 responden merasa bukan orang terbaik untuk menjadi pendamping istri selama proses persalinan keluarnya bayi. Hal ini dikarenakan sebagian responden tidak siap secara usia, mental, dan kurang paham dengan peran yang seharusnya dilakukan pada kala II. Persalinan pada Kala III persalinan pada kala III mengalami peningkatan dibandingkan dengan kesiapan suami pada kala II. Hal ini ditunjukkan dari hasil perhitungan tabulasi data dengan persentase kategori siap sebanyak 34 responden (91,9%). Jika dilihat dari peritem kuesioner didapatkan hasil tabulasi bahwa 11 responden tidak siap untuk mendampingi istri saat proses persalinan keluarnya ari-ari, dan 10 responden tidak siap beradaptasi dengan baik selama proses persalinan keluarnya ari-ari. Hal ini dikarenakan sebagian responden kurang paham dengan peran yang seharusnya dilakukan pada kala III. Persalinan pada Kala IV Berdasarkan tabel 3, tabulasi data kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala IV menunjukkan hasil perhitungan dengan persentase kategori siap sebanyak 31 responden (83,8%). Hasil tersebut jika dilihat dari item pernyataan pada kuesioner memberikan gambaran bahwa tingkat kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala IV sudah baik. Namun dari hasil tabulasi juga didapatkan data yang menunjukan bahwa 14 responden tidak siap untuk mendampingi istri pada saat proses dua jam pengawasan setelah keluarnya ari-ari. Hal ini dikarenakan sebagian responden kurang paham dengan peran yang seharusnya dilakukan pada kala IV. KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat peneliti ambil adalah kesiapan suami sebagai pendamping persalinan di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul mayoritas dalam kategori siap sebanyak 26 responden (70,3%). persalinan di Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul mayoritas pada rentang usia 20-35 tahun sebanyak 30 responden (81,1%), kehamilan ke 2 dan 3 sebanyak 25 responden (67,6%), suami berpendidikan SMP sebanyak 20 responden (54,1%), dan suami bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 17 responden (45,9%) persalinan pada kala I mayoritas dalam kategori

Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 81 siap yaitu dengan jumlah sebanyak 32 responden (86,5%). Kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala II mayoritas dalam kategori siap yaitu dengan jumlah sebanyak 26 responden (70,3%). Kesiapan suami sebagai pendamping persalinan pada kala III mayoritas dalam kategori siap yaitu dengan jumlah sebanyak 34 responden (91,9%). persalinan pada kala IV mayoritas dalam kategori siap yaitu dengan jumlah sebanyak 31 responden (83,8%). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan saransaran yaitu diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan wawasan mengenai pentingnya kesiapan suami sebagai pendamping persalinan dan sebagai studi pendahuluan untuk penelitian lebih lanjut yaitu diharapkan bagi para suami hendaknya berkelanjutan untuk mencari informasi tentang kesiapan suami sebagai pendamping persalinan baik dengan cara mengikuti penyuluhan yang dilakukan tenaga kesehatan, dari berbagai media baik media cetak maupun media elektronik. Diharapkan dapat menjadi dasar bagi tenaga kesehatan Puskesmas Pleret Kabupaten Bantul untuk selalu memantau dan monitoring terhadap para suami dengan memberikan motivasi untuk ikut serta dalam program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) khususnya kesiapan suami sebagai pendamping persalinan, serta melakukan penyuluhan dengan cara memutarkan video persalinan normal agar para suami dapat memahami peran pada saat proses persalinan. Diharapkan dapat menambah referensi kesehatan tentang kesiapan suami sebagai pendamping persalinan di perpustakaan dan sebagai bahan bacaan. Diharapkan peneliti yang akan datang dapat memperluas ruang lingkup penelitian ini agar lebih sempurna dan bermanfaat, serta dapat mengembangkan variabel seperti mengobservasi pada saat proses persalinannya secara langsung tidak hanya pada TM III saja. KEPUSTAKAAN 1. SDKI. (2012). Angka Kematian Ibu Melonjak, Indonesia Mundur 15 tahun. http://theprakarsa.org/new/ck_uploads /files/prakarsa%20policy_oktober_rev3-1.pdf. (Di akses pada tanggal 14 Januari 2015 pukul 06.21 WIB 2. Dinkes Bantul. Profil Kesehatan Kabupaten Bantul. Yogyakarta: Dinkes Bantul. 2013 3. Dinkes DIY. Profil Kesehatan DIY. Yogyakarta: Dinkes DIY. 2013 4. Darsana,. Jakarta: EGC. 2009 5. Depkes RI. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Depkes RI. 2008 6. Widyaningsih, R. Sikap suami sebagai pendamping persallinan. Skripsi: Jakarta. 2012 (Di akses pada tanggal 7 Desember 2014 pukul 09.10 WIB). 7. Bobak., Lowdermilk. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Jakarta: Swara. 2005

82 Media Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, April 2016 8. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2010 9. Yanti. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Rihama. 2009