BAB V ANALISA HASIL 5.1 Penerapan system metode Economic Order Quantity ( EOQ) Menghitung nilai rata-rata persediaan meliputi, yaitu: a. Menghitung safety stock dengan service level yaitu 95% sehingga Z = 1,65 dengan persamaan sbb: SS = Z σ. Lt = (1,65).(0,20). 7 = (0,33).(2,645) = 0.87 Ket : Service Level (Z) = 1,65 Standar Deviasi (σ) = 0,20 Lead time (Lt) = 7 hari b. Reorder point dengan rumus sbb: = SS.Lt +D = (0,873 )x (7) +( 6180) = 6186,11 unit Ket : Safety Stock (SS) = 0,87 Lead time (Lt) = 7 hari permintaan kebutuhan barang/tahun = 6180
c. Menghitung jumlah persediaan maximum dengan rumus sbb: Maxs = 2 DL + SS = (2)(6180) (7) + (0,873) = 86520,873 unit Ket : permintaan kebutuhan barang/tahun (D) = 6180 Leadtime (Lt) = 7 hari Safety Stock (SS) = 0,87 Menghitung tingkat persediaan inventory turn over (ITO) dengan rumus sbb: ITO = nilai pemakaian inventory setahun / nilai persediaan bulan/12 = x1+x2+x3.x12 / y1+y2+y3 Y12/12 = 6032 /6180 /12 Bln = 11.71 unit Tabel 4.7 Inventory turnover MONTH 1 MONTH 2 MONTH 3 MONTH 4 MONTH 5 MONTH 6 SALES 1,020 1317 650 550 340 350 INVENTOR 500 400 480 1000 600 1000 MIN 120 120 120 MAX 6180 6180 6180 ORDER 500 400 480 1000 600 100 DELIVERED ROTATION 1 TURN 2 TURN 3 TURN 4 TURN 5 TURN 6 TURN MONTH 7 MONTH 8 MONTH 9 MONTH 10 MONTH 11 MONTH 12 SALES 250 330 230 325 340 330 INVENTOR 360 1000 120 280 140 300 MIN 120 120 120 MAX 6180 6180 6180 ORDER 360 1000 120 280 140 300 DELIVERED ROTATION 7 TURN 8 TURN 9 TURN 10 TURN 11 TURN 12 TURN Menghitung Rasio layanan sebagai berikut dengan rumus:
Rasio layanan merupakan salah satu parameter untuk mengukur tingkat efektifitas dari persediaan barang.artinya semakin tinggi rasio pelayanan, maka persediaan semakin mampu untuk memenuhi permintaan yang akan datang berarti pengololaan persedia semakin efektif. = jumlah transaksi/jumlah seluruh transaksi x 100% = 1020 /6032 x 100% = 0.169098 Rasio layanan untuk keseluruhan transaksi yang terjadi tahun 2011 juga dapat diukur dengan melihat data move order out standing dan system persediaan. Total transaksi item tahun 2011 = 6180 transaksi Transaksi yang bisa dipenuhi = 6032 transaksi Transaksi item yang tidak bisa dipenuhi = 148 transaksi Rasio layanan yang bisa terpenuhi = 6032 transaksi /6180 transaksi x 100% = 97.61% Rasio layanan yang tidak bisa terpenuhi = 148 transaksi / 6180 transaksi x100% = 2.39% Tabel 4.8 Rasio Layanan
BULAN Order (unit) INVENTORY I. TURNOVER (unit) RASIO JANUARI 500 1020 2.04 PEBRUARI 400 1317 3.29 MARET 480 650 1.35 APRIL 1000 550 0.55 MEI 600 340 0.57 JUNI 1000 350 0.35 JULI 360 250 0.69 AGUSTUS 1000 330 0.33 SEPTEMBER 120 230 1.92 OKTOBER 280 325 1.16 NOPEMBER 140 340 2.43 DESEMBER 300 330 1.10 TOTAL 6180 6032 0.98 RATA-RATA 515 502.667 0.98 5.2 Pengelompokan data Tahap II a. Menghitung biaya persediaan dengan sytem interval pemesanan tetap atau Economic Order Interval (EOI) dengan rumus sbb: Langkah-langkah yang dilakukan dengan menggunakan metode EOQ adalah: 1) Menentukan interval pemesanan ekonomis (T ) dengan mengunakan persamaan ; jumlah pemesanan pertahun= EOQ =[ 2SD/H]² EOQ = 2SD/H = 2 *( 95,218,425.83 * 6180) /(228.524.222) = 514977.4594 = 717.6 unit Ket S = biaya pemesanan atau biaya setup(rupiah/pesanan)
D = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun) H =hxc = biaya penyimpanan (rupiah/unit/tahun) 2) Menentukan frekuensi pemesanan optimal gunakan persamaan ; frekuensi pemesanan yang dilakukan dalam satu tahun adalah: m = 1/t =[PFR/2C]² Frekuensi pemesanan (f) = D / EOQ = = JUMLAH KEBUTUHAN SETAHUN (D) / EOQ = 6180/ 1640 = 377 unit 3) Menentukan jumlah biaya pesan gunakan persamaan; Order Cost = D / Q * k = (6180) /(515) x (0.05) = 240 UNIT Ket : D = Q = K = jumlah kebutuhan barang (unit/tahun) jumlah pemesanan (unit/pesanan) biaya pemesanan /pesan 4) Menentukan jumlah biaya simpan gunakan persamaan,menentukan jumlah total persediaan gunakan persamaan; Holding Cost = h[q/2] = (0.15) *(515) /2
= 38.6 UNIT Keterangan sbb: h = Q = biaya penyimpanan (% terhadap nilai barang) jumlah pemesanan (unit/pesanan b. Menghitung total biaya persediaan dengan system jumlah pemesanan tetap atau Economic Order Quantity (EOQ) dengan rumus sbb: Langkah-langkah yang dilakukan dengan menggunakan EOQ adalah; 1) Menentukan jumlah total biaya persediaan : Total biaya persediaan product = Biaya pembelian product + Biaya pemesanan +biaya penyimpanan Atau dengan rumus : TC = 2DSH TC = 2* (6180)*( 95,218,425.83 )*(228.524.222) = 2.69E+17 = 1640 unit Ket : D = Jumlah kebutuhan barang selama 1 periode S = Biaya pesan H = Biaya penyimpanan / unit 2) Menentukan jumlah biaya pesan (order cost) Total biaya pemesanan = CR /Q = (240*63) /(515) = 29,4UNIT Ket :
C = Harga barang/unit Q = Jumlah setiap kali pesan R = Jumlah bahan baku yang dibutuhkan Rata-rata persediaan = Q/2 = 515/2 = 257.5 unit 3) Menentukan jumlah biaya simpan (holding cost) = H.[Q / 2] = Persediaan rata-rata x biaya penyimpanan = (228,524,222)x[(515)/2 ] = 58.8 unit c. Menentukan jumlah pesanan optimal gunakan rumus persamaan; Q* = 2CR/H = 2* (240)*(63) / (228.524) = 132.3274579 = 115 unit d. Menghitung total persediaan dengan Joint Replenishment Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung biaya persediaan barang kelas A, sama dengan metode interval pemesanan tetap (EOI) yang telah dijelaskan sebelumnya. Maka dari item kelas A didapatkan: Biaya pemesanan = D/Q x S = (3000 )/(515) x (95,218,425.83 )
= Rp. 138,667,610.43 Biaya penyimpanan = {Q/2} x H = (515)/2 x (228,524) = Rp. 58,844,987.17 Total biaya persediaan = Rp 138,667,610.4 + 235,379,948.66 = Rp. 374,047,559.09 Biaya persediaan untuk kelas B dan C dihitung dengan menggunakan rumus biaya pada penggantian gabungan (join replenishment). Contoh perhitungan biaya persediaan item kelas B order 1: fs = biaya untuk satu kali pesan = Rp. 82,817,475.73 s = biaya marjinal untuk menambah item I pada pesanan = Rp.0,00 A = Rp. 136,648,834.95 K = 0,2 Qs*= Rp. 142,170,000.00 Biaya pemesanan = [fs + s }.A /QS* (. 82,817,475.73 + 0)*( 136,648,834.95) Rp. 142,170,000 = Rp. 79,601,263.08 Biaya penyimpanan = k /2 xqs* = 0.2 x 142,170,000. 2 = Rp. 14,217,000. Total biaya persediaan = biaya pemesanan + biaya penyimpanan
= 79,601,263.08 + 14,217,000 = Rp. 93,818,263.08 Contoh perhitungan biaya persediaan item kelas C order 1: fs = biaya untuk satu kali pesan = Rp. 82,817,475.73 S = biaya marjinal untuk menambah item I pada pesanan = Rp.0,00 A = Rp. 82,817,475.73 K = 0,2 Qs*= Rp. 142,170,000.00 Biaya pemesanan = [fs + s ].A /QS* [82,817,475.73+0]*82,817,475.73 142,170,000 = Rp.48,243,189 Biaya penyimpanan = k /2 xqs* = 0.2/2 * 142,170,000 = 28,434,000 Total biaya persediaan= biaya pemesanan + biaya penyimpanan = 48,243,189 + 28,434,000 = Rp. 76,677,189. Tabel 4.9 Perhitungan Biaya Persediaan dengan kebijakan Persediaan Joint Replenishmen
Kelompok Nilai Nilai Pemesanan Biaya Biaya Total Order Pemakaian Optimal (Qs*) Pesan Simpan Biaya A 207,043,689 142,170,000 138,667,610 58,844,987 197,512,598 B 136,648,835 142,170,000 79,601,263 14,217,000 93,818,263 C 82,817,476 142,170,000 48,243,189 28,434,000 76,677,189 Total 426,510,000 266,512,062 101,495,987 368,008,050 Tabel 4.11 selisih biaya total persediaan menurut perusahaan dan total persediaan menurut EOI PERUSAHAAN (Rp) METODE EOI (Rp) selisih (Rp) dalam % PURCHAS 469,161,000 81,988,005 387,172,995 17% ORDERING 426,510,000 28,448,250 398,061,750 7% HOLDING 228,524,222 6,717,900 221,806,322 3% TOTAL INVENTORI 1,124,195,222 117,154,155 1,007,041,067 10% RATA-TARA 374,731,741 39,051,385 335,680,356 10% Dengan analisa menerapkan metode Economic Order Interval (EOI) maka perusahaan dapat memberikan penghematan sebesar 10%,setara dengan nilai sebesar Rp. 1,007,041,067 TABEL KURVA PIE 4.11 selisih hasil masing2 metode EOI
PERUSAHAAN (Rp) RATA- TARA 10% PURCHAS 17% TOTAL INVENTORI 10% ORDERING 7% HOLDING 3% Keterangan gambar sbb: 1. Purchas cost sebesar 17% dengan nilai Rp. 387,172,995. 2. Ordering cost sebesar 7% dengan nilai Rp. 398,061,750 3. Holding cost sebesar 10% dengan nilai Rp. 221,806,322 4. Total inventory sebesar 10% dengan nilai Rp. 1,007,041,067 Tabel Kurva line 4.1.1 selisih hasil masing-masing metode EOI
Chart Title PERUSAHAAN (Rp) METODE EOI (Rp) selisih (Rp) dalam % 1,124,195,222 1,007,041,067 469,161,000 387,172,995 426,510,000 398,061,750 374,731,741 335,680,356 228,524,222 221,806,322 81,988,005 117,154,155 17.48% 28,448,250 6.67% 6,717,900 2.94% 10.42% 39,051,385 10.42% PURCHAS ORDERING HOLDING TOTAL INVENTORI RATA-TARA Tabel 4.12 selisih biaya total persediaan menurut perusahaan dan total persediaan menurut EOQ PERUSAHAAN (Rp) METODE EOQ (Rp) Selisih (Rp) Dalam % PURCHAS 469,161,000 187,370,000 281,791,000 39.94% ORDERING 426,510,000 27,420,000 399,090,000 6.43% HOLDING 228,524,222 4,410,050 224,114,172 1.93% TOTAL INVENTO 1,124,195,222 219,200,050 904,995,172 19.50% RATA-TARA 374,731,741 73,066,683 301,665,057 19.50% Dengan analisa menerapkan metode Economic Order Quantity (EOI) maka perusahaan dapat memberikan penghematan sebesar 19%, setara dengan nilai sebesar Rp. 904,995,172 TABEL KURVA PIE 4.12 selisih hasil masing2 metode EOQ
PERUSAHAAN (Rp) RATA- TARA 19% PURCHAS 40% TOTAL INVENTORI 19% ORDERING 6% HOLDING 2% Keterangan gambar sbb: 5. Purchas cost sebesar 40% dengan nilai Rp. 281,791,000 6. Ordering cost sebesar 6% dengan nilai Rp. 399,090,000 7. Holding cost sebesar 2% dengan nilai Rp. 224,114,172 8. Total inventory sebesar 19% dengan nilai Rp. 904,995,172 Tabel Kurva line 4.12 selisih hasil masing-masing metode EOQ
PERUSAHAAN (Rp) METODE EOQ (Rp) Selisih (Rp) Dalam % 1,200,000,000 1,124,195,222 1,000,000,000 904,995,172 800,000,000 600,000,000469,161,000 426,510,000 374,731,741 400,000,000 281,791,000 399,090,000 301,665,057 187,370,000 228,524,222 224,114,17219,200,050 200,000,000 27,420,000 73,066,683 39.94% 6.43% 4,410,050 1.93% 19.50% 19.50% - Melalui ketiga pendekatan diatas diambil suatu keputusan sebagai rekomindasi kepada perusahaan sebagai dasar model persediaan system pemesanan untuk masa yang akan datang. Maka pemesanan kembali dengan yang akan datang sebaiknya dilakukan dengan interval waktu pemesanan yang tetap atau dengan Economic Order Interval (EOI) sehingga total biaya persediaan dapat dikeluarkan dengan biaya yang efektif. Tabel 4.13 Rekapitulasi Biaya Total Persediaan Komponen Biaya Kebijakan Persediaan Sekarang EOI EOQ Join Replenishment Biaya Pembelian 469,161,000 187,370,000 81,988,005 197,512,598 Biaya Pemesanan 426,510,000 28,448,250 27,420,000 93,818,263 Biaya Penyimpanan 228,524,222 6,717,900 4,410,050 76,677,189 Total Biaya Persediaan 1,124,195,222 222,536,150 113,818,055 368,008,050 5.3 Perbaikan Selama periode pembeliaan atau pembuatan suatu barang (produk), terdapa elemen-elemen biaya tertentu yang harus dipertimbangkan, sehingga tujuan dari perencanaan persediaan ini adalah minimasi elemen-elemen biaya tersebut secara keseluruhan berdasarkan kriteria beberapa jumlah dan periode barang /produk yang harus dibuat/dibeli. Dalam hal ini perlu diperhatikan dalam kasus persediaan di PT.Rodamas Wirasakti masih banyaknya dalam perbaikan dengan sasaran yang akan dicapai pada hal sebagai berikut: - Mengindentifikasikan sebab-sebab kesalahan.
- Memperbaiki hal-hal yang menyebabkan kesalahan. - Memelihara akurasi catatan persediaan secara terus-menerus. Hasil-hasil analisa yang dilakukan di PT.Rodamas Wirasakti meliputi yaitu: I. Kinerja system persediaan PT.Rodamas Wirasakti saat ini belum optimal dilihat dari key performance indicators yaitu Store turn over yang sebesar Rp.1,276,173 atau setara 11.17 unit dan tingkat perputaran selama 8.13% Rasio layanan yang manpu diberikan oleh system persediaan di PT.Rodamas Wirasakti adalah sebesar 97.61% Stock out senilai 0,87% setara sebesar Rp.710,345. II. Peningkatan performance system persediaan yang optimal yaitu: Safety Stock sebesar 87.29% setara dengan nilai 6186 unit. Joint replenishment sebesar 86.28% setara dengan nilai Rp.368,008,050.