HAMBATAN PERKEMBANGAN TERHADAP PEMBELAJARAN
DAMPAK ABK TERHADAP PEMBELAJARAN Keterbatasan Anak Tunanetra 1. Keterbatasan dalam konsep dan pengalaman baru 2. Keterbatasan dalam berinteraksi dengan lingkungan 3. Keterbatasan dalam mobilitas
Pembelajaran Bagi Anak Tunanetra 1. Kebutuhan akan pengalaman kongkrit 2. Kebutuhan akan pengalaman memadukan 3. Kebutuhan akan berbuat dan bekerja dalam belajar
Tempat Belajar Untuk Anak Tunanetra 1. Sekolah berasrama atau sekolah khusus 2. Di kelas reguler oleh guru khusus 3. Di kelas reguler dengan konsultasi
Perbedaan Kebutuhan Pendidikan (Lowenveld; 1975) 1. Pengalaman kongkrit; siswa dapat mengenali suatu obyek melalui benda yang dapat disentuh atau digerakkan. 2. Kesatuan pengalaman; agar siswamendapatkan pandangan yang menyeluruh maka berikan eksplorasi dan pengalaman yang sistematis melalui indera orang lain. 3. Belajar dengan bertindak libatkan siswa dalam proses pembelajaran secara aktif.
Kebutuhan Pembelajaran 1. Keyboarding 2. Alat bantu berhitung (calculations aids) atau sempoa. 3. Optacon (optical-to-tactile conventer); kamera baca. 4. Mesin baca (Kkurzweil reading machine) 5. Buku bersuara (Talking books) 6. Teknologi komputer
7. Latihan orientasi dan mobilitas a. Menggunakan pemandu b. Anjing pemandu c. Tongkat pemandu d. Alat bantu gerak elektronik e. Kemampuan menolong diri sendiri
Tips Untuk Guru Kelas 1. Ajak anak berkeliling kelas, kenalkan susunan peralatan kelas, beritahu jika ada pemindahan tempat. 2. Kenalkan jenis alat bantu yang dipakai 3. Buatlah sekhusus mungkin dengan arah verbal, periksa sesering mungkin apakah siswa sudah mengerti 4. Kenalkan siswa lain pada sifat-sifat ketidakmampuan siswa lainnya
5. Dorong anak semandiri mungkin dalam seluruh aktivitas 6. Jangan terlalu melindungi 7. Pakai sistem teman baik dalam aktivitas yang diperlukan 8. Jangan memuji terlalu berlebihan 9. Minta pertolongan dari pihak lain jika diperlukan.
Kebutuhan Belajar Anak Tunarungu 1. Kemampuan intelektual 2. Daya ingat 3. Perkembangan emosi dan sosial a. Sifat ego-sentris b. Memiliki sifat impulsif c. Sifat kaku d. Lekas marah/tersinggung e. Perasaan ragu-ragu dan khawatir f. Sikap ketergantungan pada orang lain g. Sikap polos h. Kemiskinan dalam bidang fantasi
4. Bahasa dan perkembangannya 0,0 th.. >..1,6 th. > 4,0 th > Pra-bahasa Antar bahasa Purna- bahasa 0,0 th.. >.. 3,0 th.>.. 12,0 th. > Pra-bahasa Antar-bahasa Purna-bahasa 5. Perkembangan Motorik a. Koordinasi lokomotor b. Kecepatan motorik c. Simultaneous Movement (gerak serempak)
Tahap Perkembangan Kognitif (Piaget: 1955) 1. Tahap sensorimotor (usia 0-2 tahun); ditandai oleh pemahaman terhadap dunia konkrit yaitu bendabenda, kejadian, dan orang yang dijumpai. 2. Tahap Pra-operasional (usia 2-7 tahun); anak belum mampu berfikir logis. Piaget menyusun konservasi jumlah, panjang, berat dan isi. 3. Tahap Operasional Kongkrit (usia 7-11 tahun); anak sudah mampu melakukan tugas konservasi. 4. Tahap Operasional Formal (usia 11 tahun/lebih); anak mampu melakukan operasi terhadap obyek dan kejadian yang tidak hadir secara konkrit.
Implikasi Terhadap Pembelajaran 1. Memberikan alat bantu dengar 2. Merangsang pikiran siswa (Kemampuan analogi, deduksi, dan sebab akibat). 3. Memberikan variasi dalam kehidupan anak (latihan, olah raga, dll). 4. Memberikan kata-kata baru. 5. Latihan kemampuan berbahasa.
Verbal Biacara/oral Komunikasi (Kode Bahasa) Metode Manual (Isyarat) - Abjad jari - Bahasa Isyarat - Sistem Isyarat Pembelajaran Bahasa. Formal (Gramatikal/struktural / konstruktif). Informal Vokasional imitatif / natural. Maternal reflektif (MMR)
KEBUTUHAN BELAJAR ANAK TUNAGRAHITA Association on Mental Retardation (AAMR) mengelompokkan: 1. Intermitten needs; sifatnya efisodik (berkala) tidak selalu membutuhkan bantuan 2. Limited needs; konsisten dari segi waktu namun intensitasnya terbatas. 3. Extensive needs; yaitu serius dan jangka panjang. 4. Pervasive needs; yaitu konstans dan intens.
Kemampuan Kognitif 1. The pace of learning; anak membutuhkan lebih banyak waktu dalam mempelajari mata pelajaran 2. Level of learning; anak tidak dapat memahami sejauh pemahaman anak normal dalam beberapa kemampuan. 3. Anak mengalami kesulitan dalam mempelajari mata pelajaran yang abstrak.
Espin dan Deno (1988) 1. Kesulitan memfokuskan perhatian pada sebuah tugas dalam waktu yang lama. 2. Kesulitan mengenal dan berfokus pada aspek-aspek tugas yang sangat penting. 3. Kesulitan memindahkan dan menyamaratakan kemampuan dari satu konteks ke konteks lainnya. 4. Anak sulit memahamii arti bacaan atau pembelajaran 5. Anak dapat cepat melupakan informasi penting.
Turner(1992) kebutuhan anak: 1. Kebutuhan untuk merasa menjadi bagian dari yang lain. 2. Kebutuhan untuk menemukan perlindungan dari sikap dan label negatif. 3. Kebutuhan akan dukungan dan kenyamanan sosial. 4. Kebutuhan untuk menghilangkan kebosanan dan menemukan stimulasi sosial.
Kebutuhan Anak Yang Mengalami Gangguan Fisik Kebutuhan Kelas: 1. Keleluasaan gerak dan memposisikan diri 2. Komunikasi 3. Keterampilan menolong diri 4. Kebutuhan psikososial.
Kebutuhan anak Yang Mengalami Gangguan Emosi dan Sosial 1. Prilaku agresif 2. Prilaku anti sosial 3. Kecemasan / menarik diri. 4. Gangguan pemusatan perhatian 5. Gangguan gerak. 6. Gangguan psikotik.
Pendekatan: 1. Biomedis (Biomedical approach) 2. Psikodinamik (Psychodinamic approach) 3. Prilaku (Behavioral approach) 4. Pendidikan (Educational approach) 5. Ekologi (Ecological approach)
Mengatasi Masalah Emosi dan Perilaku: 1. Keterampilan manajemen diri 2. Pemantauan diri 3. Intervensi diri 4. Pengarahan diri 5. Penerapan analisis prilaku 6. Latihan keterampilan sosial 7. Partisipasi keluarga 8. Latihan perilaku kognisi 9. Kolaborasi teman sebaya.